"Orc cheif?!" Noran memandang tulisan keemasan yang berkedip itu.
Orc cheif memandang ke arah Noran dan Sin berada, keduanya di kelilingi oleh puluhan Orc.
"Hanya manusia rendahan berani masuk ke wilayah kekuasaanku? Bunuh mereka!" ucap Orc Cheif.
Dirinya berbalik dan hendak masuk kembali, namun sebuah pemandangan yang mengejutkannya membuat ia berdiri kaku.
5 orc terbunuh hanya dalam sekali ayunan.
[Level up! Level saat ini : 156!]
Noran tersenyum, Boss monster dengan nama yang berkedip keemasan, mana mungkin mereka bisa melepaskannya.
"Sin, ayo mengamuk!" ucap Noran.
Keduanya menebas para Orc yang mengelilingi mereka seperti orang gila, menebas tanpa memedulikan diri mereka sendiri.
Setelah beberapa saat, keduanya kelelahan, melihat sekeliling yang berisi tumpukan mayat Orc.
"Beraninya kalian membunuh rasku!" Orc Cheif berteriak marah.
Memandang kedua manusia di hadapannya dengan tajam dan keji. Dirinya megambil pedang besar dan melaju ke arah Noran.
Buumm..
Pedang bertumbukan, membuat Noran terdorong beberapa langkah. Keduanya di selimuti oleh debu yang berterbangan.
Sin melompat, menyerang Orc cheif dari belakang. Orc cheif menangkisnya dengan pedang besar miliknya, membuat Sin terlempar.
20% hp sin berkurang hanya dengan satu serangan Orc cheif.
"Dia lebih kuat dari monster berlevel sama, setidaknya ia mampu melawan monster berlevel 250 dengan seimbang." gumam Noran.
Noran mengayunkan dua pedangnya, mengayunkannya dengan kuat sembari menghitungnya.
1...
2...
3...
5...
7...
10...
13..
17...
20...
Dua puluh serangan berturut-turut dengan dua pedang, membuat Hp Orc Cheif berkurang 10%.
"Bagaimana mungkin kamu?!" dirinya merasa terkejut. Hp miliknya yang tebal bisa berkurang banyak.
Noran terus menyerangnya dengan di bantu Sin, keduanya terus bertarung. Entah sudah berapa ratus ayunan yang mereka lakukan.
"Sin, mundur!" teriak Noran.
Sin segera mundur ke belakang Noran, Noran kemudian mengangkat tangan Kirinya dan mengacungkannya kepada Orc cheif.
"Fireball!"
Bola api panas dan besar melaju ke arah Orc Cheif, Orc cheif segera mengaktifkan skill miliknya.
"Shield!"
Ssbuah perisai transparan muncul di hadapannya, menghentikan bola api dari dirinya.
Buumm...
Ledakan keras terdengar, di sekitar Orc cheif api panas menyala, Shield miliknya juga telah hancur berkeping-keping.
Debu-debu berterbangan, menutupi tubuh Orc cheif. Noran kemudian melesat, di ikuti oleh Sin.
Keduanya menebas Orc dari segala sisi sembari berlari mengitarinya. Karena debu yang tebal, Orc cheif tidak bisa mengetahui dari mana serangan itu.
Ia hanya bisa bertahan sekuat mungkin dan mencoba menangkis setiap serangan.
Serangannya terlalu banyak, mustahil untuk menangkis seluruh serangannya.
"Sialan! Arm Streenghtening!" Orc cheif berteriak marah.
Lengannya menjadi lebih besar, pembuluh darah melotot keluar seakan-akan bisa meletus kapan saja.
Swing!
Pedang besar ia putar, membuat Noran dan Sin terlempar jauh. Hp Orc cheif hanya tersisa 10% dari semula, sementara Noran dan Sin juga tak berbeda jauh.
Serangan Orc cheif barusan sangat berbahaya baginya. Noran kemudian bangkit, Sin juga mengikutinya.
"Hahaha... Manusia lemah seperti kalian, berpikir bisa membunuhku?! Omong kosong!" Orc cheif tertawa melihat keduanya yang berjuang bangkit.
"Hehe, kami tidak berpikir bisa membunuhmu, tapi kami pasti bisa membunuhmu." ucap Noran.
Noran mengambil dua potion terakhirnya, meminum satu dan memberikan satunya kepada Sin.
Hp keduanya pulih hingga menyentuh 50% dari bar Hp mereka.
Noran melesat maju dengan Sin, melesat menuju Orc cheif dengan cepat.
"Bagus, cooldown sudah selesai." gumam Noran.
"Sin, sekarang!" ucap Noran.
"Baik, Slash!" teriak Sin.
"Swordmanship! Battle Aura!"
Bilah pedang menjadi lebih tajam, sementara kekuatan Noran meningkat hingga 20%.
"Shield!" Orc Cheif menjadi panik melihat serangan keduanya, ia segera memasang sihir perlindungan.
Cting!!
Tiga bilah pedang dengan kekuatan besar memukul Shield milik Orc cheif, membuat dengung besar.
Crak...
Shield menjadi retak, dan pecah berkeping-keping. Tiga pedang melaju dan memotong lehernya.
"Tidak mungkin!" Orc Cheif terbunuh dengan mata tidak percaya.
Noran dan Sin merasa lelah luar biasa, keduanya melihat desa orc yang telah hancur ini.
Hanya mayat-mayat orc yang berserakan, Noran lalu menyimpan mayat mereka.
"Tuan, sepertinya ada tawanan mereka di desa ini." ucap Sin.
Noran juga merasakan hal yang sama, mereka membuka satu-persatu bangunan yang ada, namun hanya ada bangunan kosong.
Mereka membuka bangunan lain, terlihat belasan Orc yang masih kecil meringkuk ketakutan.
Meski tampang mereka imut, Noran segera menebas mereka. Membersihkan masalah harus mencabutnya dari akar-akarnya.
Hanya satu bangunan yang tersisa, itu adalah bangunan milik Orc cheif.
Keduanya masuk ke dalam, ruangan mirip singgasana dengan harta yang bertumpuk di sampingnya.
"Dimana mereka?" Noran merasa bingung, rumah sebesar ini hanya ada satu ruangan.
Dirinya kemudian membuka map miliknya menemukan ada jalur rahasia di balik kursi itu.
"Kenapa tidak ada tuan?" tanya Sin.
"Mereka di tempatkan di ruangan rahasia." ucap Noran.
"Ruangan rahasia? Dimana itu?" Sin sibuk mencari ke seluruh ruangan.
Noran menendang kursi itu hingga hancur berkeping-keping, ada sebuah jalan rahasia menuju ke bawah.
Dengan obor di tangan, mereka berjalan menyusuri lorong yang gelap, setelah berjalan cukup jauh, mereka tiba di sebuah ruangan.
"Ini seperti penjara." gumam Noran.
Di dalam ruangan itu, ada belasan gadis muda yang memiliki tatapan sayu, mata mereka tidak menampilkan semangat hidup lagi.
Selain itu, mereka tidak mengenakan sehelai pakaian apapun, hanya menutupi tubuh dengan sebuah kain panjang.
"Kondisi yang memprihatinkan, kembalilah ke kota, bawa kereta kuda kita, bawa beberapa pakaian dan makanan." ucap Noran.
Sin mengangguk, dirinya melesat keluar dari ruangan dan segera berlari menuju ke tepi hutan, menunggangi kuda menuju ke kota.
Setelah beberapa lama menunggu, Sin dan yang lainnya kembali membawa 2 kereta kuda dan satu kuda milik Noran.
Mereka membawa cukup banyak pakian, menutupi tubuh gadis-gadis itu dan membawanya kembali ke kota.
Saat dirinya hendak meninggalkan tempat ini, Noran memandang ke arah utara.
"Aura ini.... Sangat kuat.." gumam Noran.
"Tuan, ada apa?" Sin menghampirinya dan bertanya.
Noran menggelengkan kepalanya, dan kembali berjalan.
"Tidak ada." ucap Noran.
Mereka bergerak menuju ke kota, meninggalkan desa Orc yang telah hancur.
Setelah beberapa saat pergi, seorang pria berjubah terbang di atas langit, sepasang sayap hitam dan besar.
"Tidak berguna.." pria itu segera pergi menuju ke utara, meningalkan tempat ini dengan cepat.
.............................................................
Mohon maaf jika kurang memuaskan, ini karya pertamaku, silahkan di vote dan komen ya? Makasih.
.............................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟🤟
2022-08-07
0
Diamond
lanjuttt
2021-06-03
0
John Singgih
musuh yang sebenarnya...
2021-01-15
0