RANTAI KEGELAPAN

Di tengah keputusasaan yang memuncak, Nur, Pujo, Ustad Eddy, dan Tri berhadapan dengan sosok hitam besar yang tak berbentuk. Suasana di ruang bawah tanah terasa semakin mencekam, dan makhluk itu seolah menyerap cahaya dan udara di sekitarnya. Suara desisan samar terdengar, mirip bisikan jahat yang berasal dari dimensi lain.

“Kita harus keluar dari sini,” Ustad Eddy berkata dengan nada mendesak, tasbih di tangannya bergetar, tak hanya karena doa yang dilantunkannya, tapi juga karena rasa takut yang berusaha ditepisnya.

Namun, jalan keluar telah tertutup. Sosok hitam itu berdiri di antara mereka dan tangga menuju pintu keluar. Pujo menatap makhluk itu dengan tatapan tajam, merasakan energi jahat yang begitu pekat dari entitas tersebut.

"Ini adalah penjaga. Mereka sudah tahu kita ada di sini," Pujo berbisik, suaranya penuh ketegangan. "Satu-satunya cara adalah menghancurkan sumber kekuatannya, seperti yang Tri bilang. Boneka itu... atau buku ritual ini."

"Bagaimana caranya? Kita bahkan tidak tahu apa yang sedang kita hadapi," jawab Tri, matanya tak lepas dari sosok yang terus mengawasi mereka. Getaran mistis di sekeliling mereka kian menebal, seolah-olah mereka sedang diselimuti oleh kegelapan yang nyata.

Nur dengan cepat memeriksa kameranya yang mati. Layar retak, namun ada satu rekaman singkat sebelum kameranya hancur. Dengan susah payah, ia mengakses rekaman itu. Gambar yang samar menunjukkan sosok hitam yang berkeliaran di sekitar mereka, jauh sebelum mereka menyadarinya. Kamera itu, meskipun rusak, berhasil menangkap sesuatu yang mata mereka tak bisa lihat.

“Sosok ini sudah ada sejak kita masuk ke rumah ini,” Nur mengungkapkan dengan lirih, memperlihatkan rekaman pada yang lain.

“Ini lebih dari sekadar rumah terkutuk,” gumam Ustad Eddy. “Ada sejarah gelap di sini. Bukan hanya tempat ini yang menyimpan rahasia, tapi sesuatu yang lebih besar... lebih jahat.”

Mereka semua saling memandang, kesadaran bahwa mereka telah masuk ke dalam sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan semakin jelas. Namun, tak ada waktu untuk menyesal. Mereka harus bertindak sekarang, atau mereka akan selamanya terperangkap dalam kegelapan yang terus merambat.

“Pujo, apakah kau bisa berinteraksi dengan makhluk ini? Mungkin kita bisa bernegosiasi atau setidaknya mengetahui apa yang mereka inginkan,” tanya Tri, mencoba mencari jalan keluar.

Pujo menggeleng. “Makhluk seperti ini tidak berbicara dengan manusia. Mereka hanya tahu perintah, dan perintahnya jelas: menghalangi kita. Mereka dijaga oleh perjanjian yang jauh lebih tua dari kita. Satu-satunya cara adalah menghancurkan penghubung mereka.”

Mereka semua tahu apa yang harus dilakukan. Boneka kayu yang ditemukan Nur adalah kunci dari semua ini. Itu adalah penghubung antara dunia nyata dan entitas yang menghantui tempat itu. Dengan cepat, Pujo mengeluarkan benda itu dari kantungnya, meletakkannya di lantai. Boneka itu tampak lebih berat dan lebih menakutkan dalam cahaya remang-remang ruang bawah tanah.

“Bagaimana kita menghancurkannya?” Nur bertanya, matanya tak lepas dari boneka yang terasa seakan hidup dan bernafas.

“Sederhana,” jawab Ustad Eddy sambil mengangkat tangannya yang menggenggam tasbih. “Dengan doa. Dengan cahaya.”

Ustad Eddy mulai melantunkan ayat-ayat suci, suaranya menggema di ruang bawah tanah yang sunyi. Semakin lama ia membaca, semakin kuat energi yang terasa di sekitar mereka. Boneka itu mulai bergetar, seakan-akan entitas di dalamnya merasa tersakiti. Getaran itu makin lama makin kuat, hingga akhirnya boneka itu melayang sedikit di atas lantai.

Sosok hitam besar yang menghalangi pintu tiba-tiba mengeluarkan suara geraman keras, mengguncang lantai dan dinding rumah tua itu. Seolah-olah, makhluk itu merasakan ancaman langsung terhadap keberadaannya. Ia bergerak maju, mendekati mereka dengan kecepatan yang tidak alami.

“Cepat, Ustad!” teriak Tri, tubuhnya mulai gemetar karena energi yang begitu kuat.

Namun, sebelum Ustad Eddy bisa menyelesaikan doanya, makhluk hitam itu menyerang dengan kekuatan yang dahsyat. Tiba-tiba, ruangan itu dipenuhi angin kencang, seolah-olah badai kecil tengah terjadi di dalam ruangan yang sempit itu. Barang-barang melayang di udara, dan boneka itu terlempar dari tangan Pujo.

Nur mencoba meraih boneka itu, tetapi angin dan kekuatan tak terlihat mendorongnya kembali. Dia jatuh ke lantai, kameranya terlempar jauh dari jangkauan.

“Pujo, lakukan sesuatu!” Tri berteriak panik, mencoba melindungi dirinya dari puing-puing yang beterbangan.

Pujo memejamkan mata, fokus pada kekuatan batinnya. Dia mulai merapal mantra pelindung, memanggil kekuatan alam untuk menahan serangan makhluk itu. Sedikit demi sedikit, badai di dalam ruangan mulai mereda, meski makhluk hitam itu masih tampak kuat dan marah.

“Kita harus menghancurkan boneka itu sekarang!” Ustad Eddy mendesak, mengambil tasbihnya dan mulai membacakan doa-doa dengan lebih keras.

Nur akhirnya berhasil meraih boneka kayu itu, meski tangannya gemetar. Dia tahu mereka harus bertindak cepat sebelum makhluk itu melancarkan serangan lagi. Tanpa ragu, dia mengangkat boneka itu tinggi-tinggi dan menghantamkannya ke lantai dengan sekuat tenaga.

Terdengar suara retakan keras ketika boneka itu pecah menjadi beberapa bagian. Di saat yang bersamaan, makhluk hitam itu mengeluarkan raungan panjang, seperti suara kemarahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga. Sosok hitam itu mulai memudar, menghilang seperti asap yang tertiup angin.

Seketika, keheningan kembali. Angin yang tadi berhembus kencang kini hilang, dan suasana yang tadinya penuh ketegangan perlahan mereda. Suhu ruangan kembali normal, dan mereka bisa merasakan udara segar masuk ke dalam paru-paru mereka.

Mereka berdiri diam di tempat, masih merasakan getaran dari apa yang baru saja terjadi. Namun, ada satu hal yang pasti: entitas itu sudah pergi. Boneka kayu yang menjadi penghubungnya telah dihancurkan.

“Apakah sudah selesai?” Nur bertanya dengan suara yang masih terdengar sedikit bergetar.

Pujo menggeleng, meskipun ekspresinya tampak lebih tenang. “Belum. Ini baru permulaan. Entitas itu memang pergi, tapi kita belum menemukan akar dari kutukan ini. Boneka itu hanyalah salah satu bagian dari teka-teki yang lebih besar.”

Ustad Eddy mendesah berat, matanya menatap lantai yang kini dipenuhi pecahan boneka. “Kita telah menghancurkan penghubung, tapi kita belum tahu siapa yang menciptakan perjanjian ini. Masih ada banyak misteri yang belum terjawab.”

Tri, yang dari tadi berusaha menenangkan dirinya, akhirnya angkat bicara. “Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah kita meninggalkan tempat ini?”

Pujo menatapnya dengan tajam. “Kita tidak bisa pergi. Belum. Masih ada sesuatu yang bersembunyi di sini. Kita belum selesai.”

Kata-kata Pujo membuat keheningan yang lebih tegang. Mereka semua tahu, meski makhluk itu telah diusir, ada sesuatu yang lebih besar yang menanti mereka di tempat ini. Sejarah gelap desa ini belum sepenuhnya terungkap, dan mereka baru saja menggores permukaan dari misteri yang jauh lebih dalam.

“Kita harus melanjutkan pencarian,” kata Pujo. “Dan kali ini, kita harus lebih berhati-hati.”

Malam itu, mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah tua tersebut, meski rasa takut dan ketidakpastian terus mengintai di balik bayang-bayang. Mereka tahu, bahwa perjalanan ini belum berakhir. Sebaliknya, ini baru saja dimulai.

Dan di luar sana, sesuatu yang lebih besar, lebih jahat, menunggu mereka dalam kegelapan.

Episodes
1 LANGKAH AWAL
2 PERTANDA DIBALIK BAYANGAN
3 MISI PENCARIAN
4 PENELUSURAN KEBENARAN
5 JEJAK YANG HILANG
6 PINTU MENUJU KEGELAPAN
7 JEJAK DI BALIK BAYANGAN
8 BISIKAN DARI KEGELAPAN
9 KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT
10 RANTAI KEGELAPAN
11 JEJAK DIBALIK BANYANGAN
12 DIAMBANG KEBENARAN
13 KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
14 PERTARUNGAN TERAKHIR
15 JEJAK JEJAK YAN TERTINGGAL
16 MENCARI KEBENARAN DI KEGELAPAN
17 PELINDUNG KEBENARAN
18 KEJAWEN DAN GHOIB
19 PERSIMPANGAN TAKDIR
20 KUNTILANAK MERAH
21 MENGUNGKAP TABIR PESUGIHAN BUTO IJO
22 DI BALIK KEGELAPAN DESA
23 JEJAK SETAN DIBALIK BAYANG
24 RANTAI GELAK DIBALIK SAYAP
25 JEBAKAN DAN KEKUATAN DARI DALAM
26 JEJAK KEGELAPAN YANG LEBIH DALAM
27 KEGELAPAN YANG MENUNGGU DIBAWAH
28 KEBERANIAN DALAM KEGELAPAN
29 DALAM JARING KEGELAPAN
30 KEGELAPAN YANG MENUNGGU
31 BAYANG DIUJUNG JALAN 1
32 BAYANG DIUJUNG JALAN 2
33 BAYANG DIUJUNG JALAN 3
34 SUARA DALAM KEGELAPAN
35 BISIKAN ALAM LAIN
36 MALAM PURNAMA
37 BAYANGAN DIBALIK HUTAN
38 ARTEFAk KUNO
39 PENGUASA KEGELAPAN 1
40 PERTANDA DARI KEGELAPAN
41 BAYANGAN DI BALIK KEGELAPAM
42 KEDATANGAN SOSOK TAK TERDUGA
43 BISIKAN
44 BAYANGAN MASA LALU
45 BAYANGAN DI ATAS ANGIN
46 JEJAK TERSISA
47 PERSIAPAN PERTEMPURAN
48 BAYANGAN DIHUTAN
49 KEMBALI KE DESA
50 PERTANDA YANG TAK TERDUGA
51 PETARUNGAN TERAKHIR
52 WARISAN YANG TERSISA
53 BAYANGAN TERAKHIR
54 DIUJUNG PENANTIAN
55 AMBANG MISTERI
56 PERJALANAN MENUJU KUIL
57 KETENANGAN YANG MENIPU
58 KEMBALI KE HUTAN
59 HARAPAN YANG BARU
60 BENANG MERAH TAKDIR
61 JEJAK YANG TERSISA
Episodes

Updated 61 Episodes

1
LANGKAH AWAL
2
PERTANDA DIBALIK BAYANGAN
3
MISI PENCARIAN
4
PENELUSURAN KEBENARAN
5
JEJAK YANG HILANG
6
PINTU MENUJU KEGELAPAN
7
JEJAK DI BALIK BAYANGAN
8
BISIKAN DARI KEGELAPAN
9
KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT
10
RANTAI KEGELAPAN
11
JEJAK DIBALIK BANYANGAN
12
DIAMBANG KEBENARAN
13
KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
14
PERTARUNGAN TERAKHIR
15
JEJAK JEJAK YAN TERTINGGAL
16
MENCARI KEBENARAN DI KEGELAPAN
17
PELINDUNG KEBENARAN
18
KEJAWEN DAN GHOIB
19
PERSIMPANGAN TAKDIR
20
KUNTILANAK MERAH
21
MENGUNGKAP TABIR PESUGIHAN BUTO IJO
22
DI BALIK KEGELAPAN DESA
23
JEJAK SETAN DIBALIK BAYANG
24
RANTAI GELAK DIBALIK SAYAP
25
JEBAKAN DAN KEKUATAN DARI DALAM
26
JEJAK KEGELAPAN YANG LEBIH DALAM
27
KEGELAPAN YANG MENUNGGU DIBAWAH
28
KEBERANIAN DALAM KEGELAPAN
29
DALAM JARING KEGELAPAN
30
KEGELAPAN YANG MENUNGGU
31
BAYANG DIUJUNG JALAN 1
32
BAYANG DIUJUNG JALAN 2
33
BAYANG DIUJUNG JALAN 3
34
SUARA DALAM KEGELAPAN
35
BISIKAN ALAM LAIN
36
MALAM PURNAMA
37
BAYANGAN DIBALIK HUTAN
38
ARTEFAk KUNO
39
PENGUASA KEGELAPAN 1
40
PERTANDA DARI KEGELAPAN
41
BAYANGAN DI BALIK KEGELAPAM
42
KEDATANGAN SOSOK TAK TERDUGA
43
BISIKAN
44
BAYANGAN MASA LALU
45
BAYANGAN DI ATAS ANGIN
46
JEJAK TERSISA
47
PERSIAPAN PERTEMPURAN
48
BAYANGAN DIHUTAN
49
KEMBALI KE DESA
50
PERTANDA YANG TAK TERDUGA
51
PETARUNGAN TERAKHIR
52
WARISAN YANG TERSISA
53
BAYANGAN TERAKHIR
54
DIUJUNG PENANTIAN
55
AMBANG MISTERI
56
PERJALANAN MENUJU KUIL
57
KETENANGAN YANG MENIPU
58
KEMBALI KE HUTAN
59
HARAPAN YANG BARU
60
BENANG MERAH TAKDIR
61
JEJAK YANG TERSISA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!