PERTARUNGAN TERAKHIR

Suasana di dalam gua berubah drastis. Aliran udara dingin yang sebelumnya sekadar menambah nuansa menyeramkan kini menjadi angin kencang yang memutar debu dan pecahan batu ke segala arah. Makhluk besar dengan wujud bayangan pekat, yang baru saja muncul dari kegelapan, berdiri kokoh di depan mereka. Mata merahnya bersinar dengan kebencian yang tak terperi, memperlihatkan taring-taring tajam yang mengintimidasi. Suaranya yang berat dan menggema memantul di dinding gua, menghentikan waktu sejenak bagi Nur, Pujo, Ustad Eddy, Tri, dan kepala desa.

"Ini... lebih dari yang kita duga," desah Nur, memegang kameranya erat-erat. Meski berada di situasi berbahaya, nalurinya sebagai kameramen tetap mendikte tangannya untuk merekam.

Pujo mengangkat tangannya, berusaha merasakan energi di sekitar mereka. "Ini bukan makhluk biasa. Dia adalah manifestasi dari semua kekuatan jahat yang selama ini terkumpul di desa ini."

“Pujo!” Tri berseru, suaranya penuh kecemasan. “Apa yang harus kita lakukan?”

“Tidak ada pilihan lain,” jawab Pujo tegas. “Kita harus menghadapinya.”

Makhluk bayangan itu menggeram, suaranya mengguncang setiap batu di sekitar mereka. "Kalian manusia bodoh. Beraninya kalian menghancurkan apa yang tidak kalian mengerti," katanya dengan nada penuh amarah. "Kalian tidak akan pernah bisa mengalahkanku."

Namun, Ustad Eddy melangkah maju, memegang tasbihnya erat-erat. "Kami datang dengan doa. Kekuatanmu tidak bisa menandingi kekuatan dari Yang Maha Kuasa," katanya dengan keyakinan penuh. Ia mulai melafalkan doa-doa dengan lantang, memanggil perlindungan dari kekuatan ilahi.

Suara lantunan doa dari Ustad Eddy perlahan memecah aura menakutkan yang terpancar dari makhluk itu. Angin kencang mulai mereda, meski makhluk bayangan itu masih berdiri dengan gagah. "Kalian tidak akan bisa menghancurkanku hanya dengan kata-kata," makhluk itu kembali berteriak.

Pujo merapatkan kedua tangannya, mencoba mengumpulkan energi yang ada di sekitarnya. "Ini bukan hanya tentang kata-kata. Ini tentang iman dan kemauan untuk melawan." Pujo memejamkan mata, dan entah bagaimana, dia berhasil merasakan aliran energi dari tanah di bawah mereka—energi purba yang selama ini tersembunyi.

“Tri, Nur, bersiaplah!” Pujo berteriak.

Tanpa ragu, Tri merapalkan doa-doa yang ia pelajari selama ini sebagai seorang mediator. Matanya fokus pada makhluk bayangan itu, sementara di dalam dirinya, dia berusaha menyelaraskan dirinya dengan energi spiritual yang ada di sekitar. Nur, meskipun takut, tetap memegang kameranya, berusaha mencari celah di mana cahaya bisa menembus kegelapan itu.

Makhluk bayangan itu tiba-tiba melompat maju, mengangkat tangannya yang besar dan hendak menyerang mereka. Namun, di detik terakhir, cahaya terang muncul dari tasbih Ustad Eddy yang kini memancarkan sinar putih bersih, menghalangi makhluk itu mendekat.

Pujo tidak tinggal diam. Dengan segera, dia menggunakan tongkat supranaturalnya untuk membentuk penghalang energi yang memancarkan sinar lembut, namun kokoh. Makhluk itu mundur beberapa langkah, matanya semakin bersinar merah, menunjukkan rasa frustasi.

“Kalian hanya menunda yang tak terhindarkan,” geramnya.

Nur, yang kini merasa bahwa tugasnya bukan sekadar merekam, melangkah maju dengan keberanian yang baru muncul. "Bagaimana kita bisa menghancurkannya, Pujo?"

Pujo, dengan wajah serius, menatap altar yang sudah retak oleh hantaman batu besar. "Batu itu memang sumber kekuatannya, tapi masih ada satu benda lagi yang menjadi pengikat utama perjanjian ini. Tanpa menghancurkannya, makhluk ini tidak akan pernah bisa dihentikan sepenuhnya."

"Di mana benda itu?" tanya Tri dengan nada cemas.

Kepala desa yang berdiri di pojok ruangan, wajahnya pucat pasi, akhirnya angkat bicara. "Benda itu... berada di dalam altar. Sebuah pecahan kecil yang tersembunyi. Aku tidak pernah bisa menyentuhnya, karena siapapun yang mencoba, akan terkena kutukan."

Mendengar itu, Pujo segera mendekat ke altar, tangannya gemetar sedikit saat dia mencoba merasakan energi yang mengalir di sekitarnya. "Aku bisa merasakannya... sesuatu yang kuat, tersembunyi di dalam."

Makhluk bayangan itu kembali bergerak, kali ini dengan kecepatan yang mengejutkan. Ia mencoba menerobos penghalang yang dibuat Pujo dan Ustad Eddy. “Jangan biarkan dia mendekat!” seru Pujo, berusaha menjaga konsentrasinya saat dia menggali lebih dalam ke altar.

Ustad Eddy memperkuat doanya, sementara Tri berdiri di belakang, tangannya meremas tasbih dengan cemas. Suara-suara aneh mulai terdengar dari sekitar mereka, seperti bisikan dari dunia lain yang berusaha mengalihkan perhatian mereka.

Dengan tangannya yang penuh konsentrasi, Pujo akhirnya menemukan benda itu—sebuah pecahan batu berwarna merah darah, terbungkus energi yang terasa mengerikan. "Ini dia," katanya pelan.

Namun, begitu Pujo menarik pecahan itu keluar, makhluk bayangan itu mengamuk. Suara jeritannya menggema di seluruh gua, membuat batu-batu di sekitarnya mulai runtuh. “Kalian akan membayar ini dengan nyawa kalian!” makhluk itu berteriak penuh amarah.

Pujo tahu bahwa mereka tidak punya banyak waktu. Dia melemparkan pecahan batu itu ke lantai gua dengan sekuat tenaga. Pecahan itu pecah berkeping-keping, dan tiba-tiba, makhluk bayangan itu berhenti bergerak. Tubuhnya mulai gemetar, dan cahaya merah di matanya memudar perlahan.

"Ini... tidak mungkin..." bisik makhluk itu, sebelum akhirnya menghilang menjadi kabut hitam yang perlahan memudar di udara.

Gua itu hening sejenak, hanya tersisa suara napas berat dari mereka yang masih hidup.

"Kita berhasil," kata Ustad Eddy, suaranya pelan namun penuh keyakinan. “Dengan kehendak Tuhan, kita berhasil.”

Pujo terduduk di lantai, kelelahan. "Aku tidak yakin kita bisa bertahan jika itu berlangsung lebih lama. Tapi kita melakukannya."

Nur masih berdiri dengan kameranya, namun matanya berkaca-kaca. "Ini lebih dari sekadar konten YouTube," katanya pelan. "Kita... kita menyelamatkan nyawa banyak orang."

Tri, yang masih terguncang, hanya bisa mengangguk setuju. "Ini bukan hanya tentang penelusuran tempat angker. Ini tentang melindungi dunia kita dari sesuatu yang seharusnya tidak ada di sini."

Kepala desa mendekat, wajahnya penuh rasa terima kasih dan rasa bersalah. "Aku... aku tidak tahu harus berkata apa. Kalian telah melakukan apa yang selama ini tidak bisa kami lakukan. Terima kasih."

Ustad Eddy menepuk bahu kepala desa. "Ini bukan soal siapa yang melakukannya. Yang penting, desa ini sekarang bisa bebas dari kutukan yang sudah terlalu lama menghantui."

Mereka akhirnya keluar dari gua, berjalan menuruni gunung dengan rasa lega dan kelelahan. Kabut yang biasanya pekat di sekitar desa mulai menipis, seolah-olah kekuatan jahat yang selama ini menyelimutinya telah lenyap.

Namun, dalam hati mereka, mereka tahu bahwa ini bukan akhir dari perjalanan mereka. Di Indonesia, masih banyak tempat lain yang menyimpan misteri, kekuatan gaib, dan rahasia yang menunggu untuk diungkap. Nur, Pujo, Ustad Eddy, dan Tri telah membuktikan bahwa mereka bukan sekadar pemburu tempat angker—mereka adalah penjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib.

***

Di malam hari, ketika mereka kembali ke penginapan, Nur melihat kamera yang sudah dipenuhi rekaman dari perjalanan mereka. Saat ia memutar ulang rekaman itu, matanya membelalak. Di akhir video, tepat setelah makhluk bayangan itu menghilang, muncul kilasan bayangan lain—sesuatu yang mereka tidak lihat di gua.

"Kita belum selesai," kata Nur dengan nada penuh ketegangan. "Masih ada sesuatu di luar sana."

Pujo, Ustad Eddy, dan Tri menatapnya dengan serius. Mereka tahu, petualangan mereka baru saja dimulai.

Episodes
1 LANGKAH AWAL
2 PERTANDA DIBALIK BAYANGAN
3 MISI PENCARIAN
4 PENELUSURAN KEBENARAN
5 JEJAK YANG HILANG
6 PINTU MENUJU KEGELAPAN
7 JEJAK DI BALIK BAYANGAN
8 BISIKAN DARI KEGELAPAN
9 KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT
10 RANTAI KEGELAPAN
11 JEJAK DIBALIK BANYANGAN
12 DIAMBANG KEBENARAN
13 KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
14 PERTARUNGAN TERAKHIR
15 JEJAK JEJAK YAN TERTINGGAL
16 MENCARI KEBENARAN DI KEGELAPAN
17 PELINDUNG KEBENARAN
18 KEJAWEN DAN GHOIB
19 PERSIMPANGAN TAKDIR
20 KUNTILANAK MERAH
21 MENGUNGKAP TABIR PESUGIHAN BUTO IJO
22 DI BALIK KEGELAPAN DESA
23 JEJAK SETAN DIBALIK BAYANG
24 RANTAI GELAK DIBALIK SAYAP
25 JEBAKAN DAN KEKUATAN DARI DALAM
26 JEJAK KEGELAPAN YANG LEBIH DALAM
27 KEGELAPAN YANG MENUNGGU DIBAWAH
28 KEBERANIAN DALAM KEGELAPAN
29 DALAM JARING KEGELAPAN
30 KEGELAPAN YANG MENUNGGU
31 BAYANG DIUJUNG JALAN 1
32 BAYANG DIUJUNG JALAN 2
33 BAYANG DIUJUNG JALAN 3
34 SUARA DALAM KEGELAPAN
35 BISIKAN ALAM LAIN
36 MALAM PURNAMA
37 BAYANGAN DIBALIK HUTAN
38 ARTEFAk KUNO
39 PENGUASA KEGELAPAN 1
40 PERTANDA DARI KEGELAPAN
41 BAYANGAN DI BALIK KEGELAPAM
42 KEDATANGAN SOSOK TAK TERDUGA
43 BISIKAN
44 BAYANGAN MASA LALU
45 BAYANGAN DI ATAS ANGIN
46 JEJAK TERSISA
47 PERSIAPAN PERTEMPURAN
48 BAYANGAN DIHUTAN
49 KEMBALI KE DESA
50 PERTANDA YANG TAK TERDUGA
51 PETARUNGAN TERAKHIR
52 WARISAN YANG TERSISA
53 BAYANGAN TERAKHIR
54 DIUJUNG PENANTIAN
55 AMBANG MISTERI
56 PERJALANAN MENUJU KUIL
57 KETENANGAN YANG MENIPU
58 KEMBALI KE HUTAN
59 HARAPAN YANG BARU
60 BENANG MERAH TAKDIR
61 JEJAK YANG TERSISA
Episodes

Updated 61 Episodes

1
LANGKAH AWAL
2
PERTANDA DIBALIK BAYANGAN
3
MISI PENCARIAN
4
PENELUSURAN KEBENARAN
5
JEJAK YANG HILANG
6
PINTU MENUJU KEGELAPAN
7
JEJAK DI BALIK BAYANGAN
8
BISIKAN DARI KEGELAPAN
9
KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT
10
RANTAI KEGELAPAN
11
JEJAK DIBALIK BANYANGAN
12
DIAMBANG KEBENARAN
13
KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
14
PERTARUNGAN TERAKHIR
15
JEJAK JEJAK YAN TERTINGGAL
16
MENCARI KEBENARAN DI KEGELAPAN
17
PELINDUNG KEBENARAN
18
KEJAWEN DAN GHOIB
19
PERSIMPANGAN TAKDIR
20
KUNTILANAK MERAH
21
MENGUNGKAP TABIR PESUGIHAN BUTO IJO
22
DI BALIK KEGELAPAN DESA
23
JEJAK SETAN DIBALIK BAYANG
24
RANTAI GELAK DIBALIK SAYAP
25
JEBAKAN DAN KEKUATAN DARI DALAM
26
JEJAK KEGELAPAN YANG LEBIH DALAM
27
KEGELAPAN YANG MENUNGGU DIBAWAH
28
KEBERANIAN DALAM KEGELAPAN
29
DALAM JARING KEGELAPAN
30
KEGELAPAN YANG MENUNGGU
31
BAYANG DIUJUNG JALAN 1
32
BAYANG DIUJUNG JALAN 2
33
BAYANG DIUJUNG JALAN 3
34
SUARA DALAM KEGELAPAN
35
BISIKAN ALAM LAIN
36
MALAM PURNAMA
37
BAYANGAN DIBALIK HUTAN
38
ARTEFAk KUNO
39
PENGUASA KEGELAPAN 1
40
PERTANDA DARI KEGELAPAN
41
BAYANGAN DI BALIK KEGELAPAM
42
KEDATANGAN SOSOK TAK TERDUGA
43
BISIKAN
44
BAYANGAN MASA LALU
45
BAYANGAN DI ATAS ANGIN
46
JEJAK TERSISA
47
PERSIAPAN PERTEMPURAN
48
BAYANGAN DIHUTAN
49
KEMBALI KE DESA
50
PERTANDA YANG TAK TERDUGA
51
PETARUNGAN TERAKHIR
52
WARISAN YANG TERSISA
53
BAYANGAN TERAKHIR
54
DIUJUNG PENANTIAN
55
AMBANG MISTERI
56
PERJALANAN MENUJU KUIL
57
KETENANGAN YANG MENIPU
58
KEMBALI KE HUTAN
59
HARAPAN YANG BARU
60
BENANG MERAH TAKDIR
61
JEJAK YANG TERSISA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!