Cinta menyambut para tamu yang datang, lalu bercengkrama bersama mereka. Tujuan pertunangannya dengan Rangga, untuk menaikkan popularitasnya, tercapai dengan sangat mudah.
Beberapa sutradara terkenal, selain mengucapkan selamat padanya, ada juga yang menawarkan kerjasama proyek pembuatan film baru.
Sudah cukup lama Rangga tidak kunjung kembali, Cintai mulai merasa gelisah dengan keadaan. Sempat terbersit di hatinya rasa bersalah, karena menolak Rangga yang telah banyak membantunya.
Walaupun Cinta menyukai Rangga, ia tidak pernah mau mengakui perasaannya sendiri. Dia takut akan menyesali keputusan yang timbul dari perasaan sesaat.
Selama 3 tahun ia menjadi seorang artis, tidak sedikit pria yang datang mendekatinya demi tujuan tertentu. Ada yang sengaja mendekatinya demi keuntungan pribadi, dan ada yang benar-benar tulus padanya, namun pada akhirnya ia menolak mereka semua.
Cinta menutup hatinya rapat-rapat dari pria manapun, bahkan Randi yang selama ini berada di dekatnya, tidak pernah berani untuk melangkah melewati garis batas pertemanan.
Di matanya Randi hanyalah seorang teman sekaligus keluarga baginya. Berbeda dengan sosok Rangga, yang selalu meninggalkan kesan aneh padanya.
Hingga acara pertunangan mereka selesai, Rangga tidak kunjung kembali. Hanya Daren yang datang untuk menyampaikan pesan dari Rangga. "Pak Rangga tidak enak badan, jadi dia pulang untuk beristirahat. Beliau minta maaf, karena tidak bisa mengantarkan kalian," sautnya sambil tersenyum.
Pada akhirnya Cinta mengurungkan niatnya untuk meminta maaf pada Rangga. Selama perjalanan hingga sampai di rumahnya, Ia hanya diam termenung memikirkan keadaan pria itu.
"Seharusnya aku meminta maaf padanya dan jujur mengatakan kalau aku takut menerimanya. Aku tidak pernah merasa segelisah ini sebelumnya, apa dia baik-baik saja?"
"Bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang bodoh? Penyakitnya disebabkan karena istrinya pergi meninggalkannya."
"Orang yang punya penyakit kepribadian, emosinya tidak stabil. Jika terjadi sesuatu padanya, seumur hidupku pasti akan menyesali perbuatanku."
"Ibu!" panggil Razi yang sudah dari tadi memanggilnya. Cinta terkejut dan baru sadar kalau Tina dan Razi sedang melihat, mengkhawatirkan dirinya.
"Ah maaf, ibu sedang terpikir sesuatu," sautnya dengan raut wajah pilu.
"Apa ayah dan Ibu bertengkar? Ibu terlihat sedang sedih. Apa ayah yang membuat Ibu sedih?" tanya Razi dengan wajah iba.
"Bukan, ini bukan salah ayahmu. Ibu merasa tidak enak badan, jadi mau istirahat dulu." Sambil berjalan pergi tanpa melihat mereka.
"Kasian Kak Cinta, ia berada di posisi serba salah," gumam Tina.
"Apa maksud Kak Tina?" tanya Razi.
"Anak kecil gak perlu tau! Sekarang waktunya kita tidur." Tina langsung menggendong Razi dan terlihat senyum di wajah anak itu.
Keesokan harinya Cinta menunggu kabar dari Rangga, dari pagi sampai siang ia hanya memandangi hpnya. Tidak bisa tidur nyenyak hingga nafsu makanpun berkurang, emosi yang tidak stabil mengganggu setiap aktivitasnya.
Randi yang berkunjung untuk melihat keadaan Cinta, pada akhirnya menyerah dan kembali pulang. Dia sudah mencoba mengajaknya berbincang, namun Cinta hanya merespon ya atau tidak setiap perkataannya.
Randi sudah mengenal Cinta, ketika ia sedang tidak ingin diganggu dan merasa ingin sendirian. Dia tidak akan peduli pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
Hingga menjelang malam hari, Cinta tidak menerima kabar dari Rangga sedikitpun. Berdiri di dekat jendela seolah-olah menunggu kedatangan sosok pria itu.
Dengan dihantui perasaan bersalah padanya. "Setidaknya aku harus bisa meminta maaf." Begitulah tekad yang ada di dalam hatinya.
Cinta akhirnya menyingkirkan egonya, dan untuk pertama kalinya ia memutuskan menghampiri Rangga ke rumahnya seorang diri.
🌺🌺
Halo sobat salam dari Aki Chan 😃
ini adalah novel perdanaku, Aki harap para pembaca memberi kritik, dan saran yang membangun untuk karya ini.
Jika berkenan silahkan di vote.💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
zhafa
semangatbkakak
2020-10-17
1
Sisi Tere
akhirnya bertunangan juga. si Randi tersingkir 🐈
2020-10-11
1
Irmas Masri
menyesal
2020-09-12
0