Bab 20. Malu

Bab 20

Argani menatap Andhira. Dia suka dengan istrinya yang selalu berpikir positif, walau terkadang ini juga yang sering menjadi kelemahan dirinya.

"Ada hal yang lebih serius dari itu," kata Argani. 

Belum juga Andhira membuka mulutnya, suara rengekan Arya terdengar. Bocah itu merasa haus ingin minum, bukan ASI melainkan air putih. Mau nggak mau Andhira pergi ke lantai bawah.

Ketika wanita itu kembali ke kamar, Arya dan Argani malah tertidur pulas sambil berpeluang. Bocah itu tidur di atas perut sang ayah.

Andhira hanya tersenyum geli melihat putra dan suaminya. Dia pun ikut membaringkan tubuhnya di samping mereka.

***

Pagi-pagi Arya mengamuk ingin ikut Argani ke kantor. Anak itu memegang erat leher ayahnya sambil menangis, sementara Andhira harus pergi ke kampus karena ada jadwal kelas pagi.

"Biar Arya aku bawa ke kantor, nanti kamu pulang kuliah langsung ke kantor," kata Argani.

"Tapi, Mas ...."

"Tidak apa-apa. Arya itu anaknya anteng dan penurut. Aku akan bawa beberapa mainan agar dia tidak merasa bosan."

Argani tidak lupa membawa gendongan bayi untuk memudahkan dia jika anaknya minta digendongnya. Terkadang Arya itu suka berlarian, tapi jika sudah datang manjanya dia akan minta digendong.

Seharian itu Andhira merasa tidak tenang karena takut Arya malah mengganggu pekerjaan Argani. Dia setiap satu jam sekali akan menghubungi sang suami dan menanyakan keadaan putranya.

Begitu selesai jam mata kuliah, Andhira berlari di koridor. Lagi-lagi dia melihat ada Selena berjalan memasuki ruang kerja Dimas. Namun, dia tidak menghiraukan hal itu, karena baginya Arya lebih penting.

"Sebenarnya mereka ada hubungan apa, ya?" batin Andhira.

Dalam perjalanan menuju ke kantor Argani, Andhira bertemu dengan Liana ketika di pemberhentian lampu merah. Keduanya saling beradu tatap, tetapi tidak ada keinginan untuk menyapa.

Andhira merasa cemburu, karena dia melihat Liana memiliki wajah yang cantik dan juga memakai barang mewah. Dia merasa kalah saing dengannya.

"Sudah berapa lama kalian menikah?" tanya Liana pertama kali.

"Cukup lama," jawab Andhira.

"Apa ketika Arga menikah denganmu dia sudah normal kembali?" tanya wanita yang memakai baju dari desainer terkenal di dunia.

"Normal kembali?" batin Andhira tidak paham.

"Maksud kamu, apa?" tanya Andhira balik.

"Apa Arga tidak bilang kalau dia itu impooten, gara-gara kecelakaan dahulu," jawab Liana.

Bagaikan terkena sambaran petir di tengah-tengah keramaian jalan ibu kota, Andhira terdiam mematung. Tidak terlintas sedikit pun dalam pikirannya tentang ini.

Dahulu ketika mereka baru menikah Argani memang membuat perjanjian dengannya. Salah satu poin adalah mereka tidak akan melakukan kewajiban dan menuntut hak untuk urusan ranjang atau kebutuhan biologisnya.

Masih banyak yang ingin ditanyakan kepada Liana perkara perceraian dahulu dengan Argani, tetapi lampu sudah berganti hijau. Dia pun segera melajukan kendaraannya menuju kantor sang suami.

Roy senyam-senyum melihat Argani memberikan penjelasan tentang perencanaan pembangunan gedung hotel terbaru di depan para karyawannya, sambil menggendong Arya. Laki-laki itu terlihat hot Daddy di mata mereka.

Arya lagi dalam mode merajuk. Papa Anwar menawarkan diri untuk menggendong dirinya pun tidak mau. Jadinya, ke mana-mana Argani menggendong anak itu.

"Papa, mimik," ucap Arya dan itu membuat Argani yang sedang menjelaskan tentang perencanaan itu membelalakkan mata. Dia tahu maksud "mimik" dari ucapan Arya. Sementara yang lainnya tersentak, takut Arya mengamuk.

"Aduh, gawat! Mana Andhira belum datang lagi," batin Argani.

Sebenarnya Arya hanya ngomong saja. Karena merasa bosan. Biasanya jika dia bilang mimik, maka ibunya akan datang.

"Papa mimik mama," ucap Arya dengan nada seperti bernyanyi lantang dan membuat orang-orang yang hadir di ruangan itu menahan tawa.

Berbeda dengan Argani yang kini wajahnya merah padam. Dia bisa melihat wajah-wajah bawahnya yang sudah berpikir yang tidak-tidak.

"Papa mimik mama!" kata Arya bernyanyi lagi. "Dua."

Roy tidak bisa menahan tawanya, sampai terdengar cekikikan. Diikuti oleh anak buahnya yang lain. Tentu saja Argani nanti akan memberikan sedikit hadiah kepada mereka yang sudah berani menertawakan dirinya.

"Awas kalian, ya!" batin Argani.

"Pantas saja sekarang Pak Gani terlihat lebih ceria dan semangat karena mimik mama," bisik salah seorang pegawai kepada rekan kerjanya.

Andhira sudah sampai ke kantor. Ketika berpasangan dengan para karyawan, mereka tersenyum lebar. Kemudian, terdengar cekikikan ketika mereka sudah menjauh.

"Ada apa, ya? Kenapa mereka seperti itu?" batin Andhira yang merasa heran. Dia menunggu pintu lift khusus para petinggi.

Begitu pintu lift sebelah samping terbuka, keluar banyak karyawan. Mereka menyapa, lalu tertawa cekikikan lagi. Andhira semakin merasa heran dengan orang-orang di sana.

"Apa ada yang aneh dengan aku?" tanya Andhira di dalam hati.

Argani mempercepat kegiatan rapat hari ini karena Arya yang terus saja menyanyi "dua mimik mama". Sebenarnya salah sendiri, karena dia yang mengajarkan itu kepada Arya tadi. Sekarang dia kena batunya sendiri.

Andhira mengetuk pintu ruang kerja Argani. Begitu dia masuk terlihat Arya sedang asyik duduk dipangkuan ayahnya.

"Mama!" Arya berteriak girang ketika melihat Andhira.

Arya tidak minta mimik atau minta digendong oleh Andhira. Dia anteng saja dipangkuan Argani. 

"Mas, apa ada yang aneh dengan penampilanku hari ini?" tanya Andhira.

Argani memerhatikan istrinya dari atas ke bawah, lalu kembali ke atas. Tidak ada yang aneh, justru terlihat semakin cantik dan seksi. Apalagi kemeja pink baby yang dia kenakan hari ini menambah manis seperti seorang gadis remaja.

"Cantik," jawab Argani pelan.

"Apa, Mas?" Andhira takut salah dengar.

"E, maksud aku tidak ada yang aneh dengan penampilan kamu," kata Argani.

"Lalu, kenapa orang-orang tertawa ketika melihat aku, ya?" Andhira masih merasa heran.

Mata Argani membulat. Dia yakin akan memberikan "hadiah spesial" kepada orang itu. 

"Mungkin itu hanya perasaan kamu saja," tukas laki-laki yang memakai kemeja biru navy.

Andhira pun tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Dia teringat pembicaraan dengan Liana ketika di lampu merah, tadi.

"Mas, tadi aku bertemu dengan Mbak Liana di jalan," ucap Andhira dengan tatapan mengarah kepada Argani.

Kedua alis Argani mengkerut mendengar ucapan istrinya. Dia penasaran apa yang terjadi kepada mereka.

"Apa yang terjadi?" 

"Dia mengatakan sesuatu tentang kamu, Mas."

Jantung Argani terasa jatuh dari tempatnya. Dia khawatir kalau Liana memberi tahu Andhira apa yang sudah terjadi kepadanya dahulu. Di dalam hatinya, dia berharap sang istri tidak pernah tahu akan kekurangan dirinya dahulu.

Andhira bisa melihat perubahan ekspresi wajah suaminya. Hal ini menunjukkan kalau Argani sudah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Mbak Liana bilang kalau Mas Gani itu laki-laki impooten, burungnya loyo. Makanya kalian dulu bercerai."

***

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

wkwkwkwk Arya... Arya.... berlagu senandung ya syg "papa mimik mama" sehingga para karyawannya salah paham....
ayuh Argani buktikan tongkat sakti asli kamu tdk loyo sepertimana yg dikatakan Liana mantan istri kamu...🤣🤣🤣🤭🤭🤭

2024-11-21

3

Noor hidayati

Noor hidayati

papa mimik mama dua,malah jadi bumerang buat argani,arya pinter sekali ya,sekali di kasih tahu langsung hapal😂😂😂😂😂😂,kalo sampai pak anwar cerita sama istrinya tentang celotehan arya dijamin ngakak abis

2024-11-21

3

Nar Sih

Nar Sih

duaarr ..kagett pasti nih arghani dgr kata,,yg di ucap kan istri nya ,semagat mas ghani jujur sja lbih baik

2024-11-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kecelakaan Maut
2 Bab 2. Titah Turun Ranjang
3 Bab 3. Penolakan
4 Bab 4. Menerima Perjodohan
5 Bab 5. Pernikahan Kedua Yang Tak Diinginkan
6 Bab 6
7 Bab 7. Menempati Rumah Baru
8 Bab 8. Dosen Idola Di Kampus
9 Bab 9. Bertemu Dengan Selena
10 Bab 10. Godaan Andhira
11 Bab 11. Kisah Masa Lalu
12 Bab 12. Tanda Merah
13 Bab 13. Gara-Gara Isi Paket
14 Bab 14. Senjata Pusaka
15 Bab 15
16 Bab 16. Bertemu Dengan Keluarga Wiratama
17 Bab 17. Tidur Sekamar
18 Bab 18. Jujur
19 Bab 19. Bertemu Mantan
20 Bab 20. Malu
21 Bab 21. Kisah Masa Lalu
22 Bab 22. Untuk Pertama Kali
23 Bab 23. Pengakuan Argani
24 Bab 24. Bertemu Kembali
25 Bab 25. Akibat Celotehan Arya
26 Bab 26. Gosip Para Lelaki
27 Bab 27. Apa Yang Terjadi?
28 Bab 28. Kisah Masa Lalu (1)
29 Bab 29. Kisah Masa Lalu Andhira (2)
30 Bab 30. Ternyata ....
31 Bab 31. Sedikit Titik Terang
32 Bab 32. Informasi Dari Pak Rangga
33 Bab 33. Cerita Andhira
34 Bab 34. Mendatangi Rumah Masa Lalu
35 Bab 35. Kunci Penting
36 Bab 36. Melakukan Penyusupan
37 Bab 37. Berhasil Menyusup
38 Bab 38. Kenangan Buruk
39 Bab 39. Saling Memberi Ancaman
40 Bab 40. Saputangan Merah
41 Bab 41. Anak Rahasia
42 Bab 42. Mencari Barang Bukti
43 Bab 43. Bukti Yang Tak Terduga
44 Bab 44. Isi Kamera Kodak
45 Bab 45. Pak Bagas
46 Bab 46. Cerita Dari Dokter Pratama
47 Bab 47. Kejahatan Di Masa Lalu
48 Bab 48. Hasil Tes DNA
49 Bab 49. Cerita Adji
50 Bab 50. Penyusupan Gagal
51 Bab 51. Kepergok
52 Bab 52. Konferensi Pers
53 Bab 53. Upaya Untuk Kabur
54 Bab 54. Gagal Kabur
55 Bab 55. Diadili
56 Bab 56. Ancaman Selena
57 Bab 57. Dania
58 Bab 58. Kisah Dania
59 Bab 59. Kejadian di Masa Lalu (Selena-Dania)
60 Bab 60. Andhira Bertemu Dengan Dania-Selena
61 Bab 61. Mendatangi Rumah Andhika
62 Bab 62. Mencari Bukti Peninggalan Andhika
63 Bab 63. Titik Terang
64 Bab 64. Pertemuan
65 Bab 65. Rahasia Yang Terungkap
66 Bab 66. Alena
67 Bab 67. Senjata Pusaka Argani
68 Bab 68. Andhira Melahirkan
69 Bab 69. Keluarga Argani
70 Novel Baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Kecelakaan Maut
2
Bab 2. Titah Turun Ranjang
3
Bab 3. Penolakan
4
Bab 4. Menerima Perjodohan
5
Bab 5. Pernikahan Kedua Yang Tak Diinginkan
6
Bab 6
7
Bab 7. Menempati Rumah Baru
8
Bab 8. Dosen Idola Di Kampus
9
Bab 9. Bertemu Dengan Selena
10
Bab 10. Godaan Andhira
11
Bab 11. Kisah Masa Lalu
12
Bab 12. Tanda Merah
13
Bab 13. Gara-Gara Isi Paket
14
Bab 14. Senjata Pusaka
15
Bab 15
16
Bab 16. Bertemu Dengan Keluarga Wiratama
17
Bab 17. Tidur Sekamar
18
Bab 18. Jujur
19
Bab 19. Bertemu Mantan
20
Bab 20. Malu
21
Bab 21. Kisah Masa Lalu
22
Bab 22. Untuk Pertama Kali
23
Bab 23. Pengakuan Argani
24
Bab 24. Bertemu Kembali
25
Bab 25. Akibat Celotehan Arya
26
Bab 26. Gosip Para Lelaki
27
Bab 27. Apa Yang Terjadi?
28
Bab 28. Kisah Masa Lalu (1)
29
Bab 29. Kisah Masa Lalu Andhira (2)
30
Bab 30. Ternyata ....
31
Bab 31. Sedikit Titik Terang
32
Bab 32. Informasi Dari Pak Rangga
33
Bab 33. Cerita Andhira
34
Bab 34. Mendatangi Rumah Masa Lalu
35
Bab 35. Kunci Penting
36
Bab 36. Melakukan Penyusupan
37
Bab 37. Berhasil Menyusup
38
Bab 38. Kenangan Buruk
39
Bab 39. Saling Memberi Ancaman
40
Bab 40. Saputangan Merah
41
Bab 41. Anak Rahasia
42
Bab 42. Mencari Barang Bukti
43
Bab 43. Bukti Yang Tak Terduga
44
Bab 44. Isi Kamera Kodak
45
Bab 45. Pak Bagas
46
Bab 46. Cerita Dari Dokter Pratama
47
Bab 47. Kejahatan Di Masa Lalu
48
Bab 48. Hasil Tes DNA
49
Bab 49. Cerita Adji
50
Bab 50. Penyusupan Gagal
51
Bab 51. Kepergok
52
Bab 52. Konferensi Pers
53
Bab 53. Upaya Untuk Kabur
54
Bab 54. Gagal Kabur
55
Bab 55. Diadili
56
Bab 56. Ancaman Selena
57
Bab 57. Dania
58
Bab 58. Kisah Dania
59
Bab 59. Kejadian di Masa Lalu (Selena-Dania)
60
Bab 60. Andhira Bertemu Dengan Dania-Selena
61
Bab 61. Mendatangi Rumah Andhika
62
Bab 62. Mencari Bukti Peninggalan Andhika
63
Bab 63. Titik Terang
64
Bab 64. Pertemuan
65
Bab 65. Rahasia Yang Terungkap
66
Bab 66. Alena
67
Bab 67. Senjata Pusaka Argani
68
Bab 68. Andhira Melahirkan
69
Bab 69. Keluarga Argani
70
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!