Walaupun cuaca hari ini begitu terik, tidak membuat Luna beranjak dari makamnya Zen, Sudah hampir 2 jam iya duduk di makam itu, tidak peduli dengan teriknya matahari yang mungkin bisa merusak warna kulitnya.
Luna meletakkan kepalanya pada Nisan yang terbuat dari kayu jati itu, " Aku berduka karena kepergian mu, Aku hancur karena prasangka Dunia kepada ku, Aku terluka karena Sahabatmu dan Aku hancur karena keputusan Ibu." Ucap Luna begitu lirih, " Tidak ada tempat untuk aku bercerita Zen, Apa yang harus Aku lakukan?"
Air matanya seolah tidak ada habisnya mengalir membasahi pipinya, Bayang bayang Reval dengan kasar menggagahinya membuat Luna semakin membenci suaminya itu.
" Non, Maaf bapak menganggu waktu Non!" Seorang penjaga makam menepuk pundak Luna. " Bapak lihat non, dari pagi sudah duduk disini, non harus ikhlas bukankah ini tempat kita kembali.." Ucap Lelaki paruh bayah itu lagi, iya duduk di samping Luna.
" Luna sudah ikhlas ko Pak!"
" Kalau ikhlas kenapa non, duduk di sini sampai berjam jam."
" Cuma pengen Duduk aja pak?"
Penjaga makam itu tersenyum, Lelaki paruh Bayah itu menepuk pundak Luna sambil berkata. " Setiap orang pasti punya masalah nak, jika kamu duduk disini tidak akan menyelesaikan masalahmu, sebaiknya kamu pulang." Penjaga makam itu langsung berdiri meninggalkan Luna sendiri.
Setelah kepergian penjaga makam itu Luna pun beranjak dari tempatnya, " Aku pulang Zen, besok aku kesini lagi." pamit Luna pada gundukan tanah itu.
Luna memutuskan untuk pulang ke rumah, sebab tubuhnya begitu lelah. Sebelum pulang iya sempat mampir ke rumah kakak perempuan Zen, iya meminta Izin kepada wanita yang hampir saja menjadi kakak iparnya itu untuk menitipkan mobilnya.
" Hai ka Lena, Apa kabar." Sapa Luna saat melihat Lena yang sedang Asyik dengan taman bunga mini di depan rumahnya.
" Luna, Kamu datang dengan siapa." Wanita itu berbalik ketika mendengar suara Luna, bibirnya melengkung sempurna, iya begitu senang dengan kehadiran Luna di rumahnya. " Ayo masuk dulu."
" Tidak usah ka Lena, Aku hanya sebentar!" Sahut Luna, " ka Lena, bolehkan Luna titip mobil Luna disini?"
" Loh kenapa?"
" Nggak papa ka, Luna Ada urusan, untuk sementara ini nggak pakai mobil dulu, tapi Luna janji urusan Luna selesai Luna langsung mengambilnya, Ka boleh ya Please Luna mohon ka." Luna menempel telapak tangannya di dada.
" Kamu kenapa sih, kan Kaka cuma tanya kenapa bukan ngomong nggak bisa! ada ada saja kamu Ini." Lena mencubit pipi Luna membuat iya meringis.
" Aaauuhhh."
" Maaf ya! kakak nggak sengaja, coba kakak lihat." Lena melihat, iya terkejut karena pipi Luna sedikit memar, walaupun Luna menutupi dengan bedak, masih saja Terlihat oleh Lena. " Luna ini kenapa?" Tanya Lena.
" oh ini Luna, Luna."
" KENAPA." Desak Lena, menatap penuh selidiki Luna dari Atas sampai ke bawah begitu pun sebaliknya.
" Jatuh." Jawab Luna, tentu saja Lena tidak percaya begitu saja. " Ka Lena, Luna pamit ya! Assalamualaikum." Luna mencium punggung tangan Lena, iya langsung berlari keluar pagar Sebelum Lena kembali membuka mulutnya untuk bertanya.
...💋💋💋💋💋...
Sampainya di rumah Luna langsung masuk ke kamarnya, saat masuk Luna hanya berpapasan dengan Security yang berjaga di depan dan 2 orang pelayan yang sedang mengambil pakaian kotor untuk di cuci.
Luna bernafas lega, setidaknya tidak ada yang mengetahui kalau dia sudah pulang, sehingga tidak ada yang akan mengganggu Istirahatnya.
Dengan Cepat Luna mandi, iya Menganti pakaiannya Setelah itu iya keluar untuk memadamkan lampu di kamarnya lalu iya kembali ruang ganti mengambil 2 Selimut, mematikan Ponsel begitu juga lampu yang Ada di ruang ganti itu, Setelahnya Luna meringkuk di belakang Sofa, menutup tubuhnya dengan selimut dan tertidur.
Rencana Luna berjalan lancar, Semua Anggota keluarga berpikir Luna tidak pulang, begitu pun Dengan Reval.
Bunda Vio dan mama Lina begitu khawatir, pasalnya sudah tiga hari Luna tidak pulang rumah, mereka tidak tahu dimana Luna berada bahkan ponselnya tidak bisa di hubungi.
" Reval, Kenapa kamu diam saja cari dimana Luna." Bentak Sang Bunda yang melihat Reval hanya duduk, padahal semua orang begitu khawatir.
" Reval Sudah cari bunda, tapi tidak ketemu! tadi siang Reval ke rumah sakit, kata teman temannya dia masih cuti." Jelas Reval sambil menunduk.
Sedangkan mama Lina hanya bisa menangis, Putranya belum juga bangun dari tidurnya kini adiknya sudah menghilang entah kemana.
" Ini semua salahku, seandainya aku tidak memaksa untuk menikahkan dia, pasti semua ini tidak akan terjadi, Luna tidak akan pergi." Menyesal itulah yang dirasakan mamanya Luna, tetapi mau bagaimana mana lagi semuanya telah terjadi.
" Jangan berbicara seperti itu, ini bukan salah kamu Lin, tapi memang dasarnya dia yang tidak bisa bertanggung jawab." Bunda Vio menatap Raval begitu tajam, " Urus saja istri pilihanmu itu, semoga kedepannya dia tidak akan mempermalukan kamu." Ucap bunda vio.
" Menantu kesayangan bunda yang tidak tahu diri, Kenapa jadi aku yang di salah kan." Sahut sang menantu laknat yang tidak mau di salah kan begitu saja.
" Kurang ngajar kamu." Bunda Vio langsung menjambak rambut Anita, " Dasar wanita tidak tahu malu, Kamu pikir saya tidak tahu siapa kamu, dan apa pekerjaan kamu haaa."
" Cukup hentikan semua ini." Tegas Ayah Ferdy membuat bunda vio langsung melepaskan tangannya dari rambut menantu laknat itu.
Bunda vio merapikan penampilannya, Anita juga melakukan hal yang sama, Entah siapa yang harus disalahkan dalam hal ini, Ayah Ferdy benar benar di buat pusing dengan ulah menantu menantu nya, Satu menantu tidak tahu dimana keberadaannya sedangkan yang satu lagi begitu sulit di atur.
" Jika kamu tidak bisa menjaga Luna dengan baik, sebaiknya kamu pulangkan dia kepada mama Leni, Kamu tidak perlu Khawatir dengan istrimu ini." Ayah Ferdy menunjuk Anita. " Kami tidak akan mengusirnya, sebab kami sudah berjanji untuk menerimanya." Lanjut ayah Ferdy.
Mendengar kata kata ayahnya membuat tubuh Reval membeku seketika, " Aku memang tidak mencintai Luna dan tidak akan pernah mencintainya tetapi untuk menceraikannya itu tidak akan pernah aku lakukan." Gumam Reval.
"Ayah tidak usah khawatir besok Reval akan mencari Luna sampai ketemu." Serunya.
" Aku juga akan membantu Yah." Sahut Indra.
" Aku juga." Rania pun angkat bicara.
" Terserah kalian, tetapi papa minta jangan buat keributan lagi di rumah ini dan sebaiknya kalian segera Istirahat." Ayah Ferdy pun, beranjak dari tempatnya. Ayah Ferdy meninggalkan anak anaknya di ikuti bunda Vio dan mama Lina, Sedangkan Reval dan yang lain masih mematung pada tempatnya masing 'masing.
...💋💋💋💋💋...
Di saat semua orang tengah khawatir karena mencemaskan keadaannya, Luna justru tengah terlelap di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.
Tiga hari Luna masih di tempat yang sama, tanpa di ganggu siapapun, jika dia lapar dan Haus iya akan minum air kemasan yang telah iya sediakan di ruangan itu, bukan hanya minuman bahkan buah roti dan selai Nutella juga ada, semua itu dia ambil di dapur ketika semua orang telah keluar rumah untuk berkerja.
tempat sampah yang ada di ruangan itu sudah penuh dengan kemasan air mineral, dan bekas apel yang telah habis digigit.
Untuk beberapa hari ini Tuhan masih berpihak kepadanya, tetapi bagaimana dengan besok!
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading.. 💋💋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Sumianah Arianti
pergi jauh nak pasti ada jalan terang
2021-11-09
0
Gilang Hamzah
Minggat aja Luna,biar reval frustasi
2021-11-08
0
Maria TR
pergi tinggalkan rumah itu dan suamimu...
2021-10-21
0