Bab 10 Hati Rania Masih Hampa

Acara makan siang bersama yang diharapkan penuh dengan keceriaan mendadak berubah menjadi hambar. Suasana dimeja makan serasa dingin dengan kehadiran duo demit yang datang tak diundang pulang minta uang saku.

Tommy duduk disisi kiri Hana dan Rania duduk disisi kanan Hana. Bocah kecil nan imut itu diapit dua orang dewasa berhadapan dengan bu Vika, bu Esti dan tentu saja Carla yang mulai melancarkan aksinya untuk menaklukan hati Tommy.

Sedangkan pak Burhan duduk berhadapan dengan istrinya dengan senyum masam, kesal dua orang yang beliau hindari justru diundang datang ikut makan siang bersama. Apalagi Carla dengan sengaja membusungkan dadanya untuk menarik perhatian Tommy.

"Sinting! "

Rania jadi jijik melihat perilaku sepupunya seperti perempuan murahan. Bahkan paman dan bibinya benar-benar malu dengan tingkah Carla.

"Aduh..."

Tiba-tiba Carla menjerit sambil mengelus tulang kakinya yang ternyata ditendang oleh bu Risa.

Carla meringis kesakitan dan menatap wajah tantenya yang udah melotot kedua bola matanya. Beliau memberi kode kepada Carla dengan mengalihkan kedua bola matanya ke arah dada Carla.

"Ada apa sih tan? " ujar Carla.

"Dadamu..." bu Risa berbicara tanpa membuka lebar mulutnya.

Carla langsung tanggap dengan teguran tantenya akhirnya menaikan pakaiannya menutupi bagian dadanya dengan mulut manyun.

Carla mendengus kesal usahanya untuk mencari perhatian Tommy agar tertarik melihat gunung kembar gatot alias gagal total.

Tommy tentu saja tidak memperdulikan aksi Carla untuk mencari perhatiannya. Bahkan Tommy enggan melihat wajah Carla.

"Kasihan..."

Rania ingin rasanya koprol didepan sepupunya untuk menyindirnya, bahwa usahanya tidak berhasil.

"Murah sekali harga dirimu Carla." gumam Rania dalam hati.

"Tommy, bagaimana masakannya? " tanya bu Risa memecahkan keheningan.

"Enak tante." jawab Tommy.

"Dan Hana, suka gak masakannya? " tanya bu Risa lagi.

"Eum...enak nenek..." jawab Hana sambil mengacungkan jempolnya.

Semua tertawa melihat tingkah Hana yang menggemaskan.

"Tommy bekerja dimana? " tanya bu Esti dengan senyuman termanisnya.

"Saya meneruskan usaha orang tua tante." jawab Tommy.

"Oo...perusahaan apa itu? " tanya bu Esti.

"Biro jasa konsultan design bangunan gedung dan rumah " jawab Tommy.

Bu Esti mengernyitkan dahinya.

"Arsitektur tante." sahut Rania.

Bu Esti membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

"Berarti bussines man ya? " ujar bu Esti.

"Semacam itu." jawab Tommy lagi.

"Ehm Hana, suka es krim? " bu Risa mengalihkan pembicaraan antara kakak iparnya dan Tommy.

"Papa, boleh makan es krim? " Hana mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah papanya mengharapkan persetujuannya.

"Tentu saja boleh." jawab Tommy tersenyum.

Rania kagum sekali dengan pola didik Tommy, Hana diusia dini diajarkan bersikap sopan di rumah orang lain dan meminta ijin kepada papanya untuk mengiyakan sesuatu.

Hana tersenyum dan menoleh kembali ke arah bu Risa. "Mau nenek." jawabnya lugas.

"Okey, tunggu sebentar ya, nenek ambilkan es krim buat Hana. Hana mau coklat apa strawberry atau dua-duanya dijadikan satu? " tanya bu Risa.

"Dua-duanya dijadikan satu. " jawab Hana langsung.

"Okey ditunggu." ujar bu Risa lalu beranjak dari duduknya dan menyuruh asisten rumah tangganya menyiapkan es krim untuk Hana. Setelah itu beliau kembali duduk di kursinya.

"Tunggu ya sayang. " ucap bu Risa kepada Hana.

Hana menganggukkan kepalanya dan menowel punggung tangan Rania.

"Tante Nia suka es krim? " tanya Hana pada Rania.

"Tentu saja tante suka." jawab Rania tersenyum.

"Tante suka coklat atau strawberry? " tanya Hana lagi.

"Tante suka dua-duanya. " jawab Rania tersenyum.

"Kalo begitu besok kita beli es krim lagi rasa coklat dan strawberry." ujar Hana.

"Okey siap." jawab Rania lalu menatap wajah Tommy yang tersenyum mendengar perkataan putrinya.

Bu Vika memperhatikan putrinya dan Tommy berbincang dengan santai merasa lega, paling tidak langkah pertama, Rania mau membuka diri berkenalan dengan Tommy.

"Kalian mau pergi kemana besok? " tanya Carla.

Rania tidak langsung menjawab pertanyaan Carla. Dia hanya memicingkan kedua matanya. Curiga, jelas dong. Maksudnya apa dia kepo pingin tahu mereka bertiga akan pergi kemana.

"Kenapa? " tanya Rania.

"Gak pa pa tanya saja. Pasti asyik sekali bisa pergi jalan-jalan bersama. " jawab Carla sambil memberikan senyuman termanisnya kepada Tommy.

"Iya dong, mereka mau refreshing bertiga." tukas bu Risa menekankan kepada Carla agar tidak berbuat macam-macam.

"Kebetulan sekali, besok tante juga mau refreshing. Siapa tahu kita bisa pergi bersama.Dulu sering loh tante Carla dan tante Nia refreshing bareng." ujar Carla tanpa malu.

"Ngimpi!!! "

"Kapan kita refreshing bersama Carla. Seingatku gak pernah tuh bahkan ketika kita masih bayi." sahut Rania dengan tatapan sinis.

Carla tertawa kecil menutupi ke keki annya atas jawaban Rania.

"Pernah dong?! Gimana sih kamu? " sanggah Carla.

"Maaf Carla memori ku sangat kuat, kita gak pernah pergi bersama." elak Rania.

Bu Vika dan bu Risa menahan tawa melihat wajah Carla memerah menahan malu karena mendengar jawaban Rania.

Tak berapa lama, es krim untuk Hana datang dan ditaruh didepan Hana.

"Nah ini dia es krim untuk Hana sudah datang." ujar bu Risa yang memerintahkan asisten rumah tangganya menaruh gelas berkaki berisi dua scop es krim coklat dan strawberry didepan Hana.

Hana senang sekali melihat es krimnya. Sedangkan yang lain memakan dessert berupa puding yang dibuat oleh bu Risa.

"Hana, bilang apa sama nenek? " seru Tommy kepada putrinya.

"Terima kasih nek." ucap Hana senang.

"Sama-sama cantik." jawab bu Risa.

Suasana makan siang agak mencair dengan celoteh lucu dari Hana. Setelah selesai makan siang dan mengobrol sebentar, Tommy dan Hana pamit untuk pulang.

Setelah kepergian Tommy dan Hana. Pak Burhan dan istrinya beserta bu Vika dan Rania masuk kembali kedalam rumah.

"Eh tunggu dulu Burhan." bu Esti menahan adiknya.

"Ada apa? " tanya pak Burhan yang menoleh ke arah kakak tertuanya dengan malas.

"Yang aku kemarin bilang di telpon. Masa udah lupa? " tanya bu Esti sambil melirik ke arah adik iparnya yang juga malas ngladeni dirinya.

"Mama masuk dulu pah." ujar bu Risa tanpa basa basi lalu membalikan badan untuk masuk kedalam rumah bersama bu Vika.

"Eh Nia, kamu gak pantas deh sepertinya kalo sama Tommy. Dia kan duda, kamu perawan tua. Cocoknya sama aku duda ketemu janda." cicit Carla sebelum Rania ikut masuk kedalam rumah.

Rania tidak membalas perkataan Carla dan mengibaskan tangannya didepan wajah Carla. Mulutnya terlalu berharga untuk ngladeni orang yang otaknya cuman seperempat.

"Om aku masuk dulu." ujar Rania meninggalkan bude dan sepupunya.

Sedangkan pak Burhan yang mendengar perkataan Carla kepada Rania membuat dirinya makin muak dengan kelakuan mereka berdua.

"Aku mau istirahat, aku kasih waktu tiga hari, mobil yang kalian pake segera dikembalikan. " ujar pak Burhan tegas.

"Apa?! " mereka berdua terkejut.

"Masa gak dengar. Aku kasih waktu tiga hari mobil ku yang kalian pinjam segera dikembalikan." tukas pak Burhan mengulangi perkataannya.

"Tapi aku perlu mobil? " sergah bu Esti.

"Beli! " jawab pak Burhan tidak memperdulikan kakaknya yang selalu merepotkan dirinya.

"Burhan, permintaan ku kemarin gimana?" tanya nya lagi.

"Kenapa juga aku punya kakak bebal. Ibu dulu ngidam apa waktu hamil dia." gumam pak Burhan yang tetap melanjutkan langkahnya kedalam rumah sampai tak terdengar suara kakaknya berteriak.

"Mama, gimana dong? Skincare Carla menipis nih. Papa juga gak mau kasih uang buat beli skincare." ujar Carla yang menghentakkan kakinya di lantai karena om nya tidak merespon permintaan mamanya.

"Lagian kamu beli skincare mahal amat. Mama juga butuh uang buat beli perhiasan lagi. Bulan depan mau arisan. Kan malu mama gak pake perhiasan, satu persatu perhiasan mama dijual buat gaya hidup hedon kamu." sergah bu Esti ikut kesal.

"Eh mama juga keles. Mama sok-sok an ikut arisan emak-emak sosialita. Kok Carla yang disalahin. Trus mobil ini masa mau diambil lagi sama om Burhan. Kirain udah diikhlasin buat kita." tukas Carla yang cemas membayangkan hidupnya tanpa mobil.

"Ah pamanmu cuman gertak aja. Orangnya kesal kita minta uang terus. Yuk kita pulang, besok mama ngrayu om Burhan lagi." ujar bu Esti sambil menarik tangan Carla untuk meninggalkan rumah adiknya.

"Eh trus kita gak jadi bawa makanan ma? " tanya Carla.

"Gak usah, kita beli aja di restoran langganan kita." jawab bu Esti sambil terus menarik tangan putrinya untuk segera naik mobil.

"Mama juga sih ngapain ngundang mereka berdua. Bikin suasana makan siang jadi hambar." protes pak Burhan ketika mereka sedang duduk diruang keluarga. Sedangkan bu Vika dan Rania sudah kembali ke paviliun.

"Karena mama kesal sama keponakanmu itu. Pedas betul mulutnya menghina Rania. Gak ngaca apa dia pengganggu rumah tangga orang." tukas bu Risa.

"Kasihan mas Ilham, kerja ngoyo nuruti keinginan istri dan anak pertamanya yang bergaya hidup mewah. Masih untung mas Ilham gak neko-neko orangnya." ujar pak Burhan sambil menghela nafas dengan panjang.

"Papa masih rutin transfer ke Shella? " tanya bu Risa.

"Iya ma, Shella beda sama kakaknya. Dia niat sekolah dan ingin membahagiakan papanya. Papa lebih baik menjadikan Shella anak asuh daripada kasih uang mamanya dan kakaknya." jawab pak Burhan.

Bu Risa menganggukkan kepalanya dan beliau setuju dengan perkataan suaminya. Lebih baik membiayai kuliah Shella di Australia yang memang niat menimba ilmu daripada membiayai skin care kakaknya.

Selama ini ibu dan anak itu tidak tahu jika Shella selama kuliah di Australia melalui program beasiswa juga mendapat suntikan dana biaya kehidupan Shella selama tinggal di Australia.

Sementara itu Rania merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dia menatap atap kamarnya sambil memikirkan pertemuan dirinya dengan Tommy dan putrinya.

"Aku suka dengan putrinya, tapi aku gak ada greget sama bapaknya. Padahal awal ketemu terpesona dengan ketampanannya. Tapi kok setelah ngobrol jadi biasa aja." ujar Rania nge bathin.

Seandainya yang dijodohkan ke dirinya lelaki yang tempo hari menolong dirinya.

Loh kok jadi bayangin dia. pikiran Rania benar-benar kacau, dia masih belum bisa melupakan cowok cakep itu.

"Ah daripada mumet, mandi dulu aja biar pikiran adem. Mumpung udah sore mau ashar." gumam Rania langsung bangkit dari rebahannya dan berganti pakaian lalu bergegas untuk membersihkan diri.

Episodes
1 Bab 1 Tiga Bersaudara Yoshikazu
2 Bab 2 Pertemuan Tak Disengaja
3 Bab 3 Rania Harus Move On Dari Masa Lalu
4 Bab 4 Woi Pelan-Pelan Dong!
5 Bab 5. Gagal Lagi Gagal Lagi
6 Bab 6 Mila Jatuh Cinta Kepada Tommy
7 Bab 7 Hana Ingin Mama Baru
8 Bab 8 Tommy Bertemu Dengan Rania
9 Bab 9 Duo Pengacau Datang
10 Bab 10 Hati Rania Masih Hampa
11 Bab 11 Tommy Yang Masih Belum Move On
12 Bab 12 Bertemu Mila Di Mall
13 Bab 13 Sama-sama Legowo
14 Bab 14 Akhirnya Cukup Jadi Teman
15 Bab 15 Mantan Istri Kenzi Muncul Lagi
16 Bab 16 Kenzi Mengajak Rania Kencan
17 Bab 17 Kencan Pertama Kenzi Dan Rania
18 Bab 18 Vina Ingin Menemui Kenzi
19 Bab 19 Tommy Mengajak Mila Kencan
20 Bab 20 Tentang Kevin Anak Kenzi
21 Bab 21 Kenzi Bertemu Dengan Kevin
22 Bab 22 Kenapa Baru Sekarang
23 Bab 23 Perasaan Kenzi Yang Kacau
24 Bab 24 Keraguan Kenzi Perihal Penyakit Vina
25 Bab 25 Rania Diinterogasi Oleh Keluarganya
26 Bab 26 Curhatan Murid Rania Bernama Felicia
27 Bab 27 Aku Akan Segera Melamarmu
28 Bab 28 Akal Bulus Vina Yang Tak Kesampaian
29 Bab 29 Kita Tak Akan Sama Lagi
30 Bab 30 Ternyata Kenzi Yoshikuzi Pacarmu
31 Bab 31 Bikin Kejutan Buat Kenzi
32 Bab 32 Kok Bisa Pada Gak Ngeh
33 Bab 33 Surprise Buat Kenzi
34 Bab 34 Janji Pak Burhan Kepada Mendiang Satori
35 Bab 35 Aku Tahu Kamu Berbohong
36 Bab 36 Kekecewaan Yang Dirasakan Keluarga Vina
37 Bab 37 Bibirku Sudah Ternoda Olehmu
38 Bab 38 Mas Kasir Jatuh Cinta pada Ayumi
39 Bab 39 Kenalan Yuk Ayumi
40 Bab 40 Mulai Pedekate di Kedai Kakak
41 Bab 41 Emran Datang Kerumah Ayumi
42 Bab 42 Aku Serius Sama Kamu Ayumi
43 Bab 43 Witing Tresno Jalaran Soko Glibet
44 Bab 44 Hak Asuh Kevin
45 Bab 45 Hukuman Untuk Bu Esti Dan Carla
46 Bab 46 Bertindak Tegas Kepada Bu Esti
47 Bab 47 Menuai Hasil Perbuatan
48 Bab 48 Bye...bye...Status Single
49 Bab 49 Kejutan Untuk Bu Vika
50 Bab 50 Bu Vika Bahagia Dilamar
51 Bab 51 Begini Rasanya Malam Pertama
52 Bab 52 Emran Mengajak Ayumi Kerumahnya
53 Bab 53 Ayumi Bertemu Keluarga Emran
54 Bab 54 Ayumi Menerima Lamaran Emran
55 Bab 55 Rania Ngomel Kepada Andien
56 Bab 56 Andien Bahagia Dapat Bonus
57 Bab 57 Acara Lamaran Tommy Dan Mila
58 Bab 58 Keluarga Emran Berkunjung Ke rumah Yoshikuzi
59 Bab 59 Tommy Dan Mila Menikah
60 Bab 60 Honeymoon Ke Canada
61 Bab 61 Rania Mulai Merasa Kontraksi
62 Bab 62 Rania Kontraksi
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 Tiga Bersaudara Yoshikazu
2
Bab 2 Pertemuan Tak Disengaja
3
Bab 3 Rania Harus Move On Dari Masa Lalu
4
Bab 4 Woi Pelan-Pelan Dong!
5
Bab 5. Gagal Lagi Gagal Lagi
6
Bab 6 Mila Jatuh Cinta Kepada Tommy
7
Bab 7 Hana Ingin Mama Baru
8
Bab 8 Tommy Bertemu Dengan Rania
9
Bab 9 Duo Pengacau Datang
10
Bab 10 Hati Rania Masih Hampa
11
Bab 11 Tommy Yang Masih Belum Move On
12
Bab 12 Bertemu Mila Di Mall
13
Bab 13 Sama-sama Legowo
14
Bab 14 Akhirnya Cukup Jadi Teman
15
Bab 15 Mantan Istri Kenzi Muncul Lagi
16
Bab 16 Kenzi Mengajak Rania Kencan
17
Bab 17 Kencan Pertama Kenzi Dan Rania
18
Bab 18 Vina Ingin Menemui Kenzi
19
Bab 19 Tommy Mengajak Mila Kencan
20
Bab 20 Tentang Kevin Anak Kenzi
21
Bab 21 Kenzi Bertemu Dengan Kevin
22
Bab 22 Kenapa Baru Sekarang
23
Bab 23 Perasaan Kenzi Yang Kacau
24
Bab 24 Keraguan Kenzi Perihal Penyakit Vina
25
Bab 25 Rania Diinterogasi Oleh Keluarganya
26
Bab 26 Curhatan Murid Rania Bernama Felicia
27
Bab 27 Aku Akan Segera Melamarmu
28
Bab 28 Akal Bulus Vina Yang Tak Kesampaian
29
Bab 29 Kita Tak Akan Sama Lagi
30
Bab 30 Ternyata Kenzi Yoshikuzi Pacarmu
31
Bab 31 Bikin Kejutan Buat Kenzi
32
Bab 32 Kok Bisa Pada Gak Ngeh
33
Bab 33 Surprise Buat Kenzi
34
Bab 34 Janji Pak Burhan Kepada Mendiang Satori
35
Bab 35 Aku Tahu Kamu Berbohong
36
Bab 36 Kekecewaan Yang Dirasakan Keluarga Vina
37
Bab 37 Bibirku Sudah Ternoda Olehmu
38
Bab 38 Mas Kasir Jatuh Cinta pada Ayumi
39
Bab 39 Kenalan Yuk Ayumi
40
Bab 40 Mulai Pedekate di Kedai Kakak
41
Bab 41 Emran Datang Kerumah Ayumi
42
Bab 42 Aku Serius Sama Kamu Ayumi
43
Bab 43 Witing Tresno Jalaran Soko Glibet
44
Bab 44 Hak Asuh Kevin
45
Bab 45 Hukuman Untuk Bu Esti Dan Carla
46
Bab 46 Bertindak Tegas Kepada Bu Esti
47
Bab 47 Menuai Hasil Perbuatan
48
Bab 48 Bye...bye...Status Single
49
Bab 49 Kejutan Untuk Bu Vika
50
Bab 50 Bu Vika Bahagia Dilamar
51
Bab 51 Begini Rasanya Malam Pertama
52
Bab 52 Emran Mengajak Ayumi Kerumahnya
53
Bab 53 Ayumi Bertemu Keluarga Emran
54
Bab 54 Ayumi Menerima Lamaran Emran
55
Bab 55 Rania Ngomel Kepada Andien
56
Bab 56 Andien Bahagia Dapat Bonus
57
Bab 57 Acara Lamaran Tommy Dan Mila
58
Bab 58 Keluarga Emran Berkunjung Ke rumah Yoshikuzi
59
Bab 59 Tommy Dan Mila Menikah
60
Bab 60 Honeymoon Ke Canada
61
Bab 61 Rania Mulai Merasa Kontraksi
62
Bab 62 Rania Kontraksi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!