Bab 19

Semua orang melihat kearah Zian dan mulai berbisik entah apa yang mereka bicarakan Zian ingin segera pergi tapi semua ucapan angga bagai belati yang menusuknya. Malik yang hendak ingin kelas melihat semua orang  berkerumun segera menghampiri Zian. 

"Zi ada apa, kenapa" tanya malik

Namun yang menjawab angga dia dengan menggebu terus saja meneriaki Zian , keringat dingin mulai mengucur. 

"Kak, lu lebih percaya orang asing ketiban adek lo sendiri, gue heran otak lo disimpen dimana sampai lo bisa nuduh adek lo yang enggak enggak" teriak malik penuh emosi

Sementara Zian hanya diam, merasakan nyeri di dadanya ia segera memegang tangan malik agar pergi dari sana, malik yang melihat keadaan Zian ia mengerti segera membawa Zian ke kelas dan mendudukkan nya, 

"Zi.. Dimana obat lu? " tanya malik khawatir

Zian hanya menunjuk tas sekolah nya, malik segera mengambil obatnya dan memberikan pada Zian. Zian segera meminum obatnya tanpa air, setelahnya ia bernafas lega. 

"Makasih lu uda bantu gue" ucap Zian dengan nafas yang mulai teratur. Rasanya ia ingin memilih mati saja kala sakit di jantung nya terasa nyeri tapi ia tak bisa membuat reno kecewa, mungkin benar kalau ia harus optimis dan berjuang untuk dirinya sendiri. 

"Gue heran kenapa abang lu bisa ngomong gitu, belain si anak pungut" gerutu malik

"Udah jangan omongin lagi gua pusing" ujar Zian menenangkan malik. 

Andre yang masuk ke kelas berusaha untuk. Meminta maaf pada Zian, dan meyakinkan Zian bahwa ia tidak. Bermaksud seperti itu. 

"Lu gak usah  drama disini, lu itu udah dipungut tapi gak tau diri" ucap malik dengan emosi

Andre mengepalkan tangan ia berusaha untuk tidak terpancing emosinya, malik menyuruh nya untuk pergi. Andre berlalu pergi setelah ia menyimpan tas sekolahnya.

Selama pelajaran berlangsung semua berjalan lancar hingga jam istirahat, Zian dan malik pergi ke kantin mereka memesan makan hanya saja Zian harus lebih menjaga pola makanya. 

Andre dan angga tiba di kantin mereka seperti biasa memesan makanan, angga yang melihat Zian dan malik datang menghampirinya. Angga datang dengan menggebrak meja membuat Zian dan malik terperanjat. 

"Lu apa apaan si kak, lu tau kondisi jantung adek lu gak sehat, lu sengaja ya" ujar malik dengan marah

Malik yang melihat Zian diam ia segera memberi air, angga hanya tertawa melihat Zian kesakitan. Andre mencoba Menenangkan angga tapi di hatinya ia merasa puas. 

"Lu gak usah belain pembunuh ini dia emang pantas untuk mati"ucap angga dengan tertawa sinis

Zian mengajak malik untuk pergi, semua orang hanya melihat tanpa ada yang mau melerai. Dan sekarang mereka tau mengapa angga tidak mau mengakui Zian sebagai adiknya. 

" kak, kamu jangan seperti itu pada Zian, jantung Zian lemah, aku takut terjadi apa apa pada Zian, nanti papa bisa marah"

"Kamu gak usah baik baikin dia ndre, dia gak pantes buat dibaikin" ketus angga

Angga pergi terlebih dahulu, andre puas sekali ia sekarang bisa mengunakan angga untuk menyiksa Zian secara perlahan. Zian kamu harus merasakan hal yang aku rasakan. Tak ada orang peduli dan hanya menghakimi. 

maaf ya guys, baru up malam. malam ghini

soalnya sibuk bingit, selamat membaca.

HAPPY READING....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!