Chapter 11 Dilema Hati

Di tengah jalan raya di sebuah kota, orang-orang ramai melihat kecelakaan tragis. Seorang wanita korban tabrak lari yang sedang tergeletak bersimbah darah, dan tepat disebelahnya seorang wanita yang berwajah sama dengannya, menangis tersedu-sedu sambil memegang tangan wanita itu. "Ma.. maafkan aku, hanya ini yang bisa ku lakukan untukmu adikku. Hiduplah dengan baik dan ingatlah kakak selalu menyayangimu, Cintaa...."

Cinta kembali bermimpi tentang kecelakaan empat tahun yang lalu. Mimpi itu selalu membayanginya, seolah-olah ada yang ia lewatkan dari kejadian itu. Semakin lama mimpi itu semakin jelas, sebelumnya rupa yang terlihat samar dan kata-kata yang tidak lengkap membuatnya ragu untuk mengingatnya kembali.

Setelah Cinta terbangun, ia sadar air mata telah membasahi pipinya. " Kakak… maafkan Cinta." 

Ia bangkit dari posisi tidurnya lalu duduk termenung, tanpa sadar Tina yang dari tadi tertidur di sebelahnya pun ikut terbangun.

"Kakak sudah sadar...." Sambil mengucek-ngucek matanya. "Kenapa Kakak menangis? Apa ada yang sakit?" 

Cinta menggelengkan kepalanya. "Maaf sudah merepotkanmu, pergilah tidur."

Dengan tangannya, Tina mengusap air mata Cinta. "Baiklah Kak, tapi Kakak jangan nangis lagi. Tina jadi ikut sedih kalau Kakak nangis." 

Cinta sedikit mengangguk kepala dan meminta Tina untuk kembali ke kamarnya, lalu ia yang patuh beranjak pergi meninggalkannya. "Terima kasih, Tina. Kau akan selalu menjadi keluarga bagiku," gumam Cinta.

Di pagi hari yang cerah mereka bersiap untuk membuat serapan bersama. 

Sebelum Cinta menjadi seorang artis mereka berdua sudah tinggal bersama, sudah hampir 5 tahun Tina menemani Cinta. Hubungan mereka sudah seperti saudara kandung.

Cukup lama Cinta memandangi Tina, "Tina mungkin tau, jika aku menanyakan tentang kakak." 

"Tina… Apa kau tau tentang kakakku?" tanya Cinta.

"Kakaknya Kakak?"

"Iya, semalam aku memimpikannya. Selain saat kecelakaan, tidak ada ingatan lain tentang kakak. Siapa namanya? Dimana dia tinggal? Aku sama sekali tidak ingat."

"Hmm… itu...." 

Belum selesai Tina menjawab, suara bel pintu berbunyi berulangkali. "Tin nong...tin nong."

"Berisik!" saut Cinta dengan kesal.

Cinta segera membukakan pintu dan ternyata Rangga dan Randi datang sambil memegang kantung plastik.

"Aku datang membawa belanjaan untuk serapan," saut Rangga sambil menyodorkan kantung plastiknya.

"Aku datang membawa buah. Buah ini bagus untuk menjaga kesehatan," saut Randi yang juga menyodorkan plastiknya.

"Oh terima kasih." Ia segera mengambil pemberian mereka dan menutup pintunya kembali.

Mereka berdua saling bertatapan melihat tingkah Cinta. "Kali ini apa salah kita?" pikir mereka.

Tidak lama kemudian Cinta kembali membukakan pintunya. "Kalian tidak mau masuk?"

"Mau," jawab mereka bersamaan.

"Kalian berdua tidak akan bertengkar lagi kan?" 

"Tentu saja tidak, kami sudah berteman," jawab Randi sambil merangkul bahu Rangga.

Sedangkan Rangga menjawab dengan senyuman. Cinta pun akhirnya memutuskan membiarkan mereka masuk.

"Singkirkan tangan kotormu dariku," bisik Rangga sambil melepaskan rangkulannya.

"Lihat saja nanti, aku akan membalasmu," ancamnya dalam hati.

Mereka semua akhirnya serapan bersama. Selama makan, Cinta hanya diam tanpa suara, suasana hatinya yang buruk bisa dirasakan setiap orang yang ada di sekitarnya.

"Aku sudah kenyang, aku mau istirahat sebentar. Tina temani mereka."

"Iya kak," saut Tina.

Cinta kembali ke dalam kamarnya. Berbaring di atas kasur dan menutupi kedua matanya dengan lengannya. Pikirannya di penuhi dengan banyak hal.

"Ada apa denganku? Emosiku tidak bisa ditahan, aku tidak ingin terlihat menyedihkan di depan mereka."

"Banyak hal yang telah terjadi selama seminggu ini. Aku tidak ingin melibatkan yang lain. Mereka juga punya kehidupan mereka masing-masing."

Tring sebuah pesan dari Rangga masuk, "Aku tau kau butuh waktu sendiri, tapi jangan membebankan semuanya pada dirimu. Jika di perlukan, aku siap meminjamkan bahuku sebagai sandaran."

Tring pesan kedua Rangga masuk, "Menunjukan kelemahanmu di depan orang lain, bukanlah suatu hal yang buruk. Menceritakan masalahmu juga bisa meringankan sedikit beban dalam hati."

Tring pesan ke tiganya masuk, "Menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif merupakan cara yang paling ampuh untuk melupakan kesedihan."

Cinta membaca pesan dari Rangga, isi pesan tersebut sangat bermakna baginya. Setalah beberapa saat, Cinta membulatkan tekatnya dan keluar dari kamarnya.

Suasana yang tadinya ramai sudah terasa hening, sosok yang ingin ia temui sudah pergi dari rumahnya. Hatinya merasa sedikit kecewa, karena Rangga pergi tanpa pamit terlebih dahulu.

Melihat Cinta berdiri mematung seorang diri, Tina datang menghampirinya. "Kakak sedang apa?" 

"Dimana mereka?"

"Oh mereka sudah pergi. Katanya ada pekerjaan yang harus dilakukan."

"Jadi begitu…." Berjalan kembali ke dalam kamarnya.

"Kasian Kakak… Apa tidak ada yang bisa kulakukan untuknya ya?"

Cinta menyadari suasana semakin terasa sunyi ketika ia seorang diri. Berdiri di dekat jendela, melihat sosok dirinya yang terpantul dari kaca. 

"Kenapa aku merasa, tidak akan ada orang di sekitar ku yang tau tentang kakak. Bahkan di dalam diariku tidak ada tentangnya."

"Apa mungkin sampai umurku yang ke 15, aku tidak tau kalau aku punya seorang kakak?"

"Catatan terakhir diariku, hanya sampai umurku yang ke 15. Inti masalah ini, bisa di pecahkan jika ingatanku saat kecelakaan itu kembali."

"Tapi sudah hampir lima tahun, yang bisa kuingat, hanya saat kakak seperti itu. Berapa tahun lagi aku harus menunggu untuk bisa mengingatnya."

Ia mendesah. "Hanya waktu yang bisa menjawabnya...."

Cinta memandang hpnya cukup lama dan teringat tiga pesan Rangga sebelumnya. Akhirnya ia memutuskan untuk memberanikan diri mengambil inisiatif terlebih dahulu.

"Malam ini… bisakah luangkan waktumu sebentar? Aku akan menunggumu." Begitulah isi pesan yang dikirimkan Cinta pada Rangga.

Malam pun tiba waktu sudah hampir pukul 10 malam. Cinta duduk di sebuah ayunan di belakang rumah, sambil melihat hpnya. Tidak ada balasan dari pesan yang ia kirimkan pada Rangga.

"Apa dia sibuk ya? Apa tidak seharusnya bagiku mengirim pesan itu padanya?"

Ia pun memandang ke arah langit malam yang berbintang. "Sudahlah… langit malam ini dipenuhi dengan bintang-bintang seakan menunggu untuk dilihat."

"Apa yang terjadi pada kakak setelah kecelakaan itu? Aku ingin tau, kenapa kakak melindungiku waktu itu."

Dari belakang Cinta, seseorang menyelimutinya secara perlahan. Ia kira sosok pria yang ia tunggu akhirnya datang, tapi ternyata Tinalah yang datang menghampirinya.

"Kakak ini sudah malam, cuaca agak dingin, tidak baik untuk kesehatan. Bagaimana kalau Kakak menunggu di dalam saja?" 

"Kau benar, kenapa aku harus menunggunya. Sebelumnya aku tidak pernah menunggu siapapun untuk datang. Ini salahku sudah berharap pada sesuatu yang tidak pasti," ungkapnya sambil beranjak masuk.

"Bu-bukan itu maksud Tina Kak."

Sesampainya di dalam rumah, Cinta mencoba menanyakan tentang kakaknya sekali lagi pada Tina, untuk memastikan benar atau tidak prasangkanya.

"Tina apa kau tau tentang kakakku?"

"Itu yang Kakak ingin tau dari Tina tadi pagi. Sebenarnya Tina juga tidak tau tentang itu, selama 5 tahun ini Kakak tidak pernah membahas tentangnya. Apa Kakak mengingat sesuatu?"

"Sudah kuduga tidak ada yang tau tentang kakak," gumam Cinta.

"Kenapa Kak?" 

"Ah bukan apa-apa. Apa kau ingat  apa yang terjadi 4 tahun yang lalu?"

"Tina tidak tau maksud Kakak, tapi selama beberapa bulan, Kakak tidak pulang. Saat pulang Kakak sudah tidak mengingat apapun."

"Oh waktu itu… kalau dipikir-pikir itu memang sedikit aneh. Pemilik toko tempat ku bekerja, memberikan alamat kos kita. Dia juga yang sudah menolong waktu itu."

"Pemilik toko?"

"Iya. Lain kali kalau kita ke sana, tidak ada salahnya berkunjung sekaligus bertanya, sekarang aku mau istirahat dulu."

 🌺🌺

Halo sobat salam dari Aki Chan 😃

ini adalah novel perdanaku, Aki harap para pembaca memberi kritik, dan saran yang membangun untuk karya ini.

Jika berkenan silahkan di vote.💐

Terpopuler

Comments

zhafa

zhafa

like

2020-09-19

0

Eri San

Eri San

pemberi harapan palsu 😫

2020-09-18

0

🍃🥀Fatymah🥀🍃

🍃🥀Fatymah🥀🍃

like 👍🏻👍🏻👍🏻



salam dari MAYLEA SI GADIS MASA DEPAN...

2020-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Cinta
3 Chapter 2 Putra
4 Chapter 3 Makan Malam
5 Chapter 4 Kenangan
6 Chapter 5 Masa Lalu
7 Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8 Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9 Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10 Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11 Chapter 10 Saingan Rangga
12 Chapter 11 Dilema Hati
13 Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14 Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15 Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16 Chapter 15 Termenung
17 Chapter 16 Menyesal
18 Chapter 17 Marah karena Cemburu
19 Chapter 18 Berbaikan
20 Chapter 19 Menyadari
21 Chapter 20 Awal Masalah Baru
22 Chapter 21 Bersandiwara
23 Chapter 22 Pertemuan
24 Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25 Chapter 24 Kotak Pandora
26 Pengumuman Hiatus
27 Chapter 25 Seli
28 Chapter 26 Penjelasan
29 Chapter 27 Kantor Polisi
30 Chapter 28 Kenyataan Pahit
31 Chapter 29 Menyibukkan Diri
32 Chapter 30 Berkunjung
33 Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34 Chapter 32 Prasangka
35 Chapter 33 Perkelahian
36 Chapter 34 Dokter Ryan
37 Chapter 35 Hal yang Terlupa
38 Chapter 36 Kebenaran
39 Chapter 37 Hipnosis
40 Chapter 38 Permintaan
41 Chapter 39 Buku Diari
42 Chapter 40 Zira dan Cinta
43 Chapter 41 Diari Cinta
44 Chapter 42 Tujuan Lain
45 Chapter 43 Flasback 1
46 Chapter 44 Flasback 2
47 Chapter 45 Daren
48 Chapter 46 Token Cinta
49 Chapter 47 Surat untuk Rangga
50 Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51 Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Cinta
3
Chapter 2 Putra
4
Chapter 3 Makan Malam
5
Chapter 4 Kenangan
6
Chapter 5 Masa Lalu
7
Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8
Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9
Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10
Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11
Chapter 10 Saingan Rangga
12
Chapter 11 Dilema Hati
13
Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14
Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15
Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16
Chapter 15 Termenung
17
Chapter 16 Menyesal
18
Chapter 17 Marah karena Cemburu
19
Chapter 18 Berbaikan
20
Chapter 19 Menyadari
21
Chapter 20 Awal Masalah Baru
22
Chapter 21 Bersandiwara
23
Chapter 22 Pertemuan
24
Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25
Chapter 24 Kotak Pandora
26
Pengumuman Hiatus
27
Chapter 25 Seli
28
Chapter 26 Penjelasan
29
Chapter 27 Kantor Polisi
30
Chapter 28 Kenyataan Pahit
31
Chapter 29 Menyibukkan Diri
32
Chapter 30 Berkunjung
33
Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34
Chapter 32 Prasangka
35
Chapter 33 Perkelahian
36
Chapter 34 Dokter Ryan
37
Chapter 35 Hal yang Terlupa
38
Chapter 36 Kebenaran
39
Chapter 37 Hipnosis
40
Chapter 38 Permintaan
41
Chapter 39 Buku Diari
42
Chapter 40 Zira dan Cinta
43
Chapter 41 Diari Cinta
44
Chapter 42 Tujuan Lain
45
Chapter 43 Flasback 1
46
Chapter 44 Flasback 2
47
Chapter 45 Daren
48
Chapter 46 Token Cinta
49
Chapter 47 Surat untuk Rangga
50
Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51
Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!