"Oi berandal!..Ayo kita duel."

Saat Nijar tiba di rumah, Lizna langsung menyambutnya dengan hangat. Ia mengajak Nijar untuk makan bersama, lalu bertanya tentang pengalaman hari pertama sekolahnya. Lizna terlihat sangat antusias mendengar cerita dari adiknya yang baru saja memulai petualangan baru di akademi.

Nijar, yang baru saja melewati banyak hal di sekolah, tersenyum kecil dan mulai menceritakan kejadian-kejadian menarik, meski beberapa bagian terasa sedikit membingungkan. Lizna mendengarkan dengan penuh perhatian, seolah dia ingin mendalami lebih jauh dunia yang kini dijalani oleh adiknya.

"Jadi, ada banyak orang hebat di sana?" tanya Lizna, memecah keheningan setelah mendengar cerita-cerita menarik dari Nijar.

Nijar mengangguk, "Iya, mereka semua punya potensi, dan mungkin mereka sedikit lebih unggul dalam sihir, tapi... aku merasa masih ada banyak hal yang bisa aku pelajari."

Lizna tersenyum dan mengusap kepala Nijar, "Kamu pasti bisa, adikku yang hebat."

---

Saat Nijar berbaring di ranjangnya, matanya menatap langit-langit kamar yang gelap. Meski tubuhnya lelah setelah seharian menjalani hari pertamanya di akademi, pikirannya tak bisa lepas dari berbagai pertanyaan yang menggelayuti kepalanya.

Ia teringat akan Reiner, si pemuda yang terlihat kikuk dan canggung di hadapan wanita yang diselamatkannya. Namun, lebih dari itu, ada kesan mendalam yang tetap menghantui Nijar—kehidupan Reiner yang penuh kesulitan dan fitnah yang menimpanya. Sebuah perasaan iba dan simpati muncul di dalam dirinya. Nijar merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kisah Reiner, sesuatu yang tidak sepenuhnya dijelaskan, dan itu membuatnya penasaran.

Selain itu, gelar "Pelajar Akademi Kemiren" yang didapatnya, meskipun itu terdengar seperti sebuah pencapaian, justru menambah kebingungannya. Mengapa ia diberi gelar tersebut, bahkan setelah ia tahu bahwa ia tidak memiliki bakat sihir? Itu seperti sebuah teka-teki yang belum bisa ia pecahkan. Ada begitu banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang dia ketahui—dunia ini seolah-olah mirip dengan dunia dalam game yang pernah ia mainkan, namun tidak sepenuhnya begitu.

Nijar menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikiran yang semakin penuh dengan pertanyaan. Apakah ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi? Mengapa aku bisa berada di sini, dan apa yang sebenarnya dimaksud dengan title itu? Pikirannya terus melayang, hingga akhirnya ia terlelap dalam tiduran yang tak terlalu tenang.

Di dalam tidurnya, bayangan tentang dunia yang tidak sepenuhnya nyata dan tentang nasib Reiner yang malang mengisi mimpinya, seperti sebuah petualangan yang masih belum selesai.

---

Di pagi hari saat masuk sekolah di mana jay sudah menunggu Nijar di gerbang sekolah. Ketika mereka saling menyapa, tetapi Nijar melangkah cepat pagi itu, menandakan sesuatu yang berbeda. Jay yang berjalan di belakangnya merasa heran, melihat Nijar tampak tergesa-gesa, seperti ada sesuatu yang sangat penting.

"Hei, Nijar! Kamu kemana sih?" tanya Jay, mencoba mengejar langkah Nijar yang semakin cepat.

Nijar hanya melirik ke belakang sekilas, lalu menjawab dengan singkat, "Aku nggak mau telat masuk sekolah." Nada suaranya terdengar sedikit terburu-buru.

Jay mengernyitkan dahi. "Tapi ini kan masih pagi, kenapa kamu sampai segitu cepatnya?" tanyanya, merasa semakin bingung.

Nijar tetap melanjutkan langkahnya tanpa menoleh. "Jangan banyak tanya, kamu jugs harus ikut," jawab Nijar sambil mempercepat langkahnya.

Jay yang kebingungan mengerutkan alisnya. "Kita mau kemana sih? Kamu mau bolos sekolah atau mau jadi berandalan?" tanya Jay, berusaha bercanda untuk mengurangi ketegangan yang ia rasakan. Tapi Nijar hanya terdiam, terus berjalan tanpa menghiraukan Jay yang terus mencoba berbicara.

Jay akhirnya menyerah, mengikutinya dengan langkah malas sambil melongo. "Susah banget diajak ngomong," gumam Jay pelan.

Setibanya mereka di kelas, Nijar langsung melihat sosok yang sudah ia cari—Reiner, yang sedang duduk di pojok kelas. Tatapan Reiner kosong, menatap keluar jendela seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Nijar tak membuang waktu lagi. Tanpa ragu, dia berjalan mendekat, matanya tajam menatap Reiner.

"Oi, berandal! Ayo kita duel!" kata Nijar dengan lantang dan tegas, menantang Reiner.

Jay terkejut dan hampir terjatuh mendengar kata-kata itu. "Nijar! Jangan bodoh! Itu Reiner!" bisiknya cepat, mencoba mengingatkan Nijar. "Dia itu bukan orang sembarangan! Kau tahu kan?"

Nijar tetap dengan sikap tenangnya, tanpa menunjukkan tanda-tanda bahwa dia merasa terintimidasi. Namun, Reiner tampak tidak memperdulikan tantangan Nijar. Dia tetap duduk dengan santai, mata tetap menatap ke luar jendela seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Takut?" tanya Nijar dengan nada mengejek. "Bagaimana rasanya membakar anjing dan dojo sekolah? Kamu hanya bisa bersembunyi di balik kebohonganmu, ya?" katanya, semakin menantang.

Reiner akhirnya menoleh perlahan ke arah Nijar. Sebuah senyum kecil muncul di wajahnya, tapi itu bukan senyuman yang ramah. Senyum itu lebih seperti senyuman yang mengandung sesuatu yang gelap.

Reiner berdiri tanpa ragu dan berhadap-hadapan dengan nijar dan berkata "Ikuti aku."

Reiner pun berjalan melewati mereka ber dua sambil menyengol bahu Nijar.

Jay yang masih terkejut tidak bisa menahan diri lagi. "Nijar! Jangan bodoh! Kamu nggak tahu apa yang kamu hadapi!" Jay membisikkannya dengan cemas. "Itu Reiner, bukan orang sembarangan! Kalau dia marah, bisa-bisa kita kena masalah besar!"

Nijar hanya mengangguk pelan dan melanjutkan mengikuti langkah Reiner. "Aku tahu apa yang aku lakukan," jawabnya tanpa menoleh, suara tegas dan tenang, seolah tidak ada keraguan di dalam hatinya.

Jay menggelengkan kepala, tampak semakin bingung. "Gila, aku nggak ngerti lagi. Apa yang kamu pikirkan, Nijar?" keluhnya, berjalan tertinggal sedikit di belakang, meskipun dia tetap mengikuti karena tidak bisa membiarkan Nijar sendirian.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau mau bikin masalah besar sejak awal?" Jay melanjutkan ocehannya dengan nada setengah khawatir, setengah bingung. Namun Nijar tetap tenang, tidak membalas apapun.

Mereka berdua terus mengikuti Reiner yang berjalan tanpa memperhatikan mereka. Suasana kelas dan kampus yang biasanya ramai kini terasa sangat sunyi. Jay merasa cemas, tetapi Nijar tampak sangat fokus, seolah sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Begitu mereka keluar dari kelas dan berjalan menuju halaman belakang, tempat yang lebih sepi, Jay bertanya lagi dengan nada serius. "Nijar, kenapa sih? Apa yang kamu harapkan bisa terjadi di sini?"

Nijar hanya tersenyum tipis, matanya tetap pada langkah Reiner yang masih berjalan tanpa mengindahkan mereka. "Aku cuma ingin tahu apa yang dia sembunyikan. Aku rasa kita bisa saling membantu," jawab Nijar, tetapi suaranya penuh teka-teki.

Jay melongo, merasa semakin bingung. "Salam kenal, ya, dari sekedar murid biasa jadi anak berandal?" ujarnya, mencubit hidungnya sendiri karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Namun, Nijar tetap dengan fokusnya, hanya mengangguk pelan. "Jangan khawatir, Jay. Semua ini hanya permainan," jawab Nijar dengan suara tenang, seperti yakin akan sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.

Jay hanya menggelengkan kepala, merasa seperti sedang berada di luar jangkauan logikanya. "Kamu ini benar-benar orang yang susah dipahami," gumamnya, meskipun ia masih mengikuti Nijar yang dengan tenang mengejar Reiner.

Episodes
1 Mentri Gaming
2 Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3 Kembali ke Realitas
4 Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5 Misteri Nilai Sempurna
6 Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7 Eh? Pesta? Pesta apaan?
8 "Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9 skakmat
10 Jebakan Bocah Viscount
11 Boxing
12 Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13 Hari pertama
14 kantin yang penuh drama
15 Teori usang
16 reiner yang malang
17 "Oi berandal!..Ayo kita duel."
18 Teman baru
19 Rombongan Kekaisaran
20 Agenda Misterius Raja
21 Perubahan Raja
22 Usulan Kaisar
23 Seleksi petarung
24 Item Sihir
25 H-3 Seleksi
26 Mencari item sihir
27 item di pakai, defense +5
28 Bakat reiner
29 Mencari sekutu
30 Pulau penelitian
31 Konflik di Laut
32 Ulang tahun yang berbeda
33 Pagi Yang Kacau
34 Pengalaman mengerikan armand
35 Turnamen inti telah tiba
36 Rapat Darurat
37 Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38 pangeran kemiren telah tiba
39 Keerom yang kesal
40 Hebohnya panglima perang
41 Sejarah Pulau Misterius
42 Ketenangan Pangeran Muda
43 Kerajaan modern dan kekaisaran
44 keputusasaan
45 Turnamen bela diri di mulai
46 Tarian Petarung
47 Raja Yang Murka
48 Tujuan Mengerikan Raja
49 Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50 Hari Pertarungan
51 Semi final
52 Nijar Vs Rangga
53 Kenangan yang Terungkap
54 Pertarungan dua saudara
55 Aula Kekaisaran
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Mentri Gaming
2
Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3
Kembali ke Realitas
4
Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5
Misteri Nilai Sempurna
6
Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7
Eh? Pesta? Pesta apaan?
8
"Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9
skakmat
10
Jebakan Bocah Viscount
11
Boxing
12
Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13
Hari pertama
14
kantin yang penuh drama
15
Teori usang
16
reiner yang malang
17
"Oi berandal!..Ayo kita duel."
18
Teman baru
19
Rombongan Kekaisaran
20
Agenda Misterius Raja
21
Perubahan Raja
22
Usulan Kaisar
23
Seleksi petarung
24
Item Sihir
25
H-3 Seleksi
26
Mencari item sihir
27
item di pakai, defense +5
28
Bakat reiner
29
Mencari sekutu
30
Pulau penelitian
31
Konflik di Laut
32
Ulang tahun yang berbeda
33
Pagi Yang Kacau
34
Pengalaman mengerikan armand
35
Turnamen inti telah tiba
36
Rapat Darurat
37
Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38
pangeran kemiren telah tiba
39
Keerom yang kesal
40
Hebohnya panglima perang
41
Sejarah Pulau Misterius
42
Ketenangan Pangeran Muda
43
Kerajaan modern dan kekaisaran
44
keputusasaan
45
Turnamen bela diri di mulai
46
Tarian Petarung
47
Raja Yang Murka
48
Tujuan Mengerikan Raja
49
Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50
Hari Pertarungan
51
Semi final
52
Nijar Vs Rangga
53
Kenangan yang Terungkap
54
Pertarungan dua saudara
55
Aula Kekaisaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!