PART 7

"Ternyata kita mempunyai selera yang sama ya. " Thalia menarik kedua sudut bibirnya, berbanding terbalik dengan Andre juga Mona yang terlihat tegang. Sepasang kekasih itu saling melempar pandang. "Sudah, itu saja. Kamu boleh kembali bekerja." Dan suara Thalia memutuskan kontak mata mereka.

Mona mengangguk, kemudian ia berbalik, mempercepat langkahnya meninggalkan ruangan Andre. Setelah pintu tertutup, Andre menjatuhkan dirinya di sofa. Ia menghembuskan napasnya lega.

"Apa yang kamu bawa sayang?" Andre mengambil paper bag yang dibawa Thalia, kemudian membukanya. "Bekal makan."

"Kamu meninggalkan bekal makan siangmu, Mas." Thalia mendaratkan bokongnya, duduk diatas pangkuan Andre seraya merangkul bahu bidang suaminya.

"Oh ya Tuhan, Mas terburu-buru tadi." Andre menjawab sambil memeluk pinggang Thalia. "Maafkan Mas... Mas benar-benar lupa." Andre meletakkan kembali paper bag di atas meja.

"Tidak masalah. Lupa karena terburu-buru hal yang wajar, yang tidak wajar itu jika Mas melupakan Aku." Thalia tersenyum penuh arti dan jantungnya berdebar sangat cepat ketika berujar tadi.

"Itu tidak akan terjadi, kamu adalah satu-satunya wanita yang Mas cintai selain Mama."

"Gombal." Thalia tertawa rendah. "Bagaimana jika ada wanita yang lebih dari aku? lebih cantik, lebih menarik, dan lebih menggoda?!"

"Tidak ada wanita lain yang bisa menandingimu, Sayang. You are the best woman and perfect wife for me."

Semburat merah alami menghias wajah Thalia. Ia tersenyum lebar memperlihatkan gigi bersihnya. "Oh Ya Tuhan. Suamiku semakin jago menggombal." Mereka tertawa bersama

"Btw, kamu ingin minum?" tawar Andre memainkan untaian rambut lurus Thalia, lalu menggulung di jari telunjuknya.

Thalia menggelengkan kepala. "Tidak Mas, aku hanya sebentar. Setelah ini, aku ingin ke doorsmeer lalu ke rumah Hana. Aku sangat merindukan Bella. Hana mengatakan jika tingkah Bella bertambah menggemaskan. Rasa-rasanya, aku ingin menculiknya."

Andre terkekeh mendengar ucapan istrinya. "Mari kita culik bersama."

"Kita menjadi komplotan?"

"Hmm, ya. Oh ya, mumpung kamu ada disini, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

"Sesuatu apa?"

"Tunggu sebentar. Aku ingin mengambilnya."

Thalia turun dari pangkuan suaminya, ia duduk di sofa sambil melihat Andre yang sedang mendekati meja, kemudian kembali dengan lembaran kertas di tangannya.

"Lihatlah, bagaimana menurutmu hasil desain Mona? " Andre menunjukkan disain kalung yang dibuat Mona.

Thalia mengambil kertas tersebut, dan memperhatikannya. Gambar sebuah kalung dengan ring kecil, di tengah-tengahnya terdapat liontin permata berwarna biru muda serta tepian liontinnya ada permata dalam ukuran kecil yang berbaris mengikuti liontin tersebut.

"Indah," jawab Thalia takjub. "Apa Mas ingin memproduksinya?"

Andre yang sudah menepati sofa, mengangguk. "Iya, sayang. Tapi dalam jumlah yang terbatas. Lalu, ini.. Coba lihat." Andre menunjukkan beberapa gambar jam tangan wanita. "Perusahaan Keith, beberapa hari yang lalu mengajukan kerja sama dan meminta desain untuk produk jam tangan wanita."

Thalia melihat-lihat gambar berbagai model jam tangan. "Nice, apa Mona juga yang mendesainnya?"

"Ya itu benar, Sayang. Selain bisa menghandle pekerjaan, Mona juga bisa menggambar. Ia mengajukan gambar itu, dan begitu aku lihat hasil desainnya, aku sangat yakin jika Mona mempunyai bakat yang sangat bagus."

"Mendengarmu memuji Mona, membuatku cemburu." Rengek Thalia, pura-pura merajuk

Andre terkekeh seraya mencubit hidung mancung istrinya. "Kau lebih dari segalanya."

"Mas, sakit. " Thalia mengusap hidungnya. Keduanya larut dalam tawa. Mendadak mereka terdiam, saling tersenyum dan keduanya memajukan wajah mereka, semakin dekat hingga bibir mereka bertemu bertepatan itu pintu ruangan Andre terbuka.

Andre maupun Thalia tersentak, suami istri itu menyudahi ciuman mereka kemudian menoleh ke arah pintu.

"Ma-maaf," Mona tertunduk.

"Ada apa, Mona?"

Mona mengangkat wajahnya yang datar. "Pak Aldy dan lainnya sudah menunggu anda di ruang rapat, Pak."

"Baiklah, Saya akan segera kesana." Pintu pun di tutup Mona. Thalia bangun seraya mengambil tasnya. "Aku pergi dulu ya, Mas."

"Mas antar sampai lobi." Andre meraih tangan istrinya, turut berdiri.

"Tidak perlu. Mas sudah di tunggu." Thalia berinisiatif merapikan lagi dasi Andre yang sedikit berantakan. "Jangan lupa makan siang dan jangan pulang telat. Oke."

🍂🍂🍂

Thalia memarkirkan mobil begitu kendaraan roda empatnya berhenti di bahu jalan, di depan rumah sahabat kecilnya, Raihana. Ia mengambil kantongan berisi cemilan, dan mainan di jok belakang sebelum ia keluar.

"Thalia! " seru Hana, wanita berhijab merah muda itu menyambut sahabatnya, memeluk erat seolah sudah lama tidak bertemu. "Ayo masuk." Ajak Hana memberi ruang Thalia masuk dan ia menutup pintu.

"Untuk Bella."

Hana menyambut baik pemberian Thalia. "Terimakasih Thalia, kamu repot-repot segala."

"Mulai berlebihan. Aku tidak merasa direpotkan kok." Thalia tersenyum samar. "Dimana keponakan cantikku?" tanya Thalia sambil melangkah beriringan dengan Hana ke ruang keluarga.

"Baru lima belas menit yang lalu dia tertidur. Kamu ingin melihatnya?"

"Boleh, " jawab Thalia bersemangat.

Saat menuju kamar utama, keduanya berpapasan dengan Mbok Siti.

"Mbok Siti sehat ya?" tanya Thalia sangat ramah.

"Alhamdulillah, Mbok sehat."

"Mbok, tolong buatkan 2 gelas jus jeruk, sama potongin cake yang ada di kulkas ya. Tolong, bawa ke kamar saya." Perintah Hana.

"Baik, Nyonya."

Di dalam kamar Hana, Thalia memperhatikan Bella yang sedang tidur sangat pulas. Pipi gadis kecil itu terlihat chubby, dan memerah. Wajahnya sangat cantik, Bella memiliki muka blasteran karena Hana menikah dengan pria berasal Turki. "Putrimu semakin mirip dengan Papanya." Thalia mengusap rambut Bella yang ikal.

"Ya kamu benar, Thalia,"

"Bagaimana kehamilanmu? " tanya Thalia tatapannya berpindah, menatap sahabatnya yang kini sedang berbadan dua. Ia mengusap perut Hana yang mulai membuncit.

"Alhamdulillah, semua baik-baik saja. Tidak ada keluhan sama sekali."

"Syukurlah, aku senang mendengarnya." Thalia tersenyum tulus. "Semoga kamu dan bayimu sehat, aku tidak sabar menantikan si jagoan lahir."

"Aamiin. Apa semua baik-baik saja, Thalia?" tanya Hana.

"Ya, aku baik-baik saja, Hana. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Semua yang terlihat baik-baik saja, belum tentu tidak ada masalah." Ujar Hana tiba-tiba.

Thalia menundukkan wajahnya. Berpangku tangan, ia mencengkram dressnya. Dadanya bergemuruh, merasakan sesak yang entah kapan akan mereda apabila ia teringat dengan apa yang pernah dialaminya. Kehilangan orangtua dalam satu waktu sudah membuatnya terpukul, belum lagi perubahan drastis sikap Ibu mertuanya, ditambah lagi terbatasnya waktu bersama Andre. Thalia merasa sendiri, ia kesepian. Kehidupannya berbeda jauh dengan kehidupan sahabatnya dan alasan ia tidak menceritakan masalahnya, ia tidak ingin membuat Hana mengkhawatirkannya.

Akan tetapi ucapan Hana barusan, meruntuhkan pertahanannya. Thalia pun menitihkan air matanya.

Dengan segera, Hana memeluk Thalia. Ia turut merasakan kesedihan yang disembunyikan sahabatnya. "Berbagilah masalahmu, Thalia. Jangan kamu pendam sendiri. Ada Aku, bukankah kita bersaudara?"

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ

wehh Turki.... kesukaan othor yang ewok2 gini visualnya 🤣🤣

2024-09-09

23

Akhmad Soimun

Akhmad Soimun

iya Thalia suami emang jago ngegomball ,gombalin wanita lain Thalia harusnya kamu mikir kesitu donkkk

2024-11-06

0

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

sahabatnya aja ngerti dan paham

2024-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PART 79
80 PART 80
81 PART 81
82 PART 82
83 PART 83
84 PART 84
85 PART 85
86 PART 86
87 PART 87
88 PART 88
89 PART 89
90 PART 90
91 PART 91
92 PART 92
93 PART 93
94 PART 94
95 PART 95
96 PART 96
97 PART 97
98 PART 98
99 PART 99
100 PART 100
101 PART 101
102 PART 102
103 PART 103
104 PART 104 END
Episodes

Updated 104 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PART 79
80
PART 80
81
PART 81
82
PART 82
83
PART 83
84
PART 84
85
PART 85
86
PART 86
87
PART 87
88
PART 88
89
PART 89
90
PART 90
91
PART 91
92
PART 92
93
PART 93
94
PART 94
95
PART 95
96
PART 96
97
PART 97
98
PART 98
99
PART 99
100
PART 100
101
PART 101
102
PART 102
103
PART 103
104
PART 104 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!