Chapter 1 Cinta

Berbalut cahaya lampu yang gemerlap, di tengah suasana hening seorang pria dan wanita berdiri saling berhadapan. Pria itu meraih tangannya, dengan suara yang lembut ia berkata, "Aku ingin kau selalu ada di sampingku, menemaniku di kala senang, sedih, dan sakit hingga aku tua nanti. Maukah kau menjadi istriku?"

Wanita itu menitikan air mata sambil tersenyum. "Maaf aku tidak bisa, aku sudah menganggapmu sebagai Kakakku." 

"Kumohon terimalah aku, kita ini hanya saudara tiri. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai Adiku, aku selalu menganggapmu sebagai Wanitaku." Sambil memaksa memeluknya.

Wanita itu melepaskan pelukannya lalu menampar pria itu dengan kuat hingga terdengar suara baaakk….

"Cutt …," teriak Sutradara.

"Wah … akting kak Cinta benar-benar bagus, lebih bagus dari naskah aslinya," saut salah satu kru.

"Sudah menamparku dibilang bagus. Pipi tampanku jadi bengkak, ni!" tegas Willi.

Seorang pria datang menghampirinya sambil memberikan sebuah kantung pengompres es. "Sabar Bang, yang penting cita-cita Abang jadi artis terkenal bakalan terwujud."

Sambil memandangi mereka dari jauh. "Lihat tu dia sama manegernya cekikikan, mereka sengaja dari awal mau menamparku. Dasar rubah bersaudara!" kesalnya.

"Kalau Abang sudah jadi artis terkenal, perbuatan mereka tadi, bisa kita balas berkali-kali lipat, Bang."

"Mereka pikir gue bakalan diam aja diperlakukan seperti ini! awas aja mereka nanti, orang kampung kayak mereka tu, gak cocok ada di kota!" ungkapnya.

Di lain sisi

"Hahaha lihat gak tadi ekspresi marahnya, hampir aja gak bisa nahan tawa waktuku gampar dia," ungkap Cinta.

"Bu.. bukannya kakak tadi terlalu berlebihan," sahut Tina.

"Pria playboy sepertinya memang cocok digituin, Tin. Kamu tu terlalu baik, jadi cewek tu, kalau ada pria brengsek deketin ya kita harus bisa jaga diri."

Teringat kejadian kemarin, ketika Willi nembak Tina di lokasi syuting dengan alasan sedang latihan akting. Tina hanya bisa diam dan menahan rasa malunya.

"Bukan gitu kak, Tina yakin setiap perbuatan pasti ada balasannya."

"Hmm kamu tu ya bisa aja ngelesnya, sudah la yang tadi anggap aja sebagai ganjaran untuknya. Apa jadwal kita selanjutnya?"

"Hari ini sudah selesai, besok CEO perusahaan fashion meminta Kakak untuk datang."

"CEO?" tanyanya.

"Benar, CEO yang memeluk Kakak saat pertama kali kalian bertemu," bisik Tina.

"Ooh pria brengsek itu! Aku belum membalasnya kemarin, lihat aja nanti akan kubalas dia."

"Dari tampangnya, sepertinya dia bukan pria brengsek Kak," jawab Tina.

"Eh… kenapa kau membelanya, apa jangan-jangan kau suka pria hidung belang seperti dia. Hah Tina-Tina." Sambil beranjak pergi meninggalkannya.

"Bu-bukan begitu. Tunggu aku, Kak!" teriak Tina

~

Dipinggir jalan di sebuah kota kecil, seorang wanita korban tabrak lari, bersimpah darah sambil memegang tangan wanita yang berada di sampingnya, ia berkata dengan suara lirih, "Ma-maafkan aku, hanya ini yang bisa ku lakukan untukmu A-dik-ku."

"Tidakk ...!" teriaknya.

Terbangun dari mimpi buruk dengan air mata membasahi pipinya. "Mimpi, ternyata hanya mimpi."

Semenjak Cinta mulai bekerja sebagai model di sebuah perusahaan besar di bidang fashion, ia mulai merasa sering bermimpi buruk, tanpa ia sadari mimpinya itu bukanlah mimpi biasa.

Kebiasaan Cinta saat terbangun dari mimpi buruknya, ia membaca dan membolak balik buku diarinya. "Hari ini ulang tahunku yang ke 12, tapi ibu tidak pernah membelikanku hadiah apapun, sebenarnya aku hanya ingin ibu datang di hari kelulusanku nanti."

"Aku tidak tau kenapa ibu tidak pernah menyayangiku, yang ibu pedulikan hanyalah uang. Apa aku hanya beban di mata ibu? Yang ku inginkan hanya satu, yaitu kasih sayang seorang ibu." 

"Aku menyayangi ibu, tapi ibu tidak pernah menyayangiku. Sebenarnya untuk apa aku ada?" Sambil membaca ia pun merasa mengantuk dan akhirnya tertidur dengan lelap.

"Bangun… bangun Kak Cinta, kita terlambat!" teriak Tina.

"Nyam… nyam." Masih terlelap.

"Malinggg…," teriak Tina sekuat-kuatnya.

"Ha mana malingnya?" Ia pun langsung terbangun sambil mengangkat tangan, bersiap untuk memukul.

"Hahaha dasar Kak Cinta, bisa aja pagi-pagi buat Tina tertawa."

"Is kamu sih suka iseng."

"Iya maaf-maaf, ayo cepat Kak satu jam lagi kita pergi."

"Kamu aja yang pergi!" tegasnya lalu kembali tidur.

"Kakak… rumornya pak Rangga itu di siplin waktu. Emang Kakak mau nanti terlambat lalu tiba-tiba dipeluk lagi sama pak-"

"Iya iya, kamu tu ya dari tadi." 

Cinta terdiam sejenak sambil membayangkan sosok pria itu. "Oh jadi namanya Rangga, tapi kalau diingat-ingat wajahnya tampan juga," pikir Cinta.

"Eh wajah kak Cinta memerah, apa Kakak sedang demam?" Sambil meraih dahi Cinta.

"Bukan, cuacanya mulai panas. "Sambil mengipasi wajah dengan tangan lalu beranjak pergi karena malu.

"Apa AC di kamar kak Cinta rusak ya, memang agak sedikit panas sih," gumam Tina.

Menaiki lift menuju lantai 30, terlihat Cinta, Tina dan seorang pegawai kantor yang sedang mengantar mereka menuju ke ruangan Rangga. Cinta dan Tina saling berbisik satu sama lain. "Kak, ibu Kakak menanyakan kabar Kakak." Sambil melihat hpnya.

"Transfer 20 juta padanya sekarang juga." 

"Sekarang? Tapi kemarin baru saja…."

"Sudahlah kirimkan saja."

"Baiklah Kak."

Pintu lift pun terbuka. "Ahem... Mbak Cinta silahkan lewat sini," kata pegawai itu.

Dengan sedikit anggukan mereka pun mulai berjalan. "Kak, sepertinya dia mendengar percakapan kita."

"Sst sudahlah jangan berisik lagi!"

Di sebuah ruangan yang luas, terdapat meja, kursi tamu dan sebuah meja khusus yang tidak terlalu jauh. Di atas meja tersebut terlihat sebuah papan nama yang bertuliskan CEO Rangga Prasetya.

"Silahkan tunggu di sini, pak Rangga sebentar lagi akan sampai, saya permisi dulu." Pegawai itu pun pergi meninggalkan mereka.

Sambil duduk, Tina melihat-lihat sekelilingnya. "Wah... Kak, ruangan ini sangat besar untuk satu orang."

"Namanya juga ruangan pemilik perusahaan. Ruangan ini mencerminkan seberapa bagusnya perusahaan mereka," ungkap Cinta.

"Ohh begitu rupanya," saut Tina. Tring suara pesan masuk. "Pesan dari ibu Kakak." Sambil memberikan hpnya.

Cinta melihat isi pesan itu, "Ibu sayang kamu, terima kasih," tulisnya.

Setelah melihat isi pesan itu, ia terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, "Ibu tidak pernah berubah, hanya menganggapku sebagi mesin pencari uang. Apa sesulit itu untuk bisa tulus menyayangi putrinya sendiri?"

Melihat Cinta termenung, Tina merasa gelisah. "Apa Kakak baik-baik saja?" 

"Tak apa, aku sudah terbiasa dengan itu," ungkapnya.

"Ibu Kak Cinta keterlaluan!" 

"Sudahlah dari dulu ibu memang seperti itu. Jadi, tolong jangan di bahas lagi. Kita lagi di luar gak enak kalau ada yang dengar." 

"Baiklah Kak, maafkan Tina," sautnya.

Cinta melihat wajah Tina yang tulus mengkhawatirkan dirinya. "Maaf Tina, kakak hanya tidak ingin membahas wanita itu denganmu. Kakak tidak ingin kau merasakan apa yang Kakak rasakan," pikirnya.

Hal yang paling di inginkan seorang anak, hanyalah kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya.

 🌺🌺

Halo sobat salam dari Aki Chan 😃

ini adalah novel perdanaku, Aki harap para pembaca memberi kritik, dan saran yang membangun untuk karya ini.

Jika berkenan silahkan di vote.💐

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

awesome ❤️❤️❤️

ijin promo thor 🙏

jgn lupa baca novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍭🍭🍭

kisah cinta beda agama,

jgn lupa tinggalkan jejak dg like and comment ya 🙏😁

2020-10-30

0

Puan Harahap

Puan Harahap

lanjut

2020-10-26

0

Boru Tanjung

Boru Tanjung

like lagi

2020-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Cinta
3 Chapter 2 Putra
4 Chapter 3 Makan Malam
5 Chapter 4 Kenangan
6 Chapter 5 Masa Lalu
7 Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8 Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9 Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10 Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11 Chapter 10 Saingan Rangga
12 Chapter 11 Dilema Hati
13 Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14 Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15 Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16 Chapter 15 Termenung
17 Chapter 16 Menyesal
18 Chapter 17 Marah karena Cemburu
19 Chapter 18 Berbaikan
20 Chapter 19 Menyadari
21 Chapter 20 Awal Masalah Baru
22 Chapter 21 Bersandiwara
23 Chapter 22 Pertemuan
24 Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25 Chapter 24 Kotak Pandora
26 Pengumuman Hiatus
27 Chapter 25 Seli
28 Chapter 26 Penjelasan
29 Chapter 27 Kantor Polisi
30 Chapter 28 Kenyataan Pahit
31 Chapter 29 Menyibukkan Diri
32 Chapter 30 Berkunjung
33 Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34 Chapter 32 Prasangka
35 Chapter 33 Perkelahian
36 Chapter 34 Dokter Ryan
37 Chapter 35 Hal yang Terlupa
38 Chapter 36 Kebenaran
39 Chapter 37 Hipnosis
40 Chapter 38 Permintaan
41 Chapter 39 Buku Diari
42 Chapter 40 Zira dan Cinta
43 Chapter 41 Diari Cinta
44 Chapter 42 Tujuan Lain
45 Chapter 43 Flasback 1
46 Chapter 44 Flasback 2
47 Chapter 45 Daren
48 Chapter 46 Token Cinta
49 Chapter 47 Surat untuk Rangga
50 Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51 Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Cinta
3
Chapter 2 Putra
4
Chapter 3 Makan Malam
5
Chapter 4 Kenangan
6
Chapter 5 Masa Lalu
7
Chapter 6 Syuting Film Ke Eropa
8
Chapter 7 Cinta dalam Bahaya
9
Chapter 8 Cinta dalam Bahaya Bagian 2
10
Chapter 9 Keterpurukan dan Cinta
11
Chapter 10 Saingan Rangga
12
Chapter 11 Dilema Hati
13
Chapter 12 Hasrat yang Terpendam
14
Chapter 13 Antara Mimpi dan Nyata
15
Chapter 14 Pertunangan dan Penolakan
16
Chapter 15 Termenung
17
Chapter 16 Menyesal
18
Chapter 17 Marah karena Cemburu
19
Chapter 18 Berbaikan
20
Chapter 19 Menyadari
21
Chapter 20 Awal Masalah Baru
22
Chapter 21 Bersandiwara
23
Chapter 22 Pertemuan
24
Chapter 23 Musuh Tersembunyi
25
Chapter 24 Kotak Pandora
26
Pengumuman Hiatus
27
Chapter 25 Seli
28
Chapter 26 Penjelasan
29
Chapter 27 Kantor Polisi
30
Chapter 28 Kenyataan Pahit
31
Chapter 29 Menyibukkan Diri
32
Chapter 30 Berkunjung
33
Chapter 31 Memutuskan Hubungan
34
Chapter 32 Prasangka
35
Chapter 33 Perkelahian
36
Chapter 34 Dokter Ryan
37
Chapter 35 Hal yang Terlupa
38
Chapter 36 Kebenaran
39
Chapter 37 Hipnosis
40
Chapter 38 Permintaan
41
Chapter 39 Buku Diari
42
Chapter 40 Zira dan Cinta
43
Chapter 41 Diari Cinta
44
Chapter 42 Tujuan Lain
45
Chapter 43 Flasback 1
46
Chapter 44 Flasback 2
47
Chapter 45 Daren
48
Chapter 46 Token Cinta
49
Chapter 47 Surat untuk Rangga
50
Chapter 48 Klarifikasi Bagian 1
51
Chapter 49 Klarifikasi Bagian 2(END S1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!