12

Kemudian ia mengoleskan selai itu ke roti dan barulah ia membagi-bagikannya pada Simon, Adolft, Amy dan ketiga anak kembarnya, serta untuk dirinya sendiri juga.

Mata simon terbelalak waktu merasakan lelehan selai coklat kacang yang dipadukan dengan roti yang biasa ia makan. Benar-benar perpaduan yang luar biasa pikirnya. Sementara Adolft sejak pertama kali mencobanya, matanya sejak tadi tidak terbuka sama sekali karena merasakan nikmatnya sebuah makanan yang ada di mulutnya itu. Sungguh ia tidak menyangka jika roti hambar buatannya itu bisa terasa sangat enak seperti ini.

Amy juga terkejut dengan rasa selai itu, ia tak menyangka ternyata Duchess Luxio diam-diam memiliki keterampilan yang jago dalam memasak.

"Luar biasa nyonya. Ini makanan terenak yang pernah saya makan. Terima kasih" Ungkap Amy.

"Itu benar, saya tidak menyangka jika roti keras dan hambar buatan saya ini bisa terasa seenak ini. Anda luar biasa Duchess" Puji Adolft.

Katrina juga membuatkan roti isi selai coklat kacang sebanyak 5 buah untuk kelima pekerja yang ada di kediaman itu.

"Simon, panggil semua para pekerja kemari" Ucap Katrina.

Simon pun langsung bergegas memanggil keempat ksatria dan satu pelayan.

Kini, keempat ksatria berdiri dengan berjejer tepat di depan Katrina yang sedang memegang nampan berisikan roti campur selai coklat kacang buatannya. Di samping keempat ksatria itu juga ada seorang gadis muda berumur 18 tahun berdiri dengan wajah penuh keringat dingin dan pupil matanya nampak gemetar.

Begitu pula dengan keempat ksatria itu yang tampak mematung dengan memasang ekspresi was-was menebak hukuman apa yang akan mereka dapatkan serta mencari tahu letak kesalahan mereka berempat.

"I-inilah kenapa aku selalu melarang kalian bersantai" Bisik salah satu ksatria dengan rambut gondrong nya berwarna coklat.

"Cih, kau juga ikut waktu itu kan" Balas salah satu ksatria dengan rambut coklat bermata biru.

"Ehem!"

Deheman Katrina mengejutkan keempat ksatria itu dan juga pelayan yang berdiri di samping mereka. Gadis itu tampak seperti ingin menangis.

Tiba-tiba saja Katrina menyodorkan nampan berisikan roti dengan isi sesuatu berwarna gelap ke arah kelima orang itu. Sontak membuat bulu kuduk mereka berlima meremang merasa ngeri.

"Ambillah" Seru Katrina dengan tersenyum hangat.

Namun di mata kelima orang itu tampak seperti senyuman ala devil yang salah sedikit auto pindah alam.

Ksatria berambut gondrong coklat itu nampak menyikut teman yang berdiri di sebelah kirinya.

"Kau duluan" Bisiknya menyuruh temannya yang berambut merah bermata coklat mengambilnya.

"Enak saja, kau duluan yang coba baru aku" Balasnya.

"Kalian tidak lapar?" Tanya Katrina.

"K-kami lapar D-Duchess" Jawab ksatria berambut kuning dengan bermata hijau yang merupakan ketua dari mereka berempat.

"Kalau begitu, cobalah"

Dengan ragu-ragu, ksatria berambut kuning dengan identitas bernama Stero mengambil sepotong roti yang berisi sebuah cairan kental berwarna gelap itu. Lengannya menyikut salah satu temannya untuk ikut mengambil roti itu.

Akhirnya mereka berempat masing-masing memegang roti isi selai coklat kacang yang diberikan Katrina.

Gadis pelayan itu juga ikut mengambil. Gadis pelayan itu awalnya ragu untuk mencobanya tapi, ketika manik matanya yang menangkap ekspresi wajah Duchess yang tampak menyeramkan di matanya membuatnya terpaksa membuka mulut.

Keempat ksatria itu menatap ngeri ke arah gadis pelayan yang nampak berani membuka mulutnya siap memakan makanan mencurigakan itu.

Mata gadis pelayan itu langsung terbelalak ketika merasakan rasa manis serta lumernya dari cairan kental berwarna gelap itu. Sekali lagi ia mencobanya dan rasanya benar-benar enak. Bahkan ia sampai merem-merem sesekali mengeluarkan gumaman yang mengatakan ini adalah makanan surga.

Keempat ksatria itu melongo menatap reaksi gadis pelayan bernama Anna waktu memakan roti itu. Mereka pun dengan berani mencobanya dan...

BOOM! Rasanya luar biasa, sangat enak dan menggoyang lidah. Bahkan ksatria berambut gondrong coklat dengan nama Andreas tanpa sadar menepuk bahu salah satu temannya yang bernama Sarkan dengan mempunyai rambut coklat dan mata biru.

Andreas menepuk bahu Sarkan dengan keras seperti kebiasaan nya bila merasakan suatu hal yang benar-benar luar biasa.

Stero nampak tidak bisa berkata-kata waktu memakan roti yang baru pertama kali ia tahu jika roti keras dan hambar bisa terasa seenak ini.

Dalam sekejap roti di tangan mereka semua sudah habis tak bersisa.

"Aku masih ingin makan lagi" Bisik Andreas.

"Bersyukur masih dikasih makanan seenak surga oleh Duchess" Balas Sarkan dengan ketus serta ikut berbisik, Andreas seketika tampak cemberut.

"Ibu, boleh aku minta lagi?" Tanya Harri nampak malu-malu.

"Tentu saja, masih ada tersisa beberapa potong lagi. Ambillah" Jawab Katrina mengulas senyum.

Harrison diikuti Helena mulai mengambil sepotong roti yang masih ada lalu mengoleskan selai coklat kacang seperti yang dilakukan Katrina. Tapi mereka mengoleskan cukup banyak selai karena itulah inti dari cita rasa yang membuat rotinya terasa enak. Katrina terkekeh melihat interaksi kedua putra dan putri kembarnya.

Melihat interaksi antara Duchess dan anak nya serta senyuman Duchess yang tulus membuat kelima orang itu tertegun.

"Apakah ini benar-benar Duchess Luxio?" Batin mereka bertanya-tanya.

Sungguh, baru pertama kalinya dalam hidup mereka melihat sikap Duchess yang seperti itu. Terlihat seperti orang lain lah yang sedang berdiri dan berbicara di depan mereka.

"T-terima kasih yang mulia Duchess Luxio Maximillian Ashley karena sudah berbaik hati memberikan kami sepotong roti yang sungguh benar-benar enak. Ini adalah makanan terenak yang pernah saya makan sejak saya lahir ke dunia ini"

Stero berucap, lalu tiba-tiba berjongkok dengan mengangkat kaki kanannya sedikit serta kepalanya menunduk ke arah Katrina yang sedang berdiri. Diikuti dengan ketiga ksatria lain yang berjongkok dengan kepala tertunduk seperti sang ketuanya.

"E-eh, y-ya sama-sama. Sekarang kalian bisa berdiri lagi" Ucap Katrina dengan gugup.

Jujur ini untuk pertama kalinya Katrina mendapat perlakuan yang tidak ia sangka. Barulah para ksatria itu berdiri kembali dengan tegap.

Akhirnya keadaan kembali tenang. Katrina memilih kembali ke ruangannya bersama ketiga anak kembarnya yang selalu mengikutinya bagaikan anak ayam.

Lalu para ksatria yang kembali melanjutkan penjagaan nya di sekitar kediaman itu dengan semangat yang membara karena Katrina berjanji akan memberikan mereka roti dengan selai yang enak itu lagi ketika makan malam.

Anna yang juga ikut memperkenalkan diri kembali mengerjakan pekerjaan nya seperti membersihkan dapur bersama dengan Amy. Tapi kali ini ia membersihkannya dengan penuh semangat yang membara, karena untuk pertama kalinya ia mendapat pujian dari sang Duchess yang selalu marah atau memaki bila bertemu pelayan rendahan seperti dirinya.

Tapi untuk pertama kalinya ia benar-benar merasa dimanusiakan oleh sesama manusia yang memiliki status tinggi seperti seorang Duchess Luxio. Anna juga semakin semangat karena Katrina yang berkata akan memberikannya roti isi selai lagi waktu makan malam nanti.

Begitupun dengan sang koki, Adolft sangat merasa bahagia hari ini seolah-olah sedang mendapatkan rezeki nomplok dari dewa. Katrina memberikannya resep pembuatan selai coklat kacang pada Adolft dan tentu saja ia menerima nya dengan senang hati. Adolft bahkan berpikir untuk menjadikan resep pemberian Duchess sebagai harta warisan untuk keturunannya nanti. Haha dasar adolft, ada-ada saja pikirannya. Nikah saja belum padahal umurnya sudah masuk empat puluh tahun.

Terpopuler

Comments

momi

momi

semangattt

2025-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (chp 01)
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 Janji
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 Mimpi
26 Setitik Ingatan
27 27
28 28
29 29
30 Pertemuan tak Disengaja
31 Melanjutkan Perjalanan
32 Desa Ducato
33 Desa Ducato II
34 Serangan
35 Melawan
36 Melawan II
37 Kegelapan yang sempurna
38 Kegelapan yang Sempurna II
39 Terimakasih
40 Akhirnya, kita bertemu
41 41
42 42
43 43
44 Andreas & Anna
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 Xandros vs Henry
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 Memulai Latihan
71 Bulan merah?
72 72
73 73
74 Bulan Merah
75 Bulan Merah II
76 Bulan Merah III
77 Bulan Merah IV
78 Masa Lalu Xandros
79 Masa Lalu Xandros II
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 Mendapat ingatan
88 Luxio
89 Luxio II
90 Luxio III
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 Pesta Lampion
111 Izinkan Aku
112 Salju yang dingin
113 Dalam Dekapan Malam
114 Keputusan di balik meja
115 Titipan
116 Sebelum Fajar
117 Doa dan rajutan
118 Di antara rindu dan tanggung jawab
119 Mengirimkan
120 Dilema
121 Pilihan
122 Bertemu Kaisar
123 Melangkah
124 Melangkah II
125 Melangkah III
126 Kutukan Ucapan
127 Kutukan Ucapan II
128 Kutukan Ucapan III
129 Kutukan Ucapan IV
130 Final
131 Shellyn
132 Sambutan
133 Gelar
134 Suara
135 Kembali ke Grand Duchy
136 Pernikahan
137 Tamat
138 VISUAL
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Prolog (chp 01)
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
Janji
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
Mimpi
26
Setitik Ingatan
27
27
28
28
29
29
30
Pertemuan tak Disengaja
31
Melanjutkan Perjalanan
32
Desa Ducato
33
Desa Ducato II
34
Serangan
35
Melawan
36
Melawan II
37
Kegelapan yang sempurna
38
Kegelapan yang Sempurna II
39
Terimakasih
40
Akhirnya, kita bertemu
41
41
42
42
43
43
44
Andreas & Anna
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
Xandros vs Henry
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
Memulai Latihan
71
Bulan merah?
72
72
73
73
74
Bulan Merah
75
Bulan Merah II
76
Bulan Merah III
77
Bulan Merah IV
78
Masa Lalu Xandros
79
Masa Lalu Xandros II
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
Mendapat ingatan
88
Luxio
89
Luxio II
90
Luxio III
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
Pesta Lampion
111
Izinkan Aku
112
Salju yang dingin
113
Dalam Dekapan Malam
114
Keputusan di balik meja
115
Titipan
116
Sebelum Fajar
117
Doa dan rajutan
118
Di antara rindu dan tanggung jawab
119
Mengirimkan
120
Dilema
121
Pilihan
122
Bertemu Kaisar
123
Melangkah
124
Melangkah II
125
Melangkah III
126
Kutukan Ucapan
127
Kutukan Ucapan II
128
Kutukan Ucapan III
129
Kutukan Ucapan IV
130
Final
131
Shellyn
132
Sambutan
133
Gelar
134
Suara
135
Kembali ke Grand Duchy
136
Pernikahan
137
Tamat
138
VISUAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!