"Kota Tranduil.." gumam Noran.
Kota yang besar dan luas, juga dengan pengamanan yang ketat oleh para prajurit kerajaan.
Dalam dunia yang kacau dan di penuhi monster ini, keamanan adalah hal utama dari setiap kota dan desa di 7 kerajaan.
Dengan keamanan yang tinggi, mereka bisa memastikan bahwa ras manusia tidak akan punah dari dunia Acadia ini, setidaknya untuk beberapa lama ke depan.
"Berhenti, tunjukkan identitas anda." ucap seorang prajurit.
Dengan zirah besi yang menutupi dada, lengan dan kakinya, meski tidak sepenuhnya tertutup.
Tidak di ragukan lagi, pertahanannya cukup tinggi untuk berada di garis depan kota ini.
"Identitas?" ucap Noran.
Noran merasa bingung, identitas seperti apa yang mereka maksud itu.
"Identitas, tunjukkan kartu identitasmu." ucap sang penjaga.
Di samping Noran, seorang pria paruh baya terlihat menunjukkan kartu dari besi dan menunjukkan kepada sang prajurit.
"Apa itu yang mereka maksud?" gumam Noran.
Noran kemudian melihat ke arah penjaga di depannya.
"Saya tidak memilikinya." ucap Noran.
"Jika kamu tidak punya, ikut denganku." ucap sang penjaga.
Noran kemudian mengikuti sang penjaga menuju ke garnisun di belakang gerbang, mereka kemudian masuk.
Noran duduk di hadapan sang penjaga, dengan pintu garnisun di jaga oleh dua prajurit dan tangan mereka memegang gagang pedang. Siap untuk menariknya kapanpun.
Noran merasa dirinya seperti seorang penjahat yang akan di eksekusi.
Sebuah bola kristal yang transparan di letakkan di tengah meja, dengan dua batu hitam di sampingnya dan menghadap ke kristal.
"Letakkan tanganmu di antara kristal dan kedua batu itu." ucap sang penjaga.
Noran mengikuti ucapan sang penjaga dan segera meletakkan tangannya diantara kristal dan dua batu hitam.
Shrink....
Bola kristal memancarkan warna putih bersih, dan batu mulai mengeluarkan sinar biru lembut seperti memindai tangan Noran.
Di sisi lain, sebuah plat besi perlahan terukir oleh sebuah peralatan sihir, mengukir wajah dan data diri Noran.
[Nama : Noran
Ras : human
Job : -
Level : 5 ]
Sang penjaga merasa terkejut, tidak di sangka pemuda di hadapannya hanya memiliki level 5, bahkan pemuda paling biasa di desa setidaknya memiliki level 10.
Dan level 5, hanya anak berumur 7 tahun yang memilikinya. Di dalam pikirannya, bagaimana bisa pemuda ini hanya memiliki level 5? Apakah dewa membencinya?
"Aman, kartu identitasmu telah selesai, biayanya 1 koin perak." ucap sang penjaga.
Setelah mendengar kata aman, kedua penjaga di pintu segera rileks dan melepaskan tangannya dari gagang pedang.
Noran kemudian mengambil uang di dalam penyimpanannya, dirinya berpura-pura mengambil koin dari kantong di celananya.
"Berhati-hati selalu lebih baik." pikir Noran.
Terlebih, ia tidak tahu apakah di dunia ini ada sihir penyimpanan atau tidak, dan seberapa langka sihir ini.
Ia tidak ingin di buru dan di manfaatkan oleh kelompok tertentu, ia ingin bebas.
Noran kemudian keluar dari garnisun, melihat plat besi ditangannya.
"Mengapa ada gambarku disana? Bagaimana mereka mengambilnya?" gumam Noran.
Noran kemudian berjalan melewati jalanan kota yang cukup ramai.
Banyak toko yang terbuka di sepanjang sisi jalan, terlihat juga beberapa orang yang keluar masuk dari toko, dan terlihat beberapa yang memandang toko sembari berjalan.
"Dunia yang mengagumkan." gumam Noran.
Bangunan yang ada sebagian besar terbuat dari kayu dan batu, membuat kesan abad pertengahan sangat kuat disini.
Noran kemudian mencari penginapan, memiliki tempat untuk beristirahat adalah prioritasnya.
"Apakah peta bisa menunjukkan dimana penginapan di kota ini?" gumam Noran.
Dirinya kemudian memutuskan untuk mencobanya, membuka panel menu miliknya dan membuka menu map.
[Cari lokasi]
Sebuah kolom di sudut atas map terlihat jelas, itu mungkin fungsi pencarian.
"Ada! Mari kita coba." gumam Noran.
Noran memikirkan dimana lokasi penginapan di kota ini, dengan pikirannya, map melakukan pemindaian.
Setelah beberapa saat, pemindaian selesai di lakukan, beberapa kotak di map kemudian berubah menjadi berwarna hijau.
Itu adalah penginapan yang ada di kota ini, kota Tranduil. Ada sebuah penginapan yang dekat dari tempat Noran saat ini.
Noran kemudian berjalan menuju ke tempat tersebut, dan tempat itu adalah sebuah penginapan yang cukup besar.
Memiliki 2 lantai, dengan setiap lantainya memiliki 50 kamar.
Silver inn...
Itulah nama penginapan ini, ada dua jenis kamar di penginapan ini, kamar berukuran kecil yang berjumlah 80 kamar, dan kamar berukuran besar yang berjumlah 20 kamar.
Noran kemudian memasuki penginapan, terlihat seorang gadis cantik menunggu di meja penerima tamu.
"Selamat datang di silver inn." ucap sang gadis.
Suara manis dan lembut terdengar darinya dengan senyuman ramah. Mungkin itu akan menjadi model yang bagus jika di bumi.
"Apa tuan ingin memesan kamar?" tanya sang gadis.
"Ya, aku ingin memesan sebuah kamar." ucap Noran.
"Baik, kamar yang besar atau yang kecil tuan?" tanya sang gadis.
"Kamar berukuran kecil saja." ucap Noran.
"Kamar berukuran kecil, biaya permalam adalah 50 koin tembaga." ucap sang gadis.
50 tembaga? Seberapa banyak itu? Setengah koin perak? Atau 5 koin perak?
"Aku memesan untuk 3 malam." ucap Noran.
"Totalnya 1 koin perak dan 50 koin tembaga, apa tuan ingin memesan paket makan juga?" tanya sang gadis.
"Ya." ucap Noran.
"Kamar untuk 3 malam beserta 2 kali makan, biayanya adalah 2 koin perak." ucap sang gadis.
Noran kemudian memberikan dua koin perak kepada gadis itu dan mengambil kunci kamarnya.
Kamar nomor 53, itu berada di lantai 2 penginapan. Noran kemudian berjalan menuju kamarnya dan beristirahat sejenak.
.............................................................
Mohon maaf jika kurang memuaskan, ini karya pertamaku, silahkan di vote dan komen ya? Makasih.
.............................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Luthfi Afifzaidan
up
2023-08-24
1
Sandi Fahlevi
terlalu cepat le kota, knp gak di hutan saja dlu meningkat kan keuatan.
2022-11-12
1
Arim
Thor serius nanya pemain lain kemana? dunia itu kan sebelumnya cuma game vr harusnya banyak player kan?
2022-10-23
1