Bab IV

Enjoy reading !

“ Apa benar di hutan ini ada serigalanya ? “ tanya Jansen.

“ Mungkin saja, gunung ini dan pepohonan yang sangat hijau, daun daunya sangat lebat. Aku rasa belum ada seseorang yang akan masuk ke hutan ini. Dan bisa saja masih ada binatang buas yang berkeliaran di sekitar gunung ini “ ungkap Roy.

“ Hhah kenapa kamu baru ngomong. kamu ingin kita semua jadi umpan serigala apa ? “ bentak Rama keras.

Akan tetapi Roy tidak menjawabnya dan hanya menatap tajam ke arah Rama.

Tentu saja tanpa aku jelaskan kalian semua harus tau sendirikan ! nama gunungnya sendiri saja Gunung perawan ! maka dari itu gunung ini pasti belum terjerah dengan para penikmat pendaki kan ? “ jelas Roy.

Mendengar perkataan dari mereka membuat para gadis gadis menjadi ketakutan.

“ jadi apa benar disini ada serigalanya ? aku jadi takut Roy“ ucap Lola kemudian memegang lengan Roy kuat.

“ Kamu.. benar benar egois, kenapa tidak menjelaskan dulu kepada kita, kalau kau jelaskan dulu kita akan berpikir lagi untuk pergi atau tidaknya ! “ balas rama.

“ hey..hey.. kenapa kalian bertengkar terus sejak tadi. Sudahlah kita semua sudah memutuskan untuk menghabiskan liburan kita untuk mendaki gunung perawan ini. bagus juga kan kalau ada tantangan jika mendaki gunung seperti ini ? “ ungkap Alex menenangkan suasana kegaduhan mereka.

Setelah pertengkaran mereka selesai dengan tenang, Rama mencoba melanjutakn memimpin dalam perjalanan mereka.

Sebelum langit menjadi gelap mau tidak mau mereka harus segera tiba di puncak gunung perawan itu.

Dengan hebat dan berpengalaman, golok Rama yang membabat putus tanaman tanaman yang menghalangi perjalanan mereka. Setelah terjadi keributan tadi, tidak ada satupun mereka yang memulai pembicaraan dan hanya terus berjalan melewati semak semak yang berduri.

Tiba tiba saja langkah kaki Rama berhenti tiba tiba dan membuat kaget orang yang berjalan di belakangnya dan seterusnya.

“ Aduh.. ada apa Ma ? kenapa kamu tiba – tiba berhenti seperti ini ? “ tanya Intan heran dengan kekasihnya.

Rama terdiam sejenak kemudian dia berkata.

“ ada dua arah jalan yaitu di sebelah kan dan kiri, dan aku tidak tahu harus berjalan ke arah mana kita selanjutnya “ ucap Rama bingung.

“ yang satu adalah sebuah jalan raya yang begitu halus tanpa adanya hambatan apa pun itu, tapi yang satunya jalan dengan batu batu kerikil dan sedikit bersemak semak.” Jelas Rama.

“ Kita mengikuti mu saja Ma, kami semua percaya dengan pilihanmu karena kamu adalah dewa pembuka jalan kita untuk pendakkian kali ini." Teriak Jansen memberi saran.

“ Baiklah kalau kalian mempercayaiku sepenuhnya, maka aku akan memilih jalan yang terbaik untuk kalian semua, aku akan memilih jalan yang sebelah kanan yaitu jalan menuju ke arah jalan raya yang halus ini “ jelas Rama kepada teman temanya.

Setelah mereka berjalan cukup lama , Rama merasakan bahwa mereka berada di dalam sebuah jalan yang salah.

“ sepertinya pada dugaanku sekitar tiga sampai empat meter lagi kita akan memasuki semak semak berlukar “ ucap Rama.

“ Apa maksudmu itu kita bertemu bibir jurang ?” tanya Lola.

“ sepertinya begitu, sebaiknya kita kembali ke jalan sebelumnya “ saran Rama.

“ Hah, kapan kita akan sampai kalau kau banyak bicara seperti ini sial ! “ ucap Roy marah.

Mendengar ucapan itu Rama langsung tahu bahwa Roy akan mamakinya lagi dan lagi. tetapi rama mencoba tidak membalas perkataan itu dan kembali menyuruh teamnya untuk berputar arah.

“ Kita akan kembali ke arah yang tadi “ jelas Rama.

Disaat mereka tengah tengah di perjalanan mereka menuju ke puncak gunung..

“ Aku benar benar berfikir dengan keras “ kata Gita.

“ Bagaimana mungkin sebuah gunung ada jalan setapak yang begitu halus dan tanpa hambatan ini ? ” pikir Gita.

Tiba tiba saja Rama berjongkok dan memngambil sesuatu di situ dia mengerutkan dahinya dan berpikir.

“ Ada apa Ma ?” tanya Intan penasaran dengan pacarnya lagi itu.

“ Benar seperti dugaan ku, sepertinya jalanan ini sering dilewati oleh para pengemudi yang melewati jalan ini. “ kata Rama.

“ Bagaimana itu mungkin, ini adalah gunung yang belum terjamah “ balas jansen.

" Dan apakah itu mungkin jalan raya di tengah hutan pegunungan ini ? " pikir Jansen.

“ Mungkin saja jalan ini sering di lewati oleh penduduk di sekitar sini Jansen “ pikir Rama.

“ Kenapa kamu punya pemikiran seperti itu Ma ? “ tanya Jansen lagi.

“ Ini kamu lihatlah rumput dan batang yang patah karena tertindih atau terinjak ban montor atau mobil ini “ ungkap Rama memberi tahu.

“ Itu bisa saja sih, mana mungkin itu terinjak oleh binatang buas seperti serigala atau harimau kan ? aku pikir pikir lagi ini bisa saja kan, bisa saja kalau.. di sebabkan oleh ulah ... “ ucap Intan.

“ Ulah manusia ? “ balas Alex menerobos dugaan intan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!