Bab 18. Jujur

Bab 18

Andhira segera menutup mulutnya karena sudah keceplosan. Ternyata dia tidak bisa menyembunyikan perasaan yang sedang dirasakan dari temannya ini.

"Aku tidak tahu apa aku sedang menyukai seseorang atau tidak. Tapi, saat ini jantungku selalu berdebar-debar ketika bersama seorang laki-laki," kata Andhira dengan pipi yang merona, karena sejak tadi bayangan Argani selalu memenuhi pikirannya.

"Awaw, itu tandanya kamu suka sama dia. Siapa laki-laki yang beruntung itu?" tanya Yura penasaran. Gadis itu bicara dengan semangat empat lima.

"Jadi, beneran aku suka sama Mas Gani?" batin Andhira sambil memegang kedua pipinya yang terasa panas. 

Ini kedua kalinya Andhira merasakan hal seperti ini kepada laki-laki. Pertama kepada Andhika, walau hanya beberapa waktu. Lalu, sekarang kepada Argani.

"Di-dia adalah seorang laki-laki ...." Andhira terlalu gugup untuk memberi tahu nama Argani.

"Iya. Aku tahu dia itu laki-laki. Siapa namanya? Orang mana? Kamu kenal dia di mana?" tanya Yura gemas karena Andhira terlihat malu-malu.

Andhira mengeluarkan handphone dan memperlihatkan foto Argani yang dia ambil diam-diam ketika sedang bermain bersama. Dia tidak pernah membicarakan tentang cinta-cintaan bersama temannya. Karena kebanyakan teman dia dahulu lebih banyak membicarakan mencari ladang uang dan makanan. Baru kali ini dia membahas masalah percintaan dengan orang lain.

"Gilaaaa! Tampan banget, kayak orang Turki-Eropa. Siapa namanya? Dia punya saudara laki-laki yang tampan seperti dirinya, nggak?" Yura terpesona oleh ketampanan Argani yang memakai baju kasual sehari-hari di rumah.

"Saudara kandungnya sudah meninggal tahun lalu. Kalau kerabat ada beberapa laki-laki muda, tetapi aku tidak begitu dekat dengan mereka. Tidak tahu apa sudah punya pasangan atau belum," balas Andhira.

Yura memelototi foto Argani. Dia merasa tidak asing dengan wajahnya. Gadis itu mencoba mengingat-ingat siapa laki-laki pemilik jambang tipis.

"Kamu belum kasih tahu siapa nama orang ini," ucap Yura.

"Namanya Argani. Aku biasa memanggilnya Mas Gani," balas Andhira.

"Argani? Kok, namanya terasa tidak asing, ya?" Yura masih coba mengingat-ingat lagi.

Andhira pulang kuliah sekitar jam sebelas, sebelum waktunya makan siang. Dia pulang ke rumah dengan terburu-buru. Entah kenapa dia ingin masak ayam betutu dengan sambal marah.

"Kira-kira Mas Gani sibuk nggak, ya?" batin Andhira.

Sambil masak, Andhira mengirim pesan kepada Argani. Betapa senangnya dia ketika laki-laki itu malah meminta dirinya untuk datang ke kantor sambil membawa makan siang. Ini untuk pertama kali bagi dia mendatangi tempat kerja suaminya.

Sambil menggendong Arya, Andhira membawa hasil masakannya ke kantor sang suami. Dia berharap sang suami suka dengan ayam betutu dan sambal matah. Sebelumnya dia belum pernah melihat Argani makan itu.

Orang-orang di kantor tahu kepada Andhira karena mereka dahulu datang ke acara pernikahannya. Mereka menyambut dengan sopan dan membantu mengantar ke ruang Argani yang ada di lantai 17 gedung itu.

Argani sudah tidak sabar menunggu kedatangan Andhira dan Arya. Dia menunggu di depan lift karena mendapat laporan istrinya sudah masuk ke dalam lift beberapa saat yang lalu. Bunyi denting membuat laki-laki itu senang, terlebih lagi ketika pintu kotak besi terbuka dan memperlihatkan anak dan istrinya.

"Mas," ucap Andhira tersenyum manis karena sang suami sudah menyambutnya.

"Papa." Arya mengulurkan tangan minta digendong dan Argani mengambil alih bayi laki-laki itu.

Sebelah tangan Argani menggendong Arya dan sebelahnya lagi menggandeng tangan Andhira. Mereka masuk ke ruang kerja yang luas dan di dekorasi dengan mewah.

Andhira menata makanan di atas meja, sementara Argani bermain dengan Arya di sofa. Biar anteng, bayi itu diberi mainan perangsang gigi, kebetulan dia tadi sudah makan. Arya memang suka menggigit sesuatu karena giginya sudah cukup banyak.

"Gimana rasanya, Mas?" tanya Andhira takut tidak  cocok dengan lidah Argani.

"Enak! Aku suka," jawab Argani dengan raut senang. "Kayaknya aku bisa habiskan ayam ini."

Andhira merasa senang karena hasil masakannya disukai Argani. Tadi, dia sempat pesimis dengan rasanya. Karena selama ini yang masak itu Mbok Karti, dia hanya ikut bantu-bantu, jika Arya sedang tidur. Dia juga akan ikut bantu memasak sang ibu mertua sekaligus belajar darinya.

Setelah selesai makan Argani mengajak Arya bermain menggambar, dia menggelar karpet dan duduk di lantai sambil tengkurap. Semua pensil di meja kerja kini sudah berpindah dan berserakan bersama kertas.

"Kamu gambar apa?" tanya Argani ketika melihat hasil gambar Andhira.

"Ayam," jawab wanita itu diikuti oleh putranya.

Argani menahan tawa ketika melihat hasil karya istrinya yang lebih parah dari anak SD. Wanita itu membuat dua bulatan yang ukurannya berbeda. Bulat kecil merupakan kepala dan bulatan besar itu adalah badannya. Kedua kakinya seperti lidi panjang diberi tiga garis kecil yang merupakan jari-jarinya.

"Kenapa? Jelek, ya?" tanya Andhira. "Aku sejak kecil tidak bisa menggambar."

"Hasil karya kamu sangat estetik. Arya terlihat sangat menyukainya," jawab Argani yang melirik ke arah Arya yang menunjuk-nunjuk sambil bilang "Ayam" dengan cadel.

Andhira dan Arya memutuskan untuk menghabiskan waktu di kantor Argani. Kebetulan laki-laki itu juga tidak banyak kerjaan hari ini.

Karena kelelahan, Andhira ketiduran ketika sedang menyusui Arya di ruang istirahat yang ada di ruang pojok. Argani yang hendak melihat mereka berdua, dibuat terkejut melihat keadaan sang istri. 

"Oooooh, tidak!" pekik Argani di dalam hati.

Ingin membalikan badan, tetapi sayang. Jika tetap melihatnya, senjata pusaka akan bangun. Akhirnya dia memutuskan untuk membuka jas kerja dan menutupi dada Andhira. Dia merasa tidak rela jika ada yang melihatnya, walau makhluk halus sekalipun.

Waktu berlalu tidak terasa, Andhira terbangun karena mendengar suara panggilan Arya yang menempuk-nepuk lengannya. Dia merasa heran karena ada jas yang menutupi badannya.

Mata Andhira terbelalak ketika melihat keadaan pakaiannya saat ini. Dia pun segera merapikan kembali dan mengancingkan bagian yang terbuka. Betapa malu dia dan yakin kalau Argani pasti melihat keadaan dirinya tadi.

"Mama, main," ucap Arya yang sudah merasa bosan berada di sana.

Jam sudah menunjukkan jam empat sore, itu artinya dia sudah tertidur satu jam lebih. Masih ada waktu sekitar satu jam lagi menuju jam pulang. 

Di dalam ruangan itu ada kamar mandi, Andhira membersihkan muka begitu juga dengan Arya, biar terlihat segar. Setelah rapi, mereka menemui Argani.

"Sudah bangun." Argani tersenyum tipis kepada istri dan anaknya.

"Papa, main!" pinta Arya yang menggeliat dalam gendongan ibunya ingin turun.

"Kita jalan-jalan ke taman, yuk!" ajak Argani.

"Tapi, jam kerja belum berakhir," ucap Andhira.

"Tidak apa-apa. Semua pekerjaan aku sudah selesai," balas Argani sambil merapikan meja kerjanya. Laki-laki itu suka dengan kerapihan dan kebersihan. 

Mereka bertiga pun pergi ke taman kota. Sore hari biasanya mulai rame oleh warga yang ingin menghilangkan rasa penat.

Arya dan Argani bermain bola plastik, sedangkan Andhira merekam kegiatan mereka. Terlihat ayah dan anak itu tertawa bahagia.

"A-Arga?" Suara perempuan dari arah belakang membuat Andhira menoleh.

***

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

Waduuuh 😱 siapa tu . . 🤔 mantan kah 🙄
kalau memang itu si mantan moga aja Ghani ngk ada rasa lagi karena udah noreh luka Ghani kan dulu 😏 , belum juga MP udah ada aja ni ancaman 😩😩

2024-11-21

3

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

aduuhhh siapa lg ya yg dtg ngacau... ermm... mantan Gani kembali ya kan... syuussss... jauh2 sana jgn coba menjadi pelakor...

2024-11-20

3

Wiek Soen

Wiek Soen

siapa lagi tuh yg nongol,jangan sampai bibit2 pelakor...
buang jauh2 lah thor

2024-11-20

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kecelakaan Maut
2 Bab 2. Titah Turun Ranjang
3 Bab 3. Penolakan
4 Bab 4. Menerima Perjodohan
5 Bab 5. Pernikahan Kedua Yang Tak Diinginkan
6 Bab 6
7 Bab 7. Menempati Rumah Baru
8 Bab 8. Dosen Idola Di Kampus
9 Bab 9. Bertemu Dengan Selena
10 Bab 10. Godaan Andhira
11 Bab 11. Kisah Masa Lalu
12 Bab 12. Tanda Merah
13 Bab 13. Gara-Gara Isi Paket
14 Bab 14. Senjata Pusaka
15 Bab 15
16 Bab 16. Bertemu Dengan Keluarga Wiratama
17 Bab 17. Tidur Sekamar
18 Bab 18. Jujur
19 Bab 19. Bertemu Mantan
20 Bab 20. Malu
21 Bab 21. Kisah Masa Lalu
22 Bab 22. Untuk Pertama Kali
23 Bab 23. Pengakuan Argani
24 Bab 24. Bertemu Kembali
25 Bab 25. Akibat Celotehan Arya
26 Bab 26. Gosip Para Lelaki
27 Bab 27. Apa Yang Terjadi?
28 Bab 28. Kisah Masa Lalu (1)
29 Bab 29. Kisah Masa Lalu Andhira (2)
30 Bab 30. Ternyata ....
31 Bab 31. Sedikit Titik Terang
32 Bab 32. Informasi Dari Pak Rangga
33 Bab 33. Cerita Andhira
34 Bab 34. Mendatangi Rumah Masa Lalu
35 Bab 35. Kunci Penting
36 Bab 36. Melakukan Penyusupan
37 Bab 37. Berhasil Menyusup
38 Bab 38. Kenangan Buruk
39 Bab 39. Saling Memberi Ancaman
40 Bab 40. Saputangan Merah
41 Bab 41. Anak Rahasia
42 Bab 42. Mencari Barang Bukti
43 Bab 43. Bukti Yang Tak Terduga
44 Bab 44. Isi Kamera Kodak
45 Bab 45. Pak Bagas
46 Bab 46. Cerita Dari Dokter Pratama
47 Bab 47. Kejahatan Di Masa Lalu
48 Bab 48. Hasil Tes DNA
49 Bab 49. Cerita Adji
50 Bab 50. Penyusupan Gagal
51 Bab 51. Kepergok
52 Bab 52. Konferensi Pers
53 Bab 53. Upaya Untuk Kabur
54 Bab 54. Gagal Kabur
55 Bab 55. Diadili
56 Bab 56. Ancaman Selena
57 Bab 57. Dania
58 Bab 58. Kisah Dania
59 Bab 59. Kejadian di Masa Lalu (Selena-Dania)
60 Bab 60. Andhira Bertemu Dengan Dania-Selena
61 Bab 61. Mendatangi Rumah Andhika
62 Bab 62. Mencari Bukti Peninggalan Andhika
63 Bab 63. Titik Terang
64 Bab 64. Pertemuan
65 Bab 65. Rahasia Yang Terungkap
66 Bab 66. Alena
67 Bab 67. Senjata Pusaka Argani
68 Bab 68. Andhira Melahirkan
69 Bab 69. Keluarga Argani
70 Novel Baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kecelakaan Maut
2
Bab 2. Titah Turun Ranjang
3
Bab 3. Penolakan
4
Bab 4. Menerima Perjodohan
5
Bab 5. Pernikahan Kedua Yang Tak Diinginkan
6
Bab 6
7
Bab 7. Menempati Rumah Baru
8
Bab 8. Dosen Idola Di Kampus
9
Bab 9. Bertemu Dengan Selena
10
Bab 10. Godaan Andhira
11
Bab 11. Kisah Masa Lalu
12
Bab 12. Tanda Merah
13
Bab 13. Gara-Gara Isi Paket
14
Bab 14. Senjata Pusaka
15
Bab 15
16
Bab 16. Bertemu Dengan Keluarga Wiratama
17
Bab 17. Tidur Sekamar
18
Bab 18. Jujur
19
Bab 19. Bertemu Mantan
20
Bab 20. Malu
21
Bab 21. Kisah Masa Lalu
22
Bab 22. Untuk Pertama Kali
23
Bab 23. Pengakuan Argani
24
Bab 24. Bertemu Kembali
25
Bab 25. Akibat Celotehan Arya
26
Bab 26. Gosip Para Lelaki
27
Bab 27. Apa Yang Terjadi?
28
Bab 28. Kisah Masa Lalu (1)
29
Bab 29. Kisah Masa Lalu Andhira (2)
30
Bab 30. Ternyata ....
31
Bab 31. Sedikit Titik Terang
32
Bab 32. Informasi Dari Pak Rangga
33
Bab 33. Cerita Andhira
34
Bab 34. Mendatangi Rumah Masa Lalu
35
Bab 35. Kunci Penting
36
Bab 36. Melakukan Penyusupan
37
Bab 37. Berhasil Menyusup
38
Bab 38. Kenangan Buruk
39
Bab 39. Saling Memberi Ancaman
40
Bab 40. Saputangan Merah
41
Bab 41. Anak Rahasia
42
Bab 42. Mencari Barang Bukti
43
Bab 43. Bukti Yang Tak Terduga
44
Bab 44. Isi Kamera Kodak
45
Bab 45. Pak Bagas
46
Bab 46. Cerita Dari Dokter Pratama
47
Bab 47. Kejahatan Di Masa Lalu
48
Bab 48. Hasil Tes DNA
49
Bab 49. Cerita Adji
50
Bab 50. Penyusupan Gagal
51
Bab 51. Kepergok
52
Bab 52. Konferensi Pers
53
Bab 53. Upaya Untuk Kabur
54
Bab 54. Gagal Kabur
55
Bab 55. Diadili
56
Bab 56. Ancaman Selena
57
Bab 57. Dania
58
Bab 58. Kisah Dania
59
Bab 59. Kejadian di Masa Lalu (Selena-Dania)
60
Bab 60. Andhira Bertemu Dengan Dania-Selena
61
Bab 61. Mendatangi Rumah Andhika
62
Bab 62. Mencari Bukti Peninggalan Andhika
63
Bab 63. Titik Terang
64
Bab 64. Pertemuan
65
Bab 65. Rahasia Yang Terungkap
66
Bab 66. Alena
67
Bab 67. Senjata Pusaka Argani
68
Bab 68. Andhira Melahirkan
69
Bab 69. Keluarga Argani
70
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!