Entah darimana asalnya borgol yang tersrmbunyi di balik jas yang bara pakai, bara mengeluarkan benda itu dengan cepat lalu mengunci kedua tangan mayira.
Bara mendorong tubuh mayira pada ranjang, membuat kelopak_kelopak bunga yang sudah dihias sedemikian cantiknya. Seketika hancur begitu saja, terkena tubuh mayira.
Bara mendekat pada mayira, yang memejamkan matanya begitu rapat. Bara bisa melihat cairan bening mengalir dipipi gadis itu, tapi dia tidak terpedaya oleh tangisan mayira.
"Lo pikir bisa nolak gue dengan berpura_pura menjadi orang lain? bara masih tidak percaya, bahwa yang sekarang berada dibawahnya adalah bukan astrid. Gadis yang menjadi tarhannya bersama teman_temannya..
"Kalau gitu mari kita buktikan... ucap bara.
Tangan bara terangkat keatas ia berusaha, hendak membuka penutup wajah mayira. bahwa gadis itu tengah mempermainkannya, mayira tubuhnya gemetaran.
Sedangkan mayira semakin rapat menutup matanya, lafaz Allah tak henti_hentinya ia bacakan. Didalam hatinya ia meminta pertolongan, mayira salah tidak seharusnya dia masuk ke kamar hotel apalagi didalamnya ada laki_laki.
"Kak bara hantikan, hiks.. mayira mencoba menggerakan kepalanya untuk menghindar, dari tangan bara. namun nihil karena sekarang tinggal sedikit lagi cadar itu terlepas, mayira semakin ketakutan.
Srreett..
Teekk..
Saat cadar mayira terbuka, saat itu pula ruangan menjadi gelap.
"Lampu mati..
"Alhamdulillah.. Batinnya, mayira membuka matanya, ada rasa lega dihatinya. Namun itu hanya sesaat karena bara semakin mendekat, dan akhirnya bara berhasil mengambil sesuatu yang sangat berharga pada diri mayira. Bara menjebol dinding pertahanan mayira darah mengalir dari selangkangannya, yang bisa dilakukan mayira saat ini hanya menangis dan merutuki kebodohannya.
Namun lain halnya dengan bara, dia yang memang sudah di cap badboy di sekolahnya. tidak sedikit pun merasa menyesal, bahkan dia merasa menang taruhan dengan teman_temannya.
Plaakk
Pllaakk
Tamparan_tamparan itu mampu membuat bara terbangun, perlahan bara membuka matanya dia teringat baru beberapa saat yang lalu. habis menodai seorang gadis diapun kembali mengingat kejadian tadi, bara melihat seorang gadis bercadar sedang memukulinya.
Bugg..
Mayira kembali melayangkan pukulannya ke bara, gadis itu sedang dikuasai amarah tadi dia tidak bisa melawan. karena takut tapi sekarang dia sudah tidak perduli lagi, kemarahanya sangat memuncak. ingin sekali gadis itu membunuhnya saat ini juga, kelakuan bejatnya tak bisa di ampuni entah bagaimana masa depannya setelah ini.
Tes..
Bara merasakan tetesan air dari wajah gadis itu, apa itu airmata? apa dia menangis? Bara merasakan seluruh tulangnya remuk akibat pukulan yang begitu keras dari mayira.
Bara bangun dari tidurnya, dan itu membuka akses pada mayira untuk memukulinya. mayira semakin gencar menghajar tubuh bara, baik itu berupa tamparan maupun pukulan.
Sedangkan bara masih mengumpulkan kesadarannya, dia mengedarkan pandangannya kesekiling. Tunggu ini bukan kamarnya, bara berhasil menangkap tangan mayira.
Hap..
"Lo beneran bukan astrid?.. tanya bara tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Mayira tidak bisa mengeluarkan suara, suaranya habis bukan karena sedang serak. Tapi juga karena tadi dia terus_terusan menangis dan berteriak, namun bara yang seperti dikuasai iblis terus saja berusaha mengoyak miliknya yang selama ini dijaganya memang brengsek.
Mayira menghempaskan tangan bara, sungguh dia tidak percaya setelah kejadian semalam. Masih saja pria bajingan ini berpikir kalau dirinya itu astrid, airmata mayira tidak berhenti terus saja berderai membasahi cadarnya dan berjatuhan membasahi sprei putih itu.
Bara membelalakan matanya, tapi itu tidak berlangsung lama karena beberapa detik kemudian. dia sudah bisa menetralisir keadaan, saat bara hendak berdiri. Ia mengurungkan niatnya karena saat ini tubuhnya masih belum mengenakan apapun, dia menutupi tubuhnya dengan selimut.
Bara menggerakkan sedikit badannya dan, shit tubuhnya terasa begitu sakit. dia berpikir sudah sedari tadi dirinya menjadi sasaran samsat gadis bercadar ini, dia pun hanya bisa membuang nafas kasar.
Dengan tertatih bara mendekati nakas, yang ada disamping ranjang. dia mengambil sesuatu dari sana, setelah dapat ia kembali ke posisi awal, bara melempar barang yang diambilnya tadi kearah mayira.
Dukk..
Mayira yang masih sesenggukan menangis dan kesakitan, batin dan fisiknya merasa terperanjat kaget. Ketika melihat setumpuk uang terlempar kearahnya, Mayira melihat dari arah mana benda itu berasal dan itu uang yang dilempar bara.
Bara masih menahan rasa sakit yang ia rasakan, atas pukulan gadis bercadar dihadapannya.
"Lunas.. ucap bara, ya bara memberinya uang atss ucapan terimakasih dan maaf. untuk kata terakhir itu bara agak ragu, karena bara tidak pernah mau minta minta maaf pada siapapun.
Uang itu hasil taruhan ia dan teman_temannya, taruhan dimana bara harus menaklukan hati seorang gadis bernama astrid. Dan ternyata salah orang dan berujung diatas ranjang dengan pemaksaan.
Butiran bening semakin deras, menetes dipipinya dirinya hanya dihargai dengan setumpuk uang saja. Mayira kembali memukul perut bara hingga sang empunya terbatuk_batuk.
"Aku tidak butuh uang itu.. untuk memberinya ketenangan batin, mayira kembali melayangkan pukulan pada aset masa depan bara.
"Aaarrrgghh.. bara meringis hebat menahan sakit.
Setelah itu mayira hengkang pergi, dia tidak mengambil uang itu yang diberikan bara.
Pakaian mayira sudah lengkap ditubuhnya, jadi tidak perlu kawatir hanya saja pakaiannya terlihat begitu berantakan. Untung saja tidak jadi perhatian pengunjung hotel yang lain.
Tujuan mayira saat ini adalah pulang dan nangis dalam pelukan bunda, mayira keluar dari gedung hotel dan berjalan sedikit untuk mencari angkot.
Sepanjang perjalanan mayira menangis di balik cadarnya, dia merutuki nasibnya mengapa kehormatannya harus hilang hanya dalam semalam saja. bagaimana masa depannya pasti itu akan dipertanyakan ketika menikah nanti, terus dia harus bilang apa pada suaminya? Apakah dia akan bilang kalau dirinya diperkosa?
Trus bagaimana jika dia sampai hamil nanti, pikiran_pikiran itu terus berkecamuk di kepalanya. Kenapa harus seperti ini sih, niatnya ingin membantu temannya tapi kenapa justru dia malah jadi korbannya bara sialan itu.
Ingin rasanya mayira menghabisi laki_laki bajingan itu, walau bagaimana pun dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan terhadap dirinya. Tapi pertanyaannya adalah apakah bara mau mengakuinya?
"Ya Allah sanggupkah aku bertemu keluargaku besok, aku ternyata tidak bisa menjaga diri dengan baik aku sudah kotor bun.. mayira menangis dalam diamnya dia benar\_benar membenci laki\_laki yang bernama bara itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments