Keesokan harinya Cinta mulai sibuk melanjutkan jadwal syuting film, dari pagi hingga menjelang sore hari. Saat di lokasi dari kejauhan, terdengar suara jeritan seorang wanita, "Kyaa...!"
Semua orang berkumpul ke arah sumber suara, kru, sutradara dan para artis terkejut melihat semua pakaian para artis wanita telah di coret-coret dengan krayon warna, karena hal tersebut proses syuting pun dihentikan beberapa hari. Sutradara marah besar atas apa yang terjadi dan meminta penanggung jawab menemukan pelaku kejadian tersebut.
Cinta kembali ke ruang istirahatnya dan bertanya pada Tina, "Apa yang dilakukan Razi di saat aku sedang syuting?"
"Dia bermain di sekitar lokasi syuting. Apa kakak rasa Razi yang sudah melakukan itu semua?"
"Aku tidak yakin, anak itu terkadang memang suka sedikit nakal untuk mencari perhatian orang lain."
"Bagaimana kalau kita telepon asisten Pak Rangga untuk membantu kita?" tanya Tina
"Untuk sekarang tidak perlu. Karena proses syuting diliburkan, ayo kita pulang ke rumah dulu."
Di sepanjang perjalanan hingga sampai di rumah suasana menjadi hening, tidak ada seorang pun yang berani memulai pembicaraan.
Karena rasa penasaran, Cinta pun mulai bertanya dengan lembut, "Saat ibu lagi syuting, apa yang Razi lakukan? Apa Razi tau, siapa yang mencoret-coret baju di lokasi syuting tadi?"
Razi terdiam dan tidak menjawab satupun dari pertanyaan Cinta. Melihat reaksi Razi dia pun menyerah untuk bertanya. "Ya sudah, ibu tidak akan memaksa. Istirahatlah, kau pasti lelah."
Cinta merasa iba padanya, di malam hari ia masuk ke kamar Razi untuk melihat keadaannya. "Anak ini semakin imut ketika dia tertidur, wajah tampannya mirip dengan pria itu."
"Eh Kenapa tiba-tiba aku teringat dia ya," sambungnya.
Tring suara pesan masuk ke hp Cinta. "Kak, sutradara menemukan beberapa rekaman CCTV di lokasi. Anak kecil yang bersama kakak terlihat di beberapa rekaman. Bisakah kakak menjelaskan itu pada sutradara?" Isi pesan tersebut.
Cinta merasa masalah ini tidak sesederhana yang iya bayangkan, tidak benar jika ia tidak mengatakan pada Pak Rangga, ia pun keluar dan pergi mencari jalan keluar.
~~
Di sebuah kafe Cinta dan seorang pria berdiskusi tentang masalah itu. "Apa kamu tidak percaya pada anak itu?" tanya Rangga.
"Saya baru mengenal anak itu beberapa hari, wajar kalau tidak yakin, tapi entah kenapa saya ingin percaya padanya," jawab Cinta.
"Kalau begitu percayalah padanya. Lebih baik percaya dan yakin pada kata hati, dari pada bukti dan perkataan orang lain yang belum jelas kebenarannya."
Cinta pun terdiam mendengar perkataan pria itu. Perkataannya seolah-olah menghilangkan semua keraguan di dalam hatinya.
Pagi hari sebelum bertemu sutradara, "Bagaimana keadaan Razi, kak?" tanya Tina
Cinta menggelengkan kepalanya," Dia masih belum mau mengatakan apapun bahkan anak itu belum makan dari tadi malam," jawab Cinta.
"Apa yang harus kita lakukan? siang ini kita harus pergi menemui dan menjelaskan pada sutradara."
"Biar kakak yang urus masalah ini, jaga anak itu dan pastikan ia memakan sesuatu."
"Baik kak, serahkan pada Tina," sautnya.
Cinta pergi seorang diri untuk bertemu sutradara, ia berusaha menyakinkan sutradara dan berjanji akan menemukan bukti pelaku yang sebenarnya. Jika ia berhasil, ia meminta sutradara untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. Sejauh yang Cinta lihat pada sebagian rekaman CCTV yang masih ada, walaupun Razi memegang krayon namun dia tidak melakukan apapun.
Tring sebuah pesan dari nomor tidak di ketahui masuk ke hp Cinta. "Cek rekaman CCTV yang hilang," tulisnya.
Di taman rumah Cinta, Razi duduk termenung di sebuah ayunan seorang diri. Cinta menghampirinya dan sekali lagi ia mencoba untuk meyakinkan Razi. "Razi putra kesayangan ibu, maukah Razi membantu ibu?"
"Ibu tidak ingin Razi mendapat masalah dan ibu tidak ingin keluarga kita ditindas oleh orang lain. Ibu akan melindungi keluarga kita, Razi harus percaya pada ibu, beritahu ibu apa yang sebenarnya terjadi kemarin, mau ya?"
Razi pun sedikit menganggukkan kepalanya. "Sebenarnya ketika Razi sedang bermain ada seorang paman datang menyuruh mencoret-coret pakaian. Paman itu memberikan krayon dan mengancam akan mencelakai ibu, jika Razi tidak mematuhinya. Meskipun begitu bukan Razi yang melakukannya, pada akhirnya dia sendiri yang melakukannya."
"Razi tau perbuatan itu akan menyebabkan masalah bagi ibu, jadi Razi mengancam Paman itu jika dia tetap memaksa, Razi akan berteriak sekencang-kencangnya. Razi takut, jika bilang pada orang lain dia akan mencelakai ibu," jawabnya dengan wajah murung.
Cinta terharu dan langsung memeluk anak itu dengan erat. "Terima kasih sudah menceritakan ini dan percaya pada ibu," ungkapnya.
"Razi sudah menceritakan ini pada ayah. ayah menyuruh Razi patuh dan percaya pada ibu. Ayah juga mengirimkan rekaman CCTV yang sengaja dihapus paman itu."
Cinta melihat video rekaman yang di berikan Razi, sontak ia terkejut melihat dalang di balik kejadian itu yang ternyata tidak lain adalah Willi. "Oh... rupanya pria brengsek ini yang melakukannya, sepertinya dia mau membalas perbuatanku padanya."
Razi melihat Cinta dengan heran, "Brengsek? Apa itu brengsek?" sautnya.
"Hm itu artinya jahat, pria jahat," sambungnya. "Aduh! Aku keceplosan di depan anak kecil," pikir Cinta.
Cinta berhasil menyelesaikan masalah itu, meskipun pada akhirnya Willi tidak dibawa ke pihak yang berwajib, tapi ia di wajibkan membayar denda segala kerugian dan dikeluarkan dari projek film yang sedang di buat.
Di malam hari Cinta sedang duduk termenung sendirian di sofa. Tina datang menghampiri dan duduk di sampingnya. "Ada apa kak? Bukannya masalah kemarin sudah selesai, kenapa kakak termenung?" tanya Tina.
"Aku merasa ada sesuatu yang kita lewatkan, tapi aku tidak tau apa. Sepertinya itu sesuatu yang sangat penting...," kata Cinta.
Razi datang dengan memakai piyama dan memegang boneka beruangnya. "Ibu… Razi tidak bisa tidur."
Cinta bangkit dari duduknya dan membawa Razi ke kamarnya. "Ayo ibu akan membacakan sebuah cerita" ucapnya. "Tina istirahatlah, aku akan tidur bersama Razi," sambungnya.
Tina pun mengangguk. "Kakak sangat menyayangi anak itu, jika sudah sebulan pasti kakak sedih kalau berpisah dengannya. Kasian…," gumam Tina.
Di dalam kamar setelah membacakan cerita, Razi pun akhirnya tertidur. Cinta memandangi Razi dan teringat sesuatu. "Aku tidak menyangka dipanggil ibu oleh seorang anak kecil," gumamnya sambil membelai dengan lembut rambut anak itu. Ia pun terdiam sebentar. "Ibu…," pikirnya.
"Benar, pria brengsek itu menyebutku ibu di depan Razi, apa itu hanya sebuah kebetulan ataukah ada hal lain yang tidak aku ketahui dari maksud ucapannya itu. Yang tau tentang ini hanya Pak Rangga dan asistennya serta aku dan Tina. Tidak mungkin ada orang lain yang tau," pikirnya.
"Apa mungkin aku terlalu berpikir berlebihan, semua anak kecil takut kalau ibunya diancam," gumamnya.
Cinta membelai rambut Razi dengan lembut, "Wajah anak ini sangat mirip dengan pria itu. Setiap aku bertemu dengannya, selalu ada kesan aneh yang sulit dijelaskan…," ungkap Cinta.
🌺🌺
Halo sobat salam dari Aki Chan 😃
ini adalah novel perdanaku, Aki harap para pembaca memberi kritik, dan saran yang membangun untuk karya ini.
Jika berkenan silahkan di vote.💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yan Yan
salah sangka aku haha
2023-01-09
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
kakak😉
asisten dadakan hadir lagi
bawa like dan semangat 💪
yuk mampir lagi😊
2020-11-21
0
Puan Harahap
bagus
2020-10-26
0