Dduuaarrr...
Ruang kelas seketika menjadi hening, ketika seseorang mendobrak pintu kelas yang terkunci. Mereka yang tadi ricuh menjadi diam, dan serempak melihat ke arah pintu. Mereka pikir yang datang adalah guru, tapi mereka salah ternyata yang datang adalah seorang laki_laki dengan seragam yang sudah acakadul.
Bara tidak memperdulikan beberapa mata yang tertuju padanya, bara berjalan mendekati bangku yang berada dipojok. Tepat di sebelah Evans berada, Bara menyambar tasnya dan berlalu begitu saja. Meninggalkan tanda tanya teman_temannya satu kelas, terutama untuk sahabat_sahabatnya.
Bara saat ini sedang berjalan di koridor yang sepi, karena sekarang masih jam pelajaran. Bara membawa langkah menuju parkiran, Sebenarnya tadi setelah mendengar percakapan dua gadis yang akhir_akhir ini masuk ke hidupnya. Bara ingin langsung meninggalkan kawasan sekolah, tapi urung karena kunci motornya tertinggal didalam tas yang dikelas. Bara memutuskan untuk ke rooftop saja, karena kalau kembali ke kelas takut membuat ulah disana.
Saat emosinya tidak bisa dikatakan stabil, Bara melajukan motor ninja kesayangannya. Keluar dari kawasan sekolah, dia melajukan dengan kecepatan diatas rata_rata. Membolos memang sudah menjadi kebiasaan Bara, dan teman_temannya. Mereka akan pergi ke markas tiger, atau tempat_tempat yang asik untuk berkumpul.
Danau, itu adalah tempat tujuan Bara saat ini. Danau yang dimaksud cukup jauh untuk ditempuh, dari posisi Bara saat ini. Butuh waktu dua jam untuk Bara, bisa sampai ke tujuan.
Setelah menempuh perjalanan yang lama, sampailah Bara pada padang ilalang. Langkah Bara ia percepat, sampai ia melihat danau yang membentang indah dihadapannya. Bara menundukan kepalanya, hamparan rumput hijau yang menjadi pijakannya.
Laki_laki bertubuh kekar itu menghembuskan nafas, pemandangan disini. Mampu merileksan suasana hati yang kacau, Pohon_pohon yang rindang Menjulang di sekitar danau. Ada juga yang condong kearah danau, daun_daun berjatuhan membuat air danau bergoyang dan dibantu oleh angin.
Bara duduk di bawah pohon, menghadap kearah danau. Ia mengambil kerikil_kerikil kecil yang ada disekelilingnya, Bara mulai melempar satu persatu batu yang ia dapat.
"Apa yang harus gue lakukan? Bara mengusap kasar wajahnya, Bara bukanlah tipe pria yang tidak bertanggung jawab. Namun kali ini Bara tidak bisa memberikan tanggung jawab, pada gadis yang tengah mengandung anaknya.
Di kondisi sekarang yang sama_sama masih sekolah, Bara tidak mau anaknya lahir kedunia yang kejam ini dalam waktu dekat.
"Kenapa pake hamil segala, hah..
"Brengsek..
Bara mengaum frustasi, bahkan bara tidak mengenal gadis itu. Wajahnya saja bara tidak pernah lihat.
"Bunuh anak lo..
"Gugurkan..
Bisikan itu tiba_tiba terlintas pada Bara, Laki_laki berperawakan tampan itu tersenyum miring.
"Sepertinya itu bukan hal yang buruk...seringai bara.
Selama tiga hari ini, astrid begitu gencar meminta maaf pada mayira. Astrid begitu merasa bersalah, atas peristiwa yang menimpa sahabatnya mayira. Berulang kali pula mayira mengatakan, bahwa dia sudah memaafkan astrid. Seperti saat ini, astrid memutuskan untuk menginap di rumah mayira.
"May, gue merasa bersalah banget sama lo".. lirih astrid, mayira tersenyum lalu menggeleng.
"Ini semua bukan salah kamu, ini sudah takdir Allah... kata mayira, ia mengelus_elus perutnya yang masih rata. Air matanya kembali menetes, hatinya terasa ditusuk sembilu bahwa di dalam perutnya ada bayi, anaknya bara.
"Tuh kan lo nangis lagi.. astrid nyodorin tissue mayira, mayira menggeleng.
"Hanya memikirkan yang akan terjadi setelah ini, bagaimana kalau bunda sama ayah sampai tau.. hiks.
Astrid membawa mayira kedalam pelukannya, untungnya kamar mayira sudah dikunci dan kedap suara.
Jadi orang lain, tidak dapat mendengar percakapan mereka.
"Mayira gak mau anak ini.. Mayira terisak pilu dalam pelukan astrid, astrid terus berusaha menenangkan dengan cara mengusap punggung temannya itu.
"Aku takut..hiks.
"Apa yang harus aku lakukan pada anak ini.. hiks"
Astrid juga ikut menangis, sungguh andai saja dia tau akan jadi seperti ini. Dia tidak akan mengajak temannya ke hotel itu, dan bertemu dengan laki-laki bejat yang bernama Bara.
Astrid sudah menduga laki-laki yang bernama Abian Davino Adibrata, atau bara adalah laki-laki paling brengsek di dunia ini.
"Maira bahkan tidak tahu apakah bara akan menerima anak ini atau tidak... ucap Maira lirih. Astrid melonggarkan pelukannya, hingga terlepas dan menyandarkan mayira pada kepala ranjang.
"My Gue saranin lu omongin ini baik-baik sama Kak Bara, karena walau bagaimanapun Kak Bara adalah Ayah dari bayi ini... Astrid mengusap perut datar mayira.
"Tapi mayira takut Bagaimana kalau nan.. ucapan Mayira terpotong, karena buru-buru Astrid menempelkan jarinya di bibir mayira.
"Yang penting kamu udah kasih tahu, kalau dia nggak mau terima ya udah.
_______
Di pilinnya ujung jilbab dengan kuat, namun rasa gugup dan cemas masih melingkupi hatinya. Begitu banyak pertanyaan pesimis yang tumbuh, Mayira memandang ke arah sekitar sudah tidak ada orang. Karena mereka semua sudah ke kantin, ruangan kelas sepi hanya diisi beberapa orang saja termasuk Astrid dan Mayira.
"Astrid lu dipanggil sama Bu Rima...gio menghampiri Astrid.
"Lu disuruh ke ruang guru sekarang... katanya lagi.
"Tapi gue nggak bisa, gue ada urus...
"Udah trid lo ke ruang guru aja, gue bisa sendiri kok.. Potong Mayira. Astrid menoleh ke arah Maira dengan tatapan mengisyaratkan, "Serius?
"Insya Allah aku nggak papa... Mayira menggangguk pelan. Setelah susah payah meyakinkan Astrid, akhirnya dia pergi juga.
Sekarang tinggal Mayira dengan kecemasannya, Mayira berdiri melangkah keluar dari kelas. Mayira melewati koridor, Ia melihat begitu banyak yang berlalu Lalang. Sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, mereka tidak terlalu memperhatikan . Mayira merasa aman setidaknya tidak ada yang bertanya, dia mau ke mana? Kenapa melewati lorong kelas 12?
"Semoga aja Kak Bara ada di dalam kelas, gumam Mayira. Beberapa saat kemudian Mayira sudah ada di depan kelas 12, yang bertuliskan 12 IPA 1. menurut informasi itu adalah kelas laki-laki yang Mayira cari, Mayira menghembuskan nafas pelan lalu mengucapkan Basmalah. Saat hendak melangkah masuk, hal pertama kali yang Mayira dapatkan adalah beberapa orang menatapnya dengan penuh?
Tapi dia tidak memperdulikan itu Maira mengedarkan pandang, matanya berhenti pada sudut ruangan di sana terdapat orang yang dia cari. Dan beberapa temannya sedang bersenda gurau, tanpa membuang waktu lama. Mayira segera menghampiri sudut itu, sontak saja segerombolan orang itu menoleh ke arahnya. Mayira bisa melihat bara yang fokus membaca.
"Wah dekkel teroris, Ada apa nih.. tanya salah satu teman Bara yang Mayira tahu namanya Arya. Mayira fokus ke arah bara, dia tidak berminat menanggapi gurauan pria itu.
"Kak Bara Boleh minta waktunya sebentar, Ada hal penting yang mau aku bicarakan... Maira mengatakan itu dengan, satu kali tarikan nafas. Terbayangkan betapa cepatnya ucapannya tadi.
Teman-temannya tidak percaya, ada orang yang berani seperti itu terhadap Bara.
"Dekkel manis Ada urusan apa, sama bang Bara ganteng? tanya Arya dengan nada yang genit. Mayira yang tahu karakter kakak kelasnya yang satu ini, dia lebih memilih diam. Bara mengalihkan perhatiannya dari buku, alisnya terangkat melihat kehadiran gadis bercadar di hadapannya.
"Kak Boleh minta waktunya sebentar... tanya Mayira lagi, Bara langsung berdiri dan mengatakan "Ikut gue... lalu melangkah keluar kelas.
____Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments