Kembali ke Realitas

Saat Aditiya berbalik untuk kembali ke kota, langkahnya tiba-tiba terhenti.

Di kejauhan, seorang perempuan berambut pirang dengan jubah putih berjalan ke arahnya. Langkahnya lembut, membawa ketenangan, dan senyumnya terlihat ramah.

Aditiya langsung merasa tidak asing dengan wajah itu.

"Elsa…?"

Ia mengenal NPC ini!

Elsa, suster dari gereja Kota Kemiren. NPC yang sering memberikan quest kepada petualang pemula yang datang ke bukit ini. Biasanya, quest dari Elsa berupa pengumpulan herbal penyembuh atau membantu warga desa.

"Kalau aku bertemu Elsa, berarti aku bakal dapat quest, kan?!"

Aditiya langsung bersemangat.

Ini kesempatannya! Jika ia mendapat quest, mungkin ia bisa mendapatkan EXP atau bahkan skill seperti pemain!

Saat Elsa semakin dekat, ia tersenyum dan menyapa dengan lembut.

"Oh, Nijar? Sedang apa kamu di sini?"

Aditiya menelan ludah. "Oke, tetap tenang. Percakapan ini pasti awal dari trigger quest."

"Eh… Aku cuma jalan-jalan, Kak Elsa. Kakak sendiri?" tanya Aditiya penuh harap.

Elsa tersenyum. "Aku juga suka datang ke bukit ini. Anginnya sejuk dan pemandangannya indah, kan?"

Aditiya menunggu.

"Ayo… ayo… kasih aku quest-nya!"

Tapi Elsa tidak mengatakan apa-apa lagi.

Percakapan pun berlanjut seperti obrolan biasa. Mereka membahas cuaca, gereja, dan betapa ramainya Kota Kemiren belakangan ini.

Aditiya mulai curiga.

"Kok nggak ada trigger quest? Apa aku harus tanya langsung?"

Namun, setelah beberapa menit tanpa tanda-tanda quest, Aditiya memutuskan bertanya tentang sesuatu yang lebih menarik.

"Kak Elsa, ngomong-ngomong… aku penasaran. Di dunia ini ada sihir, apakah aku bisa belajar sihir?"

Elsa tertawa kecil. "Kamu ingin belajar sihir, Nijar?"

Aditiya mengangguk penuh semangat. "Iya! Kalau aku bisa sihir, aku bisa jadi lebih kuat! Aku nggak mau cuma jadi bocil penjaga toko!"

Elsa menatapnya dengan tatapan lembut, lalu menggeleng.

"Maaf, Nijar. Mempelajari sihir itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang."

Aditiya langsung kaget. "Hah?! Kenapa?!"

"Di dunia ini, hanya orang yang terlahir dengan potensi sihir yang bisa menggunakannya."

Elsa pun menjelaskan sesuatu yang membuat hati Aditiya langsung anjlok ke jurang kekecewaan.

"Orang yang memiliki bakat sihir dapat dikenali sejak lahir. Salah satu cirinya adalah mereka lahir tanpa menangis."

Aditiya mengerutkan dahi. "Hah? Kok aneh?"

Elsa tersenyum. "Karena bayi yang lahir dengan sihir sudah memiliki kendali energi sejak mereka dilahirkan, mereka bisa menyesuaikan napas dan tubuh mereka tanpa perlu menangis seperti bayi normal."

Aditiya langsung merasa ada harapan.

"Tunggu… Berarti aku mungkin punya potensi sihir!"

Namun, sebelum ia bisa terlalu optimis, Elsa berkata dengan santai—

"Tapi kau tidak berbakat dalam sihir, Nijar. Aku yang membantu persalinan ibumu, dan aku ingat dengan jelas… Kau menangis sangat kencang. Bahkan, kau hampir membuat jendela rumah sakit pecah."

Aditiya: "..."

Harapan yang tadi mulai membuncah langsung hancur berkeping-keping.

"Sial. Bocil ini ternyata nggak punya bakat sihir sama sekali…"

Elsa lalu melanjutkan penjelasannya tentang sihir.

"Sihir di dunia ini berbeda dengan yang mungkin kamu bayangkan, Nijar. Tidak ada sihir yang bisa mengubah dunia atau menciptakan sesuatu dari ketiadaan."

"Orang yang bisa sihir biasanya menggunakannya untuk menyerang dan bertahan, dengan elemen seperti api, air, angin, dan tanah. Ada juga sihir penyembuhan, tetapi sihir tetap terbatas pada hal-hal mendasar."

"Karena itulah, orang-orang kuat di dunia ini tidak hanya mengandalkan sihir. Mereka juga berlatih bela diri dan seni pedang. Hanya dengan kombinasi itu seseorang bisa benar-benar menjadi petarung yang hebat."

Aditiya menghela napas panjang.

Walaupun sedikit kecewa karena ia bukan chosen one yang memiliki bakat sihir, setidaknya ia sekarang tahu sesuatu yang sangat penting.

"Jadi, ini bukan dunia game… Ini dunia nyata, hanya saja ada sihir."

Sistem sihir di sini jauh lebih sederhana dibandingkan dalam game. Tidak ada fireball raksasa yang bisa menghancurkan gunung, tidak ada teleportation spell, tidak ada keajaiban yang bisa menghidupkan kembali orang mati.

Sihir hanyalah alat tambahan untuk bertarung, bukan sesuatu yang bisa mengubah realitas.

 

Percakapan dengan Elsa akhirnya selesai. Setelah mengucapkan salam perpisahan, Aditiya—atau sekarang Nijar—mulai berjalan santai menuruni bukit, kembali ke toko kelontong.

Meskipun ia sedikit kecewa karena tidak bisa sihir, ada satu hal yang membuatnya bersemangat kembali.

"Aku mungkin bukan pahlawan, bukan petualang, dan bukan penyihir… Tapi itu bukan berarti aku harus jadi NPC pasif seumur hidup!"

Sambil memasukkan tangannya ke dalam saku, Nijar menyeringai.

"Oke, aku akan menjadi Nijar sekarang. Aku akan menjalani dunia ini sebagai orang biasa!"

Dia mulai berpikir tentang bagaimana dia bisa menerapkan pengetahuannya dari dunia lama ke dunia ini.

Mungkin dia bisa mengembangkan bisnis toko kelontong jadi supermarket pertama di dunia ini?

Mungkin dia bisa menulis buku strategi perang berdasarkan pengalaman sebagai Menteri Pertahanan?

Atau… mungkin dia akan jadi satu-satunya NPC yang bisa bikin quest sendiri?!

Dengan penuh semangat, Nijar kembali ke kota, kepalanya dipenuhi berbagai rencana besar.

Namun, begitu ia sampai di depan toko…

BRAK!

Pintu toko terbuka keras, dan seorang wanita berambut merah bermata biru dengan wajah murka berdiri di ambang pintu.

Lizna Nielson.

Kakaknya.

"NIJAAAAAAAAAR!!!"

Nijar membeku di tempat.

"Astaga… aku lupa waktu! Aku pulang pas toko mau tutup!"

Lizna berjalan ke arahnya dengan tatapan membunuh.

"Kamu ke mana saja, hah?! Aku sudah mau kirim penjaga kota buat nyari kamu!"

"U-Uh, aku tadi cuma jalan-jalan sebentar, Kak…" Nijar berusaha tersenyum polos.

Lizna menyilangkan tangan di dada. "Jalan-jalan? Seharian?! Kamu tahu ini toko apa? Ini toko kelontong, bukan guild petualang!"

"Eh, iya, Kak… tapi kan—"

"DIAM!"

Lizna menyentil dahi Nijar sekuat tenaga.

"AWWW! ITU SAKIT, KAK!" Nijar mengusap dahinya yang merah.

"Bagus! Itu namanya hukuman!" Lizna menyentilnya lagi.

"Aduh, aduh, stop! Aku bisa jelasin!" Nijar panik.

Lizna menatapnya tajam.

"Baiklah, jelaskan. Kenapa kamu pergi tanpa bilang-bilang? Kenapa kamu balik pas toko mau tutup?"

Nijar berpikir keras.

"Oke, aku harus kasih alasan yang masuk akal…"

"Eh… aku tadi… ikut merenung di bukit tentang… perkembangan ekonomi kota?"

Lizna: "..."

Nijar: "..."

Lizna mengangkat alis, lalu menyilangkan tangan lagi.

"Oh, begitu ya? Merenung tentang ekonomi kota? Bocil 13 tahun merenung soal ekonomi?"

Nijar langsung menyadari kesalahannya.

"Sial, aku lupa kalau aku sekarang bocil NPC!"

"Uh… maksudku… Aku tadi… belajar dari alam, Kak! Memahami kehidupan!" Nijar berusaha memperbaiki situasi.

Lizna menarik napas dalam.

"Baiklah… Karena kamu ingin ‘belajar dari alam’, mulai besok kamu akan belajar dari sapu!"

"Hah?!"

"Ya! Mulai besok kamu kebagian bersihin toko tiap pagi!"

"Tapi Kak—"

"Dan kamu nggak dapat jatah camilan selama tiga hari!"

"TIDAAAAK!!!"

Nijar menangis dalam hati.

Dunia baru, masalah baru.

Sepertinya, menjadi NPC biasa lebih sulit dari yang ia kira.

Episodes
1 Mentri Gaming
2 Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3 Kembali ke Realitas
4 Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5 Misteri Nilai Sempurna
6 Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7 Eh? Pesta? Pesta apaan?
8 "Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9 skakmat
10 Jebakan Bocah Viscount
11 Boxing
12 Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13 Hari pertama
14 kantin yang penuh drama
15 Teori usang
16 reiner yang malang
17 "Oi berandal!..Ayo kita duel."
18 Teman baru
19 Rombongan Kekaisaran
20 Agenda Misterius Raja
21 Perubahan Raja
22 Usulan Kaisar
23 Seleksi petarung
24 Item Sihir
25 H-3 Seleksi
26 Mencari item sihir
27 item di pakai, defense +5
28 Bakat reiner
29 Mencari sekutu
30 Pulau penelitian
31 Konflik di Laut
32 Ulang tahun yang berbeda
33 Pagi Yang Kacau
34 Pengalaman mengerikan armand
35 Turnamen inti telah tiba
36 Rapat Darurat
37 Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38 pangeran kemiren telah tiba
39 Keerom yang kesal
40 Hebohnya panglima perang
41 Sejarah Pulau Misterius
42 Ketenangan Pangeran Muda
43 Kerajaan modern dan kekaisaran
44 keputusasaan
45 Turnamen bela diri di mulai
46 Tarian Petarung
47 Raja Yang Murka
48 Tujuan Mengerikan Raja
49 Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50 Hari Pertarungan
51 Semi final
52 Nijar Vs Rangga
53 Kenangan yang Terungkap
54 Pertarungan dua saudara
55 Aula Kekaisaran
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Mentri Gaming
2
Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3
Kembali ke Realitas
4
Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5
Misteri Nilai Sempurna
6
Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7
Eh? Pesta? Pesta apaan?
8
"Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9
skakmat
10
Jebakan Bocah Viscount
11
Boxing
12
Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13
Hari pertama
14
kantin yang penuh drama
15
Teori usang
16
reiner yang malang
17
"Oi berandal!..Ayo kita duel."
18
Teman baru
19
Rombongan Kekaisaran
20
Agenda Misterius Raja
21
Perubahan Raja
22
Usulan Kaisar
23
Seleksi petarung
24
Item Sihir
25
H-3 Seleksi
26
Mencari item sihir
27
item di pakai, defense +5
28
Bakat reiner
29
Mencari sekutu
30
Pulau penelitian
31
Konflik di Laut
32
Ulang tahun yang berbeda
33
Pagi Yang Kacau
34
Pengalaman mengerikan armand
35
Turnamen inti telah tiba
36
Rapat Darurat
37
Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38
pangeran kemiren telah tiba
39
Keerom yang kesal
40
Hebohnya panglima perang
41
Sejarah Pulau Misterius
42
Ketenangan Pangeran Muda
43
Kerajaan modern dan kekaisaran
44
keputusasaan
45
Turnamen bela diri di mulai
46
Tarian Petarung
47
Raja Yang Murka
48
Tujuan Mengerikan Raja
49
Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50
Hari Pertarungan
51
Semi final
52
Nijar Vs Rangga
53
Kenangan yang Terungkap
54
Pertarungan dua saudara
55
Aula Kekaisaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!