KUNTILANAK MERAH

Malam itu, Nur dan timnya kembali berkumpul di rumah Pak Rudi. Seperti biasa, suasana hangat dan akrab menyelimuti pertemuan mereka, tetapi kali ini ada kegelisahan yang terpatri di wajah mereka. Setelah menghadapi buto ijo dan mendapatkan kekuatan baru, mereka tahu bahwa tantangan berikutnya mungkin akan lebih berat.

“Setelah kita menghadapi makhluk tadi, aku merasa kita harus lebih berhati-hati,” Ustad Eddy memulai pertemuan. “Aku mendengar kabar tentang kuntilanak merah yang mulai muncul di desa sebelah. Dikatakan, kuntilanak ini berbeda dari yang biasa kita kenal. Dia lebih kuat dan lebih berbahaya.”

“Apakah ini ada hubungannya dengan kejadian aneh yang terjadi belakangan ini?” Nur bertanya, merasa sedikit khawatir. “Aku mendengar banyak cerita tentang orang-orang yang hilang di desa itu.”

“Ya,” Pak Rudi menjawab. “Beberapa penduduk desa mengaku melihat sosok perempuan berbaju merah dengan rambut panjang. Mereka bilang dia bisa memanggil angin dan hujan, dan sering muncul di malam hari.”

Tri yang duduk di samping Nur terlihat lebih serius. “Kita harus pergi ke desa itu dan menyelidiki. Jika kuntilanak merah itu benar-benar ada, kita perlu memastikan bahwa dia tidak mengganggu penduduk.”

Mereka sepakat untuk berangkat ke desa itu keesokan harinya. Nur merasa bersemangat sekaligus cemas. Dia tahu bahwa tugas mereka kali ini tidak akan mudah. Mereka harus menghadapi kuntilanak yang memiliki kekuatan lebih besar.

Setelah menyelesaikan pertemuan, Nur tidak bisa tidur nyenyak. Pikiran tentang kuntilanak merah terus menghantuinya. Dalam benaknya, dia membayangkan wajah mengerikan makhluk itu, ditambah dengan legenda-legenda yang beredar tentang kekuatannya. Dia tahu, mereka harus berhati-hati.

Keesokan harinya, setelah sarapan, mereka mempersiapkan diri untuk berangkat. Mereka membawa peralatan yang diperlukan: kamera, alat perekam suara, dan perlengkapan ritual untuk melindungi diri. Setelah semuanya siap, mereka berangkat menuju desa.

Di perjalanan, suasana semakin mencekam. Hujan gerimis membuat jalanan licin dan sepi. Setiap suara dari alam seolah menambah ketegangan. Nur merasakan ada yang tidak beres. Saat mereka semakin dekat dengan desa, awan gelap mulai menggelayuti langit.

Ketika mereka tiba di desa, suasana sepi menyelimuti. Beberapa rumah tampak kosong, dan penduduk yang mereka temui tampak cemas. Seorang bapak tua menghampiri mereka. “Apa yang kalian cari di sini? Lebih baik kalian pergi. Kuntilanak merah sedang berkeliaran.”

“Kami datang untuk membantu,” Nur menjawab dengan tegas. “Kami ingin tahu lebih banyak tentang kuntilanak merah dan apa yang terjadi di sini.”

Bapak tua itu menatap mereka dengan mata penuh rasa takut. “Dia tidak suka dengan orang asing. Banyak yang telah hilang. Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi.”

Dengan tekad yang kuat, Nur dan timnya melanjutkan pencarian. Mereka mulai mengunjungi rumah-rumah penduduk dan mendengarkan cerita-cerita yang beredar. Banyak dari mereka yang bercerita tentang kuntilanak merah, sosok misterius yang tiba-tiba muncul di malam hari dan membuat suara mengerikan.

“Dia datang ketika bulan purnama,” seorang ibu mengungkapkan dengan suara bergetar. “Kami semua merasa ketakutan setiap kali bulan purnama tiba. Beberapa anak hilang dan tidak pernah kembali.”

Setelah mendengar banyak cerita, mereka berencana untuk melakukan ritual di tempat yang disebut sebagai ‘Pohon Penunggu,’ tempat di mana kuntilanak merah sering terlihat. Nur merasa ada sesuatu yang menarik perhatian di sana, seolah energi misterius mengalir dari tempat itu.

Malam tiba, dan mereka mempersiapkan diri untuk ritual. Mereka membawa lilin, bunga, dan makanan sebagai persembahan. Nur memimpin ritual, mencoba menghubungkan diri dengan alam dan meminta perlindungan.

Ketika mereka duduk di bawah pohon besar, Nur mulai membaca mantra yang telah mereka pelajari. Suara angin berdesir di antara dedaunan, dan suasana terasa semakin tegang. Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar, membuat Nur dan timnya terkejut.

Dari kegelapan, sosok perempuan muncul. Dia mengenakan gaun merah yang menawan, dengan rambut panjang yang terurai menutupi wajahnya. Nur bisa merasakan aura kekuatan yang kuat berasal dari sosok itu. “Kalian datang ke tempatku,” kuntilanak merah berkata dengan suara lembut namun menggigit. “Apa yang kalian inginkan?”

“Kami hanya ingin membantu,” Nur menjawab, berusaha mengontrol suaranya yang bergetar. “Kami mendengar banyak cerita tentangmu dan ingin memahami apa yang terjadi di desa ini.”

Kuntilanak merah menatap mereka dengan tatapan tajam. “Banyak yang berusaha membunuhku, tetapi mereka tidak tahu. Aku tidak bersalah. Mereka yang merusak hutan dan mengganggu tempatku yang damai.”

“Maksudmu, kamu bukan makhluk jahat?” Tri bertanya, sedikit skeptis.

“Keberadaan makhluk halus seperti aku sering disalahartikan. Kami hanya ingin hidup dalam damai,” kuntilanak merah menjelaskan. “Tapi jika ada yang berani merusak tempat kami, maka kami akan melindungi diri.”

Nur merasakan ketegangan di udara. “Kami bisa membantumu. Kami ingin agar desa ini aman, dan agar kamu bisa hidup tanpa gangguan.”

Kuntilanak merah terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan kata-kata Nur. “Jika kalian ingin membantuku, kalian harus membuktikannya. Ada makhluk yang lebih jahat daripada aku yang datang ke sini, mengganggu semua makhluk hidup. Hanya jika kalian bisa mengalahkan makhluk itu, aku akan memberi kalian kekuatan untuk melindungi desa ini.”

Nur dan timnya terkejut mendengar pernyataan itu. “Apa yang harus kami lakukan?” Nur bertanya, siap menerima tantangan.

Kuntilanak merah mengarahkan telunjuknya ke arah hutan. “Di dalam hutan ada tempat suci yang kini dijaga oleh makhluk jahat bernama Leak. Dia adalah roh jahat yang bisa mengambil bentuk manusia dan memiliki kekuatan untuk mengendalikan kegelapan. Kalian harus menemukannya dan menghentikannya sebelum dia menghancurkan segalanya.”

“Baiklah, kami akan melakukannya,” Nur menjawab, merasakan semangat baru.

Setelah berbincang lebih lanjut, mereka bersiap untuk menghadapi Leak. Kuntilanak merah memberi mereka petunjuk untuk menemukan jalan menuju tempat suci. “Ingat, kalian tidak hanya berjuang melawan makhluk itu. Kalian juga harus berjuang melawan ketakutan kalian sendiri,” katanya, sebelum menghilang dalam kegelapan.

Mereka melangkah ke dalam hutan, setiap langkah terasa semakin berat. Suara angin yang berdesir seakan memperingatkan mereka tentang bahaya yang akan dihadapi. Nur merasakan ketegangan dan kekhawatiran menyelimuti pikirannya. “Apa yang sebenarnya kami hadapi?” pikirnya. “Apakah kami cukup kuat?”

Setelah berjalan cukup jauh, mereka menemukan sebuah gua yang gelap dan menakutkan. “Ini pasti tempatnya,” Pujo berbisik. “Kita harus masuk.”

Mereka berpegangan tangan, memasuki gua dengan hati-hati. Suasana di dalam gua sangat dingin dan gelap. Setiap langkah membuat suara gema yang menakutkan. Nur bisa merasakan sesuatu yang tidak beres.

“Rasakan energinya,” Ustad Eddy berkata, menghentikan langkah mereka. “Ada sesuatu yang sedang mengawasi kita.”

Mereka saling menatap, saling memberi semangat. Nur mengambil napas dalam-dalam dan melangkah maju. “Kami tidak akan mundur. Kami akan melindungi desa ini.”

Saat mereka semakin dalam ke dalam gua, cahaya samar mulai terlihat. Mereka mengikuti cahaya itu, berharap itu adalah petunjuk menuju tempat Leak berada. Akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan besar di mana cahaya itu bersinar. Di tengah ruangan, mereka melihat sosok Leak, seorang pria bertubuh tinggi dengan mata hitam pekat, dikelilingi energi gelap.

“Siapa yang berani mengganggu tempatku?” Leak menggeram, suaranya menggetarkan dinding gua. “Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi!”

Nur merasakan ketegangan menyelimuti seluruh tubuhnya. “Kami datang untuk menghentikanmu!” dia berteriak, berusaha mengumpulkan keberanian.

Leak tertawa keras. “Kalian tidak akan bisa menghentikanku! Kekuatan kegelapan ada di dalamku!”

Pertarungan dimulai. Leak melancarkan serangan gelapnya, menciptakan bayangan yang menyerang mereka. Nur dan timnya berusaha melawan, menggunakan mantra perlindungan yang telah mereka pelajari. Mereka bersatu, menciptakan perisai energi di depan mereka untuk melindungi diri dari serangan.

“Fokus! Jangan biarkan ketakutan menguasai kita!” Tri berteriak, memberi semangat kepada yang lain.

Mereka berusaha menyerang Leak secara bersamaan, tetapi setiap serangan se

Episodes
1 LANGKAH AWAL
2 PERTANDA DIBALIK BAYANGAN
3 MISI PENCARIAN
4 PENELUSURAN KEBENARAN
5 JEJAK YANG HILANG
6 PINTU MENUJU KEGELAPAN
7 JEJAK DI BALIK BAYANGAN
8 BISIKAN DARI KEGELAPAN
9 KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT
10 RANTAI KEGELAPAN
11 JEJAK DIBALIK BANYANGAN
12 DIAMBANG KEBENARAN
13 KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
14 PERTARUNGAN TERAKHIR
15 JEJAK JEJAK YAN TERTINGGAL
16 MENCARI KEBENARAN DI KEGELAPAN
17 PELINDUNG KEBENARAN
18 KEJAWEN DAN GHOIB
19 PERSIMPANGAN TAKDIR
20 KUNTILANAK MERAH
21 MENGUNGKAP TABIR PESUGIHAN BUTO IJO
22 DI BALIK KEGELAPAN DESA
23 JEJAK SETAN DIBALIK BAYANG
24 RANTAI GELAK DIBALIK SAYAP
25 JEBAKAN DAN KEKUATAN DARI DALAM
26 JEJAK KEGELAPAN YANG LEBIH DALAM
27 KEGELAPAN YANG MENUNGGU DIBAWAH
28 KEBERANIAN DALAM KEGELAPAN
29 DALAM JARING KEGELAPAN
30 KEGELAPAN YANG MENUNGGU
31 BAYANG DIUJUNG JALAN 1
32 BAYANG DIUJUNG JALAN 2
33 BAYANG DIUJUNG JALAN 3
34 SUARA DALAM KEGELAPAN
35 BISIKAN ALAM LAIN
36 MALAM PURNAMA
37 BAYANGAN DIBALIK HUTAN
38 ARTEFAk KUNO
39 PENGUASA KEGELAPAN 1
40 PERTANDA DARI KEGELAPAN
41 BAYANGAN DI BALIK KEGELAPAM
42 KEDATANGAN SOSOK TAK TERDUGA
43 BISIKAN
44 BAYANGAN MASA LALU
45 BAYANGAN DI ATAS ANGIN
46 JEJAK TERSISA
47 PERSIAPAN PERTEMPURAN
48 BAYANGAN DIHUTAN
49 KEMBALI KE DESA
50 PERTANDA YANG TAK TERDUGA
51 PETARUNGAN TERAKHIR
52 WARISAN YANG TERSISA
53 BAYANGAN TERAKHIR
54 DIUJUNG PENANTIAN
55 AMBANG MISTERI
56 PERJALANAN MENUJU KUIL
57 KETENANGAN YANG MENIPU
58 KEMBALI KE HUTAN
59 HARAPAN YANG BARU
60 BENANG MERAH TAKDIR
61 JEJAK YANG TERSISA
Episodes

Updated 61 Episodes

1
LANGKAH AWAL
2
PERTANDA DIBALIK BAYANGAN
3
MISI PENCARIAN
4
PENELUSURAN KEBENARAN
5
JEJAK YANG HILANG
6
PINTU MENUJU KEGELAPAN
7
JEJAK DI BALIK BAYANGAN
8
BISIKAN DARI KEGELAPAN
9
KEHADIRAN YANG TAK TERLIHAT
10
RANTAI KEGELAPAN
11
JEJAK DIBALIK BANYANGAN
12
DIAMBANG KEBENARAN
13
KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
14
PERTARUNGAN TERAKHIR
15
JEJAK JEJAK YAN TERTINGGAL
16
MENCARI KEBENARAN DI KEGELAPAN
17
PELINDUNG KEBENARAN
18
KEJAWEN DAN GHOIB
19
PERSIMPANGAN TAKDIR
20
KUNTILANAK MERAH
21
MENGUNGKAP TABIR PESUGIHAN BUTO IJO
22
DI BALIK KEGELAPAN DESA
23
JEJAK SETAN DIBALIK BAYANG
24
RANTAI GELAK DIBALIK SAYAP
25
JEBAKAN DAN KEKUATAN DARI DALAM
26
JEJAK KEGELAPAN YANG LEBIH DALAM
27
KEGELAPAN YANG MENUNGGU DIBAWAH
28
KEBERANIAN DALAM KEGELAPAN
29
DALAM JARING KEGELAPAN
30
KEGELAPAN YANG MENUNGGU
31
BAYANG DIUJUNG JALAN 1
32
BAYANG DIUJUNG JALAN 2
33
BAYANG DIUJUNG JALAN 3
34
SUARA DALAM KEGELAPAN
35
BISIKAN ALAM LAIN
36
MALAM PURNAMA
37
BAYANGAN DIBALIK HUTAN
38
ARTEFAk KUNO
39
PENGUASA KEGELAPAN 1
40
PERTANDA DARI KEGELAPAN
41
BAYANGAN DI BALIK KEGELAPAM
42
KEDATANGAN SOSOK TAK TERDUGA
43
BISIKAN
44
BAYANGAN MASA LALU
45
BAYANGAN DI ATAS ANGIN
46
JEJAK TERSISA
47
PERSIAPAN PERTEMPURAN
48
BAYANGAN DIHUTAN
49
KEMBALI KE DESA
50
PERTANDA YANG TAK TERDUGA
51
PETARUNGAN TERAKHIR
52
WARISAN YANG TERSISA
53
BAYANGAN TERAKHIR
54
DIUJUNG PENANTIAN
55
AMBANG MISTERI
56
PERJALANAN MENUJU KUIL
57
KETENANGAN YANG MENIPU
58
KEMBALI KE HUTAN
59
HARAPAN YANG BARU
60
BENANG MERAH TAKDIR
61
JEJAK YANG TERSISA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!