1 bulan telah berlalu, kini level keempatnya telah meningkat pesat. Masing-masing telah memiliki level di atas 100.
Noran sendiri saat ini berada di level 120, ini karena dirinya rajin membunuh monster di hutan.
Dingg... Dingg... Dingg..
Lonceng raksasa berbunyi berulang-ulang, seluruh petarung yang ada keluar dan berkumpul di depan gerbang desa.
"Apa yang terjadi?" tanya Noran.
"Gelombang monster menyerang, cepatlah berkumpul di gerbang desa." ucap seorang pria besar.
Jumlah orang yang berkumpul ada 200 orang, dengan 50 pemanah berada di atas tembok kayu.
"Ada apa ini?" tanya seorang petualang.
"Ada monster yang menyerang, jumlahnya kurang lebih 700 monster!" teriak seorang pemanah.
Monster berukuran besar dan jumlahnya ratusan hampir memenuhi padang rumput yang luas ini.
"700?!" seorang petualang terkejut.
Jumlah ini terlalu besar, ini adalah gelombang terbesar selama 3 bulan terakhir.
Tron berdiri di samping Noran, dan berbicara.
"Mungkin ini karena pelatihan kita, membuat mereka marah dan menyerang lebih keras." ucap Tron.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Noran.
"Ini juga pelatihanmu, bunuh sebanyak mungkin monster-monster itu, kali ini bekerjasamalah dengan mereka." ucap Tron.
Noran tidak pernah tahu seberapa tinggi level Tron, statusnya selalu menunjukkan tanda tanya.
Dalam beberapa saat, Tron telah menghilang dari sampingnya dan muncul di barisan paling belakang monster.
Gerakan Tron begitu cepat, membuat tidak ada satupun orang yang mengetahui langkahnya.
Di belakang barisan monster besar ini, dirinya membunuh monster itu dan membuat kekacauan.
Hanya dalam beberapa nafas puluhan monster terbunuh di tangannya.
Kepala desa Ersenel berdiri di atas gerbang desa, memandang ratusan monster yang menyerang desanya.
"Berapa banyak yang akan tewas kali ini?" gumam sang kepala desa.
Kepala desa menarik busurnya, mengarahkannya ke atas langit.
"Tembak!" ucap sang kepala desa.
Puluhan anak panah di lesatkan, membuat hujan anak panah dan menancap di tubuh para monster.
"Graooo!!"
Raungan keras terdengar dari para monster, membuat tanah bergetar.
"Buka gerbangnya!" teriak sang kepala desa.
Gerbang perlahan terbuka, ratusan prajurit dan petualang berlari keluar dan berbaris di depan gerbang.
Setelah semua orang keluar, gerbang desa segera di tutup, berkali-kali kepala desa dan puluhan pemanah meluncurkan hujan anak panah.
Para prajurit dan petualang yang di luar mulai membabat monster yang mendekati desa.
Pertempuran berlangsung sengit, terlebih jumlah monster lebih banyak.
"Arghhhh!!"
Teriakan kesakitan terdengar, seorang prajurit di gigit oleh monster harimau.
Di sisi lain seekor badak tanpa cula di kerubungi belasan prajurit dan petualang, membuatnya terbunuh.
Noran kemudian melaju ke arah monster dan mulai menebas dengan pedangnya, Sin mengikutinya di belakang, di susul oleh Toun.
Mike juga mengikuti sementara Ruli bergabung dengan para pemanah. Keterampilan memanahnya luar biasa, hanya satu anak panah yang dibutuhkan untuk membuat satu monster tumbang.
Membuat para pemanah lainnya terkagum. Dalam waktu singkat, belasan monster telah dibunuh oleh Noran dan yang lainnya, monster berkurang secara signifikan.
Perlahan, levelnya terus meningkat, Noran kemudian mengaktifkan sill miliknya.
"Swordmanship! Battle Aura!" ucap Noran.
Dengan dua skill ini kekuatannya meningkat 20% menyamai seseorang yang berlevel 144.
Dalam beberapa serangan, belasan monster terbunuh di tangannya, Noran terus membunuh sebanyak mungkin monster yang ada di hadapannya.
Mungkin bagi orang lain mereka adalah monster yang kejam dan menakutkan, namun di mata Noran mereka seperti tumpukan exp yang berjalan.
Setelah beberapa jam berlalu, gelombang monster berhasil di bersihkan, menyisakan belasan monster yang kabur ke dalam hutan.
Level Noran telah mencapai 130, sepertinya tempat ini tidak akan bisa memberinya exp lagi.
"Aku harus mencari tempat lain untuk meningkatkan levelku." gumam Noran.
Swush...
"Sudah selesai ya?" ucap Tron.
Dirinya secara misterius muncul di samping Noran, tubuhnya di penuhi oleh darah dan luka, Hp miliknya juga terkuras banyak, menyisakan 20% dari total Hp miliknya.
Noran terkejut, hp milik Tron setidaknya melebihi 15.000, namun hanya tersisa 20% saja saat ini.
"Apa kamu menyerang dari belakang musuh?" tanya Noran.
Tron hanya tersenyum, dirinya memandang Noran dan berbicara.
"Kini kekuatanmu sudah cukup, sepertinya kamu harus kembali segera ke Tranduil dan temui Heden." ucap Tron.
Noran memberikan sepuluh potion kepada Tron dan meminumnya untuk memulihkan Hp miliknya yang telah berkedip merah.
Mike, Sin dan Toun juga sama, Hp mereka berkurang dalam jumlah besar, mereka kemudian meminum potion untuk memulihkan Hp mereka.
"Kalian sepertinya bekerja dengan keras." ucap Noran.
Masing-masing memiliki level 110 saat ini, mereka terkejut ketika mendengar Noran mengatakan levelnya juga telah meningkat lagi.
Noran juga telah menyimpan 50 monster yang ia bunuh, dirinya kemudian kembali menuju penginapan dan membersihkan diri mereka.
Saat berada di meja makan, Noran berbicara kepada keempatnya.
"Aku akan pergi ke kota Tranduil, sepertinya aku harus meninggalkan kalian. Ada sesuatu yang harus aku lakukan disana." ucap Noran.
Dirinya menceritakan tentang permintaan untuk menghabisi sekelompok Orc berlevel 180.
Keempatnya menolak, mereka berdiri dan memandang Noran, mengatakan jika itu terlalu berbahaya untuk di lakukan sendirian.
"Tidak tuan, kami akan ikut." ucap Sin.
"Ya, terlalu berbahaya melawan mereka." ucap Mike.
"Meski kami masih belum cukup kuat, kami yakin dapat membantu tuan." ucap Toun.
Dan secara misterius Tron kembali muncul dan duduk di salah satu kursi, memakan makanan yang di pesan oleh Noran.
"Pria tua ini, suka sekali muncul dan menghilang tiba-tiba.." gumam Noran.
"Untuk apa kamu menolak? Mereka sudah cukup kuat untuk membantumu. Terlebih, tidak ada lagi yang bisa kubantu untuk kalian berlatih." ucap Tron.
"Baiklah, jika begitu, aku berterimakasih dengan bantuan anda karena telah melatih kami." ucap Noran.
Noran memberikan 100 koin emas kepada Tron, Tron memandang uang itu dan bertanya.
"Apa ini?" taya Tron.
"Itu ucapan terimakasih kami." ucap Noran.
"Itu tidak perlu." ucap Tron.
"Terimalah dan gunakan untuk memperbaiki kediamanmu." ucap Noran.
Rumah Tron sudah begitu buruk, hampir rubuh. Rumah itu sudah tidak layak, dengan uang sebanyak itu Tron akan mampu membuat rumah besar yang megah.
"Terimakasih." ucap Tron.
Dia juga menyadari kediamannya sudah begitu buruk. Setelah makan malam yang riang, Noran kembali ke kamarnya dan memeriksa statusnya.
[Nama : Noran
Ras : human
Umur : 16 tahun
Job : adventurer (E)
Level : 130 (13000/13000)
Hp : 13000 / 13000
Mp : 6500 / 6500
Fame : 2000
Charisma : 10
Skill:
[Alchemy][lv1]
[Battle Aura][lv1]
[Fireball][lv2]
[Riding][lv1]
[Swordmanship][lv4]
Item:
[Pakaian normal][3]
[Hp potion][5]
[Mp potion][5]
[Koin tembaga][30.000]
[Koin perak][10.000]
[Koin emas][700] ]
Setelah memeriksa status miliknya, Noran memutuskan untuk tidur, ada perjalanan panjang yang menunggunya.
.............................................................
Mohon maaf jika kurang memuaskan, ini karya pertamaku, silahkan di vote dan komen ya? Makasih.
.............................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Luthfi Afifzaidan
lanjut up
2023-08-24
1
Kerta Wijaya
🤟
2022-08-06
0
Ijez Pahlevi
membuat rumah besar dan megah pake 100 koin emas sementara itu noran duit nya 700 koin emas kayak bisa bikin istana ini
2022-02-23
0