Chapter 2 Putra

Tidak lama kemudian, ada seorang anak kecil masuk sambil menangis dan berlari menghampiri Cinta lalu memeluknya yang sedang duduk. "Ibu… akhirnya kau kembali!"

"Ibu?" tanya Cinta yang kebingungan.

Cinta dan Tina saling bertatapan melihat kelakuan anak itu. "Tina, kok rasanya seperti dejavu ya," bisik Cinta.

"Kak, aku juga merasakan hal yang sama," jawab Tina.

"Hei Adik kecil, sepertinya kau salah orang. Nama Kakak Cinta, dan Kakak belum punya suami apalagi anak!" Cinta melepaskan pelukannya.

Razi mulai menangis dan berbicara dengan terbata-bata. "Ke-kenapa ibu melupakan Razi dan ayah, Ra-Razi kangen sama Ibu." 

Cinta teringat kemarin malam ia membaca diarinya, di situ tertulis menggunakan tinta warna yang berbeda. "Aku ingin kasih sayang seorang ibu, aku ingin dicintai!" 

Tanpa pikir panjang, ia pun akhirnya langsung memutuskan. "Karena aku ini Ibumu, Ibu tidak ingin anak manis sepertimu menangis lagi, bisakan?"

"Bi-bisa Bu," jawab Razi.

"Bagus, jangan nangis lagi ya. "Sambil mengusap air matanya.

Setelah beberapa menit menunggu, sosok yang mereka tunggupun datang, dengan wajah tampan memancarkan sikap berwibawa, datang bersama dengan sekretarisnya. "Maaf, sudah membuat kalian menunggu. Sebenarnya saya sedang mencari putraku, dia sedikit nakal dan pergi meninggalkan pengasuhnya." Sambil melihat Cinta dan menunggu tanggapannya.

"Putra?" saut Cinta dan Tina bersamaan.

Razipun keluar dari belakang Cinta. "Ayah!"

Melihat putranya bersembunyi, Rangga menahan amarahnya sambil menyilangkan tangan. "Razi!" tegasnya.

Dengan rasa takut Razipun kembali bersembunyi di belakang Cinta. "Maaf Pak Rangga, saya tidak bermaksud ikut campur, tapi anak kecil seperti Razi bersikap nakal hanya untuk mendapatkan perhatian dari orangtuanya." 

Mendengar perkataan Cinta, Rangga terlihat semakin marah. "Daren, bawa Razi dan Tina ke lobi. Aku ingin berbicara berdua dengan Cinta."

Cinta pun mengangguk pada Tina tanda setuju.

"Baik, Pak," jawab Daren.

Setelah mereka pergi dan suasana menjadi hening, hanya Rangga dan Cinta dalam ruangan besar tersebut. Pandangan matanya pun berubah marah dan sedih bercampur aduk. "Kenapa?" tanyanya.

Cinta kebingungan, dari maksud pertanyaan yang dilontarkan Rangga, "Apa maksud-" belum selesai Cinta bertanya Rangga kembali bertanya. "Kenapa kau peduli pada Razi? Kenapa kau pergi meninggalkan kami?"

Cinta semakin kebingungan, melihat reaksi Cinta, Rangga semakin tidak sabaran, ia pun mencengkeram tangan Cinta dengan kuat.

"Sa-sakit, saya sama sekali tidak mengerti perkataan Bapak. Perkataan saya tadi, merupakan pengalaman pribadi saya sendiri, jadi saya harap Bapak tidak salah paham terhadap saya."

Rangga merasa kecewa mendengar perkataan Cinta. "Maaf … maaf sudah lancang." Sambil melepaskan tangan Cinta.

"Ada apa dengannya? Dari tatapannya, dia terlihat tidak sedang bercanda. Apa dia mengidap gangguan sejenis bipolar?" pikir Cinta.

"Sebenarnya saya mengidap penyakit BPD atau gangguan kepribadian ambang. Penyakit ini di sebabkan karena keluarga saya mengabaikan dan meninggalkan saya. Saya tidak ingin Razi mengalami hal yang sama sepertiku, jadi bisakah kamu membantuku?"

"Kok dia bisa tau isi pikiranku," pikir Cinta. "Ehem kenapa harus saya?" tanyanya.

"Itu karena kamu sangat mirip dengan ibunya Razi. Anak itu takut padaku, tapi tadi bisa dilihat, kalau dia tidak takut padamu. Anak itu tidak pernah bisa sedekat itu dengan orang lain, jadi kumohon bantuanmu, biarkan dia tinggal bersamamu selama sebulan. Apapun keinginanmu akan kuberikan, asalkan kamu mau membantuku."

Cinta terdiam dan berpikir sejenak. "Asalkan ibu tidak datang ke rumah, kurasa tidak masalah, jika ibu sampai tau harta pak Rangga bisa diperas sampai habis. Aku tidak ingin terlibat masalah dengan pengusaha yang kepribadiannya terganggu, karierku bisa hancur."

"Baiklah saya akan bantu, tapi dengan satu syarat," kata Cinta.

"Hahaha bagus… ehem maksud saya apa syaratnya?"

"Jangan sampai media tau tentang hal ini dan kalau ada yang bertanya tentang Razi, bilang saja dia sepupu Tina."

"Baiklah, tidak masalah. Saya akan menyuruh Daren mengantarkan barang-barang Razi nanti malam."

Cinta mengangguk. "Kalau tidak ada hal lain, saya permisi." Sambil beranjak pergi.

Sesampainya di lobi Tina duduk dengan gelisah menunggu kedatangan Cinta, "Bagaimana keadaan kak Cinta? Bisa gawat kalau kak Cinta sampai kenapa-kenapa," gumam Tina.

"Kakak tenang saja, ayahku tidak akan menyakiti ibu. Selama ini, ayah selalu menunggu ibu pulang," saut Razi.

"Adik kecil, dari perkataanmu membuatku semakin khawatir," jawab Tina.

"Tina!" panggil Cinta.

Tina pun langsung menoleh ke arah sumber suara. "Kak Cinta! Kakak lama sekali. Ada apa sebenarnya? Kakak tidak diapa-apain kan?" Sambil melihat-lihat sekeliling Cinta.

"Jangan khawatir, aku tidak apa-apa," jawab Cinta.

Tina sedikit kesal. "Bukannya Kakak bilang mau membalasnya! Ceritakan pada Tina apa yang sebenarnya terjadi di dalam?"

"Iya iya, sebenarnya tadi ...." Sambil menceritakan kejadian dari awal hingga akhir.

"Apa!! Sebulan? Bagaimana kalau media sampai tau?" tanya Tina.

"Makanya jangan sampai ada yang tau, terutama ibu. Kalau kita ada kegiatan di luar ruangan, bilang aja dia sepupumu ya, pleasee ...." Dengan wajah memohon.

"Baiklah terserah Kakak, tapi kalau terjadi sesuatu Tina gak mau tau, tetap harus mementingkan diri sendiri terlebih dulu," kata Tina.

"Oke jangan khawatir, itu pasti," saut Cinta. Lalu dia meraih tangan Razi sambil tersenyum. "Kalau begitu ayo kita pulang ke rumah ibu."

Razi pun membalas senyumannya dengan gembira, tanpa mereka sadari, dari awal mereka berbicara, ada sesosok pria yang mengawasi dari kejauhan.

Malam pun tiba waktunya makan malam, sesuai janji, Daren datang mengantarkan perlengkapan Razi.

"Mba Cinta, pak Rangga mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah mau membantunya merawat Razi. Semoga Razi tidak membuat masalah untuk Mba nantinya, kalau terjadi sesuatu Mba bisa menghubungi saya" sambil memberikan kartu namanya.

Cinta pun memandang kartu nama itu cukup lama. "Daren Kusuma," gumamnya.

"Ada apa,Mba? Apa ada yang salah dengan kartu nama saya?" tanya Daren.

"Bukan, sepertinya aku pernah dengar nama ini di suatu tempat," jawab Cinta sambil memegang dagunya dan berpikir dengan serius. Seketika pandangan Daren berubah menjadi tatapan tajam.

"Hmm wajahmu cukup tampan, apa kau pernah jadi model?" tanya Cinta. Tatapan Daren pun berubah, ia kembali tersenyum ketika Cinta melihatnya.

"Tidak pernah, jadi model cukup merepotkan. Apalagi para penggemar wanita," jawabnya.

"Sepertinya, aku sedikit mengerti perasaanmu. Oh ya bagaimana kalau kamu ikut makan malam bersama kami?" tanyanya.

"Tidak usah repot-repot, saya sudah makan. Kalau begitu saya permisi dulu, Mba." Sambil  beranjak pergi dengan cepat

"Kenapa dia buru-buru begitu ya, jangan-jangan pak Rangga terlalu memaksa semua karyawannya kerja lembur. Hii.. aku kok, merinding ya." Sambil menutup pintu rumahnya.

Tina sedang mempersiapkan bahan makanan. "Siapa yang datang tadi, Kak?" tanya Tina

"Oh itu, asistennya Pak Rangga. Tin, bawakan barang-barang yang di bawa Daren ke kamar Razi. Hari ini biar kakak yang masak."

"Baik, Kak." Tina terdiam sejenak. " Tapi si Daren itu, tadi siang nampaknya agak sedikit aneh," sambung Tina.

"Tadi juga gelagatnya cukup aneh. Tatapannya berubah-ubah ketika sedang berbicara denganku dan dia buru-buru pergi, saat kakak mengundangnya makan bersama. Mungkin dia tidak tau, kalau kakak menyadari gerak geriknya atau mungkin dia sengaja melakukannya." 

"Tina pikir hanya perasaan Tina aja, rupanya Kakak juga merasakan hal yang sama. Jangan-jangan dia itu punya penyakit aneh sama seperti Pak Rangga."

"Bisa jadi," saut Cinta sambil memasak.

"Ibu!" panggil Razi

Cinta sedikit terkejut mendengar panggilan Razi, ia masih belum terbiasa dipanggil ibu olehnya. "A-ada apa?" tanya Cinta.

"Apa ibu tidak suka pada ayah?"

"Anak ini cukup pintar untuk mencerna perkataan orang dewasa, sepertinya lain kali tidak boleh sembarangan menyebut nama ayahnya," pikir Cinta.

"Kenapa ibu diam saja?" tanyanya lagi.

"Ahh itu … mustahil ibu tidak menyukai ayahmu. Keberadaan Razi adalah bukti kalau kami saling menyukai," jawab Cinta.

Tina memandang Cinta dengan heran sambil memberikan isyarat. "Kenapa kakak bilang begitu?" Dia pun membalas isyaratnya, "Mau bagaimana lagi, anak ini cukup pintar."

Razipun bingung melihat gerak gerik mereka. "Kenapa ibu mengedipkan mata Ibu seperti itu?" tanyanya.

"Sepertinya kemasukan sesuatu."

"Tina, cepat bawa barang-barang Razi!" perintah Cinta.

"Oh baik, Kak," saut Tina.

Berhati-hatilahlah ketika melakukan dan mengatakan sesuatu di depan anak kecil, karena setiap perkataan dan perbuatan orang-orang di sekitarnya merupakan contoh baginya.

 🌺🌺

Halo sobat salam dari Aki Chan 😃

ini adalah novel perdanaku, Aki harap para pembaca memberi kritik, dan saran yang membangun untuk karya ini.

Jika berkenan silahkan di vote.💐

Terpopuler

Comments

Yan Yan

Yan Yan

siapa ni mak kandung si bocil

2023-01-09

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

kasih like lagi buat kakak

salam dari Asisten dadakan😊

cemangattt💪💪💪

2020-11-07

0

Puan Harahap

Puan Harahap

lanjutin lagi

2020-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Cinta
3 Chapter 2 Putra
4 Chapter 3 Makan Malam
5 Chapter 4 Kenangan
6 Chapter 5 Masa Lalu
7 Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8 Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9 Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10 Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11 Chapter 10 Saingan Rangga
12 Chapter 11 Dilema Hati
13 Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14 Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15 Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16 Chapter 15 Termenung
17 Chapter 16 Menyesal
18 Chapter 17 Marah karena Cemburu
19 Chapter 18 Berbaikan
20 Chapter 19 Menyadari
21 Chapter 20 Awal Masalah Baru
22 Chapter 21 Bersandiwara
23 Chapter 22 Pertemuan
24 Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25 Chapter 24 Kotak Pandora
26 Pengumuman Hiatus
27 Chapter 25 Seli
28 Chapter 26 Penjelasan
29 Chapter 27 Kantor Polisi
30 Chapter 28 Kenyataan Pahit
31 Chapter 29 Menyibukkan Diri
32 Chapter 30 Berkunjung
33 Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34 Chapter 32 Prasangka
35 Chapter 33 Perkelahian
36 Chapter 34 Dokter Ryan
37 Chapter 35 Hal yang Terlupa
38 Chapter 36 Kebenaran
39 Chapter 37 Hipnosis
40 Chapter 38 Permintaan
41 Chapter 39 Buku Diari
42 Chapter 40 Zira dan Cinta
43 Chapter 41 Diari Cinta
44 Chapter 42 Tujuan Lain
45 Chapter 43 Flasback 1
46 Chapter 44 Flasback 2
47 Chapter 45 Daren
48 Chapter 46 Token Cinta
49 Chapter 47 Surat untuk Rangga
50 Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51 Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Cinta
3
Chapter 2 Putra
4
Chapter 3 Makan Malam
5
Chapter 4 Kenangan
6
Chapter 5 Masa Lalu
7
Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8
Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9
Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10
Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11
Chapter 10 Saingan Rangga
12
Chapter 11 Dilema Hati
13
Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14
Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15
Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16
Chapter 15 Termenung
17
Chapter 16 Menyesal
18
Chapter 17 Marah karena Cemburu
19
Chapter 18 Berbaikan
20
Chapter 19 Menyadari
21
Chapter 20 Awal Masalah Baru
22
Chapter 21 Bersandiwara
23
Chapter 22 Pertemuan
24
Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25
Chapter 24 Kotak Pandora
26
Pengumuman Hiatus
27
Chapter 25 Seli
28
Chapter 26 Penjelasan
29
Chapter 27 Kantor Polisi
30
Chapter 28 Kenyataan Pahit
31
Chapter 29 Menyibukkan Diri
32
Chapter 30 Berkunjung
33
Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34
Chapter 32 Prasangka
35
Chapter 33 Perkelahian
36
Chapter 34 Dokter Ryan
37
Chapter 35 Hal yang Terlupa
38
Chapter 36 Kebenaran
39
Chapter 37 Hipnosis
40
Chapter 38 Permintaan
41
Chapter 39 Buku Diari
42
Chapter 40 Zira dan Cinta
43
Chapter 41 Diari Cinta
44
Chapter 42 Tujuan Lain
45
Chapter 43 Flasback 1
46
Chapter 44 Flasback 2
47
Chapter 45 Daren
48
Chapter 46 Token Cinta
49
Chapter 47 Surat untuk Rangga
50
Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51
Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!