Bab 14

Alvian merasa ketagihan dengan masakan istrinya, ia tak mengira jika Aylin yang selalu ia anggap remeh bisa masak seenak itu.

"Aylin anak tunggal dan kaya raya, tapi ternyata dia masih mau belajar memasak," gumam Alvian sambil menikmati makan siangnya.

Karena sebelumnya bekal itu memang untuk Zahra, Aylin menyiapkan bekal itu dalam kotak bekal khusus anak-anak.

"Wah... Wah... Pasti ini bekal dari istri tercinta," goda Arvin, sahabat karib Alvian.

Dari semua teman, hanya Arvin yang mengetahui tentang pernikahan Alvian dengan Aylin.

"Gila, aku tidak menyangka jika dia bisa masak seenak ini," ucap Alvian jujur.

"Masa sih? Sini aku coba sedikit," pinta Arvin.

Alvian membiarkan sahabatnya itu untuk mencicipi masakan Aylin, yang ternyata tak cukup hanya sekali.

"Wah ini sih luar biasa, malam ini sepertinya aku mau numpang makan di rumah kamu. Sekalian mau melihat istri bercadarmu itu," ucap Arvin di sela mengunyah makanannya.

"Tapi nanti malam orang tuaku akan datang ke rumah," jawab Alvian.

"Lusa saja kalau begitu, aku suka merinding kalau kalau melihat Papamu," ucap Arvin bergidik ngeri.

Alvian tertawa kecil, Arvin dan teman yang lain pernah terkena amukan papanya saat mengantarkan Alvian pulang ke rumah dalam keadaan mabuk berat setelah menghadiri sebuah pesta.

"Alvian, sepertinya istrimu itu benar-benar idaman. Sudah lulusan universitas terbaik, pewaris tunggal dan pintar memasak juga," puji Arvin.

"Aku malah lulusan luar negeri, aku tidak perlu istri pewaris tunggal, toh aku juga sudah sukses. Yang aku butuhkan adalah istri yang cantik dan menawan. Sedangkan dia, dia sudah seperti mumi yang seluruh tubuhnya ditutupi," jawab Alvian terkekeh.

"Kalau aku pribadi sih, lebih suka perempuan seperti itu untuk dijadikan istri dari pada seorang model seperti Riana," sergah Arvin.

"Kalau ternyata dia jelek bagaimana?"

"Memangnya istrimu jelek?" Arvin justru balik bertanya.

"Aku belum tahu sih wajahnya seperti apa, saat kami satu kamar bersama di rumah orang tuaku, dia juga tetap memakai cadar saat tidur. Itu sudah membuktikan jika dia terlalu jelek dan sangat malu untuk menunjukkan wajahnya padaku," jawab Alvian.

"Bisa jadi malah terlalu cantik, biasanya gadis yang sudah terbiasa memakai cadar sejak kecil dia sangat malu untuk membukanya. Kamu coba deh untuk lihat wajahnya, kalau ternyata dia memang cantik, kamu sendiri yang akan menyesal," bujuk Arvin memperingatkan.

Dari semua teman Alvian, memang hanya Arvin yang bersikap cukup dewasa. Sementara yang lainnya benar-benar tidak ada yang berada di jalan yang benar.

Maka dari itu jika membicarakan masalah pribadi Alvian hanya percaya pada Arvin, karena jika ia bercerita pada teman-temannya yang lain, ia justru hanya akan mendapat ejekan.

Di tengah makan siang, tiba-tiba ponsel milik Alvian berdering, ia mendapat pesan dari Riana yang mengajaknya makan siang bersama.

"Bro, aku mau menemani Riana makan siang. Kamu mau ikut tidak?" tanya Alvian.

"Tidak deh, aku mau beli ponsel baru untuk hadiah pacarku. Kamu tambahin sedikit ya?" rayu Arvin.

"Oke, nanti aku transfer," jawab Alvian seraya melambaikan tangan.

Setelah hampir 10 menit perjalanan, Alvian pun sampai di sebuah cafe tempat dirinya biasa makan siang bersama dengan Riana.

Namun, karena sudah merasa kenyang memakan masakan Aylin, di sana ia hanya memesan minum.

"Kenapa kamu tidak pesan makan?" tanya Riana heran.

"Aku sedang malas makan, aku minum jus saja,"

"Emmhhh, bagaimana kabar kamu dengan istrimu?" tanya Riana penasaran.

"Biasa saja, kenapa memangnya?" kedua alis pemuda itu sedikit bertaut.

"Tidak apa-apa," Riana mengurungkan niatnya untuk menceritakan pertemuannya dengan Aylin tadi pagi.

"Seminggu lagi aku ulang tahun loh, Sayang," Ucap Riana manja.

"Kan sudah aku belikan mobil, kamu mau apa lagi memang?" Alvian menghela napas panjang, sebab selama sebulan ini ia sudah mengeluarkan banyak uang untuk Riana.

"Aku tidak mau apa-apa, aku hanya ingin kamu melamarku saat pesta ulang tahunku nanti. Semua teman-temanku sudah di lamar oleh pacar mereka," rengek Riana, bibir wanita itu mengerucut dengan ekspresi merajuk.

************

************

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!