Bab 13 Semobil dengan Mantan

Di sini lah Eliza sekarang, ia duduk di sebelah Aizel yang sedang mengemudi meski sebelumnya mereka sempat berdebat, sebagai uji coba pertama, Aizel memberi usul pada Raiyan kalau dia akan berangkat bersama Eliza, negosiasi singkatnya bersama Raiyan berhasil membuat Eliza ikut bersamanya setelah Aizel menelepon Raiyan untuk memastikan Raiyan sendiri yang meminta Aizel mengantarkan Eliza ke rumah paman Udi.

Eliza yang awalnya bersikeras menolak akhirnya terpaksa Masuk ke mobil itu.

"Paman dan Bibi bagaimana kabarnya? Aku dengar mereka sudah buka usaha rumah makan ya?" ucap Aizel berbasa-basi.

"Hm." jawab Eliza benar-benar singkat.

"Kamu kenapa sih kalau diajak bicara selalu saja ketus begitu, padahal katanya Kita sudah selesai, bukankah seharusnya kita tutup buku tentang cerita masalalu yang membuat kita jadi seperti ini?" Eliza menatap lurus ke depan, ia tak menggubris setiap ocehan Aizel.

Walaupun sebenarnya Eliza kesal sekali mendengar ucapan Aizel yang begitu mudah menyuruhnya tutup buku.

Eliza memang sudah mulai tutup buku semenjak Raiyan selalu membuatnya berdebar, tapi yang namanya mantan mana mungkin bisa dilupakan dengan begitu mudah, apalagi hubungan mereka bukan terjalin dalam hitungan bulan melainkan hitungan tahun,bukannya saling menjauh mereka justru hidup serumah dengan status masing-masing sudah memiliki pasangan sah.

"Kamu pasti masih mencintaiku kan? Buktinya rasa sakitmu masih ada, berarti rasa cintamu juga masih ada yang tersisa, tapi hanya gengsi mengakuinya." Dengan penuh percaya diri Aizel mengulas senyumnya seperti orang yang tengah menangkap basah pasangannya yang sedang cemburu.

Eliza tak tahan untuk tidak menyangkal yang satu itu.

"Huft,capek ya mendengar ocehanmu, tolong turunkan Aku sekarang, rasanya lebih baik naik taksi dari pada menumpang di mobil ipar suamiku yang lupa diri ini."

"Eitss, jangan begitu dong El,Aku hanya berspekulasi, kalau memang salah, tinggal Kamu kasih tahu, Aku akan terima dengan lapang dada, yang penting Kamu tidak benar-benar menganggapku supir yang hanya bertugas menyetir." ucap Raiyan santai, ia tak lagi menunjukkan wajah memelas dan merasa bersalah.

Meskipun sampai menangis darah, Eliza tak akan kembali menjadi Eliza yang dulu, jadi sebaiknya ia mengambil hati Eliza dengan cara menjadi pria tengil dan menyebalkan, bukankah cinta akan tumbuh bahkan lewat sebuah perasaan yang bernama benci sekalipun?

"El... Aku serius, mari Kita berdamai, perlakukan Aku seperti manusia, bukan seperti haidmu yang Kau maki setiap bulan saking sakitnya, sepertinya Aku lebih buruk ya, tamu bulanan mu datang saja Kau masih bisa mengoceh, sedangkan bila Aku yang mengajak bicara Kamu hanya diam." Aizel tak kehabisan akal berhadapan dengan Eliza yang sudah berubah menjadi batu bila berbicara dengannya.

Eliza di masa lalu adalah wanita yang selalu menerima dan melengkapinya, tapi sekarang, jangankan untuk menerima, untuk berbicara dengannya pun tak mungkin.

"Aizel, dengarkan baik-baik ya! Aku, sudah menikah dan Kamu pun begitu. Kalau Kau mengajak berdamai tanpa embel-embel lenjutan kisah yang dulu sih Aku bisa saja berdamai, tapi yang Kulihat ada niat terselubung dibalik semua permintaan damaimu itu." tebak Eliza sengit.

"Ibarat pepatah, di kasih hati malah minta jantung,kalau Aku menerima berdamai denganmu, nanti Kau pasti akan meminta hal yang lain, iya kan?"

"Mana ada begitu, yang benar itu di kasih hati ya minta cinta lah." Aizel tertawa lepas, tak dihiraukannya lagi Eliza yang mulai tak nyaman semobil dengannya.

"Jangan cemberut begitu dong, El. Kamu mirip nenek lampir kalau cemberut begitu, iih seremm." lawaknya yang sama sekali tak mengundang senyum dibibir Eliza.

"El...Kamu masih ingatkan kejadian waktu makan di bakso pak kumis, waktu matamu merah karna menahan tawa melihat salah satu pelanggannya makan bakso tapi gigi palsunya malah nyemplung di mangkok bakso." Eliza ikut-ikutan menggali ingatannya karena tak ada suara lain di mobil ini selain suara Aizel, walaupun Tidak berhasil membuat Eliza tertawa tapi setidaknya perasaan kesal Eliza jadi sedikit berkurang, ia terhibur dengan ingatannya sendiri karena kejadian langka waktu mereka tengah pacaran dulu.

Lelah mendengarkan ocehan Aizel akhirnya Mereka sampai di rumah paman Udi, belum sempat Eliza turun dari mobil Raiyan menelepon Aizel dan meminta Aizel mengantarkan Eliza ke kelas renangnya, entah kapan pria itu mendaftarkannya, yang pasti Eliza hanya mengikuti perintah Raiyan karena ia percaya penuh pada suaminya itu.

Kali ini Eliza benar-benar harus mematikan mode dengarnya dengan memejamkan mata dan pura-pura tidur.

Episodes
1 Bab 1 Belum Move on
2 Bab 2 Takdir yang Mempertemukan Kita.
3 Bab 3 Pacar Baru Eliza
4 Bab 4 Pernikahan Aizel
5 Bab 5 Dijebak Raiyan
6 Bab 6 Kembali ke Rumah Utama
7 Bab 7 Sarapan pertama bersama keluarga Raiyan
8 Bab 8 Kursus Merias Wajah
9 Bab 9 Sisi lain Eliza
10 Bab 10 Tenggelam
11 Bab 11 Kesepakatan Lagi.
12 Bab 12 kesepakatan Raiyan dan Aizel
13 Bab 13 Semobil dengan Mantan
14 Bab 14 Rumah Belajar Renang
15 Bab 15 Hampir mati
16 Bab 16 Video Ardini tersebar
17 Bab 17 Misi pertama Raiyan sukses
18 Bab 18 Klepon untuk Raiyan
19 19 first kiss
20 Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza
21 Bab 21 Pemilik hati Eliza
22 Bab 22 Jus Jebakan
23 Bab 23 Raiyan tidur di Sofa?
24 Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
25 Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan
26 Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?
27 Bab 27 Kau Masih Mencintainya?
28 Bab 28 Pil atau Vitamin?
29 Bab 29 Motel Bobox semalam
30 Bab 30 Gelenyar Aneh
31 Bab 31 Mengulangnya di Meja Makan
32 Bab 32 Aku Mencintaimu, Eliza
33 Bab 33 Sebaiknya Kita hanya Berteman
34 Bab 34 Eliza cemburu?
35 Bab 35 Dia Sopirku
36 Bab 36 Raiyan dan Nia?
37 Bab 37 Selamat Jalan, Raiyan
38 Bab 38 Aku sudah Menikah
39 Bab 39 Taksi Konvensional
40 Bab 40 Hantu Raiyan
41 Bab 41 Hatchim
42 Bab 42 Ardini Hamil
43 Bab 43 Raiyan cemburu
44 Bab 44 Stempel Khusus
45 Bab 45 Ardini dan morning sicknessnya
46 Bab 46 Sup Ayam Eliza
47 Bab 47 Kau Bahagia?
48 Bab 48 Kejutan Kembang Api untuk Eliza
49 Bab 49 Candle Light Dinner
50 Bab 50 Tamu Bulanan Eliza
51 Bab 51 Eliza dan bawang merah
52 Bab 52 Tidak Hamil, hanya Mual.
53 Bab 53 Bulu Babi
54 Bab 54 Kekecewaan Eliza
55 Bab 55 Dua Garis Milik Siapa?
56 Bab 56 Petugas Pengendali Hama
57 Bab 57 Misi ke tiga Sukses
58 Bab 58 Detik-detik Kemenangan Raiyan
59 Bab 59 Mereka?
60 Bab 60 Mulai dari Nol Ya
61 Bab 61 Undangan Makan Malam
62 Bab 62 Belanja Perlengkapan Bayi.
63 Bab 63 Menyiapkan kamar bayi
64 Bab 64 Maternity shoot
65 Bab 65 part 2
66 Bab 66 Menjenguk Teman Raiyan.
67 Bab 67 Mama
68 Bab 68 Perawat baru
69 Bab 69 Rumah Baru
70 Bab 70 Persalinan Eliza
71 Bab 71 Raffazza dan Raffasya
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Belum Move on
2
Bab 2 Takdir yang Mempertemukan Kita.
3
Bab 3 Pacar Baru Eliza
4
Bab 4 Pernikahan Aizel
5
Bab 5 Dijebak Raiyan
6
Bab 6 Kembali ke Rumah Utama
7
Bab 7 Sarapan pertama bersama keluarga Raiyan
8
Bab 8 Kursus Merias Wajah
9
Bab 9 Sisi lain Eliza
10
Bab 10 Tenggelam
11
Bab 11 Kesepakatan Lagi.
12
Bab 12 kesepakatan Raiyan dan Aizel
13
Bab 13 Semobil dengan Mantan
14
Bab 14 Rumah Belajar Renang
15
Bab 15 Hampir mati
16
Bab 16 Video Ardini tersebar
17
Bab 17 Misi pertama Raiyan sukses
18
Bab 18 Klepon untuk Raiyan
19
19 first kiss
20
Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza
21
Bab 21 Pemilik hati Eliza
22
Bab 22 Jus Jebakan
23
Bab 23 Raiyan tidur di Sofa?
24
Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
25
Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan
26
Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?
27
Bab 27 Kau Masih Mencintainya?
28
Bab 28 Pil atau Vitamin?
29
Bab 29 Motel Bobox semalam
30
Bab 30 Gelenyar Aneh
31
Bab 31 Mengulangnya di Meja Makan
32
Bab 32 Aku Mencintaimu, Eliza
33
Bab 33 Sebaiknya Kita hanya Berteman
34
Bab 34 Eliza cemburu?
35
Bab 35 Dia Sopirku
36
Bab 36 Raiyan dan Nia?
37
Bab 37 Selamat Jalan, Raiyan
38
Bab 38 Aku sudah Menikah
39
Bab 39 Taksi Konvensional
40
Bab 40 Hantu Raiyan
41
Bab 41 Hatchim
42
Bab 42 Ardini Hamil
43
Bab 43 Raiyan cemburu
44
Bab 44 Stempel Khusus
45
Bab 45 Ardini dan morning sicknessnya
46
Bab 46 Sup Ayam Eliza
47
Bab 47 Kau Bahagia?
48
Bab 48 Kejutan Kembang Api untuk Eliza
49
Bab 49 Candle Light Dinner
50
Bab 50 Tamu Bulanan Eliza
51
Bab 51 Eliza dan bawang merah
52
Bab 52 Tidak Hamil, hanya Mual.
53
Bab 53 Bulu Babi
54
Bab 54 Kekecewaan Eliza
55
Bab 55 Dua Garis Milik Siapa?
56
Bab 56 Petugas Pengendali Hama
57
Bab 57 Misi ke tiga Sukses
58
Bab 58 Detik-detik Kemenangan Raiyan
59
Bab 59 Mereka?
60
Bab 60 Mulai dari Nol Ya
61
Bab 61 Undangan Makan Malam
62
Bab 62 Belanja Perlengkapan Bayi.
63
Bab 63 Menyiapkan kamar bayi
64
Bab 64 Maternity shoot
65
Bab 65 part 2
66
Bab 66 Menjenguk Teman Raiyan.
67
Bab 67 Mama
68
Bab 68 Perawat baru
69
Bab 69 Rumah Baru
70
Bab 70 Persalinan Eliza
71
Bab 71 Raffazza dan Raffasya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!