Sampainya di rumah sakit Luna langsung menuju ruang IGD sesuai petunjuk yang di berikan mamanya Zen.
Luna terus menapaki kaki di koridor rumah sakit itu hingga langkah kaki nya terhenti sejenak ketika matanya mulai melihat tulisan IGD itu, Iya menarik Nafas sejenak dari hidung dan hembuskan melalui mulutnya. Berulang kali iya terus melakukan hal itu, Sampai Hatinya benar benar siapa Untuk menerima segala kenyataan yang ada di depan matanya itu.
" Ya Tuhan, Kuatkan Hati Hamba, Untuk menerima semua cobaan ini." Ucap Luna dalam hatinya, iya mulai melangkah kembali dan terlihatlah semua Anggota keluarga yang berada tepat di depan ruangan itu, Bahkan mamanya pun ada, mereka semua tersenyum menyambut kedatangan Luna.
" Kamu harus Ikhlas sayang dan maafkan anak Mama, jika iya tak menepati janjinya dan memilih pergi tanpa Ucapan selamat tinggal." Ucap Mamanya Zen ketika Luna telah berada di Antara mereka.
" Masuklah Dik, Dia membutuhkan kamu Untuk mengantarnya." Ucap Kakaknya Zen merangkul pundak Luna
" Mama tahu, Anak Mama wanita yang kuat! Mama minta jangan memberatkan kepergiannya." Walaupun Luna sudah berdiri di dalam ruang itu tetapi iya masih bisa mendengar dengan jelas suara mamanya, karena pintu itu belum sepenuhnya tertutup.
Luna berjalan mendekat ke Arah brangkar rumah sakit, di mana seorang Lelaki yang tengah terbaring lemah tak berdaya, dengan infus dan bebagai macam selang yang menempel pada tubuhnya.
Luna mengepalkan tangannya, iya berusaha untuk tersenyum dan menahan Air Matanya. Hati wanita mana yang tidak sakit ketika melihat orang yang dia cintai seperti ini.
Luna mengecup kening Zen, setelah itu iya menunduk, memposisikan wajahnya tepat pada telinga sebelah kanan Zen. Tangannya meraih tangan Zen, membisikan salam kepadanya.
" Kamu telah menepati janjimu padaku, Dan Aku telah mengikhlaskan mu, Pergilah sayang tenanglah di sisinya. Dan terima kasih telah menjadikan Aku wanita terakhir di sisa sisa hidupmu, Demi Tuhan aku ikhlas menerima semua ini." Bisik Luna di iringi kalimat yang akan mengantarkan Zen kepada sang Halik.
Tuuuuuuuuuuuutttt.
Bunyi mesin pendeteksi jantung itu menandakan Zen telah benar benar pergi Untuk selamanya.
Tubuh Luna Lemas, Kakinya tak mampu untuk menopang tubuhnya itu, Iya terduduk di lantai sambil memegangi dadanya, Bibirnya mengatakan Ikhlas tetapi hati dan matanya tidak dapat iya bohongi.
Mungkin Zen Hanyalah, sebait cerita yang mengisi cerita hidup Luna, Tetapi ketahui lah walaupun bait itu sedikit tetapi di telah memiliki Arti tersendiri dalam hidup Luna, dia telah memberikan warna tersendiri dan tempat tersendiri di hati wanitanya itu.
Semua manusia boleh bermimpi dan berencana tetapi takdir lah yang menentukan seperti apa hidupnya nanti, Hari ini mungkin seseorang yang iya cintai tetapi kedepannya tidak ada yang tahu seperti apa jodoh mereka nanti, Begitu juga yang di Alami Luna saat Ini. Mengikhlaskan walaupun berat, Tetapi itu Adalah awal yang untuk hidup yang baik pula.
...💋💋💋💋💋...
Setelah mengantarkan Zen ke pembaringan terakhirnya, Luna langsung Menuju Hotel yang telah iya dan Zen Boking Untuk malam pertama mereka.
Luna menemui Resepsionis Untuk Cek in, Setelah itu iya berjalan menuju lift, dan Masuk kedalam lift itu menekan tombol 8 tempat dimana kamar itu berada.
Saat Luna membuka pintu kamarnya, Matanya di sambut kelopak bunga mawar yang bertebaran di lantai membentuk sebuah jalan, Luna berjalan di Atas kelopak bunga mawar itu, sampai di depan ranjang yang di taburi bunga mawar dengan bentuk hati di tengah tempat tidur berwarna putih itu. terdapat dua buah pepper bag di atasnya dengan dua Angsa putih, Luna langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang itu, dan menangis sejadi jadinya.
Perasaan yang iya tahan sejak tadi, sudah tak bisa iya tahan lagi. Untuk sesaat dia ingin menangis dan menumpahkan segala sakit yang Ada di hatinya. Iya terus menangis sampai dia lelah dan tertidur dengan Air mata yang terus membasahi pipinya.
...💋💋💋💋💋💋...
Luna membuka kedua matanya ketika cahaya matahari hari mengenai wajahnya. yang masuk melalui tirai yang buka. Manik indah itu langsung menatap bingung Kepada Orang yang tengah duduk menunggu iya membuka mata.
" Apa kau begitu haus belaiannya?" pertanyaan tak berfilter itu semakin membuat hati Luna sakit. seharusnya pagi ini perasaannya jauh lebih baik tetapi semua hancur karena orang yang tengah duduk menatapnya itu.
" Apa peduli mu, mau aku haus belayan atau tidak! itu tidak ada hubungannya dengan mu." Ucap Luna bangun dari tidurnya. Iya mengulang rambutnya keatas sebelum turun dari tempat tidur itu.
" Dulu mungkin kamu tidak ada hubungannya dengan Aku, tetapi sekarang semuanya beda. kamu adalah Istriku, Lebih tepatnya Istri kedua." Ucap Reval bagaikan Petir yang menyambar Telinga Luna. Iya dia adalah Reval suaminya Luna, Karena kekhawatiran bunda Vio akan Luna yang belum juga pulang, Bunda Vio meminta Reval untuk mencari Luna dan disinilah Reval sekarang. Duduk di hadapan Luna dengan perasaan jengkelnya karena, malam panas nya bersama Anita di ganggu sang bunda.
Rasanya Luna ingin menangis dan berteriak, tetapi Luna tidak melakukannya dia hanya tersenyum Lembut kepada Refal. Dan berbalik menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah sangat gerah dan lengket itu.
Setelah selesai mandi dan menangis, Luna keluar hanya mengunakan Handuk yang menutupi bagian dada sampai pahanya saja. Membuat Refal yang melihat pemandangan Indah itu, sangat sulit untuk menelan saliva nya.
" Apa kamu ingin menggoda aku dengan penampilan kamu ini." Ucap Reval menatap dari ujung rambut sampai Ujung Kaki Luna.
" Tidak Ada salahnya kan seorang Istri menggoda suaminya." Balas Luna. "Apa kamu tertarik Untuk mencobanya." Sebuah tawaran tetapi lebih tepat sebagai ejekkan untuk diri sendiri.
" Hahaha." Tawa Reval memecah keheningan kamar itu. " Sayangnya Aku tidak suka barang bekas sahabatku." Lanjut Reval.
" Syukurlah kalau begitu, setidaknya Aku tidak perlu repot repot mengkhayalkan tentangnya ketika kamu menjamah tubuhku nanti apalagi membandingkan kalian berdua." Balas Luna yang tak kalah sakit dari Ucap Reval.
Dan ucapan Luna barusan sukses membuat emosi Reval meluap dengan sendirinya.
" Dasar perempuan murahan, harus kamu bersyukur karena aku sudah mau menikahi mu." Teriak Reval mencengkeram kedua pundak Luna.
" Bersyukur! karena di nikahi mu?" Tanya Luna penuh Ejekan " Lebih baik aku menjadi perawan tua dan di hina seumur hidup dari pada harus menanggung aib menjadi istri kedua kamu." Ucap Luna suaranya tak kalah Lantang dengan Reval.
" Dasar perempuan tidak tahu diri. Kalau bukan Untuk mendapat restu dari bunda dan ayahku, aku tak akan sudi menikahi kamu." Ucap Reval.
" Kamu tidak Usah bertindak seolah kamu lah yang paling di rugikan disini. Karena disini Untung dan rugi sama sama milik kita berdua." Sahut Luna. Walaupun hatinya hancur dia tak menunjukkan semua itu.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading.. 💋💋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Yenny Mok
😭😭
2022-01-26
0
Feni Riswati
NANGIIIIISSSS, sedih banget pas adegan ini.
2021-11-30
0
Yuyun Yuhanah
Bagus dong ceritanya panjuttt lgi walau d awal kurang nyambung tpi sekarang👍👍👍👍👍
2021-11-25
0