Dokter Kandungan

   Merasa namanya dipanggil, bara melepaskan pandangannya dari ponselnya ditangan. Lalu menoleh kearah gadis bercadar, berseragam SMA.

   "Apa keputusan lo?.. Tanya bara tanpa basa basi.

Bara tidak memperdulikan teman_temannya, yang bingung maksud dari ucapannya. Bara yakin mayira tidak akan menjawab dengan sepesifik, ya itu kalau mayira tidak bodoh dalam menjawab.

Mayira tergagap saat bara menanyakan itu, ini masih ada teman_temannya lo. Mayira hanya mengangguk, yang tentu membuat senyum bara mengembang.

Bara segera mengambil kunci motor dari dalam tasnya, dan menyalakan ninja biru kesayangannya.

"Woy bara lo mau kemana? Ah elah lo nyuruh kita nungguin lo disini, lo nya malah pergi" celetuk salah satu teman bara.

"Ada urusan.. Sahut Bara, Ia mengendarai motornya di hadapan mayira.

"Naik.. Titah bara tanpa menoleh kearah mayira, bukan hanya mayira yang terkejut. Bahkan teman_temannya bara juga melongo, mendengar apa yang diucapkan bara.

"Gue gak salah dengar kan? seru heboh satu gerombolan itu.

"Aigo.. itu beneran bara pan?

"Gila ini baru pertama kali lo ada cewek yang di bonceng si bara.

"Apalagi yang di bonceng ukhti_ukthi , uyyy..

Bara melempar tatapan tajam pada temen_temennya. "Diam" seketika suasana menjadi hening, setelahnya bara melirik ke arah mayira.

"Dan lo, cepetan naik..

Mayira mengerjap beberapa saat, mencoba mencerna apa yang dikatakan cowok bermata coklat terang dihadapannya.

"Buruan.. bentak bara.

Mayira masih bergeming.

"Ini nih yang buat gue ngga suka sama cewek alim, udah buruan lo ngga usah megang kalau takut dosa... ujar bara geram, panjang kali lebar.

Mayira mengangguk mengerti maksud bara, ia buru_buru menaiki motor gede itu. Sesekali bara menahan motornya yang oleng, karena pergerakan mayira yang mencoba naik ke atas motornya.

Tentu saja mayira kesusahan karena dia menggunakan rok, ditambah ia tidak boleh pegangan pada bara. Namun mayira tidak putus asa, hingga ia berhasil bertengger di atas motor itu.

"Hm kak bara, boleh pinjam jaketnya.. Mayira terbata_bata memintanya, ia butuh jaket itu untuk menutupi pahanya yang tersingkap. untungnya mayira memakai celana olah raga, di balik roknya.

Bara diam sejenak, ok dia sedari tadi sudah geram dengan tingkah mayira. Yang menurutnya sangat repot, tapi dia mencoba untuk toleransi. Dan menghargai, gadis bercadar dibelakangnya.

Dalam hati bara mendengus, "Amit_amit moga gue ngga dapat pacar kayak gini, apalagi istri, repot, rempong nyusahin.

Tanpa mengucapkan kata apapun, bara membuka jaket kebanggaannya sebagai ketua tiger. Lalu, ia menyodorkan pada mayira.

"Ma_kasih.. ucap mayira terbata.

Bara tidak menanggapi ucapan mayira, ia mulai melajukan motor birunya keluar dari pekarangan sekolah. Bara meninggalkan teman_temannya, yang menganga tidak percaya dan penuh tanya.

Di sepanjang perjalanan tidak ada percakapan, yang menemani mayira dan bara hingga keheningan yang menghinggapi.

Mereka sibuk dengan urusan masing_masing, mayira yang sibuk mengontrol debaran dadanya. Karena ini pertama kalinya ia dibonceng laki_laki, yang bukan mahrom selain tukang ojek. Ia terus saja melampirkan asma Allah dalam hati dan pikirannya, ia memohon petunjuk dan memohon ampunan.

Beda halnya dengan bara, ia begitu santainya membawa motor tanpa rasa apapun. Masalah penggugur kandungan ini ia sudah pikirkan, selama tiga hari ia memikirkan segala pertimbangan. Yang akan terjadi, dan ini adalah keputusan yang tepat.

Mayira bahkan tidak menanyakan, bara mau membawanya kemana. Tapi mayira mendapat jawaban tanpa bertanya, setelah motor bara di hentikan didepan sebuah rumah sakit kota.

Bara melepaskan helmnya, "Gue udah atur janji temu sama dokter, yang akan menghilangkan masalah ini.

Mayira hanya mengangguk, lalu turun dari motor. Bara pun ikut turun, ia melangkah masuk. Terlebih dahulu mayira mengikuti di belakangnya.

Pertama bara ke resepsionis, menanyakan dokter yang berurusan. Dan juga ia mengisi data, kunjungan rumah sakit.

Di sepanjang jalan koridor begitu banyak orang_orang, yang menatap aneh kearah mereka. Bagaimana tidak? dua remaja itu masih menggunakan seragam sekolah, dan mereka berjalan di lorong poli kandungan itu sangat aneh dan mencurigakan.

Bara dan mayira menunggu diruang tunggu, mereka tidak hanya berdua tapi ada beberapa orang. Yang juga menunggu nama mereka dipanggil, beberapa diantara mereka perempuan berperut buncit. Yang mungkin, ingin mengecek kandungan.

Dua remaja SMA beda kelamin itu, menjadi pusat perhatian.

"Duh pergaulan anak zaman sekarang, masih sekolah tapi sudah unboxing duluan.

"Iya tuh, miris banget..

"Ya ampun ini nih, yang membuat generasi indonesia rusak..

"Apalagi itu si ceweknya bercadar, Astaga"

"Ngga malu apa sama cadarnya.. hahaha sok alim..

"Dek tutup atas, buka dibawah ya mbak?

Ibu_ibu yang satu ruangan dengan mayira dan bara, terus saja menggunjingi dua remaja itu. Tanpa mereka sadari, hati gadis polos yang terjebak itu terhujam. Dengan perkataan, senonoh mereka.

Mayira hanya diam dan menunduk, menahan airmatanya supaya tidak tumpah. Bara mengepalkan , tangannya merasa geram.

Bara tersenyum smirk, melayangkan tatapan membunuh. Pada ibu_ibu yang masih menggunjing, melihat kemarahan bara yang terpancar dimatanya. Para ibu_ibu jadi ciut, tapi terus saja bergosip yang tidak_tidak.

"Ini nih yang membuat indonesia ngga maju, Masyarakatnya yang suka ngurusin hidup orang tanpa intropeksi diri dulu" sindir bara dengan begitu tajamnya, dan berhasil membuat para ibu_ibu terdiam.

Bara menoleh kearah mayira yang masih menunduk, lalu meraih jaket yang masih ada dipangkuannya. Dia melapisi tangannya dengan jaket lalu menarik tangan mayira, agar berdiri dan membawa gadis bercadar itu masuk ke ruang dokter kandungan.

Dengan tidak sopannya bara, mendorong pintu ruang dokter yang bernama citra. Membuat, yang ada didalam tersentak kaget.

"Loh bara? kamu kan belum dipanggil.. ucap citra, selaku dokter yang akan mengaborsi kandungan mayira terheran.

"Kelamaan gue gak punya banyak waktu cepetan.. desak bara.

Memang diruangan ini tidak ada lagi pasien, karena memang belum dipanggil. Citra tersenyum lalu menghampiri mayira, yang masih menunduk. Wanita yang sudah berkepala empat itu, mengusap perut rata mayira.

"Papa kamu pasti senang bakalan punya cucu.. Kata Citra, Mayira tersentak dengan prilaku dokter di hadapannya.

Bara geram, "Udah gue bilang, ini bukan anak gue. Gue hanya membantu dia buat gugurin janinnya" tegas Bara.

"Nak, Citra mengusap kepala mayira lembut. "Apa anak ini, anaknya bara? tanya Citra.

Mayira mengangguk polos, membuatnya mendatap tatapan tajam dari bara yang seakan sedang menaham geram.

"Tapi aku mau menggugurkannya... Kata Mayira mantap.

Citra membawa mayira duduk di salah satu sofa, di ruangannya. "Nak menggugurkan bayi ini sama halnya dengan membunuh, emang kamu mau? membunuh itu dosa besar lho.. Ucap Citra.

Mayira terdiam seolah ia menyadari sesuatu, kenapa dia tidak memikirkan hal itu. Dia tidak ingin jadi seorang pembunuh, apalagi membunuh anaknya sendiri.

____Tbc____

Episodes
1 Terlambat
2 Mayira Jatuh Diatas Tubuh Cowok
3 Astrid Ngajak Mayira Nemui Bara
4 Mayira Menampar Bara
5 Bara Berhasil Merenggut Kesucian Mayira
6 Kehormatan Yang Terenggut
7 Acara Ulang Tahun
8 Di Hukum Bersama Bara
9 Dua Garis Merah
10 Mayira Mendatangi Kelas Bara
11 Gugurkan
12 Dokter Kandungan
13 Aku Akan Menikahimu
14 USG Pertama
15 Apakah Kamu Yang Menghamilinya
16 Mahar Dari Bara
17 Melihat Wajah Istri
18 Perhatian Bara
19 Jadi Pusat Perhatian
20 Bara Va Mertua
21 Apakah Husein Menyukai Mayira
22 Cemburu
23 Mayira deg_degan pas lihat perut bara
24 Deg_degan
25 Dia Istri Gue
26 Lo Gak Mau Cerai?
27 Bara Kita Normal Guys
28 Bara Marasa Khawatir
29 Suamiku
30 Surat Mayira
31 Aku Ngga Mencintai Kakak
32 Bang Agas
33 Kejar Mobil Itu
34 Pulang Ke rumah Bara
35 Bara Disuruh Jadi Imam
36 Menjadi Imam Sholat
37 Bara Sensitif
38 Penyerangan Markas
39 Aodra I am here
40 Pertikaian
41 Musuh Dalam Selimut
42 Bara Mulai Terbuka
43 Mulai Menerima
44 Papa Sayang Ucul
45 Uang Jajan
46 Kenapa Kamu Buka Hijab
47 Hukuman Zina
48 Takut Kangen Ya
49 Sama Om-omnya itu
50 Penyambutan Queen
51 Sleep Call Kangen
52 Cinta Luar Biasa
53 Diem Lo Mujidin
54 Bikin Lo Sayang
55 Suami Siapa Sih Ini
56 Temenin Seumur Hidup
57 Di Droup out
58 Di antar Papa Mertua
59 Honey Mari Pulang
60 Istri Simpanan
61 Kisah Masa Lalu
62 I love you, Mayira
63 Bara Tau Rahasia Astrid
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Terlambat
2
Mayira Jatuh Diatas Tubuh Cowok
3
Astrid Ngajak Mayira Nemui Bara
4
Mayira Menampar Bara
5
Bara Berhasil Merenggut Kesucian Mayira
6
Kehormatan Yang Terenggut
7
Acara Ulang Tahun
8
Di Hukum Bersama Bara
9
Dua Garis Merah
10
Mayira Mendatangi Kelas Bara
11
Gugurkan
12
Dokter Kandungan
13
Aku Akan Menikahimu
14
USG Pertama
15
Apakah Kamu Yang Menghamilinya
16
Mahar Dari Bara
17
Melihat Wajah Istri
18
Perhatian Bara
19
Jadi Pusat Perhatian
20
Bara Va Mertua
21
Apakah Husein Menyukai Mayira
22
Cemburu
23
Mayira deg_degan pas lihat perut bara
24
Deg_degan
25
Dia Istri Gue
26
Lo Gak Mau Cerai?
27
Bara Kita Normal Guys
28
Bara Marasa Khawatir
29
Suamiku
30
Surat Mayira
31
Aku Ngga Mencintai Kakak
32
Bang Agas
33
Kejar Mobil Itu
34
Pulang Ke rumah Bara
35
Bara Disuruh Jadi Imam
36
Menjadi Imam Sholat
37
Bara Sensitif
38
Penyerangan Markas
39
Aodra I am here
40
Pertikaian
41
Musuh Dalam Selimut
42
Bara Mulai Terbuka
43
Mulai Menerima
44
Papa Sayang Ucul
45
Uang Jajan
46
Kenapa Kamu Buka Hijab
47
Hukuman Zina
48
Takut Kangen Ya
49
Sama Om-omnya itu
50
Penyambutan Queen
51
Sleep Call Kangen
52
Cinta Luar Biasa
53
Diem Lo Mujidin
54
Bikin Lo Sayang
55
Suami Siapa Sih Ini
56
Temenin Seumur Hidup
57
Di Droup out
58
Di antar Papa Mertua
59
Honey Mari Pulang
60
Istri Simpanan
61
Kisah Masa Lalu
62
I love you, Mayira
63
Bara Tau Rahasia Astrid

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!