Tubuh Reval langsung terpental kebelakang. Melihat hal itu Luna berlari masuk kedalam kamar mandi , ia segera mengunci pintu kamar mandi itu.
Tok.. tok.. tok..
" Luna buka pintunya." Teriak Reval, tetapi Luna tidak menghiraukannya. Ia berjalan kearah bathtub, mengisi air pada bath up itu. Pikiran Luna menerawang jauh mengingat kembali kejadian dimana ia mendapatkan hal hal manis dari Zen, Semua yang di lakukan Zen untuknya berputar kembali dikepalainya, Tanpa sadar butiran bening mulai membasahi pipinya.
Dia sudah berjanji tidak akan menangisi kepergiannya lagi, akan tetapi hati tidak bisa di bohongi setiap kali bayangan itu melintas pasti Air Mata akan menetas dengan sendirinya! bukan karena Luna cengeng atau tidak dapat menerima kenyataan tetapi sejatinya air mata adalah perasaan yang paling jujur dan tidak dapat di tutupi sekeras apapun kita berusaha menahannya tetap saja ia akan memiliki celah untuk keluar.
" Luna." Teriak Reval lagi.
Menyadarkan Luna dari lamunannya. " Ikhlas Luna, dia sudah tenang di sana." Luna mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.
" Kalau ada yang ingin kau bicarakan dengan aku, tunggu aku selesai membersihkan diri." Ucap Luna Sambil mencampurkan Aromaterapi dan minyak esensial kedalam bathtub.
Luna berendam untuk merilekskan Tubuh dan pikirannya. Di balik pintu kamar mandi itu Reval begitu marah mendengar ucapan Istrinya, Tidak ada yang salah dengan Ucapan Luna, hanya saja itu terdengar begitu menjengkelkan di telinga Reval.
" Sial berani sekali dia memerintahkan aku untuk menunggunya." Umpat Reval, ia melepas jasnya dan melemparkan ke sembarang arah, melonggarkan dasi yang terasa sedikit mencekiknya.
Satu jam menunggu akhirnya pintu kamar mandi itu kembali terbuka, Luna keluar dengan menggunakan Bathrobe , sebab baju yang tadi ia gunakan telah basah.
" Apa yang ingin kamu bicarakan." Tanya luna, to the point.
" Duduk." Pinta Reval. Tidak mau memperburuk suasana, Luna duduk di tempat tidur.
" Kemana saja kamu, bukankah aku memintamu untuk pulang." Tanya Reval. ia menghampiri Luna, tatapannya begitu mengintimidasi.
" Aku menemani ibu menjaga kakakku di rumah sakit."
" Siapa yang mengizinkanmu."
" Bunda."
" Bunda yah?" Reval Menyeringai, ia menarik bangku yang ada di depan meja rias, ia duduk berhadapan dengan Luna. " Apa status kamu di rumah ini, menantu kah atau anak teman bunda yang di titipkan di rumah ini?"
Luna diam! tidak tahu harus menjawab apa, Sebelum menjadi Istri Reval di adalah anak gadis yang di titipkan kepada bunda. Apa dia harus menjawab keduanya " Lupa status kamu apa." Tanya Reval lagi.
" Tidak! Aku sadar aku hanya orang asing yang di titipkan di rumah ini, karena Khawatir, sampai di hari dimana kesialan datang dan merubah statusku menjadi menantu rumah ini."
" Sial kamu bilang." Rahang Reval menggeser Mendengar ucapan Luna.
" Iya, menikah dengan mu adalah kesialan terbesar dalam hid_..."
PLAAKK.
Reval langsung menampar pipi Luna Sebelum ia menyelesaikan ucapannya, Sungguh kata kata Luna telah melukai egonya.
Reval mencengkeram Rahang Luna, " Jika menikah denganku adalah kesialan bagimu, maka nikmatilah kesialan mu."
Reval menarik Bathrobe yang menyelimuti tubuh Luna tanpa melepas cengkeramannya. Dan Untuk kedua kalinya Reval melakukan hal itu kepada Luna, bahkan kali ini jauh lebih menyakitkan dari pada pertama kalinya.
" Ini hukum yang akan kau dapatkan jika kamu berani melawanku lagi." Ucapnya Sebelum pergi meninggalkan Luna begitu saja.
Luna menggenggam erat selimut yang menutupi tubuh polosnya, seolah ia sedang menyalurkan rasa sakitnya.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading.. 💋💋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Revan sadis amat kaya apa aja thour, plase thour luna kan manusia p bukan binatang
2023-07-26
0
Sri Wahyuni
dah tsu s reval kya iblis s luna msih az jd pmbangkang sma az lah ga ada yg bner ngeselin smua pmeran y
2022-04-26
0
Mamie Key
manusia kodok.pendek bner pola pikir nya
2021-11-15
0