19. Uji rasa sabar.

Bang Hara mengenakan pakaiannya kemudian menutupi tubuh sang istri dengan selimut. Senyumnya mengembang sempurna dan akhirnya terkikik kecil penuh rasa geli mengingat tingkah istri kecilnya.

"Gengsinya sundul langit, sudah kena tembak akhirnya nyerah juga." Gumam Bang Hara.

Tangannya menyambar rokok kemudian segera meninggalkan kamar tidur menuju teras belakang rumahnya.

***

Jam malam sudah terlewati. Senyum tampan masih menghias wajah Bang Hara setiap mengingat bagaimana kebersamaannya dengan Rintis.

Tak lama dering telepon berbunyi. Bang Hara melihat nama pemanggil di seberang sana. Senyumnya mendadak malas.

"Ada apa??? Sekarang jam berapa????" Ucap kesal Bang Hara menanggapi sahabatnya.

"Tolongin aku, brooooo..!!!"

Bang Hara sampai bangkit dari duduknya mendengar suara Bang Satyaki.

...

Bang Hara berkacak pinggang di hadapan Bang Satyaki yang masih menatapnya juga dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Daripada kau menghubungiku yang jarak tinggalnya lebih jauh, kau bisa menghubungi anggotamu untuk membantumu disini..!!!!" Bang Hara tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang terkadang membuatnya naik darah.

"Yang ku ingat hanya kamu." Jawab Bang Satyaki. "Sudahlah, cepat tuang..!!"

Bang Hara segera menuang bensin pada tangki motor Bang Satyaki yang baru saja pulang membeli makan malam yang sudah terlalu malam.

"Ngomong-ngomong Har, bini lu kaga nyari??" Tanya Bang Satyaki.

"Astaghfirullah..!!!!!" Bang Hara menepuk dahinya karena saat berangkat tadi dirinya belum sempat berpamitan pada Rintis. "Aku nggak pamit, Sat. Duuuhh.. bagaimana kalau bini gue bangun."

Bang Hara membuang botol bekas air mineral kemudian bergegas naik ke atas motor dan melaju pulang ke rumah.

:

Benar saja. Sesampainya di rumah, Bang Hara melihat Rintis sudah mondar-mandir menunggunya di teras.

'Mati akuuu, pasti ngamuk dah.'

Bang Hara bergumam sembari menenangkan diri. Entah kenapa rasanya begitu horor menghadapi seorang istri daripada bertemu musuh di medan perang.

Dengan memasang sikap tenang, Bang Hara memarkir motornya di garasi lalu segera menghampiri sang istri.

"Darimana?" Tanya Rintis.

"Bantuin teman." Jawab Bang Hara jujur.

"Mana ada bantu teman di pagi buta. Abang ketemuan sama Mbak Rena ya??????" Tuduh Rintis.

"Abang sungguh bantu teman, Neng."

Rintis tidak lagi menjawabnya, sorot mata tajam penuh kecurigaan begitu kental terasa. Rintis mendekati Bang Hara dan menghirup aroma tubuh suaminya itu.

"Ini bau perempuan."

"Perempuan yang mana?? Abang nggak bertemu perempuan." Jawab Bang Hara.

"Abang kira Titis ini bodoh. Wangi parfum ini, aroma perempuan." Kata Rintis semakin kesal.

"Ya Allah Neng, masa nggak percaya sama Abang??? Sungguh, Abang nggak bertemu dengan perempuan manapun hari ini..!! Ini juga bukan parfum perempuan, ini bau minyak nyong-nyong..!!"

"Berarti dari kemarin.. Abang bertemu siapa saja??"

Bang Hara menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Rasanya mati kutu berhadapan dengan istrinya yang mulai merasa curiga.

'Waahh.. gara-gara si Satyaki nih.'

-_-_-_-_-

Acara kenaikan pangkat sedang berlangsung, begitu pula dengan Bang Hara namun acara yang sejatinya bahagia itu agaknya terasa tidak begitu membahagiakan sebab terlihat Rintis masih sangat kesal pada Bang Hara.

Acara mandi kembang pun terasa dingin karena tidak ada senyum sama sekali dari wajah Rintis.

"Ibu.. ijin, sekarang waktunya potong tumpeng." Kata salah seorang istri anggota senior.

"Iya Bu, sebentar ya..!! Saya sedang tidak enak badan." Jawab Rintis yang sebenarnya sangat malas untuk bertemu wajah lagi dengan Bang Hara.

Setiap melihat wajah Bang Hara, hal yang di lihatnya adalah wajah Rena yang tersenyum bahagia menatap wajah suaminya.

"Baik, Ibu..!!"

//

Bang Hara begitu gelisah karena ternyata sang istri menolak bertemu dengannya. Ia hanya bisa membuang nafas berat.

"Ada apa Bang, acara sudah mau di mulai. Rintis ada dimana?" Tegur Bang Katana.

"Adikmu itu kuat sekali cemburunya. Apapun hal yang nempel sama Abang pasti lah memancing emosinya." Jawab Bang Hara.

"Jadi benar ya kalau Rintis sedang hamil?" Tanya Bang Katana yang rasanya masih tidak percaya kalau dirinya akan memiliki keponakan lagi.

"Alhamdulilah, Ken. Abang mau jadi Ayah."

Tak lama ada panggilan telepon dari Rintis dan Bang Hara pun segera mengangkatnya. "Dalem, sayang..!!"

"Kenapa nggak jemput Titis???? Apa niat mau jemput Mbak Rena?????" Kata Rintis di seberang sana.

"Lailaha illallah..!!!!! Abang jemput sekarang dah."

"Nggak usah, Titis sudah badmood." Tolak Rintis.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

putri

putri

😆

2024-09-10

1

siti muhlihah

siti muhlihah

nah ketar ketir kan kau bang Har 😂

2024-09-09

1

Mika Saja

Mika Saja

😂😂😂😂ada ada aja ini Bumil bocil,bedmood ko minta jemput,, berarti lgsng cabut jemput bang hara,,,,takut tanduknya tambah panjang

2024-09-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Gadis menyebalkan.
2 2. Menangani masalah.
3 3. Ulah si cantik.
4 4. Jalan dari Tuhan.
5 Salam dari Nara.
6 5. Bu Danton menggemaskan.
7 6. Lika liku bersamamu.
8 7. Uang.
9 8. Pindah.
10 9. Pak Danki stress mendadak.
11 10. Ngerjain Bu Danki.
12 11. Sakit.
13 12. Neng Rintis.
14 13. Di bawah ancaman Bu Danki ( 1 )
15 14. Perkara baru.
16 15. Sensitif tingkat tinggi. Hamil??
17 16. Ancaman Danki baru.
18 17. Perang batin.
19 18. Meredakan emosi.
20 19. Uji rasa sabar.
21 20. Pak Danki panik.
22 21. Acara hari ini.
23 22. Sahabat terbaik?
24 23. Jantung tidak tenang.
25 24. Tidak bisa tenang.
26 25. Sebuah rasa terpendam.
27 26. Usaha mendekatimu ( lagi ).
28 27. Mulai dari awal.
29 28. Pak Danki berjuang.
30 29. Baikan.
31 30. Jujur dengan perasaan.
32 31. Tak ada ragu.
33 32. Damai di rasakan.
34 33. Menahan diri.
35 34. Benda rusuh.
36 35. Amarah Pak Danki.
37 36. Persiapan pasar malam.
38 37. Terbawa kagetnya bumil.
39 38. Menuruti bumil.
40 39. Sabar seluas samudra.
41 40. Naik turun perasaan.
42 41. Rindu kamu.
43 42. Gara-gara siluman seribu bibir.
44 43. Tidak sengaja menyakiti.
45 44. Pening.
46 45. Pelajaran berharga.
47 46. Merasa rendah.
48 47. Kaget.
49 48. Luar biasa panik.
50 49. Perjuangan.
51 50. Masa indah bersamamu.
52 51. Bahagia tersirat.
53 Hiatus.
54 52. Cinta mengalahkan segalanya.
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1. Gadis menyebalkan.
2
2. Menangani masalah.
3
3. Ulah si cantik.
4
4. Jalan dari Tuhan.
5
Salam dari Nara.
6
5. Bu Danton menggemaskan.
7
6. Lika liku bersamamu.
8
7. Uang.
9
8. Pindah.
10
9. Pak Danki stress mendadak.
11
10. Ngerjain Bu Danki.
12
11. Sakit.
13
12. Neng Rintis.
14
13. Di bawah ancaman Bu Danki ( 1 )
15
14. Perkara baru.
16
15. Sensitif tingkat tinggi. Hamil??
17
16. Ancaman Danki baru.
18
17. Perang batin.
19
18. Meredakan emosi.
20
19. Uji rasa sabar.
21
20. Pak Danki panik.
22
21. Acara hari ini.
23
22. Sahabat terbaik?
24
23. Jantung tidak tenang.
25
24. Tidak bisa tenang.
26
25. Sebuah rasa terpendam.
27
26. Usaha mendekatimu ( lagi ).
28
27. Mulai dari awal.
29
28. Pak Danki berjuang.
30
29. Baikan.
31
30. Jujur dengan perasaan.
32
31. Tak ada ragu.
33
32. Damai di rasakan.
34
33. Menahan diri.
35
34. Benda rusuh.
36
35. Amarah Pak Danki.
37
36. Persiapan pasar malam.
38
37. Terbawa kagetnya bumil.
39
38. Menuruti bumil.
40
39. Sabar seluas samudra.
41
40. Naik turun perasaan.
42
41. Rindu kamu.
43
42. Gara-gara siluman seribu bibir.
44
43. Tidak sengaja menyakiti.
45
44. Pening.
46
45. Pelajaran berharga.
47
46. Merasa rendah.
48
47. Kaget.
49
48. Luar biasa panik.
50
49. Perjuangan.
51
50. Masa indah bersamamu.
52
51. Bahagia tersirat.
53
Hiatus.
54
52. Cinta mengalahkan segalanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!