2. Menangani masalah.

Bang Abri menguarkan asap rokoknya ke segala arah. Kedua bola matanya memerah menahan kesedihannya. Sungguh hatinya benar-benar sesak. Ia tak sanggup membayangkan kekasihnya memadu cinta dengan pria lain.

Tiada siapapun di bagian belakang rumah panglima hingga dirinya bebas meluapkan perasaan dan menangis sesenggukan.

Di saat hatinya sedang goncang, ia mendengar suara tangis yang sama namun suara ini terdengar lebih pilu. Bang Abri segera mencari sumber suara tersebut.

"Rena??"

Rena menoleh menatap Bang Abri sekilas kemudian kembali fokus pada tangisnya.

"Apa sebegitu sulitnya menjaga satu wanita?? Mbak Karin itu pacarnya Bang Abri, kan???"

"Saya juga tidak tau kenapa bisa jadi seperti ini, Ren." Jawab Bang Abri.

"Rena nggak mau punya ibu seperti Mbak Karin..!!! Nggak sudi..!!!! Mbak Karin itu jahat, pernah godain pacarnya Rena." Oceh Rena tidak terima.

Tiba-tiba saja perasaan Bang Abri menjadi campur aduk tak karuan. Dirinya bahkan tidak tau kalau Karin pernah bersama sahabatnya, Hara.

"Pokoknya Rena harus balas kelakuan Mbak Karin..!!"

"Ayo, Abang bantu..!!"

***

"Cepat makannya, dek..!!! Mama sudah telat masuk kerja..!!" Kata Mama Ghiza karena putrinya ogah-ogahan untuk sarapan pagi padahal hari ini sang putri harus melaksanakan kegiatan cap tiga jari di sekolah.

"Titis berangkat sama Bang Rei saja."

"Abang sibuk, ada pertemuan sebentar lagi..!!" Jawab Bang Rei.

"Kalau begitu sama Papa."

"Papa ada undangan demam berdarah di kecamatan." Kata Papa Ratanca.

"Titis sama siapa donk, Pa."

"Sama Bang Har saja ya..!!" Saran Papa Ratanca.

"Nggak mau..!! Papa tau nggak, sepertinya Om Har itu naksir sama Titis lho Pa." Ucap Rintis penuh percaya diri.

"Memangnya apa yang patut di taksir dari kamu dek..!! Yang benar saja? Hara pasti juga sudah punya calon istri." Kata Papa Ratanca.

"Papa meremehkan Titis nih, begini juga.. Titis ini juara satu putri kecantikan di kabupaten." Jawab Rintis dengan bangganya.

"Itu mah pasti jurinya mabok lem." Sambar Bang Rei.

Rintis cemberut dan melipat kedua tangannya di depan dada. Ia memalingkan wajahnya dari Bang Rei lalu bersandar di lengan Papanya.

"Paa.. carikan Titis pacar donk..!!" Pinta Rintis.

"Sekolah dulu, jangan pikir pacaran. Kamu masih kecil. Laki-laki jaman sekarang tuh bahaya, dek. Jangan sembarangan dekat laki-laki tanpa sepengetahuan Papa..!! Awas kamu ya..!!" Ancam Papa Ratanca.

Bang Rei menghabiskan suapan terakhirnya. "Lagian siapa juga yang sudah hilang akal mau sama kamu dek. Kriteria cewek seumuran Abang sudah lumayan tinggi. Minimal body goal, kamu mah dada saja nggak punya."

"Reiiii.. kamu ini..!!" Bentak sang Papa, bisa-bisanya putranya itu sembarang bicara di hadapan putri kecilnya.

Bang Rei paham, masa lalu sang Papa agaknya membuat bapak dengan empat anak itu merasa begitu resah.

"Piiiss Paaa.." Bang Rei nyengir sendiri melihat Papanya melotot.

Jelas saja Papa Ratanca tidak bisa berbuat banyak, sebab putranya memang sudah matang jika menginginkan seorang wanita untuk di ajak berumah tangga.

...

Pagi ini mau tidak mau Rintis pergi berangkat sekolah bersama Bang Hara dan juga Prada Putra sebagai mudi nya.

"Nanti Rintis pulang sendiri, mau jalan-jalan sama teman." Kata Rintis.

"Sudah bilang bapak?" Tanya Bang Hara.

"Nggak perlu, Rintis sudah dewasa. Banyak yang harus di selesaikan..!!" Jawab Rintis dengan ucapnya yang memang sok dewasa.

"Biar saya kawal..!!"

"Rintis bilang nggak perlu. Kenapa sih Om Har ribet sekali, mau tau saja urusan wanita dewasa." Oceh Rintis.

"Atasan saya adalah Pak Ratanca. Bapak meminta saya untuk mengawal Mbak Rintis, jadi saya akan melaksanakan perintah Bapak semampu saya." Kata Bang Hara tenang namun tidak dengan wajahnya yang terlihat kaku dengan sikap dinginnya. "Ngomong-ngomong, saya butuh tau kegiatan wanita dewasa seperti apa yang Mbak Rintis maksud."

"Itu rahasia." Jawab Rintis masih bersikeras.

"Kalau begitu, nanti siang kita langsung pulang saja..!!"

...

Siang hari, Bang Hara menangkap basah Rintis yang hendak kabur dengan memanjat pagar dinding sekolah.

Tak perlu banyak suara, Bang Hara mengambil sebuah batu kecil lalu menyentilnya hingga tepat mengenai pan*at Rintis.

"Aawwhh.." pekiknya hingga kemudian Rintis melepas pegangannya pada dinding pembatas sekolah dan jatuh di atas rerumputan tinggi yang belum sempat terpangkas.

bruugghh..

"Rintiiiiiss..!!!" Latifah, kawan rintis sampai sampai menjerit ketakutan melihat situasi buruk ini.

Dengan langkah santai, Bang Hara menarik kerah pakaian Rintis kemudian mengangkat Rintis ke atas bahunya dan memanggulnya.

"Turunkan..!!! Turunkan..!!! Jangan sembarangan bawa orang atau Om akan Rintis laporkan sama Papa..!!" Ancam Rintis.

Tak ada jawaban ataupun suara dari Bang Hara. Ia tetap memanggul Rintis sembari merokok dengan santainya.

"Sungguh laki-laki yang menyusahkan. Bisa-bisanya Tuhan pertemukan aku dengan laki-laki merepotkan macam ini." Pekik Rintis.

"Buka pintunya, Put..!!" Perintah Bang Hara pada Prada Putra.

Prada Putra segera membuka pintu mobil. Terlihat Bang Hara langsung membanting tubuh Rintis yang meronta-ronta kemudian mengikat tangan serta kakinya yang hendak kabur lalu menutup mulut Rintis dengan plester.

ploooookk..

"Kurang ajar kau ya..!!" Teriak Latifah.

"Astagaaa.. Ifaaa.. kau jangan ikut campur..!!!" Prada Putra begitu panik melihat Latifah melempar sepatu di kepala Bang Hara. Untung saja Dantonnya itu tidak menanggapi ulah Latifah.

"Hajaar Bang..!! hajaar..!!!" Pinta Latifah. "Abang nggak berani lawan dia?? Abang kan tentara..!!!"

"Ifaaaa.. diaaam.. Ya Allah..!!" Prada Putra kelabakan menutup mulut Latifah yang terus saja mengoceh.

"Masuk, Put..!!" Ajak Bang Hara.

Prada Putra pun segera meninggalkan Latifah setelah mengusap kening gadis itu sekilas.

"Rintiiiss, tenang..!! Aku pasti bantu balaskan dendam mu..!!" Teriak Latifah mantap sembari melihat ponselnya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Murni Zain

Murni Zain

Waduhh... kelakuan Rintis seperti mam Ghiza.

2024-08-29

1

Nabil abshor

Nabil abshor

🤣🤣🤣🤣 hajaaar pah latipah,,,,,, emang kurang ajar itu orang,,,, main tali²nan ajaa,,,,

2024-08-29

2

Nabil abshor

Nabil abshor

kayak nama mantan iiih,,,, 😅😅😅👏

2024-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Gadis menyebalkan.
2 2. Menangani masalah.
3 3. Ulah si cantik.
4 4. Jalan dari Tuhan.
5 Salam dari Nara.
6 5. Bu Danton menggemaskan.
7 6. Lika liku bersamamu.
8 7. Uang.
9 8. Pindah.
10 9. Pak Danki stress mendadak.
11 10. Ngerjain Bu Danki.
12 11. Sakit.
13 12. Neng Rintis.
14 13. Di bawah ancaman Bu Danki ( 1 )
15 14. Perkara baru.
16 15. Sensitif tingkat tinggi. Hamil??
17 16. Ancaman Danki baru.
18 17. Perang batin.
19 18. Meredakan emosi.
20 19. Uji rasa sabar.
21 20. Pak Danki panik.
22 21. Acara hari ini.
23 22. Sahabat terbaik?
24 23. Jantung tidak tenang.
25 24. Tidak bisa tenang.
26 25. Sebuah rasa terpendam.
27 26. Usaha mendekatimu ( lagi ).
28 27. Mulai dari awal.
29 28. Pak Danki berjuang.
30 29. Baikan.
31 30. Jujur dengan perasaan.
32 31. Tak ada ragu.
33 32. Damai di rasakan.
34 33. Menahan diri.
35 34. Benda rusuh.
36 35. Amarah Pak Danki.
37 36. Persiapan pasar malam.
38 37. Terbawa kagetnya bumil.
39 38. Menuruti bumil.
40 39. Sabar seluas samudra.
41 40. Naik turun perasaan.
42 41. Rindu kamu.
43 42. Gara-gara siluman seribu bibir.
44 43. Tidak sengaja menyakiti.
45 44. Pening.
46 45. Pelajaran berharga.
47 46. Merasa rendah.
48 47. Kaget.
49 48. Luar biasa panik.
50 49. Perjuangan.
51 50. Masa indah bersamamu.
52 51. Bahagia tersirat.
53 Hiatus.
54 52. Cinta mengalahkan segalanya.
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1. Gadis menyebalkan.
2
2. Menangani masalah.
3
3. Ulah si cantik.
4
4. Jalan dari Tuhan.
5
Salam dari Nara.
6
5. Bu Danton menggemaskan.
7
6. Lika liku bersamamu.
8
7. Uang.
9
8. Pindah.
10
9. Pak Danki stress mendadak.
11
10. Ngerjain Bu Danki.
12
11. Sakit.
13
12. Neng Rintis.
14
13. Di bawah ancaman Bu Danki ( 1 )
15
14. Perkara baru.
16
15. Sensitif tingkat tinggi. Hamil??
17
16. Ancaman Danki baru.
18
17. Perang batin.
19
18. Meredakan emosi.
20
19. Uji rasa sabar.
21
20. Pak Danki panik.
22
21. Acara hari ini.
23
22. Sahabat terbaik?
24
23. Jantung tidak tenang.
25
24. Tidak bisa tenang.
26
25. Sebuah rasa terpendam.
27
26. Usaha mendekatimu ( lagi ).
28
27. Mulai dari awal.
29
28. Pak Danki berjuang.
30
29. Baikan.
31
30. Jujur dengan perasaan.
32
31. Tak ada ragu.
33
32. Damai di rasakan.
34
33. Menahan diri.
35
34. Benda rusuh.
36
35. Amarah Pak Danki.
37
36. Persiapan pasar malam.
38
37. Terbawa kagetnya bumil.
39
38. Menuruti bumil.
40
39. Sabar seluas samudra.
41
40. Naik turun perasaan.
42
41. Rindu kamu.
43
42. Gara-gara siluman seribu bibir.
44
43. Tidak sengaja menyakiti.
45
44. Pening.
46
45. Pelajaran berharga.
47
46. Merasa rendah.
48
47. Kaget.
49
48. Luar biasa panik.
50
49. Perjuangan.
51
50. Masa indah bersamamu.
52
51. Bahagia tersirat.
53
Hiatus.
54
52. Cinta mengalahkan segalanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!