6. Lika liku bersamamu.

Rintis gemetar saat melihat sesuatu yang tidak biasa untuk pertama kalinya. Tubuhnya semakin bergetar hebat saat Bang Hara mendekatinya.

"Jangan dekat-dekat..!!" Pinta Rintis tapi matanya tetap tertuju pada satu titik sembari menelan ludah dengan kasar.

"Om Har ajari sesuatu..!!" Ajak Bang Hara kemudian meraih tangan Rintis dan memandu sang istri untuk berkenalan lebih dekat.

...

Rintis mengejang dan merespon setiap sentuhan Bang Hara.

Senyum Bang Hara mengembang pasalnya dirinya sama sekali belum melakukan hal apapun tapi Rintis sudah tak karuan terbawa suasana. Dirinya sendiri bukannya tidak tergoda, hanya saja Bang Hara berusaha mengendalikan perasaan agar nantinya sang istri sendiri yang menginginkan kebersamaan dengan dirinya.

"Suka?" Tanya Bang Hara.

Rintis tidak menjawabnya, gadis itu memalingkan wajahnya.

"Sudah yuk, kembali ke Batalyon..!!" Ajak Bang Hara kemudian bangkit dan akan mengeratkan lagi ikat pinggangnya.

"Om Har pernah begini sama siapa??" Tiba-tiba saja pertanyaan tersebut terlontar begitu saja dari bibir manis seorang Rintis.

"Tidak pernah." Jawab Bang Hara.

"Bohong."

"Kalau pernah memangnya kenapa? Dulu kan saya belum kenal kamu, Neng geulis." Kata Bang Hara.

"Berarti sudah pernah." Wajah Rintis pun terlihat begitu kesal. Ia membalikan badan dan menghadap dinding kamar.

Bang Hara yang paham sinyal bahaya segera ikut merebahkan diri bersama Rintis lalu setengah memeluk gadis itu.

"Kita di ajarkan untuk tidak menguak masa lalu jika hal itu akan menggoyahkan rumah tangga. Setelah menikah kita akan terfokus pada masa depan, bukan masa lalu." Kata Bang Hara.

Rintis mengerti akan hal itu tapi tetap saja hatinya tidak lantas bisa menerimanya. Tak paham apa yang di rasakannya kini, sejak kejadian tadi rasanya begitu kesal membayangkan Bang Hara berduaan dengan perempuan lain.

Tak berbeda dengan Bang Hara. Menjadi guru private bagi sang istri ternyata menjadikan ujian terberat dalam hidupnya. Ia pun tak paham mengapa hatinya menjadi begitu berat dan tidak tega jika sampai ada laki-laki lain yang mendekati sang istri atau bahkan melakukan apa yang ia lakukan tadi. Hal yang belum tentu terjadi namun membayangkannya saja sudah membuatnya begitu sakit hati.

"Neng.. kalau bukan saya yang melakukan hal seperti tadi, hajar saja..!! Kamu tusuk pun tidak apa-apa. Nanti saya yang tanggung jawab..!!" Pesan Bang Hara.

Rintis mengangguk pelan, tak tau apakah gadis itu paham atau tidak.

"Kita ke Batalyon sekarang??" Tanya Bang Hara.

"Nggak, Titis mau tidur disini."

Bang Hara hanya bisa menghela nafas panjang, sebentar lagi ada pembinaan perwira rohani tapi Rintis malah memilih untuk tidur.

"Ayolah, Neng..!! Sebentar saja. Biar surat resmi kita cepat selesai." Bujuk Bang Hara.

"Memangnya kalau tidak selesai, kenapa? Om Har takut??" Tanya Rintis setengah menantang.

"Mulaiiiii...!!!!!"

//

Rena masih terus menangis dan Bang Abri tidak tau bagaimana cara menenangkan gadis itu.

Sungguh Rena tidak ingin berpisah dari Bang Hara. Sudah enam tahun lamanya mereka bersama namun satu kesalahan tidak bisa membuat pria yang di cintainya itu untuk memaafkan dirinya.

"Kira-kira siapa yang membocorkan rahasia kita?? Apa anak wakil panglima itu yang mengatakannya??? Bukankah Papanya dekat dengan Papanya Rena, Bang." Kata Rena masih terus menerka setiap kejadian dari segala arah.

"Kalau di lihat dari cerita tentang tingkah anak bungsu Pak Ratanca, mungkin saja gadis itu yang membuat hubunganmu dan Hara menjadi renggang." Jawab Bang Abri.

Tangis Rena semakin menjadi. Pernikahan yang ia harapkan kini harus kandas karena rumor tentang pernikahan Letnan Hara sudah meluas.

"Sebenarnya ada kejadian apa sampai Bang Hara tiba-tiba saja memutuskan untuk menikah??"

"Yang saya dengar dari sumber terpercaya, katanya Hara memperk*sa putri wakil panglima." Jawab Bang Abri.

"Apaaaa???"

Hati Rena terasa begitu nyeri. Ia merasa di khianati, di duakan dan di kalahkan seorang gadis cilik yang bahkan tidak bisa di bandingkan dengan dirinya yang pintar.

...

"Gusti Ayu Nuha Cahyaning Rintis gadis manis pemilik paras sendu, bibirnya mungil, senyumnya cantik bahkan sangat cantik, tingkahnya unik. Dia berbeda dari kebanyakan gadis yang saya kenal. Dia begitu apa adanya tanpa harus menutupi keburukannya sekalipun. Saya yakin jika seorang pria sudah mengenalnya, maka dirinya pasti akan jatuh hati."

Perwira rohani tersenyum tipis mendengar semua ucap Letnan Hara. Bisa-bisanya Letnan satu itu berucap romantis padahal yang beliau pahami, Letnan Hara begitu dingin dan kaku bahkan tidak pernah terdengar suara sumbang tentang wanita. Sekali lagi, itulah yang beliau ketahui.

"Apakah Mbak Rintis memahami kepribadian Letnan Trihara?" Tanya perwira rohani.

"Paham." Jawab Rintis mantap seakan sungguh memahami kepribadian pria yang sudah menjadi suaminya itu.

Bang Hara sekedar meliriknya saja, sebenarnya terbersit rasa cemas dalam hatinya. Istrinya masih terlalu muda untuk terjun langsung ke dalam 'dunia' yang begitu berat.

"Kaku, galak, dingin, jahat, kejam, beringas..........."

"Huussttt.. masa yang begitu di sebut, Neng..!!" Bisik Bang Hara menegur istri kecilnya.

"Tapi jantan sekaligus lembut, saya suka." Jawab Rintis tak kalah lirih.

Bang Hara yang tadinya terpancing emosi mendadak ternganga. Pipinya memerah kemudian dirinya tersenyum tipis dan menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Benar... Saya juga merasa Letnan Hara seperti itu kecuali jantan dan lembut pada saya..!!" Kata Perwira rohani.

...

Rasa penasaran Rintis masih terasa. Hatinya terus bertanya-tanya tentang jawaban Bang Hara di ruang perwira rohani.

"Om Har, yang tadi kita menghadap perwira rohani.. itu hanya kata-kata atau memang Titis sangat cantik seperti yang Om Har bilang tadi?" Tanya Rintis sembari menyantap makan siangnya.

"Bohong."

"Iihh.. kenapa bohong???????" Protes Rintis terdengar begitu kecewa.

"Ya masa saya harus jujur kalau istri saya bawel, cerewet, banyak tingkah, banyak mau, makannya banyak............."

"Kenapa Om Har mau???????" Pekik Rintis sudah hampir menangis saja rasanya.

"Karena kapan lagi punya istri seperti kamu, yang buat jantung jedag jedug, line tensi ambrol, denyut jantung macet, mata berkunang-kunang............"

Rintis beranjak dari duduknya membawa wajah mendung. "Ya sudah kalau Titis hanya membawa penyakit..!!!"

Bang Hara meraih tangan Rintis. "Kalau sudah berbuat, harus berani bertanggung jawab. Kamu buat saya 'sakit', kamu juga yang harus menyembuhkan..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

putri

putri

ihuuuy🤣🤣 kiw kiw

2024-08-30

1

Mika Saja

Mika Saja

😂😂😂😂😂semua disebut penyakit nya pdhl mah modus habis anak orang dibuat ngambek trs,,gliran nangis binggung 😂😂😂

2024-08-30

4

Salsa Bila

Salsa Bila

bahagia sllu om har & neng titis 🥰🥰

2024-08-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Gadis menyebalkan.
2 2. Menangani masalah.
3 3. Ulah si cantik.
4 4. Jalan dari Tuhan.
5 Salam dari Nara.
6 5. Bu Danton menggemaskan.
7 6. Lika liku bersamamu.
8 7. Uang.
9 8. Pindah.
10 9. Pak Danki stress mendadak.
11 10. Ngerjain Bu Danki.
12 11. Sakit.
13 12. Neng Rintis.
14 13. Di bawah ancaman Bu Danki ( 1 )
15 14. Perkara baru.
16 15. Sensitif tingkat tinggi. Hamil??
17 16. Ancaman Danki baru.
18 17. Perang batin.
19 18. Meredakan emosi.
20 19. Uji rasa sabar.
21 20. Pak Danki panik.
22 21. Acara hari ini.
23 22. Sahabat terbaik?
24 23. Jantung tidak tenang.
25 24. Tidak bisa tenang.
26 25. Sebuah rasa terpendam.
27 26. Usaha mendekatimu ( lagi ).
28 27. Mulai dari awal.
29 28. Pak Danki berjuang.
30 29. Baikan.
31 30. Jujur dengan perasaan.
32 31. Tak ada ragu.
33 32. Damai di rasakan.
34 33. Menahan diri.
35 34. Benda rusuh.
36 35. Amarah Pak Danki.
37 36. Persiapan pasar malam.
38 37. Terbawa kagetnya bumil.
39 38. Menuruti bumil.
40 39. Sabar seluas samudra.
41 40. Naik turun perasaan.
42 41. Rindu kamu.
43 42. Gara-gara siluman seribu bibir.
44 43. Tidak sengaja menyakiti.
45 44. Pening.
46 45. Pelajaran berharga.
47 46. Merasa rendah.
48 47. Kaget.
49 48. Luar biasa panik.
50 49. Perjuangan.
51 50. Masa indah bersamamu.
52 51. Bahagia tersirat.
53 Hiatus.
54 52. Cinta mengalahkan segalanya.
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1. Gadis menyebalkan.
2
2. Menangani masalah.
3
3. Ulah si cantik.
4
4. Jalan dari Tuhan.
5
Salam dari Nara.
6
5. Bu Danton menggemaskan.
7
6. Lika liku bersamamu.
8
7. Uang.
9
8. Pindah.
10
9. Pak Danki stress mendadak.
11
10. Ngerjain Bu Danki.
12
11. Sakit.
13
12. Neng Rintis.
14
13. Di bawah ancaman Bu Danki ( 1 )
15
14. Perkara baru.
16
15. Sensitif tingkat tinggi. Hamil??
17
16. Ancaman Danki baru.
18
17. Perang batin.
19
18. Meredakan emosi.
20
19. Uji rasa sabar.
21
20. Pak Danki panik.
22
21. Acara hari ini.
23
22. Sahabat terbaik?
24
23. Jantung tidak tenang.
25
24. Tidak bisa tenang.
26
25. Sebuah rasa terpendam.
27
26. Usaha mendekatimu ( lagi ).
28
27. Mulai dari awal.
29
28. Pak Danki berjuang.
30
29. Baikan.
31
30. Jujur dengan perasaan.
32
31. Tak ada ragu.
33
32. Damai di rasakan.
34
33. Menahan diri.
35
34. Benda rusuh.
36
35. Amarah Pak Danki.
37
36. Persiapan pasar malam.
38
37. Terbawa kagetnya bumil.
39
38. Menuruti bumil.
40
39. Sabar seluas samudra.
41
40. Naik turun perasaan.
42
41. Rindu kamu.
43
42. Gara-gara siluman seribu bibir.
44
43. Tidak sengaja menyakiti.
45
44. Pening.
46
45. Pelajaran berharga.
47
46. Merasa rendah.
48
47. Kaget.
49
48. Luar biasa panik.
50
49. Perjuangan.
51
50. Masa indah bersamamu.
52
51. Bahagia tersirat.
53
Hiatus.
54
52. Cinta mengalahkan segalanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!