Chapter 4 Kenangan

Keesokan harinya Cinta mulai sibuk melanjutkan jadwal syuting film, dari pagi hingga menjelang sore hari. Saat di lokasi dari kejauhan, terdengar suara jeritan seorang wanita, "Kyaa...!"

Semua orang berkumpul ke arah sumber suara, kru, sutradara dan para artis terkejut melihat semua pakaian para artis wanita telah di coret-coret dengan krayon warna, karena hal tersebut proses syuting pun dihentikan beberapa hari. Sutradara marah besar atas apa yang terjadi dan meminta penanggung jawab menemukan pelaku kejadian tersebut.

Cinta kembali ke ruang istirahatnya dan bertanya pada Tina, "Apa yang dilakukan Razi di saat aku sedang syuting?"

"Dia bermain di sekitar lokasi syuting. Apa kakak rasa Razi yang sudah melakukan itu semua?"

"Aku tidak yakin, anak itu terkadang memang suka sedikit nakal untuk mencari perhatian orang lain."

"Bagaimana kalau kita telepon asisten Pak Rangga untuk membantu kita?" tanya Tina

"Untuk sekarang tidak perlu. Karena proses syuting diliburkan, ayo kita pulang ke rumah dulu."

Di sepanjang perjalanan hingga sampai di rumah suasana menjadi hening, tidak ada seorang pun yang berani memulai pembicaraan.

Karena rasa penasaran, Cinta pun mulai bertanya dengan lembut, "Saat ibu lagi syuting, apa yang Razi lakukan? Apa Razi tau, siapa yang mencoret-coret baju di lokasi syuting tadi?"

Razi terdiam dan tidak menjawab satupun dari pertanyaan Cinta. Melihat reaksi Razi dia pun menyerah untuk bertanya. "Ya sudah, ibu tidak akan memaksa. Istirahatlah, kau pasti lelah."

Cinta merasa iba padanya, di malam hari ia masuk ke kamar Razi untuk melihat keadaannya. "Anak ini semakin imut ketika dia tertidur, wajah tampannya mirip dengan pria itu." 

"Eh Kenapa tiba-tiba aku teringat dia ya," sambungnya.

Tring suara pesan masuk ke hp Cinta. "Kak, sutradara menemukan beberapa rekaman CCTV di lokasi. Anak kecil yang bersama kakak terlihat di beberapa rekaman. Bisakah kakak menjelaskan itu pada sutradara?" Isi pesan tersebut.

Cinta merasa masalah ini tidak sesederhana yang iya bayangkan, tidak benar jika ia tidak mengatakan pada Pak Rangga, ia pun keluar dan pergi mencari jalan keluar.

~~

Di sebuah kafe Cinta dan seorang pria berdiskusi tentang masalah itu. "Apa kamu tidak percaya pada anak itu?" tanya Rangga.

"Saya baru mengenal anak itu beberapa hari, wajar kalau tidak yakin, tapi entah kenapa saya ingin percaya padanya,"  jawab Cinta.

"Kalau begitu percayalah padanya. Lebih baik percaya dan yakin pada kata hati, dari pada bukti dan perkataan orang lain yang belum jelas kebenarannya."

Cinta pun terdiam mendengar perkataan pria itu. Perkataannya seolah-olah menghilangkan semua keraguan di dalam hatinya.

Pagi hari sebelum bertemu sutradara, "Bagaimana keadaan Razi, kak?" tanya Tina

Cinta menggelengkan kepalanya," Dia masih belum mau mengatakan apapun bahkan anak itu belum makan dari tadi malam," jawab Cinta.

"Apa yang harus kita lakukan? siang ini kita harus pergi menemui dan menjelaskan pada sutradara."

"Biar kakak yang urus masalah ini, jaga anak itu dan pastikan ia memakan sesuatu."

"Baik kak, serahkan pada Tina," sautnya.

Cinta pergi seorang diri untuk bertemu sutradara, ia berusaha menyakinkan sutradara dan berjanji akan menemukan bukti pelaku yang sebenarnya. Jika ia berhasil, ia meminta sutradara untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. Sejauh yang Cinta lihat pada sebagian rekaman CCTV yang masih ada, walaupun Razi memegang krayon namun dia tidak melakukan apapun.

Tring sebuah pesan dari nomor tidak di ketahui masuk ke hp Cinta. "Cek rekaman CCTV yang hilang," tulisnya.

Di taman rumah Cinta, Razi duduk termenung di sebuah ayunan seorang diri. Cinta menghampirinya dan sekali lagi ia mencoba untuk meyakinkan Razi. "Razi putra kesayangan ibu, maukah Razi membantu ibu?"

"Ibu tidak ingin Razi mendapat masalah dan ibu tidak ingin keluarga kita ditindas oleh orang lain. Ibu akan melindungi keluarga kita, Razi harus percaya pada ibu, beritahu ibu apa yang sebenarnya terjadi kemarin, mau ya?" 

Razi pun sedikit menganggukkan kepalanya. "Sebenarnya ketika Razi sedang bermain ada seorang paman datang menyuruh mencoret-coret pakaian. Paman itu memberikan krayon dan mengancam akan mencelakai ibu, jika Razi tidak mematuhinya. Meskipun begitu bukan Razi yang melakukannya, pada akhirnya dia sendiri yang melakukannya." 

"Razi tau perbuatan itu akan menyebabkan masalah bagi ibu, jadi Razi mengancam Paman itu jika dia tetap memaksa, Razi akan berteriak sekencang-kencangnya. Razi takut, jika bilang pada orang lain dia akan mencelakai ibu," jawabnya dengan wajah murung.

Cinta terharu dan langsung memeluk anak itu dengan erat. "Terima kasih sudah menceritakan ini dan percaya pada ibu," ungkapnya.

"Razi sudah menceritakan ini pada ayah. ayah menyuruh Razi patuh dan percaya pada ibu. Ayah juga mengirimkan rekaman CCTV yang sengaja dihapus paman itu." 

Cinta melihat video rekaman yang di berikan Razi, sontak ia terkejut melihat dalang di balik kejadian itu yang ternyata tidak lain adalah Willi. "Oh... rupanya pria brengsek ini yang melakukannya, sepertinya dia mau membalas perbuatanku padanya."

Razi melihat Cinta dengan heran, "Brengsek? Apa itu brengsek?" sautnya.

"Hm itu artinya jahat, pria jahat," sambungnya. "Aduh! Aku keceplosan di depan anak kecil," pikir Cinta.

Cinta berhasil menyelesaikan masalah itu, meskipun pada akhirnya Willi tidak dibawa ke pihak yang berwajib, tapi ia di wajibkan membayar denda segala kerugian dan dikeluarkan dari projek film yang sedang di buat.

Di malam hari Cinta sedang duduk termenung sendirian di sofa. Tina datang menghampiri dan duduk di sampingnya. "Ada apa kak? Bukannya masalah kemarin sudah selesai, kenapa kakak termenung?" tanya Tina.

"Aku merasa ada sesuatu yang kita lewatkan, tapi aku tidak tau apa. Sepertinya itu sesuatu yang sangat penting...," kata Cinta.

Razi datang dengan memakai piyama dan memegang boneka beruangnya. "Ibu… Razi tidak bisa tidur." 

Cinta bangkit dari duduknya dan membawa Razi ke kamarnya. "Ayo ibu akan membacakan sebuah cerita" ucapnya. "Tina istirahatlah, aku akan tidur bersama Razi," sambungnya.

Tina pun mengangguk. "Kakak sangat menyayangi anak itu, jika sudah sebulan pasti kakak sedih kalau berpisah dengannya. Kasian…," gumam Tina.

Di dalam kamar setelah membacakan cerita, Razi pun akhirnya tertidur. Cinta memandangi Razi dan teringat sesuatu. "Aku tidak menyangka dipanggil ibu oleh seorang anak kecil," gumamnya sambil membelai dengan lembut rambut anak itu. Ia pun terdiam sebentar. "Ibu…," pikirnya.

"Benar, pria brengsek itu menyebutku ibu di depan Razi, apa itu hanya sebuah kebetulan ataukah ada hal lain yang tidak aku ketahui dari maksud ucapannya itu. Yang tau tentang ini hanya Pak Rangga dan asistennya serta aku dan Tina. Tidak mungkin ada orang lain yang tau," pikirnya.

"Apa mungkin aku terlalu berpikir berlebihan, semua anak kecil takut kalau ibunya diancam," gumamnya.

Cinta membelai rambut Razi dengan lembut, "Wajah anak ini sangat mirip dengan pria itu. Setiap aku bertemu dengannya, selalu ada kesan aneh yang sulit dijelaskan…," ungkap Cinta.

 🌺🌺

Halo sobat salam dari Aki Chan 😃

ini adalah novel perdanaku, Aki harap para pembaca memberi kritik, dan saran yang membangun untuk karya ini.

Jika berkenan silahkan di vote.💐

Terpopuler

Comments

Yan Yan

Yan Yan

salah sangka aku haha

2023-01-09

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

kakak😉

asisten dadakan hadir lagi

bawa like dan semangat 💪

yuk mampir lagi😊

2020-11-21

0

Puan Harahap

Puan Harahap

bagus

2020-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Cinta
3 Chapter 2 Putra
4 Chapter 3 Makan Malam
5 Chapter 4 Kenangan
6 Chapter 5 Masa Lalu
7 Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8 Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9 Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10 Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11 Chapter 10 Saingan Rangga
12 Chapter 11 Dilema Hati
13 Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14 Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15 Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16 Chapter 15 Termenung
17 Chapter 16 Menyesal
18 Chapter 17 Marah karena Cemburu
19 Chapter 18 Berbaikan
20 Chapter 19 Menyadari
21 Chapter 20 Awal Masalah Baru
22 Chapter 21 Bersandiwara
23 Chapter 22 Pertemuan
24 Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25 Chapter 24 Kotak Pandora
26 Pengumuman Hiatus
27 Chapter 25 Seli
28 Chapter 26 Penjelasan
29 Chapter 27 Kantor Polisi
30 Chapter 28 Kenyataan Pahit
31 Chapter 29 Menyibukkan Diri
32 Chapter 30 Berkunjung
33 Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34 Chapter 32 Prasangka
35 Chapter 33 Perkelahian
36 Chapter 34 Dokter Ryan
37 Chapter 35 Hal yang Terlupa
38 Chapter 36 Kebenaran
39 Chapter 37 Hipnosis
40 Chapter 38 Permintaan
41 Chapter 39 Buku Diari
42 Chapter 40 Zira dan Cinta
43 Chapter 41 Diari Cinta
44 Chapter 42 Tujuan Lain
45 Chapter 43 Flasback 1
46 Chapter 44 Flasback 2
47 Chapter 45 Daren
48 Chapter 46 Token Cinta
49 Chapter 47 Surat untuk Rangga
50 Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51 Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Cinta
3
Chapter 2 Putra
4
Chapter 3 Makan Malam
5
Chapter 4 Kenangan
6
Chapter 5 Masa Lalu
7
Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8
Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9
Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10
Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11
Chapter 10 Saingan Rangga
12
Chapter 11 Dilema Hati
13
Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14
Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15
Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16
Chapter 15 Termenung
17
Chapter 16 Menyesal
18
Chapter 17 Marah karena Cemburu
19
Chapter 18 Berbaikan
20
Chapter 19 Menyadari
21
Chapter 20 Awal Masalah Baru
22
Chapter 21 Bersandiwara
23
Chapter 22 Pertemuan
24
Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25
Chapter 24 Kotak Pandora
26
Pengumuman Hiatus
27
Chapter 25 Seli
28
Chapter 26 Penjelasan
29
Chapter 27 Kantor Polisi
30
Chapter 28 Kenyataan Pahit
31
Chapter 29 Menyibukkan Diri
32
Chapter 30 Berkunjung
33
Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34
Chapter 32 Prasangka
35
Chapter 33 Perkelahian
36
Chapter 34 Dokter Ryan
37
Chapter 35 Hal yang Terlupa
38
Chapter 36 Kebenaran
39
Chapter 37 Hipnosis
40
Chapter 38 Permintaan
41
Chapter 39 Buku Diari
42
Chapter 40 Zira dan Cinta
43
Chapter 41 Diari Cinta
44
Chapter 42 Tujuan Lain
45
Chapter 43 Flasback 1
46
Chapter 44 Flasback 2
47
Chapter 45 Daren
48
Chapter 46 Token Cinta
49
Chapter 47 Surat untuk Rangga
50
Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51
Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!