Khawatir

Walaupun cuaca hari ini begitu terik, tidak membuat Luna beranjak dari makamnya Zen, Sudah hampir 2 jam iya duduk di makam itu, tidak peduli dengan teriknya matahari yang mungkin bisa merusak warna kulitnya.

Luna meletakkan kepalanya pada Nisan yang terbuat dari kayu jati itu, " Aku berduka karena kepergian mu, Aku hancur karena prasangka Dunia kepada ku, Aku terluka karena Sahabatmu dan Aku hancur karena keputusan Ibu." Ucap Luna begitu lirih, " Tidak ada tempat untuk aku bercerita Zen, Apa yang harus Aku lakukan?"

Air matanya seolah tidak ada habisnya mengalir membasahi pipinya, Bayang bayang Reval dengan kasar menggagahinya membuat Luna semakin membenci suaminya itu.

" Non, Maaf bapak menganggu waktu Non!" Seorang penjaga makam menepuk pundak Luna. " Bapak lihat non, dari pagi sudah duduk disini, non harus ikhlas bukankah ini tempat kita kembali.." Ucap Lelaki paruh bayah itu lagi, iya duduk di samping Luna.

" Luna sudah ikhlas ko Pak!"

" Kalau ikhlas kenapa non, duduk di sini sampai berjam jam."

" Cuma pengen Duduk aja pak?"

Penjaga makam itu tersenyum, Lelaki paruh Bayah itu menepuk pundak Luna sambil berkata. " Setiap orang pasti punya masalah nak, jika kamu duduk disini tidak akan menyelesaikan masalahmu, sebaiknya kamu pulang." Penjaga makam itu langsung berdiri meninggalkan Luna sendiri.

Setelah kepergian penjaga makam itu Luna pun beranjak dari tempatnya, " Aku pulang Zen, besok aku kesini lagi." pamit Luna pada gundukan tanah itu.

Luna memutuskan untuk pulang ke rumah, sebab tubuhnya begitu lelah. Sebelum pulang iya sempat mampir ke rumah kakak perempuan Zen, iya meminta Izin kepada wanita yang hampir saja menjadi kakak iparnya itu untuk menitipkan mobilnya.

" Hai ka Lena, Apa kabar." Sapa Luna saat melihat Lena yang sedang Asyik dengan taman bunga mini di depan rumahnya.

" Luna, Kamu datang dengan siapa." Wanita itu berbalik ketika mendengar suara Luna, bibirnya melengkung sempurna, iya begitu senang dengan kehadiran Luna di rumahnya. " Ayo masuk dulu."

" Tidak usah ka Lena, Aku hanya sebentar!" Sahut Luna, " ka Lena, bolehkan Luna titip mobil Luna disini?"

" Loh kenapa?"

" Nggak papa ka, Luna Ada urusan, untuk sementara ini nggak pakai mobil dulu, tapi Luna janji urusan Luna selesai Luna langsung mengambilnya, Ka boleh ya Please Luna mohon ka." Luna menempel telapak tangannya di dada.

" Kamu kenapa sih, kan Kaka cuma tanya kenapa bukan ngomong nggak bisa! ada ada saja kamu Ini." Lena mencubit pipi Luna membuat iya meringis.

" Aaauuhhh."

" Maaf ya! kakak nggak sengaja, coba kakak lihat." Lena melihat, iya terkejut karena pipi Luna sedikit memar, walaupun Luna menutupi dengan bedak, masih saja Terlihat oleh Lena. " Luna ini kenapa?" Tanya Lena.

" oh ini Luna, Luna."

" KENAPA." Desak Lena, menatap penuh selidiki Luna dari Atas sampai ke bawah begitu pun sebaliknya.

" Jatuh." Jawab Luna, tentu saja Lena tidak percaya begitu saja. " Ka Lena, Luna pamit ya! Assalamualaikum." Luna mencium punggung tangan Lena, iya langsung berlari keluar pagar Sebelum Lena kembali membuka mulutnya untuk bertanya.

...💋💋💋💋💋...

Sampainya di rumah Luna langsung masuk ke kamarnya, saat masuk Luna hanya berpapasan dengan Security yang berjaga di depan dan 2 orang pelayan yang sedang mengambil pakaian kotor untuk di cuci.

Luna bernafas lega, setidaknya tidak ada yang mengetahui kalau dia sudah pulang, sehingga tidak ada yang akan mengganggu Istirahatnya.

Dengan Cepat Luna mandi, iya Menganti pakaiannya Setelah itu iya keluar untuk memadamkan lampu di kamarnya lalu iya kembali ruang ganti mengambil 2 Selimut, mematikan Ponsel begitu juga lampu yang Ada di ruang ganti itu, Setelahnya Luna meringkuk di belakang Sofa, menutup tubuhnya dengan selimut dan tertidur.

Rencana Luna berjalan lancar, Semua Anggota keluarga berpikir Luna tidak pulang, begitu pun Dengan Reval.

Bunda Vio dan mama Lina begitu khawatir, pasalnya sudah tiga hari Luna tidak pulang rumah, mereka tidak tahu dimana Luna berada bahkan ponselnya tidak bisa di hubungi.

" Reval, Kenapa kamu diam saja cari dimana Luna." Bentak Sang Bunda yang melihat Reval hanya duduk, padahal semua orang begitu khawatir.

" Reval Sudah cari bunda, tapi tidak ketemu! tadi siang Reval ke rumah sakit, kata teman temannya dia masih cuti." Jelas Reval sambil menunduk.

Sedangkan mama Lina hanya bisa menangis, Putranya belum juga bangun dari tidurnya kini adiknya sudah menghilang entah kemana.

" Ini semua salahku, seandainya aku tidak memaksa untuk menikahkan dia, pasti semua ini tidak akan terjadi, Luna tidak akan pergi." Menyesal itulah yang dirasakan mamanya Luna, tetapi mau bagaimana mana lagi semuanya telah terjadi.

" Jangan berbicara seperti itu, ini bukan salah kamu Lin, tapi memang dasarnya dia yang tidak bisa bertanggung jawab." Bunda Vio menatap Raval begitu tajam, " Urus saja istri pilihanmu itu, semoga kedepannya dia tidak akan mempermalukan kamu." Ucap bunda vio.

" Menantu kesayangan bunda yang tidak tahu diri, Kenapa jadi aku yang di salah kan." Sahut sang menantu laknat yang tidak mau di salah kan begitu saja.

" Kurang ngajar kamu." Bunda Vio langsung menjambak rambut Anita, " Dasar wanita tidak tahu malu, Kamu pikir saya tidak tahu siapa kamu, dan apa pekerjaan kamu haaa."

" Cukup hentikan semua ini." Tegas Ayah Ferdy membuat bunda vio langsung melepaskan tangannya dari rambut menantu laknat itu.

Bunda vio merapikan penampilannya, Anita juga melakukan hal yang sama, Entah siapa yang harus disalahkan dalam hal ini, Ayah Ferdy benar benar di buat pusing dengan ulah menantu menantu nya, Satu menantu tidak tahu dimana keberadaannya sedangkan yang satu lagi begitu sulit di atur.

" Jika kamu tidak bisa menjaga Luna dengan baik, sebaiknya kamu pulangkan dia kepada mama Leni, Kamu tidak perlu Khawatir dengan istrimu ini." Ayah Ferdy menunjuk Anita. " Kami tidak akan mengusirnya, sebab kami sudah berjanji untuk menerimanya." Lanjut ayah Ferdy.

Mendengar kata kata ayahnya membuat tubuh Reval membeku seketika, " Aku memang tidak mencintai Luna dan tidak akan pernah mencintainya tetapi untuk menceraikannya itu tidak akan pernah aku lakukan." Gumam Reval.

"Ayah tidak usah khawatir besok Reval akan mencari Luna sampai ketemu." Serunya.

" Aku juga akan membantu Yah." Sahut Indra.

" Aku juga." Rania pun angkat bicara.

" Terserah kalian, tetapi papa minta jangan buat keributan lagi di rumah ini dan sebaiknya kalian segera Istirahat." Ayah Ferdy pun, beranjak dari tempatnya. Ayah Ferdy meninggalkan anak anaknya di ikuti bunda Vio dan mama Lina, Sedangkan Reval dan yang lain masih mematung pada tempatnya masing 'masing.

...💋💋💋💋💋...

Di saat semua orang tengah khawatir karena mencemaskan keadaannya, Luna justru tengah terlelap di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

Tiga hari Luna masih di tempat yang sama, tanpa di ganggu siapapun, jika dia lapar dan Haus iya akan minum air kemasan yang telah iya sediakan di ruangan itu, bukan hanya minuman bahkan buah roti dan selai Nutella juga ada, semua itu dia ambil di dapur ketika semua orang telah keluar rumah untuk berkerja.

tempat sampah yang ada di ruangan itu sudah penuh dengan kemasan air mineral, dan bekas apel yang telah habis digigit.

Untuk beberapa hari ini Tuhan masih berpihak kepadanya, tetapi bagaimana dengan besok!

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy reading.. 💋💋...

Terpopuler

Comments

Sumianah Arianti

Sumianah Arianti

pergi jauh nak pasti ada jalan terang

2021-11-09

0

Gilang Hamzah

Gilang Hamzah

Minggat aja Luna,biar reval frustasi

2021-11-08

0

Maria TR

Maria TR

pergi tinggalkan rumah itu dan suamimu...

2021-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Berkumpul
3 awal kesakitan ku
4 Kesedihan Luna
5 Mengiklaskan
6 Bertemu
7 Kemarah Reval
8 Kenyataan Pahit
9 Tubuh yang berkhianat
10 Sendiri dulu
11 Gengsi
12 Khawatir
13 Khawatir
14 Sarapan bersama
15 Menemui Luna
16 Kekesalan Reval
17 Merebut suami orang
18 Dibuat pusing
19 Aku suamimu
20 Status
21 sahabat lama
22 Sindiran
23 Frustasi
24 Hamil
25 Kepo
26 Memprovokasi
27 Di datangi mertua
28 Di permalukan
29 Moodnya hilang
30 Keinginan Luna
31 Keberanian Luna
32 Berdebat
33 Istri pembangkang.
34 Penjara mewah
35 Perbedaan
36 Terkejut
37 Sebanyak ini
38 Rencana
39 Takut
40 Masalah baru lagi
41 Di pindahkan
42 Terima kasih
43 Bunga Lily
44 Melepaskan
45 Mengejutkan
46 Masa lalu
47 Flashback end
48 gugatan cerai
49 Desakan.
50 Kesempatan
51 Tuduhan.
52 Perdebatan lagi
53 Meminta bantuan
54 Pulang kerumah
55 Luapan perasaan
56 Pagi yang sulit
57 Alasan sebenarnya.
58 Nasehat
59 keteguhan hati
60 Mediasi.
61 Keinginan sederhana.
62 Hasutan
63 Kekecewaan mama Emma
64 hari yang melelahkan
65 Perasaan
66 Khilaf
67 Berdusta.
68 Selamat tinggal
69 Teman baru
70 Hubungan yang rumit
71 Tidak peduli
72 Menerima
73 Baby twins.
74 Menjemput
75 Akhirnya
76 Penolakan Luna
77 Berusaha
78 Semua hanya untuk Ela
79 Mantan istri
80 Binggung
81 Penjelasan Sanjaya
82 Apertemen
83 Binggung
84 Rahasia
85 Mengetahui
86 Maaf
87 Aqiqah
88 Tamu yang menyebalkan
89 Permainan tak bermutu
90 Masa lalu Dina
91 Mertua idaman
92 Kedatangan Jayden
93 Risau
94 Jaga hati
95 Sedikit canggung.
96 MAAF Buat kalian Semua
97 Apa kamu melamarku?
98 Undangan
99 Andini berulah lagi
100 Kembali ke tempat tugas
101 Suasana di rumah baru
102 Foto keluarga
103 Alasan
104 Telpon dari dina
105 Mantan istri tercinta
106 Tanpa judul
107 Tidak menyadari
108 Permintaan
109 Sindiran untuk Dion
110 Keputusan Luna.
111 Tapi aku suka
112 Kembali ke jakarta
113 Melly di culik
114 Memohonlah (Dion)
115 Luna khawatir
116 Bingung mau kasih judul apa
117 Perbedaan setiap hubungan.
118 Kebun binatang
119 Melly tak berkutik
120 Tentang Dion
121 Selesai
122 Terima kasih
123 Secret of the heart
124 Terima kasih lagi.
125 Pengumuman
126 Terima kasih
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Perkenalan
2
Berkumpul
3
awal kesakitan ku
4
Kesedihan Luna
5
Mengiklaskan
6
Bertemu
7
Kemarah Reval
8
Kenyataan Pahit
9
Tubuh yang berkhianat
10
Sendiri dulu
11
Gengsi
12
Khawatir
13
Khawatir
14
Sarapan bersama
15
Menemui Luna
16
Kekesalan Reval
17
Merebut suami orang
18
Dibuat pusing
19
Aku suamimu
20
Status
21
sahabat lama
22
Sindiran
23
Frustasi
24
Hamil
25
Kepo
26
Memprovokasi
27
Di datangi mertua
28
Di permalukan
29
Moodnya hilang
30
Keinginan Luna
31
Keberanian Luna
32
Berdebat
33
Istri pembangkang.
34
Penjara mewah
35
Perbedaan
36
Terkejut
37
Sebanyak ini
38
Rencana
39
Takut
40
Masalah baru lagi
41
Di pindahkan
42
Terima kasih
43
Bunga Lily
44
Melepaskan
45
Mengejutkan
46
Masa lalu
47
Flashback end
48
gugatan cerai
49
Desakan.
50
Kesempatan
51
Tuduhan.
52
Perdebatan lagi
53
Meminta bantuan
54
Pulang kerumah
55
Luapan perasaan
56
Pagi yang sulit
57
Alasan sebenarnya.
58
Nasehat
59
keteguhan hati
60
Mediasi.
61
Keinginan sederhana.
62
Hasutan
63
Kekecewaan mama Emma
64
hari yang melelahkan
65
Perasaan
66
Khilaf
67
Berdusta.
68
Selamat tinggal
69
Teman baru
70
Hubungan yang rumit
71
Tidak peduli
72
Menerima
73
Baby twins.
74
Menjemput
75
Akhirnya
76
Penolakan Luna
77
Berusaha
78
Semua hanya untuk Ela
79
Mantan istri
80
Binggung
81
Penjelasan Sanjaya
82
Apertemen
83
Binggung
84
Rahasia
85
Mengetahui
86
Maaf
87
Aqiqah
88
Tamu yang menyebalkan
89
Permainan tak bermutu
90
Masa lalu Dina
91
Mertua idaman
92
Kedatangan Jayden
93
Risau
94
Jaga hati
95
Sedikit canggung.
96
MAAF Buat kalian Semua
97
Apa kamu melamarku?
98
Undangan
99
Andini berulah lagi
100
Kembali ke tempat tugas
101
Suasana di rumah baru
102
Foto keluarga
103
Alasan
104
Telpon dari dina
105
Mantan istri tercinta
106
Tanpa judul
107
Tidak menyadari
108
Permintaan
109
Sindiran untuk Dion
110
Keputusan Luna.
111
Tapi aku suka
112
Kembali ke jakarta
113
Melly di culik
114
Memohonlah (Dion)
115
Luna khawatir
116
Bingung mau kasih judul apa
117
Perbedaan setiap hubungan.
118
Kebun binatang
119
Melly tak berkutik
120
Tentang Dion
121
Selesai
122
Terima kasih
123
Secret of the heart
124
Terima kasih lagi.
125
Pengumuman
126
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!