Bab 9. Bertemu Dengan Selena

Bab 9. Bertemu Dengan Selena

Andhira berjalan menuju ke ruangan Dimas sambil membawa setumpuk kertas. Dia merasa aneh dengan dosen ini, jika dosen yang lain mengirim tugas lewat email, dia malah suka cara yang sering disebut primitif oleh para mahasiswa lain. Sebenarnya mereka malas karena harus print tugas dan mengeluarkan biaya kertas.

Ketika hendak mengetuk pintu ruang Dimas, seseorang membuka pintu dari dalam. Andhika tersentak karena tidak menyangka akan bertemu dengan Selena. Dia tidak tahu ada urusan apa wanita itu di kampusnya ini.

"Kamu 'kan mantan istrinya Dhika?" 

Andhira hanya diam menatap wanita yang berpenampilan seksii. Dulu, Selena mengaku sedang hamil anak Andhika. Sekarang perutnya sudah rata, kemungkinan sudah melahirkan sekitar dua atau tiga bulan yang lalu.

"Hei, apa kau tuli, hah!" Selena menunjuk muka Andhira.

Tiba-tiba Dimas muncul di belakang Selena. Pria itu membuka pintu lebar agar Andhira bisa masuk.

"Urusan kamu sudah selesai, Selena. Cepat pergi!" 

Sejenak Selena melirik kepada Dimas dengan tatapan tajam. Lalu, dia berjalan dan sengaja menabrak bahu Andhira.

Seakan tidak terima dengan perbuatan Selena, Andhira menarik ujung baju wanita itu yang berbahan rajut, lalu dia kaitkan ke aksesoris tas miliknya. Dia pegang erat-erat tasnya agar tidak ikut ketarik, tetapi benang baju Selena yang terus terurai.

Dimas tidak melihat perbuatan Andhira, tetapi melihat benang yang terus memanjang. Dia pun berteriak kepada Selena.

"Selena, bajumu sobek!" ucap Dimas sambil memutus benangnya.

Mata Selena melotot ketika sadar benang bajunya terbentang sepanjang jalan. Dia meraba bajunya yang tersisa tinggal tiga perempatnya karena seperempat sudah terurai.

Beberapa mahasiswa melihat itu dan menertawakan dirinya. Tentu saja Selena malu setengah mati. Dia pun buru-buru pergi.

Andhira masuk ke dalam ruang kerja Dimas. Dia meletakkan hasil tugas kelasnya di atas meja.

"Andhira, kamu sudah makan siang?" tanya Dimas.

"Sayang makan di rumah, Pak," jawab Andhira karena dia harus cepat pulang untuk menyusui Arya.

"Bagaimana jika aku ajak kamu makan siang sekarang?" 

"Terima kasih, Pak. Tapi, maaf, saya tidak bisa. Karena ada yang sedang menunggu aku di rumah."

Terlihat kekecewaan pada wajah sang dosen. Jarang-jarang dia mau makan bersama dengan orang lain.

Dalam perjalanan pulang Andhira kembali bertemu dengan Selena di lampu merah. Wanita itu menaiki mobil mewah. Setahu dia Selena bukan dari keluarga kaya, tetapi sekarang ini bisa mengendarai kendaraan yang biasa dimiliki oleh kalangan atas.

"Wah, kasihan sekali janda muda ini, hanya naik motor butut begitu!" ucap Selena tertawa merendahkan.

Andhira bukan tidak mau naik mobil, tetapi dengan naik motor, dia bisa bergerak cepat dan tidak terjebak macet. Mobil peninggalan Andhika saja semua tersimpan di garasi rumah.

Begitu lampu berubah hijau, Andhira langsung tancap gas meninggalkan mobil Selena jauh di belakang. Dia tidak perduli, yang penting dia bisa pergi pulang dengan cepat.

***

"Mama!" Arya berjalan ke arah Andhira. Walau usia Arya baru setahun, dia sudah bisa berjalan, tetapi di jalanan yang datar. Jika jalanan bebatuan anak itu akan sering jatuh.

"Sayang, mama pulang!" Andhira berjalan ke arah putranya. Dia memeluk sejenak, lalu menuntunnya masuk ke dalam rumah.

Sebelum bermain dengan Arya, Andhira akan membersihkan diri terlebih dahulu. Dia takut membawa banyak kuman dari luar.

"Arya sudah makan, Mbok?" tanya Andhira ketika ikut duduk bersama wanita paruh baya yang sedang bermain bersama putranya.

"Sudah, Nyonya. Tadi, kebetulan Tuan Gani pulang untuk bawa berkas, Den Arya ingin disuapi sama tuan," jawab Mbok Karti.

Argani memang terlihat cuek dan jarang bicara kepada Andhira, tetapi sangat perduli kepada Arya. Makanya hubungan mereka berdua sangat dekat. Terkadang Arya minta diajak jalan-jalan sama papa sambungnya.

"Mas Gani hari ini ada rencana lembur, nggak, ya?" ucap Andhira lirih.

Besok adalah hari ulang tahun Arya yang pertama, itu berarti sudah satu tahun kematian Andhika. Rencananya dia ingin mengajak keluarganya untuk berziarah ke makam Andhika, lalu pergi ke panti asuhan untuk bersedekah berbagi dengan anak-anak yatim piatu di sana. Hal ini sudah dibicarakan dengan keluarga Atmadja dan mereka semua setuju. Jadi, hari ini dia ingin pergi ke rumah mertuanya untuk memastikan jam berapa besok mereka akan pergi karena dia ada jadwal kuliah.

Ketika jam kerja, Andhira tidak berani menghubungkan Argani. Karena laki-laki itu tidak akan mengangkat panggilannya. Tetapi, dia akan balik menghubungi ketika waktu istirahat atau saat akan pulang.

"Kirim pesan saja," batin Andhira.

[Mas, hari ini kita jadi ke rumah mama?]

Mata Andhira terbelalak ketika melihat ada balasan dari Argani dalam hitungan detik. Dia sungguh tidak menyangka.

[Ya]

"Sayang, nanti kita akan pergi ke rumah Oma dan Opa," ucap Andhira.

"Oma ... Opa." Arya terlihat senang karena dia akan selalu diajak pergi bermain atau jalan-jalan jika bersama mereka.

"Mbok, masak buat kalian bertiga saja. Takutnya kita makan di rumah mama," ucap Andhira. Biasanya ibu mertua selalu meminta mereka untuk makan bersama.

"Baik, Nyonya."

***

Argani melirik ke arah Andhira yang duduk di sampingnya. Sementara Arya duduk di belakang menggunakan baby car seat. Bocah itu tidak berhenti bernyanyi dengan bahasa alien. Kedua orang tuanya tidak tahu lagu apa yang sedang dinyanyikan olehnya. 

"Papa ... mau bayon meyah!" Arya menunjuk ke luar jendela.

Arga dan Andhira menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Arya. Ada beberapa anak membawa balon, salah satunya balon berwarna merah.

"Arya, mau?" tanya Argani.

"Mau!" jawab Arya dengan semangat.

Argani menepikan mobilnya. Lalu, dia turun untuk membeli balon berwarna merah sesuai dengan kesukaan Arya. Ketika dia sedang antri di antara ibu-ibu dan anaknya, dia melihat ada Selena di sebrang jalan sambil mendorong stroller, bayinya.

Selama ini Argani dan keluarganya tidak mau mengakui anak yang dikandung Selena sebagai anak Andhika. Tetapi, wanita itu masih saja suka berkoar-koar di media sosial kalau bayi itu adalah cucu seorang konglomerat. 

"Sepertinya aku harus melakukan tes DNA untuk membuktikan apa dia bayi Dhika atau bukan," batin Argani.

Rupanya bukan Argani saja yang melihat Selena. Andhira juga melihat keberadaan wanita itu berjalan memasuki sebuah toko khusus perlengkapan bayi.

Berbeda dengan Argani dan keluarganya yang sering melihat postingan anak Selena, Andhira belum pernah melihatnya sama sekali. Karena wanita itu tidak memiliki akun media sosial, sehingga Selena tidak bisa men-tag nama Andhira ketika membuat postingan. 

"Wajah anak Selena mirip siapa, ya? Apa mirip Mas Dhika atau tidak?" batin Andhira. Ada rasa sakit yang tersisa ketika membayangkan anak itu milik mendiang suaminya. Hatinya merasa tidak rela jika Arya memiliki saudara seayah beda ibu.

***

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

haruslah tes DNA biar jelas itu ponakan kamu apa bukan kan😅
bukannya pernikahan argani sm andhira itu digelar secara mewah kok selena masih manggil dhira janda ya

2025-01-28

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

betul itu gani admin tes dna aja biar jelas dan ga penasaran.
klu memang anak andaikan ya mau ga mau arya pu ya saudara

2024-11-13

2

Evy

Evy

Anak Selena tidak bernasab pada Ayahnya walaupun anak itu anak biologis Ayahnya karena anak itu lahir diluar nikah.

2025-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kecelakaan Maut
2 Bab 2. Titah Turun Ranjang
3 Bab 3. Penolakan
4 Bab 4. Menerima Perjodohan
5 Bab 5. Pernikahan Kedua Yang Tak Diinginkan
6 Bab 6
7 Bab 7. Menempati Rumah Baru
8 Bab 8. Dosen Idola Di Kampus
9 Bab 9. Bertemu Dengan Selena
10 Bab 10. Godaan Andhira
11 Bab 11. Kisah Masa Lalu
12 Bab 12. Tanda Merah
13 Bab 13. Gara-Gara Isi Paket
14 Bab 14. Senjata Pusaka
15 Bab 15
16 Bab 16. Bertemu Dengan Keluarga Wiratama
17 Bab 17. Tidur Sekamar
18 Bab 18. Jujur
19 Bab 19. Bertemu Mantan
20 Bab 20. Malu
21 Bab 21. Kisah Masa Lalu
22 Bab 22. Untuk Pertama Kali
23 Bab 23. Pengakuan Argani
24 Bab 24. Bertemu Kembali
25 Bab 25. Akibat Celotehan Arya
26 Bab 26. Gosip Para Lelaki
27 Bab 27. Apa Yang Terjadi?
28 Bab 28. Kisah Masa Lalu (1)
29 Bab 29. Kisah Masa Lalu Andhira (2)
30 Bab 30. Ternyata ....
31 Bab 31. Sedikit Titik Terang
32 Bab 32. Informasi Dari Pak Rangga
33 Bab 33. Cerita Andhira
34 Bab 34. Mendatangi Rumah Masa Lalu
35 Bab 35. Kunci Penting
36 Bab 36. Melakukan Penyusupan
37 Bab 37. Berhasil Menyusup
38 Bab 38. Kenangan Buruk
39 Bab 39. Saling Memberi Ancaman
40 Bab 40. Saputangan Merah
41 Bab 41. Anak Rahasia
42 Bab 42. Mencari Barang Bukti
43 Bab 43. Bukti Yang Tak Terduga
44 Bab 44. Isi Kamera Kodak
45 Bab 45. Pak Bagas
46 Bab 46. Cerita Dari Dokter Pratama
47 Bab 47. Kejahatan Di Masa Lalu
48 Bab 48. Hasil Tes DNA
49 Bab 49. Cerita Adji
50 Bab 50. Penyusupan Gagal
51 Bab 51. Kepergok
52 Bab 52. Konferensi Pers
53 Bab 53. Upaya Untuk Kabur
54 Bab 54. Gagal Kabur
55 Bab 55. Diadili
56 Bab 56. Ancaman Selena
57 Bab 57. Dania
58 Bab 58. Kisah Dania
59 Bab 59. Kejadian di Masa Lalu (Selena-Dania)
60 Bab 60. Andhira Bertemu Dengan Dania-Selena
61 Bab 61. Mendatangi Rumah Andhika
62 Bab 62. Mencari Bukti Peninggalan Andhika
63 Bab 63. Titik Terang
64 Bab 64. Pertemuan
65 Bab 65. Rahasia Yang Terungkap
66 Bab 66. Alena
67 Bab 67. Senjata Pusaka Argani
68 Bab 68. Andhira Melahirkan
69 Bab 69. Keluarga Argani
70 Novel Baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kecelakaan Maut
2
Bab 2. Titah Turun Ranjang
3
Bab 3. Penolakan
4
Bab 4. Menerima Perjodohan
5
Bab 5. Pernikahan Kedua Yang Tak Diinginkan
6
Bab 6
7
Bab 7. Menempati Rumah Baru
8
Bab 8. Dosen Idola Di Kampus
9
Bab 9. Bertemu Dengan Selena
10
Bab 10. Godaan Andhira
11
Bab 11. Kisah Masa Lalu
12
Bab 12. Tanda Merah
13
Bab 13. Gara-Gara Isi Paket
14
Bab 14. Senjata Pusaka
15
Bab 15
16
Bab 16. Bertemu Dengan Keluarga Wiratama
17
Bab 17. Tidur Sekamar
18
Bab 18. Jujur
19
Bab 19. Bertemu Mantan
20
Bab 20. Malu
21
Bab 21. Kisah Masa Lalu
22
Bab 22. Untuk Pertama Kali
23
Bab 23. Pengakuan Argani
24
Bab 24. Bertemu Kembali
25
Bab 25. Akibat Celotehan Arya
26
Bab 26. Gosip Para Lelaki
27
Bab 27. Apa Yang Terjadi?
28
Bab 28. Kisah Masa Lalu (1)
29
Bab 29. Kisah Masa Lalu Andhira (2)
30
Bab 30. Ternyata ....
31
Bab 31. Sedikit Titik Terang
32
Bab 32. Informasi Dari Pak Rangga
33
Bab 33. Cerita Andhira
34
Bab 34. Mendatangi Rumah Masa Lalu
35
Bab 35. Kunci Penting
36
Bab 36. Melakukan Penyusupan
37
Bab 37. Berhasil Menyusup
38
Bab 38. Kenangan Buruk
39
Bab 39. Saling Memberi Ancaman
40
Bab 40. Saputangan Merah
41
Bab 41. Anak Rahasia
42
Bab 42. Mencari Barang Bukti
43
Bab 43. Bukti Yang Tak Terduga
44
Bab 44. Isi Kamera Kodak
45
Bab 45. Pak Bagas
46
Bab 46. Cerita Dari Dokter Pratama
47
Bab 47. Kejahatan Di Masa Lalu
48
Bab 48. Hasil Tes DNA
49
Bab 49. Cerita Adji
50
Bab 50. Penyusupan Gagal
51
Bab 51. Kepergok
52
Bab 52. Konferensi Pers
53
Bab 53. Upaya Untuk Kabur
54
Bab 54. Gagal Kabur
55
Bab 55. Diadili
56
Bab 56. Ancaman Selena
57
Bab 57. Dania
58
Bab 58. Kisah Dania
59
Bab 59. Kejadian di Masa Lalu (Selena-Dania)
60
Bab 60. Andhira Bertemu Dengan Dania-Selena
61
Bab 61. Mendatangi Rumah Andhika
62
Bab 62. Mencari Bukti Peninggalan Andhika
63
Bab 63. Titik Terang
64
Bab 64. Pertemuan
65
Bab 65. Rahasia Yang Terungkap
66
Bab 66. Alena
67
Bab 67. Senjata Pusaka Argani
68
Bab 68. Andhira Melahirkan
69
Bab 69. Keluarga Argani
70
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!