PART 5

Sesudah makan, Thalia membersihkan piring bekasnya, dan memindai masakannya ke dalam kulkas. Ia melangkah gontai menuju kamarnya dengan kehampaan yang semakin terasa.

Thalia mengganti pakaiannya dengan piyama lalu menghapus riasan pada wajahnya. Wajah yang tadi terlihat bahagia, kini berubah menjadi sendu dan manik indahnya sayu.

Deras hujan di luar sana menemani kesepiannya. Memutuskan untuk tidur, Thalia merebahkan tubuh lelahnya di atas pembaringan.

Thalia menatap nanar sisinya yang kosong. Ia menggerakkan tangannya, mengusap bantal yang biasa dipakai Andre, kemudian menghirup aroma tubuh suaminya yang tertinggal lalu menutup mata. Tidak terasa, air matanya menetes lagi.

Tepat pukul 23.45 Andre pulang ke rumah. Dengan pelan, pria itu masuk ke dalam kamar. Begitu ia masuk, ia melihat Thalia yang sudah terlelap dibawah selimut mereka. Andre meletakkan jas dan tasnya di atas sofa. Pria itu membuka kemejanya, kemudian bergabung dengan istrinya.

Thalia yang sudah terlelap membuka matanya merasakan tangan kekar Andre, memeluknya dari belakang bahkan pria itu juga menghadiahi kecupan di lehernya.

"Mas," Thalia tersentak kemudian ia berbalik menghadap Andre.

"Kamu belum tidur? Maaf, Mas mengganggu tidurmu." Andre tersenyum lembut seraya mengelus rambut panjang Thalia dengan lembut.

Thalia menepis tangan Andre, membuat Andre mengerutkan dahinya.

"Kamu darimana saja, Mas? " alih-alih menjawab pernyataan Andre, Thalia melayangkan pertanyaan untuk suaminya itu. "Aku coba menghubungi, kenapa kamu tidak menjawab panggilanku? bukan hanya panggilan, bahkan pesan dariku pun kamu abaikan. Kamu tau, Mas? berjam-jam Aku menunggumu sambil menahan lapar hanya sekedar untuk bisa makan malam bersama. Tapi apa? Kamu lagi-lagi mengobral janji, Mas! sebegitu pentingkah pekerjaanmu daripada Aku?! " Ujar Thalia dengan suara bergetar.

"Maaf, Aku lupa memberimu kabar. Tadi Aku diajak Eric dan Neo makan malam bersama setelah kami melakukan pertemuan untuk membicarakan bisnis."

"Lalu kenapa Kamu tidak menerima panggilanku?" desak Thalia.

"Ponselku tidak berbunyi. Jadi, aku tidak tau jika Kamu menghubungiku. " Andre beralasan.

Seperti biasa, Semua kalimat yang diucapkannya barusan, sudah di rencanakan. Bahkan, Andre tidak tau malu meminta sahabatnya Eric dan Neo untuk membantu jika Thalia menanyakan perihal tentangnya.

Melihat kesedihan yang di tampilkan Thalia tidak membuatnya merasa bersalah. Hatinya tidak tersentuh walau sedikitpun.

Di dalam kamar yang temaram dengan intensitas cahaya yang minim, Thalia menelisik wajah Andre, maniknya bergetar dan air matanya menganak sungai.

"Hei, Sayang... Kenapa Kamu menangis?" Andre merangkup pipi Thalia, mengusap air mata Thalia dengan ibu jarinya.

Dan pada akhirnya Thalia tidak bisa membendung lagi kesedihannya. Bagaimanapun, Andre adalah suaminya, sosok pria yang bisa memberikan rasa aman & tempatnya untuk pulang.

Seperti itulah sejatinya sifat wanita. Diciptakan memiliki hati yang lembut, selalu menggunakan perasaan dibanding logika. Begitu juga dengan Thalia. Perasaan yang besar untuk suaminya, membuat pertahanannya lemah.

"Aku membutuhkanmu, Mas." Thalia menjeda kalimatnya untuk membuang napasnya, "Aku merindukan momen-momen seperti dulu, dimana Kamu memprioritaskan Aku dalam hidupmu. Kamu boleh sibuk berkerja, tapi please, luangkan waktumu. Aku sangat kesepian" Thalia akhirnya menumpahkan isi hatinya itu sambil menangis.

"Maafkan Aku. " Andre menarik Thalia untuk masuk ke dalam pelukannya, dan menghujani kecupan di puncak kepala istrinya itu. "Aku berjanji... Aku akan mengurangi kesibukanku."

Thalia mendongakkan wajahnya. "Tolong tepati janjimu, Mas." Lirih Thalia menaruh harapan, jika janji Andre tidak hanya di lisan saja, tapi benar-benar dibuktikan.

"Iya Sayang, Mas janji." Andre mengeratkan pelukannya membuat Thalia merasa nyaman. Keheningan hadir diantara mereka, hanya terdengar napas mereka yang tenang dan saling bersahut-sahutan.

Andre melabuhkan bibirnya di bibir Thalia. Tangannya bergerak turun membuka kancing piyama Thalia. Selanjutnya sepasang suami istri itu melakukan hubungan yang direstui Tuhan.

"Bagaimana jika akhir pekan nanti, kita jalan-jalan, " suara bariton Andre memecah keheningan. Ia menarik lagi selimut tebal untuk menutupi tubuh polos mereka. "Sudah lama bukan kita tidak berkencan?" Lanjut Andre

"Iya Mas," balas Thalia mengangguk dalam pelukan Andre. Tangannya berpindah ke atas pinggang Andre, membalas pelukan Andre yang terasa hangat.

"Apa Kamu sudah makan? " tanya Andre dengan suara yang sangat lembut. Thalia merindukan suara ini, menyukai suara suaminya yang tentu saja disukai oleh Mona.

Thalia mengangkat kepalanya untuk menatap suaminya. "Sudah, Mas." Andre tersenyum samar. "Pagi tadi Aku melakukan tes lagi." Ujar Thalia pelan

"Lalu?" Andre membawa untaian rambut Thalia, ia selipkan di belakang telinga. Memberikan perhatian.

"Hasilnya masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Maafkan Aku ya, Mas. "

Andre mengerutkan keningnya, alisnya saling bertaut. "Hei... kenapa meminta maaf?"

Thalia membuang napas dari mulutnya. "Karena, Aku belum memberikan kamu keturunan." Thalia menunduk, menyembunyikan kesedihannya. Ia mengigit bibir bawahnya, menahan desakan air mata agar tidak tumpah lagi.

Andre mengangkat dagu Thalia, memberi kecupan singkat di bibir tipis Thalia. "Jangan terlalu dipikirkan. Aku pernah mengatakannya, bukan?" Thalia mengangguk lemah. "Waktu kita masih panjang, masih ada waktu untuk kita berusaha."

"Lalu bagaimana dengan Mama, Mas?" inilah yang menjadi kekhawatirannya. Sindiran kerap dilayangkan Ibu mertuanya membuat perasaannya sedih dan terluka.

Thalia bukan seseorang yang sempurna. Ia sudah memaafkan Ibu mertuanya, akan tetapi ia belum bisa sepenuhnya melupakan hinaan-hinaan tersebut.

"Kamu masih kepikiran ucapan Mamah waktu itu?" tebak Andre dan Thalia mengangguk pelan. "Jangan dipikirkan. Oke."

"Bagaimana caranya, Mas?"

"Kamu bisa mengalihkan dengan yang lain. Melakukan banyak kegiatan di luar. kursus, misalnya"

"Ide yang bagus. Aku akan memikirkannya, Mas."

"Good. Sekarang katakan, akhir pekan nanti Kamu ingin kita pergi kemana, hmm?" Andre bertanya. Ia menarik tangan Thalia, memberikan kecupan.

"Bagaimana jika ke pantai, Aku ingin melihat sunset bersamamu, Mas. Sambil bernostalgia." Permintaan yang sederhana. Thalia tidak pernah menuntut liburan dengan pergi jauh. Buat Thalia, dimanapun tempatnya, asal bersama suaminya, Ia sangat senang, karena bagi Thalia kebersamaan adalah yang paling penting.

"Baiklah, kita ke pantai." Mendengar jawaban Andre, Thalia melebarkan senyumannya. "Kita akan menginap semalam."

"Kamu serius, Mas?" tanya Thalia di hinggapi rasa bahagia. Manik coklat indahnya nampak berbinar indah seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah.

"Ya, Sayang. Apa kamu senang?" Andre memainkan jemarinya diatas bibir ranum Thalia.

"Sangat, " Thalia akhirnya bisa tertawa. "Terimakasih Mas." Thalia menenggelamkan wajahnya di dada Andre, pada saat itu juga Andre memikirkan kekasihnya.

Aku harus pintar-pintar membagi waktuku.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

si andre tuh memnag gak punya hatiii

2024-11-11

0

Miyagi Mitsui

Miyagi Mitsui

iblis

2025-02-08

0

⁵

sudah gda cintakah utk Thaliaa?

2024-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PART 79
80 PART 80
81 PART 81
82 PART 82
83 PART 83
84 PART 84
85 PART 85
86 PART 86
87 PART 87
88 PART 88
89 PART 89
90 PART 90
91 PART 91
92 PART 92
93 PART 93
94 PART 94
95 PART 95
96 PART 96
97 PART 97
98 PART 98
99 PART 99
100 PART 100
101 PART 101
102 PART 102
103 PART 103
104 PART 104 END
Episodes

Updated 104 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PART 79
80
PART 80
81
PART 81
82
PART 82
83
PART 83
84
PART 84
85
PART 85
86
PART 86
87
PART 87
88
PART 88
89
PART 89
90
PART 90
91
PART 91
92
PART 92
93
PART 93
94
PART 94
95
PART 95
96
PART 96
97
PART 97
98
PART 98
99
PART 99
100
PART 100
101
PART 101
102
PART 102
103
PART 103
104
PART 104 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!