Bab 9 Duo Pengacau Datang

Rania tidak menyangka akan bertemu lagi dengan pria di warung sate beberapa waktu yang lalu.

"Nia, kenalkan ini Tommy." ujar pak Burhan memperkenalkan Tommy dengan keponakannya.

Tommy tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Rania. "Kita berjumpa lagi." ujar Tommy.

Pak Burhan, bu Risa dan bu Vika saling berpandangan. Mereka agak bingung dengan perkataan Tommy.

"Rania." jawabnya membalas jabat tangan Tommy.

"Kalian berdua pernah bertemu? " tanya bu Risa.

"Iya pernah, diwarung sate tante. Nia tidak sengaja menabrak pak Tommy dan meninggalkan noda

teh di kemejanya. cerita Rania yang tersenyum malu kepada Tommy.

"Sate yang kamu beli kapan hari itu? " tanya bu Vika.

"Iya bunda." jawab Rania menoleh kearah bundanya.

Semua membulatkan mulutnya berbentuk huruf O

"Dan ini pasti Hana." tukas Rania menundukkan badannya agar sejajar dengan Hana.

Hana menganggukkan kepalanya. "Hi,namaku Hana." ucapnya tersenyum kecil memperlihatkan gigi susunya yang masih lengkap.

"Cantik sekali." puji Rania tersenyum.

"Terima kasih." jawab Hana lalu mendongakkan kepalanya melihat papanya.

Semua yang melihat moment dimana Rania mengobrol singkat dengan Hana tersenyum dan berharap bahwa Tommy dan Rania berjodoh.

"Silahkan duduk Tommy. Kita ngobrol santai sambil menunggu jam makan siang." ujar pak Burhan.

Rania lalu bangkit dan menggandeng tangan Hana menuju kursi warna putih letter L. Rania duduk bersebelahan dengan Hana, sedangkan Tommy duduk berhadapan dengan Rania di sebelah kanan Hana.

Sedangkan bu Vika duduk disebelah kiri Rania. Sementara itu pak Burhan dan bu Risa duduk di kursi sofa yang lain.

Lalu Hana menowel lengan Rania hendak memberi tahu sesuatu. Rania pun memiringkan badannya agak mendekat dengan Hana.

"Tante, aku punya boneka labubu." bisik Hana yang hendak memamerkan boneka labubu hadiah ulang tahun dari papanya berwarna pink.

"Oya, dimana bonekanya?" ujar Rania dengan suara berbisik.

"Didalam tas." jawab Hana tersenyum.

"Oke, boleh tante berkenalan? " tanya Rania pelan.

"Boleh." Dengan bersemangat Hana membuka tas punggung mungilnya dan mengeluarkan boneka labubu miliknya.

Mereka tersenyum melihat Rania juga bisa bersikap luwes terhadap anak-anak seusia Hana.

"Wow lucu sekali." ujar Rania ketika melihat boneka labubu milik Hana.

Hana tertawa dan senang mendengar pujian Rania.

"Namanya Lola tante." ujar Hana.

"Halo Lola senang berkenalan dengan kamu? " ujar Rania seolah-olah dia berbicara dengan boneka labubu milik Hana.

Hana senang sekali Rania menyapa Lola, boneka labubu kesayangannya.

"Dibelikan siapa bonekanya Hana? " tanya bu Vika.

"Dibelikan papah waktu Hana ulang tahun." jawabnya sambil menoleh ke arah bu Vika.

"Hana sekarang umur berapa? " tanya bu Risa.

"Empat tahun." jawabnya tegas.

"Sudah sekolah playgroup dong? " sahut Rania.

"Sudah." jawab Hana.

"Pintar sekali anakmu Tom." tukas pak Burhan.

"Alhamdulillah om." jawab Tommy tersenyum.

"Dia mirip sekali dengan kamu. Versi mini kamu Tom." sahut bu Risa tertawa.

"Iya, jadi tidak perlu lagi test dna jika dia dibawa orang." kelakar Tommy tertawa.

"Hahaha...betul Tom." ujar pak Burhan ikut tertawa.

"Rania kerja sebagai guru? " tanya Tommy.

"Iya di sekolah international." jawab Rania.

"Mengajar bahasa Inggris? " tanya Tommy lagi.

"Iya betul." jawab Rania tersenyum.

"Pasti harus extra sabar mengajar anak-anak usia sd." ujar Tommy.

"Ya bisa dibilang begitu. Kalo sudah diatas kelas 4 tidak terlalu repot. Tapi kalo masih kelas 1 sd sampai dengan kelas 3 sd. Menghadapi mereka perlu extra sabar. Belum kalo tantrum, berkelahi dengan temannya, usil dengan temannya. Kita sebagai guru sering menghela nafas panjang." cerita Rania panjang kali lebar.

Tommy tersenyum mendengar penjelasan Rania tentang murid-muridnya.

"Dulu, om berharap Rania mau bekerja di salah satu anak perusahaan om. Tapi Rania menolak karena merasa ijazahnya adalah pendidikan bukan bisnis, jadi dia memilih untuk melamar di SD international." ujar pak Burhan.

"Ya kan memang gak nyambung om, iya masa aku sarjana pendidikan pegang bisnis. Kalo mama memang cocok, sesuai dengan ijazahnya." sahut Rania.

"Ya sekarang apalah arti sebuah ijazah Nia. Banyak yang bukan sarjana ternyata lebih kompeten. Ada yang sarjana teknik ternyata dia bakat di bidang pertanian." ujar pak Burhan.

"Ya kalo untuk jurusan tertentu tetap dipakai om ijazahnya. Seperti di perusahaan saya, kan berhubungan dengan design arsitektur, gak mungkin saya terima lulusan selain arsitek, teknik sipil dan insinyur. Kecuali kalo bagian administrasi masih ada kelonggaran. Tapi untuk akunting pun saya memperkerjakan seorang akuntan." terang Tommy.

"Iya betul kamu. Yang terpenting jujur dan niat bekerja." ujar pak Burhan.

"Papa sama mama kamu pasti bangga dengan kamu Tom. Berhasil mempertahankan perusahaan mereka berdua yang dimulai dari nol." sahut bu Risa.

"Iya tan, alhamdulillah. Saya bekerja keras bagaimana mempertahankan perusahaan orang tua saya tetap eksis di era gempuran perusahan baru yang bermunculan." timpal Tommy.

"Mbak Vika, papa dan mama Tommy itu pekerja keras dan ulet. Dulu papa Tommy bekerja di salah satu anak perusahaan Shanjo yang menjadi salah satu penanam modal pembangunan gedung bertingkat di Indonesia.

Disana lah beliau bertemu dengan mamanya Tommy yang juga bekerja sebagai design interior. Dan setelah menikah serta punya cukup modal, mereka membangun sendiri perusahaan yang sukses dan sekarang di handle oleh Tommy." cerita pak Burhan kepada kakaknya yaitu bundanya Vika.

Bu Vika manggut-manggut saja tanda mengerti tentang latar belakang keluarga Tommy.

"Tommy tiga bersaudara. Dia anak pertama, adiknya bernama Kenzi dan si bungsu Ayumi." sahut bu Risa.

"Iya kamu pernah cerita tapi tidak menyebutkan Tommy punya adik berapa." ujar bu Vika.

"Nah kalo Rania ini Tom, anak tunggal. Ayahnya meninggal karena sakit kanker waktu usia Rania 2 tahun. Sejak itu, bu Vika belum juga menikah lagi hingga sekarang." tukas pak Burhan menjelaskan latar belakang Rania kepada Tommy.

"Ooo...begitu." sahut Tommy singkat.

"Kami ajak mereka berdua tinggal disini. Karena tante sering kesepian Tom. Walaupun mereka berdua juga sibuk dengan aktivitasnya, tapi mereka kan tiap hari pulang kerumah. Sedangkan anak tante sama om sudah sibuk dengan keluarga mereka masing-masing." timpal bu Risa.

"Attaya dan Attila masih tetap memegang perusahaan paman? " tanya pak Burhan.

"Masih Tom, justru dua anak perusahaan paman itu sudah jadi milik mereka berdua." jawab pak Burhan tersenyum.

"Ooo begitu." timpal Tommy.

"Papah?! " tiba-tiba Hana memanggil papanya karena bosan tidak ada yang mengajaknya mengobrol.

"Kapan kita bisa jalan-jalan dengan tante Rania? " tanya Hana.

"Ehm kalo tante Rania mau, besok kita ajak tante Rania jalan-jalan." jawab Tommy lalu memperhatikan wajah Rania.

Mereka berdua saling beradu tatapan, tapi entah kenapa keduanya belum merasakan getaran cinta.

"Tante mau besok pergi jalan-jalan dengan kita? " tanya Hana menoleh ke arah Rania.

"Eee besok tan..." bunda Rania langsung memotong perkataannya.

"Tentu saja mau Hana, tante Rania besok tidak ada acara." sahut bu Vika mengerdipkan matanya kepada putrinya yang spontan menoleh kepadanya.

"Eeehhh...oke besok boleh kita pergi berdua...eh bertiga..." ujar Rania meralat perkataannya.

"Papah, ayo besok kita pergi jalan-jalan ke mall." ajak Hana menoleh kearah papanya.

Tommy tersenyum "Oke besok kita jemput tante Nia jam 10 pagi, kita jalan bertiga." ucapnya.

"Asyik...besok siap jam 10 pagi kita jemput ya tante. " ujar Hana senang.

"Oke." jawab Rania sambil mengacungkan jempolnya.

"Baiklah kita makan siang dulu yuk. Udah masuk jam makan siang. Kita lanjut ngobrol lagi dimeja makan." ajak pak Burhan yang diberi kode oleh istrinya bahwa makan siang sudah siap.

"Ayuk Hana." ajak Rania sambil beranjak dari duduknya dan menyodorkan telapak tangannya untuk menggandeng tangan mungil Hana.

Tommy tersenyum melihat hubungan Rania dan Hana tidak kaku. Memang Hana sama siapa saja mudah bergaul. Sifat yang diturunkan oleh mendiang mamanya.

Semua berjalan menuju ruang makan untuk makan siang bersama.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Semua menoleh kearah dua perempuan yang tidak dikehendaki kehadirannya dirumah ini.

"Kamu mengundang mereka? " ujar pak Burhan pelan kepada istrinya.

Bu Risa menghela nafas dengan pelan. "Iya sayang." jawabnya.

"Kenapa kamu undang? " bisik pak Burhan kesal.

"Nanti aku ceritakan." jawab bu Risa.

"Maaf ya telat. Udah pada mau makan siang ya? " ujar bu Esti dengan gaya kemayunya.

Rania merasa perutnya jadi mulas melihat duo kuntilanak didepannya.

Sedangkan Carla tidak berkedip sama sekali melihat wajah Tommy yang tampan. Hana yang memperhatikan tatapan mesum Carla menunjukkan rasa tidak sukanya kepada dia.

"Ini pasti cowok yang mau dikenalkan ke Nia ya? Kenalkan saya Carla, kakak sepupunya Rania." ucapnya sambil tak tahu malu menghampiri Tommy dan menyodorkan tangannya kepada Tommy.

Tommy mengkerutkan dahinya lalu berusaha tetap ramah kepada Carla.

"Tommy." jawabnya singkat lalu menyambut tangan Carla hanya menyentuh ujung jarinya.

"Dan siapa nih...cantiknya..." Carla menyapa Hana dan mencubit keras pipinya membuat Hana meringis kesakitan.

Lalu Rania menepis tangan Carla. "Woi pelan dong nyubit pipinya, dia kesakitan itu." geram Rania sambil menatap tajam kearah Carla.

"Gemes tahu." ujar Carla tanpa rasa bersalah.

"Papah sakit! " rengek Hana sambil mendongakkan kepalanya melihat papanya.

Tommy langsung duduk mensejajarkan dirinya didepan Hana dan mengelus pipinya. Sedangkan pelakunya tidak ada rasa bersalah sama sekali.

"Sinting! " umpat Rania menatap wajah Carla dengan kesal.

"Perkenalkan saya budenya Rania, nama saya Esti." lalu giliran mamanya Carla sok akrab dengan Tommy. Beliau juga mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan dengan Tommy.

"Senang berkenalan dengan anda nyonya." jawab Tommy lalu dia berdiri dan membalas jabat tangan bu Esti.

"Panggil saja tante atau mama Esti. Biar cepat akrab gitu hehe..." sahutnya sambil terkekeh.

Pak Burhan, bu Risa dan bu Vika yang dari tadi diam saja malas untuk menegur mereka berdua akhirnya mengajak Tommy keruang makan.

"Ayo kita makan siang Tom." ajak pak Burhan.

Tommy menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti langkah pak Burhan. Carla berusaha berjalan disamping Tommy tapi dihalangi oleh bu Risa.

"Ngapain kamu! " tukas bu Risa menarik tangan Carla agar mundur ke belakang.

Hana tidak memperdulikan Carla yang ditarik oleh bu Risa. Dia menggandeng tangan Rania berjalan disisi kanan papanya.

"Ish, tante ya mau jalan lah keruang makan." ucapnya.

"Ya gak usah jalan disamping Tommy. Ingat ya Tommy calon suami Rania. Awas kamu kalo bikin ulah pake ngrayu dia segala." tegas bu Risa memberi ultimatum kepada keponakan yang paling dia benci.

Carla hanya bisa mendesah kesal. Dan bu Risa menggandeng bu Vika berjalan menuju ruang makan meninggalkan Vika dan mamanya.

"Mama?! " ujar Carla dengan suara manja.

"Santai aja Carla, mama pastikan Tommy akan menikah dengan kamu. Jangan sampai menikahi perawan tua itu." tukas bu Esti yang paham anak gadisnya menyukai Tommy.

Episodes
1 Bab 1 Tiga Bersaudara Yoshikazu
2 Bab 2 Pertemuan Tak Disengaja
3 Bab 3 Rania Harus Move On Dari Masa Lalu
4 Bab 4 Woi Pelan-Pelan Dong!
5 Bab 5. Gagal Lagi Gagal Lagi
6 Bab 6 Mila Jatuh Cinta Kepada Tommy
7 Bab 7 Hana Ingin Mama Baru
8 Bab 8 Tommy Bertemu Dengan Rania
9 Bab 9 Duo Pengacau Datang
10 Bab 10 Hati Rania Masih Hampa
11 Bab 11 Tommy Yang Masih Belum Move On
12 Bab 12 Bertemu Mila Di Mall
13 Bab 13 Sama-sama Legowo
14 Bab 14 Akhirnya Cukup Jadi Teman
15 Bab 15 Mantan Istri Kenzi Muncul Lagi
16 Bab 16 Kenzi Mengajak Rania Kencan
17 Bab 17 Kencan Pertama Kenzi Dan Rania
18 Bab 18 Vina Ingin Menemui Kenzi
19 Bab 19 Tommy Mengajak Mila Kencan
20 Bab 20 Tentang Kevin Anak Kenzi
21 Bab 21 Kenzi Bertemu Dengan Kevin
22 Bab 22 Kenapa Baru Sekarang
23 Bab 23 Perasaan Kenzi Yang Kacau
24 Bab 24 Keraguan Kenzi Perihal Penyakit Vina
25 Bab 25 Rania Diinterogasi Oleh Keluarganya
26 Bab 26 Curhatan Murid Rania Bernama Felicia
27 Bab 27 Aku Akan Segera Melamarmu
28 Bab 28 Akal Bulus Vina Yang Tak Kesampaian
29 Bab 29 Kita Tak Akan Sama Lagi
30 Bab 30 Ternyata Kenzi Yoshikuzi Pacarmu
31 Bab 31 Bikin Kejutan Buat Kenzi
32 Bab 32 Kok Bisa Pada Gak Ngeh
33 Bab 33 Surprise Buat Kenzi
34 Bab 34 Janji Pak Burhan Kepada Mendiang Satori
35 Bab 35 Aku Tahu Kamu Berbohong
36 Bab 36 Kekecewaan Yang Dirasakan Keluarga Vina
37 Bab 37 Bibirku Sudah Ternoda Olehmu
38 Bab 38 Mas Kasir Jatuh Cinta pada Ayumi
39 Bab 39 Kenalan Yuk Ayumi
40 Bab 40 Mulai Pedekate di Kedai Kakak
41 Bab 41 Emran Datang Kerumah Ayumi
42 Bab 42 Aku Serius Sama Kamu Ayumi
43 Bab 43 Witing Tresno Jalaran Soko Glibet
44 Bab 44 Hak Asuh Kevin
45 Bab 45 Hukuman Untuk Bu Esti Dan Carla
46 Bab 46 Bertindak Tegas Kepada Bu Esti
47 Bab 47 Menuai Hasil Perbuatan
48 Bab 48 Bye...bye...Status Single
49 Bab 49 Kejutan Untuk Bu Vika
50 Bab 50 Bu Vika Bahagia Dilamar
51 Bab 51 Begini Rasanya Malam Pertama
52 Bab 52 Emran Mengajak Ayumi Kerumahnya
53 Bab 53 Ayumi Bertemu Keluarga Emran
54 Bab 54 Ayumi Menerima Lamaran Emran
55 Bab 55 Rania Ngomel Kepada Andien
56 Bab 56 Andien Bahagia Dapat Bonus
57 Bab 57 Acara Lamaran Tommy Dan Mila
58 Bab 58 Keluarga Emran Berkunjung Ke rumah Yoshikuzi
59 Bab 59 Tommy Dan Mila Menikah
60 Bab 60 Honeymoon Ke Canada
61 Bab 61 Rania Mulai Merasa Kontraksi
62 Bab 62 Rania Kontraksi
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 Tiga Bersaudara Yoshikazu
2
Bab 2 Pertemuan Tak Disengaja
3
Bab 3 Rania Harus Move On Dari Masa Lalu
4
Bab 4 Woi Pelan-Pelan Dong!
5
Bab 5. Gagal Lagi Gagal Lagi
6
Bab 6 Mila Jatuh Cinta Kepada Tommy
7
Bab 7 Hana Ingin Mama Baru
8
Bab 8 Tommy Bertemu Dengan Rania
9
Bab 9 Duo Pengacau Datang
10
Bab 10 Hati Rania Masih Hampa
11
Bab 11 Tommy Yang Masih Belum Move On
12
Bab 12 Bertemu Mila Di Mall
13
Bab 13 Sama-sama Legowo
14
Bab 14 Akhirnya Cukup Jadi Teman
15
Bab 15 Mantan Istri Kenzi Muncul Lagi
16
Bab 16 Kenzi Mengajak Rania Kencan
17
Bab 17 Kencan Pertama Kenzi Dan Rania
18
Bab 18 Vina Ingin Menemui Kenzi
19
Bab 19 Tommy Mengajak Mila Kencan
20
Bab 20 Tentang Kevin Anak Kenzi
21
Bab 21 Kenzi Bertemu Dengan Kevin
22
Bab 22 Kenapa Baru Sekarang
23
Bab 23 Perasaan Kenzi Yang Kacau
24
Bab 24 Keraguan Kenzi Perihal Penyakit Vina
25
Bab 25 Rania Diinterogasi Oleh Keluarganya
26
Bab 26 Curhatan Murid Rania Bernama Felicia
27
Bab 27 Aku Akan Segera Melamarmu
28
Bab 28 Akal Bulus Vina Yang Tak Kesampaian
29
Bab 29 Kita Tak Akan Sama Lagi
30
Bab 30 Ternyata Kenzi Yoshikuzi Pacarmu
31
Bab 31 Bikin Kejutan Buat Kenzi
32
Bab 32 Kok Bisa Pada Gak Ngeh
33
Bab 33 Surprise Buat Kenzi
34
Bab 34 Janji Pak Burhan Kepada Mendiang Satori
35
Bab 35 Aku Tahu Kamu Berbohong
36
Bab 36 Kekecewaan Yang Dirasakan Keluarga Vina
37
Bab 37 Bibirku Sudah Ternoda Olehmu
38
Bab 38 Mas Kasir Jatuh Cinta pada Ayumi
39
Bab 39 Kenalan Yuk Ayumi
40
Bab 40 Mulai Pedekate di Kedai Kakak
41
Bab 41 Emran Datang Kerumah Ayumi
42
Bab 42 Aku Serius Sama Kamu Ayumi
43
Bab 43 Witing Tresno Jalaran Soko Glibet
44
Bab 44 Hak Asuh Kevin
45
Bab 45 Hukuman Untuk Bu Esti Dan Carla
46
Bab 46 Bertindak Tegas Kepada Bu Esti
47
Bab 47 Menuai Hasil Perbuatan
48
Bab 48 Bye...bye...Status Single
49
Bab 49 Kejutan Untuk Bu Vika
50
Bab 50 Bu Vika Bahagia Dilamar
51
Bab 51 Begini Rasanya Malam Pertama
52
Bab 52 Emran Mengajak Ayumi Kerumahnya
53
Bab 53 Ayumi Bertemu Keluarga Emran
54
Bab 54 Ayumi Menerima Lamaran Emran
55
Bab 55 Rania Ngomel Kepada Andien
56
Bab 56 Andien Bahagia Dapat Bonus
57
Bab 57 Acara Lamaran Tommy Dan Mila
58
Bab 58 Keluarga Emran Berkunjung Ke rumah Yoshikuzi
59
Bab 59 Tommy Dan Mila Menikah
60
Bab 60 Honeymoon Ke Canada
61
Bab 61 Rania Mulai Merasa Kontraksi
62
Bab 62 Rania Kontraksi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!