Bab 18 Klepon untuk Raiyan

Ardini mengacak rambutnya kesal, Hanya karena ia mencoba menyingkirkan Eliza, hal itu membuat dirinya sendiri yang tersingkir dari perusahaan, padahal Eliza tak sepenting itu dalam keluarga Wiradana tapi nyatanya perbuatan keji itu memancing amarah netizen dan malah memboikot produk Rings sendiri.

Selama ini Ardini sadar akan posisinya yang hanya anak tiri dan cucu tiri, tapi Ardini tak terlalu memikirkannya dan tetap menikmati setiap fasilitas yang ia dapatkan lebih dari yang Raiyan terima. ketika sekarang keadaan sudah berbalik, Ardini tak lagi memikirkan itu semua, yang menjadi prioritas nya adalah melenyapkan Eliza dan memiliki Aizel seutuhnya.

Ardini tak ingin kalah, karena ia terbiasa mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Dalam sebuah permainan bukan masalah jika ia kalah asalkan dapat menghabisi musuhnya.

Saat berpapasan dengan Eliza di rumah utama, ia selalu melayangkan tatapan setajam silet, bila kewarasannya telah hilang mungkin saja Ardini akan menjambak rambut Eliza sampai puas.

Ardini hanya berstatus istri Aizel, tapi nyatanya ia tak pernah di sentuh oleh suaminya sendiri, pertahanan Aizel sangat kuat bahkan Aizel selalu menghindar saat Ardini mulai menggodanya.

Bukannya Meredakan kemarahan Ardini pada Eliza, Aizel malah membuat istrinya semakin memupuk dendam pada Eliza dengan sengaja duduk di dapur saat Eliza sedang memasak sesuatu untuk Raiyan, yaitu klepon.

"Menurutmu apa Raiyan akan suka?" tanya Eliza menunggu penilaian dari lidah Aizel.

"Lidahnya tak terbiasa dengan makanan seperti ini, Aku jamin dia akan memuji klepon ini tapi dia tak akan menghabiskannya dengan alasan sudah kenyang." ucap Aizel tak serius, ia lebih senang jika Eliza memberi semua Pai ini untuknya, bukan hanya kebagian icip sedikit.

"Kenapa harus repot-repot membuat klepon, di pasar juga banyak, tinggal beli saja." Aizel menikmati sensasi gula merah pecah dalam mulutnya.

"Untuk Suami sendiri harus spesial, sudah jangan banyak-banyak nanti Raiyan malah tak kebagian." Eliza menepikan klepon di depan Aizel.

"Dasar pelit! Nanti kalau Raiyan tak menyukainya, tolong beri Aku saja ya, El." ucap Aizel pada Eliza yang sedang berjongkok di depan kulkas.

"Tidak mau! Di pasar juga banyak, Kau tinggal beli saja kalau mau." balas Eliza membalikkan ucapan Aizel tadi.

"Beda, di pasar belum tentu higienis, lagipula ini di buat dengan cinta kan? Jadi harus di makan dengan cinta juga, kalau Raiyan tak mencintaimu biar Aku saja yang makan." Ardini yang baru datang dan menguping dari balik dinding hanya mendengar sepenggal ucapan Aizel, itu lah yang membuat dendamnya pada Eliza semakin subur terawat.

Meskipun sekarang Eliza terang-terangan menunjukkan pada Aizel kalau dirinya mencoba menjadi istri yang baik untuk Raiyan, hal itu tak menyurutkan semangat Aizel untuk terus mendekati Eliza.

Aizel senang karena komunikasi nya dengan Eliza sudah kembali membaik meskipun hanya membicarakan hal seputar Raiyan. Eliza bertekad ingin memulai hidupnya yang baru dengan Raiyan, mimpinya memiliki keluarga kecil yang bahagia harus terwujud, Eliza ingin hidup damai dalam ketenangan, apalagi Raiyan selalu memberikan kode-kode perasaannya lewat kata-kata dan perlakuan manis pada Eliza.

Eliza menunggu di dapur, ia tahu Raiyan akan sering pulang larut karena harus mengembalikan perusahaan pada kondisi semula, begitu Raiyan sampai di rumah, Eliza menyambutnya dengan senyum merekah.

Sejak Ardini melepas posisinya, ia dan Rania tak pernah lagi ikut makan semeja dengan yang lain. Seperti malam ini, hanya ada oma, Papa, Aizel, Raiyan dan Eliza di meja makan.

Oma sering memantau perkembangan perusahaan di tangan Raiyan, meskipun belum pulih seutuhnya tapi penjualan semakin membaik.

Oma mulai melihat kecakapan Raiyan menghandle perusahaan,apalagi Eliza bisa semakin dekat dengan Oma melalui masakan-masakannya yang enak, hal itu menjadi nilai tambah bahwa Raiyan tak salah dalam memilih pendamping hidup meskipun Eliza hanya orang biasa, kini Oma mulai menganggap Raiyan layaknya cucu kandung yang seharusnya selama ini ia perhatikan.

Eliza menyajikan klepon sebagai makanan penutup, ia senang karena respon Raiyan tak seperti yang Aizel bayangkan.

"Sudah lama Aku tidak makan klepon." ujar Oma mengambil satu.

"Ini kue kesukaan ku yang dulu selalu Juwita buatkan." ujar papa menyebut nama ibu kandung Raiyan, membuat Raiyan membeku sejenak memperhatikan raut wajah Oma yang datar saja.

"Apa Kau menyukaiku?" tanya Eliza pada Raiyan, semua orang menatap Eliza bingung, terlebih lagi Raiyan yang tak percaya bahwa Eliza akan menanyakan hal privasi itu di depan Oma dan papanya, membuat Oma membatin 'Dasar anak muda zaman sekarang tak tahu malu.'

"Maksudku Apa Kau menyukai klepon buatanku?" Eliza membetulkan pertanyaannya.

"Tentu saja, ini sangat enak, pecah dan lumer di dalam mulut, taburan kelapa nya gurih dan manis. Nilainya sebelas dari sepuluh." balas Raiyan berhasil memunculkan lengkungan manis di bibir Eliza.

...****************...

Raiyan mengajak Eliza menginap di rumah nya, malam ini ia akan mengajari Eliza berenang, Raiyan sengaja memilih malam karena hanya ini waktu senggang yang ia miliki.

Saat ini Eliza menempel di punggung Raiyan, karena kaki Eliza tak bisa mencapai dasar kolam, berbeda dengan Raiyan yang memiliki tinggi 183 cm. Kini Raiyan mengubah posisi mereka saling berhadapan tapi tangan Eliza masih memeluk leher Raiyan.

"Sekarang coba lepaskan tanganmu dan mengapung lah di atas air." Perintah Raiyan yang di jawab dengan gelengan kepala dari Eliza.

"Ayolah, Kau harus mencobanya El." Eliza masih tetap menggelengkan kepalanya kuat-kuat, ia trauma sejak peristiwa terakhir yang ia alami.

"Kau tidak akan tenggelam,ada Aku yang akan menjagamu, El."

"Aku tak mau, Aku takut Raiy, Aku takut mati di dalam kolam." ucap Eliza tak peduli dengan posisinya yang semakin rapat ke tubuh Raiyan, hal itu memancing sisi liar Raiyan.

"Setidaknya jangan memelukku terlalu erat begini, Aku susah menahannya." ucap Raiyan mencoba menjelaskan ada akibat yang timbul dari perbuatannya itu, Raiyan menahan has ratnya sambil melonggarkan tangan Eliza, tapi Eliza semakin mempererat pegangannya pada leher Raiyan.

"Tidak, jangan lepaskan Aku di sini Raiyan, Aku takut!" Eliza panik karena tenaganya hampir kalah dari tangan kokoh Raiyan, Eliza tak punya pilihan selain menautkan kedua kakinya ke perut Raiyan.

Raiyan menarik napas panjang, ia tak bisa menahan sesuatu yang setiap malam di tahannya, Raiyan menangkup pipi Eliza dan menci um bibir Eliza dengan lembut dan hati-hati, hal itu mengubah perasaan panik Eliza menjadi debaran jantung yang tak teratur.

Episodes
1 Bab 1 Belum Move on
2 Bab 2 Takdir yang Mempertemukan Kita.
3 Bab 3 Pacar Baru Eliza
4 Bab 4 Pernikahan Aizel
5 Bab 5 Dijebak Raiyan
6 Bab 6 Kembali ke Rumah Utama
7 Bab 7 Sarapan pertama bersama keluarga Raiyan
8 Bab 8 Kursus Merias Wajah
9 Bab 9 Sisi lain Eliza
10 Bab 10 Tenggelam
11 Bab 11 Kesepakatan Lagi.
12 Bab 12 kesepakatan Raiyan dan Aizel
13 Bab 13 Semobil dengan Mantan
14 Bab 14 Rumah Belajar Renang
15 Bab 15 Hampir mati
16 Bab 16 Video Ardini tersebar
17 Bab 17 Misi pertama Raiyan sukses
18 Bab 18 Klepon untuk Raiyan
19 19 first kiss
20 Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza
21 Bab 21 Pemilik hati Eliza
22 Bab 22 Jus Jebakan
23 Bab 23 Raiyan tidur di Sofa?
24 Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
25 Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan
26 Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?
27 Bab 27 Kau Masih Mencintainya?
28 Bab 28 Pil atau Vitamin?
29 Bab 29 Motel Bobox semalam
30 Bab 30 Gelenyar Aneh
31 Bab 31 Mengulangnya di Meja Makan
32 Bab 32 Aku Mencintaimu, Eliza
33 Bab 33 Sebaiknya Kita hanya Berteman
34 Bab 34 Eliza cemburu?
35 Bab 35 Dia Sopirku
36 Bab 36 Raiyan dan Nia?
37 Bab 37 Selamat Jalan, Raiyan
38 Bab 38 Aku sudah Menikah
39 Bab 39 Taksi Konvensional
40 Bab 40 Hantu Raiyan
41 Bab 41 Hatchim
42 Bab 42 Ardini Hamil
43 Bab 43 Raiyan cemburu
44 Bab 44 Stempel Khusus
45 Bab 45 Ardini dan morning sicknessnya
46 Bab 46 Sup Ayam Eliza
47 Bab 47 Kau Bahagia?
48 Bab 48 Kejutan Kembang Api untuk Eliza
49 Bab 49 Candle Light Dinner
50 Bab 50 Tamu Bulanan Eliza
51 Bab 51 Eliza dan bawang merah
52 Bab 52 Tidak Hamil, hanya Mual.
53 Bab 53 Bulu Babi
54 Bab 54 Kekecewaan Eliza
55 Bab 55 Dua Garis Milik Siapa?
56 Bab 56 Petugas Pengendali Hama
57 Bab 57 Misi ke tiga Sukses
58 Bab 58 Detik-detik Kemenangan Raiyan
59 Bab 59 Mereka?
60 Bab 60 Mulai dari Nol Ya
61 Bab 61 Undangan Makan Malam
62 Bab 62 Belanja Perlengkapan Bayi.
63 Bab 63 Menyiapkan kamar bayi
64 Bab 64 Maternity shoot
65 Bab 65 part 2
66 Bab 66 Menjenguk Teman Raiyan.
67 Bab 67 Mama
68 Bab 68 Perawat baru
69 Bab 69 Rumah Baru
70 Bab 70 Persalinan Eliza
71 Bab 71 Raffazza dan Raffasya
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Belum Move on
2
Bab 2 Takdir yang Mempertemukan Kita.
3
Bab 3 Pacar Baru Eliza
4
Bab 4 Pernikahan Aizel
5
Bab 5 Dijebak Raiyan
6
Bab 6 Kembali ke Rumah Utama
7
Bab 7 Sarapan pertama bersama keluarga Raiyan
8
Bab 8 Kursus Merias Wajah
9
Bab 9 Sisi lain Eliza
10
Bab 10 Tenggelam
11
Bab 11 Kesepakatan Lagi.
12
Bab 12 kesepakatan Raiyan dan Aizel
13
Bab 13 Semobil dengan Mantan
14
Bab 14 Rumah Belajar Renang
15
Bab 15 Hampir mati
16
Bab 16 Video Ardini tersebar
17
Bab 17 Misi pertama Raiyan sukses
18
Bab 18 Klepon untuk Raiyan
19
19 first kiss
20
Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza
21
Bab 21 Pemilik hati Eliza
22
Bab 22 Jus Jebakan
23
Bab 23 Raiyan tidur di Sofa?
24
Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
25
Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan
26
Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?
27
Bab 27 Kau Masih Mencintainya?
28
Bab 28 Pil atau Vitamin?
29
Bab 29 Motel Bobox semalam
30
Bab 30 Gelenyar Aneh
31
Bab 31 Mengulangnya di Meja Makan
32
Bab 32 Aku Mencintaimu, Eliza
33
Bab 33 Sebaiknya Kita hanya Berteman
34
Bab 34 Eliza cemburu?
35
Bab 35 Dia Sopirku
36
Bab 36 Raiyan dan Nia?
37
Bab 37 Selamat Jalan, Raiyan
38
Bab 38 Aku sudah Menikah
39
Bab 39 Taksi Konvensional
40
Bab 40 Hantu Raiyan
41
Bab 41 Hatchim
42
Bab 42 Ardini Hamil
43
Bab 43 Raiyan cemburu
44
Bab 44 Stempel Khusus
45
Bab 45 Ardini dan morning sicknessnya
46
Bab 46 Sup Ayam Eliza
47
Bab 47 Kau Bahagia?
48
Bab 48 Kejutan Kembang Api untuk Eliza
49
Bab 49 Candle Light Dinner
50
Bab 50 Tamu Bulanan Eliza
51
Bab 51 Eliza dan bawang merah
52
Bab 52 Tidak Hamil, hanya Mual.
53
Bab 53 Bulu Babi
54
Bab 54 Kekecewaan Eliza
55
Bab 55 Dua Garis Milik Siapa?
56
Bab 56 Petugas Pengendali Hama
57
Bab 57 Misi ke tiga Sukses
58
Bab 58 Detik-detik Kemenangan Raiyan
59
Bab 59 Mereka?
60
Bab 60 Mulai dari Nol Ya
61
Bab 61 Undangan Makan Malam
62
Bab 62 Belanja Perlengkapan Bayi.
63
Bab 63 Menyiapkan kamar bayi
64
Bab 64 Maternity shoot
65
Bab 65 part 2
66
Bab 66 Menjenguk Teman Raiyan.
67
Bab 67 Mama
68
Bab 68 Perawat baru
69
Bab 69 Rumah Baru
70
Bab 70 Persalinan Eliza
71
Bab 71 Raffazza dan Raffasya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!