05

Ataupun buah yang hampir busuk selama mereka hidup. Awalnya memakan itu membuat mereka sakit perut, tapi perlahan-lahan perut mereka mulai terbiasa makan makanan seperti itu.

Kalaupun ingin makan ayam, mereka hanya mengulum dan mengunyah tulang bekas ayam yang sudah tak berdaging. Anak laki-laki pertama juga ingat dengan jelas saat mereka berumur 3 tahun, mereka diberikan makan roti yang di hancurkan lalu dicampur air setiap hari.

"Lihat, aku tidak mati kan. Jadi sebaiknya kalian duduk dan makan di meja ini." Ucap Katrina.

"Tidak akan!" Balas anak laki-laki yang sejak tadi selalu melawannya, ia tetap pada pendiriannya.

Namun tidak dengan kedua adiknya, anak laki-laki yang satu nya lagi tiba-tiba berdiri dan berlari mendekati kursi lalu duduk disana. Diikuti anak perempuan yang langsung menepis tangan kakaknya lalu pergi dan duduk di samping anak laki-laki yang kini sudah mengambil sepotong ayam lalu memakannya dengan lahap.

"Kalian?! Di makanan itu bisa saja ada racunnya dan kalian berdua bisa mati!" Teriak murka anak laki-laki tadi, namun kedua adiknya seakan tuli.

Mereka tidak menghiraukan peringatan dari kakaknya. Justru anak laki-laki yang tengah memakan sepotong paha ayam dengan lahap berkata di sela-sela mengunyah makanannya.

"Biarlah kak, setidaknya kami sempat merasakan makanan enak ini sebelum mati." Ucapnya dan di setujui adik perempuannya dengan anggukan.

"Lihat, kau sudah kalah. Jadi ayo cepat kemari sebelum kedua adikmu menghabiskan makanan ini." Ucap Katrina.

"Hmm! Aku takkan menuruti mu!" Ucapnya, masih keras kepala.

Anak laki-laki itu diam-diam menelan ludahnya ketika melihat kedua adiknya mengunyah daging dan roti yang terlihat empuk dengan lahap.

"Kakak, ayam ini enak. Kemarilah." panggil adik perempuan nya dengan menunjukkan paha ayam padanya.

"Aku tidak mau!" Teriaknya dengan mata yang memerah, Katrina melihat bibir anak laki-laki itu yang melengkung kebawah dan bergetar.

Perlahan-lahan air mata yang ditahannya akhirnya jatuh setitik membasahi pipi mungilnya.

"Huwaaaa! Kalian jahat! Kalian lebih memilih wanita jahat itu daripada aku! Penghianat! Kalian penghianat hiks...hiks..." Tangisnya pun akhirnya pecah disertai hentakkan kaki nya berulang kali menginjakkan tanah.

"Huwaaaa! Haaaa!" Tangisnya semakin kencang, membuat kedua anak yang duduk di meja menoleh menatap ke arah Katrina yang saat ini sedang panik.

"Eh malah nangis. Duh, gimana nih?" Gumam Katrina.

Lalu karena panik dan tidak tahu cara menenangkan bocah saat menangis.

Katrina segera turun dari kursinya lalu mendekati anak laki-laki yang nangis itu sembari membawa sepotong paha ayam. Kemudian ia langsung menyuapkan paha ayam itu di mulut mungil anak laki-laki yang tengah menangis tantrum sambil mengap-mangap itu.

Sontak anak laki-laki itu terdiam dari tangisnya lalu langsung memakan paha ayam yang disumpalkan di mulutnya dengan lahap. Tanpa memperdulikan Katrina yang sudah menarik lengan kecilnya lalu mengangkat tubuhnya dan mendudukkan nya di kursi yang ada di sampingnya.

"Nah, sekarang makan!" Ucap Katrina menekan setiap kalimatnya.

.

.

.

Beberapa saat kemudian berbagai makanan yang dihidangkan di meja tadi habis tidak tersisa. Katrina hanya makan sedikit saja karena sudah merasa kenyang ketika melihat ketiga bocah itu makan.

"Terima kasih ibu." Anak perempuan itu tersenyum sembari menyeka mulutnya yang berminyak.

"Hmm." Respon Katrina.

Lalu ia segera beranjak pergi meninggalkan ketiga anak itu, kembali ke kamar nya dimana sudah ada Simon yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Simon menunduk hormat lalu ikut masuk bersama Katrina.

"Simon, apa ketiga anak itu selama ini makan dengan baik?" Tanya Katrina menatap tajam ke arah Simon.

"Tidak nyonya, selama ini mereka makan makanan sisa dari hidangan yang telah anda makan atau bahkan yang hampir basi." Terang Simon tanpa menutupi semuanya.

"Apa aku dulu sejahat itu?" Tanya Katrina lagi.

"...." Simon nampak sulit untuk menjawabnya, raut wajahnya tampak gelisah.

"Aku ganti. Apa aku kerap menyakiti mereka dahulu?"

Simon masih memasang raut wajah tampak gelisah nya.

"Y-ya nyonya" Jawabnya akhirnya.

"Hah.." Katrina menghela nafas berat sejenak.

"Menurutmu aku ini orangnya bagaimana?" Katrina kembali bertanya.

"Maaf, yang anda maksud apakah anda yang dahulu atau anda yang sekarang?" Tanya Simon balik.

Katrina tampak mengerutkan dahinya.

"Apa aku terlihat berbeda dengan yang dulu?"

Katrina ingin tahu, bagaimana sikap Luxio sebenarnya, dan ia tahu betul jika sikap seseorang bisa diketahui dari cara ia bersikap kepada orang lain.

"Anda dermawan, b-baik, terpelajar, anggun, dan j-"

"Berhenti!" Potong Katrina.

"Aku mau jawaban jujurmu Simon. Kau tidak bisa membohongi ku" Tegas Katrina.

Tentu saja ia tahu jika Simon berbohong, semua itu terlihat dari matanya yang selalu menghindar serta melihat ke atas dan kebawah.

"Anda... selalu berteriak pada kami para pekerja, dan memaki kami. Anda juga sering menghancurkan barang atau memukul ketiga anak anda jika anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, l-lalu anda juga menolak untuk mengurus kediaman ini, anda juga s-"

"Cukup Simon" Katrina sekali lagi memotong ucapan Simon.

"Apakah aku harus jujur akan kebenaran jika aku bukanlah Duchess yang asli?" Batin Katrina.

"Simon, apa kau percaya mengenai hal-hal mistis mengenai jiwa seseorang yang terjebak di dalam tubuh orang lain?" Tanya Katrina.

"Saya percaya. Karena saya percaya tidak ada yang tidak mungkin apabila dewa telah berkehendak." Jawabnya dengan mantap.

"Bagaimana jika aku memberitahumu jika aku bukan Duchess Luxio?" Mata Simon seketika terbelalak disertai raut wajah terkejut namun beberapa saat raut wajahnya berubah kembali tenang.

"Saya telah menebak hal ini." Jawabnya.

"A-apa?" Kali ini Katrina lah yang nampak terkejut.

"Apa terlihat sangat jelas?" Tanya Katrina.

"Ya nyonya. Cara anda yang menatap pria tua seperti saya ini dengan hormat, cara anda berbicara, berjalan, serta perlakuan anda terhadap saya serta ketiga anak anda yang sangat jauh berbeda dengan yang dulu. Membuat saya merasa jika anda adalah orang lain." Jawab Simon, ada raut wajah bahagia dari manik mata Simon saat Katrina melihatnya.

"Jika pun itu anda benar adalah Duchess Luxio, maka saya berharap anda selamanya melupakan semuanya seperti saat ini." Timpalnya lagi.

"Kenapa kau seyakin itu jika aku ini adalah orang lain?" Tanya Katrina.

"Karena ketika saya membantu mengangkat tubuh anda yang telah lama mengapung di kolam saya sudah tidak merasakan denyut nadi, detak jantung dan nafas anda. Seolah-olah anda benar-benar sudah mati hari itu." Jelasnya.

"Jika sudah begini, maka aku akan jujur padamu Simon. Aku memberikan kepercayaan ku padamu simon." Ucap Katrina tersenyum bahagia.

"Nama ku Katrina. Aku bukanlah orang yang hidup pada abad ini. Di dunia ku yang dulu sudah memasuki abad ke-21. Aku dulunya adalah seorang tentara wanita di negara ku, yang meninggal di usia 27 tahun karena ditembak oleh rekan ku yang mengkhianati ku." Ungkap Katrina.

"Tentara itu apa nyonya?" Tanya Simon.

"Hmm... seperti seorang prajurit yang siap berperang demi melindungi negara dari musuh yang ingin menjajah maupun merusaknya."

Mata pria tua itu nampak berbinar.

Terpopuler

Comments

Adidan Ari

Adidan Ari

secara tidak langsung dia seneng nyonyanya mati/Sweat/

2025-03-02

1

Medeia

Medeia

jadi ketagihan sama cerita ini, tolongg /Sob/

2025-01-07

1

Dede Mila

Dede Mila

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (chp 01)
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 Janji
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 Mimpi
26 Setitik Ingatan
27 27
28 28
29 29
30 Pertemuan tak Disengaja
31 Melanjutkan Perjalanan
32 Desa Ducato
33 Desa Ducato II
34 Serangan
35 Melawan
36 Melawan II
37 Kegelapan yang sempurna
38 Kegelapan yang Sempurna II
39 Terimakasih
40 Akhirnya, kita bertemu
41 41
42 42
43 43
44 Andreas & Anna
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 Xandros vs Henry
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 Memulai Latihan
71 Bulan merah?
72 72
73 73
74 Bulan Merah
75 Bulan Merah II
76 Bulan Merah III
77 Bulan Merah IV
78 Masa Lalu Xandros
79 Masa Lalu Xandros II
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 Mendapat ingatan
88 Luxio
89 Luxio II
90 Luxio III
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 Pesta Lampion
111 Izinkan Aku
112 Salju yang dingin
113 Dalam Dekapan Malam
114 Keputusan di balik meja
115 Titipan
116 Sebelum Fajar
117 Doa dan rajutan
118 Di antara rindu dan tanggung jawab
119 Mengirimkan
120 Dilema
121 Pilihan
122 Bertemu Kaisar
123 Melangkah
124 Melangkah II
125 Melangkah III
126 Kutukan Ucapan
127 Kutukan Ucapan II
128 Kutukan Ucapan III
129 Kutukan Ucapan IV
130 Final
131 Shellyn
132 Sambutan
133 Gelar
134 Suara
135 Kembali ke Grand Duchy
136 Pernikahan
137 Tamat
138 VISUAL
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Prolog (chp 01)
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
Janji
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
Mimpi
26
Setitik Ingatan
27
27
28
28
29
29
30
Pertemuan tak Disengaja
31
Melanjutkan Perjalanan
32
Desa Ducato
33
Desa Ducato II
34
Serangan
35
Melawan
36
Melawan II
37
Kegelapan yang sempurna
38
Kegelapan yang Sempurna II
39
Terimakasih
40
Akhirnya, kita bertemu
41
41
42
42
43
43
44
Andreas & Anna
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
Xandros vs Henry
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
Memulai Latihan
71
Bulan merah?
72
72
73
73
74
Bulan Merah
75
Bulan Merah II
76
Bulan Merah III
77
Bulan Merah IV
78
Masa Lalu Xandros
79
Masa Lalu Xandros II
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
Mendapat ingatan
88
Luxio
89
Luxio II
90
Luxio III
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
Pesta Lampion
111
Izinkan Aku
112
Salju yang dingin
113
Dalam Dekapan Malam
114
Keputusan di balik meja
115
Titipan
116
Sebelum Fajar
117
Doa dan rajutan
118
Di antara rindu dan tanggung jawab
119
Mengirimkan
120
Dilema
121
Pilihan
122
Bertemu Kaisar
123
Melangkah
124
Melangkah II
125
Melangkah III
126
Kutukan Ucapan
127
Kutukan Ucapan II
128
Kutukan Ucapan III
129
Kutukan Ucapan IV
130
Final
131
Shellyn
132
Sambutan
133
Gelar
134
Suara
135
Kembali ke Grand Duchy
136
Pernikahan
137
Tamat
138
VISUAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!