Siapa namamu?

Dengan cepat Giska berjalan melewati para tukang ojek itu, hingga ia tak menyadari ada lubang di depan nya.

"Aduhhh..." Sebelah kaki Giska terjepit di lubang itu.

"Hati-hati, Dek." 3 Mas-Mas tukang ojek menolong Giska, mereka membantu Giska mengeluarkan kaki nya dari lubang itu, lalu membantu nya berdiri.

"Te-terimakasih, Pak."

"Saya permisi." Giska nampak ingin buru-buru pergi.

"Kenapa buru-buru, Dek. Itu kaki nya apa tidak sakit?" tanya pria itu.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya sudah di tunggu majikan saya."

"Mari..." Pamit Giska, ia berlalu meninggalkan para tukang ojek itu. Giska memasuki toko bahan-bahan makanan, untuk membeli pesanan majikan nya.

Semetara para tukang ojek itu, "Apa wajahku terlihat tua?" tanya salah satu pria yang membantu Giska tadi.

"Kau memang sudah tua, Dim." Semua orang pun tertawa. Diantara 5 tukang ojek itu, 2 diantara masih terlihat muda, artinya tidak se tua yang lain nya.

"Cantik juga gadis itu tadi, aku bahkan baru melihatnya." Ucap Dimas tersenyum.

"Hehh, ingat anak istrimu di rumah!" seru Ari.

"Heleh, Dimas kumat lagi itu, Ar." Timpal teman nya.

Hahaha, mereka pun tertawa.

"Permisi..." Giska kembali melewati para tukang ojek itu, setelah ia membeli pesanan majikan nya. Giska berjalan dengan cepat, ia menahan kaki nya yang terasa sakit.

"Eh, tunggu, tunggu..." Ucap Dimas. Namun, Giska tak memperdulikan nya.

"Hmmm, cuek sekali dia," gerutu Dimas. Para teman nya hanya tertawa melihat Dimas.

"Aku pamit dulu." Sela Ari.

"Kau mau kemana? kan tidak ada penumpang?" tanya Dimas.

"Aku mau pulang saja."

˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚

"Gis, kau bisa kan membawa semua belanjaan ini?" tanya Diana.

"Bisa, Ce. Nanti tas keranjang belanjaan nya saya gantung di setir."

"Ah iya, kau pintar juga."

"Baiklah kau cepatlah pulang, lalu cepat ke sekolah lagi, sebentar lagi jam nya Vellyn pulang sekolah." titah Diana.

"Baik, Ce."

Giska mengayuh sepeda nya, setirnya terasa berat sebelah karena ada keranjang berisi belanjaan tergantung disana.

"Kenapa dimana-mana setiap berangkat jalanan selalu menurun, tetapi saat pulang selalu saja menanjak. Tidak di sekolah, tidak di sini, semua sama saja. Huft, mana ini belanjaan nya berat." Gerutu Giska, sembari terus mengayuh sepeda nya.

"Hai, sini biar ku bantu." Tiba-tiba Ari muncul di sebelah Giska, ia mengendarai motor nya beriringan dengan Giska.

"Tidak perlu."

"Bukankah ini salah satu pria yang disana tadi, kenapa dia tiba-tiba mengikutiku?" pikir Giska.

"Jangan menolak, aku hanya ingin membantumu saja, aku tau kau kaki mu masih sakit, apalagi kau mengayuh sepeda di jalan yang menanjak seperti ini." Ucap Ari.

"Tidak, aku bisa sendiri." Giska terus mengayuh sepeda nya, ia memilih tak memperdulikan Ari.

"Aku pasti bisa, lagipula jaraknya dekat ini," gumam Giska.

"Kau ini keras kepala sekali," Ari tersenyum.

"Siapa nama mu?" tanya Ari.

Tin, tin, tinn.

"Mas, jalanan nya jangan dipakau sendiri, Mas. Banyak yang mau lewat ini!" seru pengendara motor lain nya.

"Eh, iya, iya, Maaf Pak." Ari melajukan motornya, ia mendahului Giska, lalu ia menepikan motornya. Ia kembali melajukan motornya saat Giska sudah berada di depan nya.

"Memangnya enak, kena omel orang." Giska tertawa.

"Kau belum menjawab, siapa nama mu?" teriak Ari dari belakang Giska.

"Astaga, dia masih mengikutiku." Giska memilih diam tak menjawab pertanyaan Ari, tak lama ia telah sampai di depan rumah majikan nya, ia melihat sisi depan dan belakang nya, saat dirasa kendaaran masih terlihat jauh, ia segera menyebrang. Giska tersenyum melihat Bi Atem sudah menunggu nya di depan gerbang.

"Bi, tolong bawa sepeda nya masuk sekalian ya, saya mau langsung ke sekolah, karena sebentar lagi Vellyn pulang, Bi." Ucap Giska kepada Atem.

"Iya, Gis."

Melihat Giska menyebrang, Ari pun ikut menghentikan motor nya di tepi jalan, ia terus saja memperhatikan Giska.

"Orang itu lagi, kenapa dia berhenti disana? ah biarkan saja lah, untuk apa aku memikirkan orang lain." pikir Giska. Ia pun kembali menyebrangi jalan, kali ini ia berjalan lebih cepat menuju sekolahan Vellyn.

"Gadis itu ternyata kerja disini," Ari tersenyum, lalu ia kembali melajukan motornya.

˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚

"Kaki mu kenapa, Gis?" tanya Irma yang melihat Giska jalan sedikit pincang.

"Tadi masuk ke dalam lubang."

"Masuk lubang? kau itu ada-ada saja, bagaimana bisa kau tak memperhatikan jika ada lubang di depanmu?" Irma tertawa.

"Ya, nama nya juga tidak melihat, Ir."

"Oh iya, dimana Nuri?" tanya Giska.

"Dia mojok di parkiran sana, memangnya saat kau jalan kemari, kau tak melihatnya?"

Giska menggeleng-gelengkan kepala nya, "Dia mojok di parkiran? apa bersama pria yang dia bilang tadi pagi itu?" tanya Giska.

"Iya."

"Hmm..."

"Eh, itu anak-anak TK A sudah keluar, ayo kesana, Ir!" ajak Giska.

"Sebentar, Gis. Aku telpon Nuri dulu."

"Baiklah, aku kesana dulu, ya."

Irma mengangguk.

"Mbak Giska..." teriak Vellyn, ia berlari menghampiri Giska.

"Jangan lari-lari, Vell. Nanti kau bisa jatuh." Giska menangkap Vellyn, ia langsung menggendongnya. Entah kenapa Vellyn suka sekali meminta gendong pada nya, dan untung saja Giska kuat, meskipun tubuhnya kecil.

"Mbak, tadi bekal nya Vellyn tidak habis." Ucap Vellyn.

"Kenapa tidak dihabiskan?"

"Rotinya kurang banyak coklat nya, Mbak. Vellyn mau nya coklatnya banyak." Ucap Vellyn dengan imutnya.

"Nanti kalau kebanyakan makan coklat, gigi nya bisa sakit lho..." ujar Giska, ia memang sengaja tak memberi banyak coklat pada roti itu.

"Tapi Vellyn suka coklat, Mbak. Besok kasih coklat yang banyak ya, Mbak." Pinta Vellyn.

"Nanti Mbak izin mama nya Vellyn dulu, ya." Bujuk Giska. Vellyn menganggukkan kepalanya.

"Sebentar, Mbak mau miscall mama mu dulu." Giska memang sudah di beritau, jika ada yang penting, ia di suruh miscall saja, nanti majikan nya yang akan menelpon nya. Seperti saat ini, Giska baru saja miscall majikan nya, untuk memberitahu jika anaknya sudah pulang.

Drtt, drtt.

"Hallo, Ce. Ini Non, Vellyn sudah waktunya pulang." Ucap Giska.

"Baiklah, tunggulah sebentar, nanti Papa nya yang akan menjemput nya."

"Baik, Ce."

Panggilan berakhir.

Seperti inilah setiap hari nya, meskipun sekolah berada di sebrang rumah nya, majikan nya tetap mengantar jemput anak-anak nya. Padahal hanya tinggal menyebrang jalan saja sudah sampai, tapi ini tidak, majikan nya berangkat dari toko nya, untuk menjemput anak nya.

Tak lama kemudian, Johan datang. Giska langsung menaikkan Vellyn di atas motor papa nya, dan Johan membawa Vellyn sampai di depan gerbang rumah nya. Sementara Giska, ia berjalan kaki menyusul majikan nya.

"Nah ini Mbak nya sudah datang, Papa langsung kembali ke toko ya, Nak." Johan mengecup puncak kepala Vellyn.

"Iya, Pa."

"Gis, kau jaga anakku dengan baik!" titah Johan.

"Baik, Ko." Giska menganggukan kepala nya, lalu ia membuka gerbang nya. Johan langsung pergi setelah melihat anak nya masuk.

"Vellyn, tunggu sebentar, Mbak menutup gerbangnya dulu, kau jangan lari-lari, nanti kau jatuh!" seru Giska sembari cepat-cepat menutup dan mengunci gerbangnya. Saat Giska menoleh, ia sudah tak mendapati Vellyn di sana.

"Aduh, anak itu pasti sudah lari ke dalam." Giska langsung menyusul ke dalam.

.

.

.

Bersambung...

Haii ... Mohon dukungan nya ya..

Beri like dan komen😘

Terimakasih💖💖💖

Terpopuler

Comments

Dania

Dania

Hey Ari
Jangan sembarangan kamu

2021-10-30

0

Qiana

Qiana

Ari orang baik bukan sih?

2021-10-30

0

BELVA

BELVA

mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Aku ini anakmu!
3 Gaji Pertamaku
4 Siapa namamu?
5 Pengumuman
6 Apa aku akan di pecat?
7 Aduhh... Mati aku!
8 Bapak selalu saja seperti ini!
9 Aku tulus menyayangimu
10 Kenapa selalu seperti ini?
11 Oh, itukah cinta?
12 Dasar modus!
13 Kau lagi!
14 Masalah lagi
15 Jangan duduk di sana!
16 Berisik!
17 Menikahlah denganku!
18 Pria Nakal
19 Aku sudah tidak sabar
20 Apa syaratnya?
21 Visual cast.
22 Aku tidak setuju!
23 Hari Pernikahan
24 Istri Kecilku
25 Aku memberimu waktu, 2 hari
26 Dasar pelakor!
27 Sorry, salah orang.
28 Pengumuman
29 Sttt, diam dulu!
30 Aku benar-benar lelah.
31 Kau ini polos atau bodoh!
32 Aku berjanji.
33 Sorry
34 Penyakit Menular
35 Memanjakan Joni ku
36 Hanya Demi Uang
37 Hotel Aston
38 Aku minta maaf
39 Aku juga tidak segila itu!
40 Partner...
41 Lupakan kesepakatan itu!
42 Aku tidak bisa!
43 Aku akan mengurus semua nya
44 Kau mengusirku karena wanita ini?!
45 Jadi ? tunggu apa lagi ?
46 Beri aku waktu sebentar lagi
47 Akhir kisah dan menjadi awal perjalanan
48 Dia bukan istri simpanan!
49 Kau masih waras, kan?
50 Jangan pergi
51 Ini semua memang sudah resiko
52 Saat ini, aku memiliki 2 istri
53 Aku akan berusaha
54 Dia bukan sepertimu
55 Apa yang terjadi di sana?
56 Ada apa denganku ini?
57 Siapa saja yang melihat?
58 Jaga hatimu untukku
59 Sangat tidak masuk di akal
60 Bagaimana mungkin?
61 Sampai bertemu besok
62 Apa kau sangat merindukanku?
63 Apalagi yang kau ragukan?
64 Aku tidak akan menolak lagi
65 Ayo masuki aku
66 Tanya Google
67 Tidak semua seberuntung itu
68 Biarkan seperti ini saja
69 Kamar siapa ini?
70 Kau harus mulai mengenal mertuamu
71 Kau disini?
72 Aku takut
73 Sebenarnya...
74 Aku harap semua berjalan lancar
75 Aku bukan pedofilia
76 Tanpamu, aku juga bisa mendapat kepuasan #Tia
77 Jangan pernah tinggalkan aku
78 Bukan Up
79 Siapa yang melakukannya, Gis?
80 Apa aku salah?
81 Aku merindukanmu
82 Apa kau juga hamil?
83 Test kehamilan
84 Bagaimana hasilnya?
85 Tidak masalah, Sayang...
86 Harusnya aku...
87 Pengumuman
88 Periksa Ke Dokter Kandungan
89 6 Minggu
90 Takut Dibuang
91 Apa Kau Marah Padaku?
92 Sepertinya Dia Kesal Padaku
93 Merasa Tak Penting
94 Mungkin Aku Akan Menyusulmu
95 Menyusun Rencana
96 Apa Aku Sudah Salah?
97 Hati Nelangsa
98 Semakin Terluka
99 Ada Apa Denganmu, Giska?
100 Dipandang Sebelah Mata
101 Tolong Aku
102 Ini Kesalahanku
103 Akan Tinggal Bersama
104 Ibu Salah Paham
105 Bukan Waktu Yang Tepat
106 Bersiap Akan Pergi
107 Memutar Arah
108 Tidak Baik-Baik Saja
109 Bak Di Hukum
110 Kembali Ke Bali?
111 Mencari Keberadaan
112 Apakah Ini Nyata?
113 Bertemu Kembali
114 Sedikit Waktu
115 Satu Bulan Kemudian
116 Menjadi Aneh
117 Kembali Merasakan
118 Bukan Main-main
119 Membujuk
120 Jarang Memiliki Waktu
121 Rumah Sakit
122 Akan Menjadi Ibu
123 Hamil Dan Melahirkan
124 Kabar Mengejutkan
125 Kebahagiaan Lengkap
126 Kisah Giska Dan Bobby ( Tamat )
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Awal mula
2
Aku ini anakmu!
3
Gaji Pertamaku
4
Siapa namamu?
5
Pengumuman
6
Apa aku akan di pecat?
7
Aduhh... Mati aku!
8
Bapak selalu saja seperti ini!
9
Aku tulus menyayangimu
10
Kenapa selalu seperti ini?
11
Oh, itukah cinta?
12
Dasar modus!
13
Kau lagi!
14
Masalah lagi
15
Jangan duduk di sana!
16
Berisik!
17
Menikahlah denganku!
18
Pria Nakal
19
Aku sudah tidak sabar
20
Apa syaratnya?
21
Visual cast.
22
Aku tidak setuju!
23
Hari Pernikahan
24
Istri Kecilku
25
Aku memberimu waktu, 2 hari
26
Dasar pelakor!
27
Sorry, salah orang.
28
Pengumuman
29
Sttt, diam dulu!
30
Aku benar-benar lelah.
31
Kau ini polos atau bodoh!
32
Aku berjanji.
33
Sorry
34
Penyakit Menular
35
Memanjakan Joni ku
36
Hanya Demi Uang
37
Hotel Aston
38
Aku minta maaf
39
Aku juga tidak segila itu!
40
Partner...
41
Lupakan kesepakatan itu!
42
Aku tidak bisa!
43
Aku akan mengurus semua nya
44
Kau mengusirku karena wanita ini?!
45
Jadi ? tunggu apa lagi ?
46
Beri aku waktu sebentar lagi
47
Akhir kisah dan menjadi awal perjalanan
48
Dia bukan istri simpanan!
49
Kau masih waras, kan?
50
Jangan pergi
51
Ini semua memang sudah resiko
52
Saat ini, aku memiliki 2 istri
53
Aku akan berusaha
54
Dia bukan sepertimu
55
Apa yang terjadi di sana?
56
Ada apa denganku ini?
57
Siapa saja yang melihat?
58
Jaga hatimu untukku
59
Sangat tidak masuk di akal
60
Bagaimana mungkin?
61
Sampai bertemu besok
62
Apa kau sangat merindukanku?
63
Apalagi yang kau ragukan?
64
Aku tidak akan menolak lagi
65
Ayo masuki aku
66
Tanya Google
67
Tidak semua seberuntung itu
68
Biarkan seperti ini saja
69
Kamar siapa ini?
70
Kau harus mulai mengenal mertuamu
71
Kau disini?
72
Aku takut
73
Sebenarnya...
74
Aku harap semua berjalan lancar
75
Aku bukan pedofilia
76
Tanpamu, aku juga bisa mendapat kepuasan #Tia
77
Jangan pernah tinggalkan aku
78
Bukan Up
79
Siapa yang melakukannya, Gis?
80
Apa aku salah?
81
Aku merindukanmu
82
Apa kau juga hamil?
83
Test kehamilan
84
Bagaimana hasilnya?
85
Tidak masalah, Sayang...
86
Harusnya aku...
87
Pengumuman
88
Periksa Ke Dokter Kandungan
89
6 Minggu
90
Takut Dibuang
91
Apa Kau Marah Padaku?
92
Sepertinya Dia Kesal Padaku
93
Merasa Tak Penting
94
Mungkin Aku Akan Menyusulmu
95
Menyusun Rencana
96
Apa Aku Sudah Salah?
97
Hati Nelangsa
98
Semakin Terluka
99
Ada Apa Denganmu, Giska?
100
Dipandang Sebelah Mata
101
Tolong Aku
102
Ini Kesalahanku
103
Akan Tinggal Bersama
104
Ibu Salah Paham
105
Bukan Waktu Yang Tepat
106
Bersiap Akan Pergi
107
Memutar Arah
108
Tidak Baik-Baik Saja
109
Bak Di Hukum
110
Kembali Ke Bali?
111
Mencari Keberadaan
112
Apakah Ini Nyata?
113
Bertemu Kembali
114
Sedikit Waktu
115
Satu Bulan Kemudian
116
Menjadi Aneh
117
Kembali Merasakan
118
Bukan Main-main
119
Membujuk
120
Jarang Memiliki Waktu
121
Rumah Sakit
122
Akan Menjadi Ibu
123
Hamil Dan Melahirkan
124
Kabar Mengejutkan
125
Kebahagiaan Lengkap
126
Kisah Giska Dan Bobby ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!