Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~

Melisa melepaskan pelukan Ardi dari tubuhnya lalu dia menjauhi suaminya,sejak dia tau sikap asli suaminya semua perasaan hilang dari dirinya untuk pria itu.Rasa hormat,perasaan cinta semuanya telah hilang dari dirinya untuk pria itu.

" Berikan aku bayaran dulu baru kamu bisa menyentuh ku,mulak sekarang kamu harus membayar tubuhku jika kamu ingin meminta hak mu." Ucap Melisa membuat Ardi cukup kaget.

"Apa kamu sudah gila,bagaimana bisa aku membayar mu,aku sudah menikah dengan mu itu artinya aku bisa memintanya kapan pun." Ucap Ardi mulai emosi.

Dia memang pria jahat dan pelit,tapi dia bukan tipe pria yang suka jajan sembarangan selain karena agama dia juga takut tertular penyakit kelamin jika sembarangan jajan di luar.

"Hahahaha....Apa kamu lupa dengan sikap mu setelah kamu menikahi ku,setelah kamu menikah kamu lupa tanggung jawabmu tapi kamu tidak lupa dengan hak mu,mas hidup itu realistis saja kamu butuh kepuasan aku juga butuh uang,aku butuh biaya perawatan tubuhku dan aku juga butuh uang untuk biaya calon bayiku." Melisa tertawa lepas,dia merasa lucu atas sikap Ardi yang menuntut hak padanya tapi lupa dengan tanggung jawabnya.

" Dasar wanita matre,lebih baik aku jajan diluar kalau begini." Ucap Ardi lalu dia keluar dengan sangat emosi.

"Silahkan kamu jajan diluar aku tidak peduli." Jawab Melisa sebelum Ardi menghilang di balik pintu dia sangat puas melihat wajah kesal Ardi.

"Orang seperti dia memang harus di kasih pelajaran,enak saja dia mau gratis,memangnya aku ini wanita apaan,apa dia menikahi ku hanya untuk tempat pelampiasan nafsunya makanya dia tidak menginginkan anak ini,dasar pria bajingan." Sungutnya sebelum akhirnya dia menutup tubuhnya dengan selimut tipis.

Brian keluar dari kamarnya,dia sangat kesal sekali lagi-lagi Melisa menolak keinginannya padahal dia sudah sangat ingin malam ini,tapi Melisa sangat sulit di dekati.

"Aku tidak akan membayarnya apa pun yang terjadi,aku menikahinya agar aku bisa memakainya kapan pun aku mau,enak saja dia minta bayaran,tinggal di rumah mewah dan punya suami kaya seharusnya dia bangga,banyak wanita yang ingin di posisinya itu." Ucapnya dalam hati.Dia menonton di ruang tamu bersama keluarga besarnya,walaupun mereka semua sudah menikah kecuali kaila,mereka tidak diijinkan ibu mereka untuk pindah rumah tidak heran kalau penghuni rumah itu cukup ramai.

Walaupun anak lelakinya sudah menikah semuanya tapi mereka semua belum di ijinkan untuk punya anak mereka semua di suruh fokus bekerja oleh ibu mertua mereka.

" Ardi kenapa dengan wajah mu? Aku lihat dari tadi kamu melamun terus?" Tanya ibunya mengangetkan Ardi.

"Tidak papa kok bu,hannya pusing saja memikirkan pekerjaan kantor." Jawabnya.

"Palingan juga dia stres mikirin bininya yang sudah hamil,sebentar lagi gajinya akan habis untuk membiayai wanita yang tidak punya penghasilan itu,gajinya akan habis untuk membeli susu dan Pampers anak hahahah...." Adrian tertawa lepas dia tertawa keras seakan itu sangat lucu.Wajah Adrian berubah pucat pasi,dia kesal kepada abangnya yang sengaja mempermalukan dirinya di hadapan semua keluarganya.

" Sok tau kamu bang." Jawab Ardi dia beranjak dari tempat duduknya.

"Makanya jangan bodoh....Hahahaha." Adrian tertawa terbahak-bahak hingga akhirnya Ardi menghilang dari pandangannya.

Ardi kembali ke dalam kamar,dia menatap Melisa yang tidur di atas ranjang,hasratnya semakin memuncak saat melihat kaki jenjang milik Melisa kakinya yang mulus membuat Ardi menelan ludah.

Ardi mendekati Melisa lalu dia mengelus kaki mulus milik Melisa,merasa ada yang menyentuhnya Melisa langsung membuka mata dia sangat kaget saat dia membuka matanya Ardi sudah berdiri di sampingnya sambil menatapnya.

"Apa yang kamu lakukan mas? kamu tidak bisa menyentuhku kalau kamu tidak membayarnya." Ucap Melisa lalu dia kembali menutup tubuhnya.

Ardi yang sudah tidak tahan langsung membuka lemari lalu membuka dompetnya dan membayar Melisa.Dia mengambil satu lembar uang pecahan seratus ribu lalu melempar uang itu dengan kasar ke wajah Melisa.

"Dasar istri durhaka kamu,ini makan semoga kamu senang menikmati uang yang bukan hasil keringat mu." Ucap Ardi.Melisa bangun dari tidurnya lalu mengambil uang itu dan menatapnya...

"Seratus ribu mas? tidak aku tidak mau cuma segitu aku mau tiga ratus ribu,kalau kamu tidak mau ya sudah." Jawab lalu kembali berbaring.Ardi yang sudah tidak tahan langsung mengambil dua ratus lagi lalu melempar uang itu kembali ke wajah Melisa,setelah itu dia melampiaskan hasratnya hingga dia puas sesuka hatinya.

Dalam bermain dia sengaja kasar kepada Melisa,beberapa kali Melisa mengerang kesakitan,dia sama sekali tidak peduli saat melihat Melisa kesakitan.

" Kamu tidak usah sering-sering minta jatah mas takutnya uang kamu habis untuk membayar tubuhku ini." Ucap Melisa setelah Ardi menyudahi permainannya pria itu tersenyum puas,sepertinya dia tau Melisa sangat kesakitan pada permainan ya kali ini.

" Itu bukan urusan kamu.Mulai besok kamu tidak bisa makan di rumah ini,kamu sudah mendapat bayaran dariku,itu artinya kamu tidak bisa makan lagi disini." Ucap Ardi mengingatkan Melisa.

"Tenang saja,aku bisa urus diriku,aku anggap aku tidak punya suami lagi,aku bertahan bukan karena ada rasa lagi kepadamu,itu karena aku tidak ingin anakku lahir tanpa papanya." Jawab Melisa.

" Jangan banyak bicara,aku jijik mendengarnya,aku menyesal menikahi wanita matre sepertimu_

"Jadi menurutmu aku tidak menyesal menikah dengan mu,aku lebih menyesal mas,aku tidak mendengar nasihat orang tuaku,apa artinya kamu pria mapan kalau kamu pelit dan tidak bertanggung jawab,hannya ingin di puji orang luar aku tidak butuh pujian biar tau kamu dan keluarga mu itu,kalau kamu ingin silahkan kamu menikah dengan Laura aku tidak peduli sedikit pun dan bahkan aku tidak sakit hati." Ucap Melisa dengan nada tinggi dan seakan menyepelekan Ardi membuat Ardi sedikit kesal.

" Huh....Dasar.."

"Kamu ingin memukulku mas...Pukul..pukul aku akan laporkan kamu kalau kamu sampai berani menyentuhku." Ancam Melisa.Tidak ingin berdebat lagi dengan Melisa akhirnya Ardi keluar dari kamar sambil membawa selimut dan bantal miliknya dia memilih tidur di ruang tamu dari pada di kamar bersama Melisa.

" Kenapa kamu tidur disini?" Mamanya keluar setelah dia hampir tertidur,dia beranjak dari tidurnya lalu duduk di sopa tempatnya tidur.

" Lagi pengen disini saja Bu!!" Jawab Ardi berbohong.

" Kamu berantem lagi dengan wanita itu dan kamu mengalah darinya,kamu biarkan dia tidur dengan enak di kasurmu yang mahal sementara kamu tidur di sopa ruang tamu? Dasar bodoh,dia yang menumpang di rumah ini,dia orang luar harusnya kamu mengusir wanita itu dari kamar mu,enak sekali dia. Dasar kamu emang sangat bodoh." Ucap mamanya membuat Ardi semakin kesal kepada Melisa.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺 🌺 🌺

Episodes
1 Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2 Bab 2 ~ Keluarga petani ~
3 Bab 3 ~ Tidak ada restu ~
4 Bab 4 ~ Ternyata begini ~
5 bab 5 ~ Aku pulang saja ~
6 Bab 6 ~ Aku tidak pernah menganggap mu ~
7 Bab 7 ~ Lelaki pelit ~
8 Bab 8 ~ Benar kata ibu ~
9 Bab 9 ~ Namanya juga orang miskin ~
10 Bab 10~ Keluarga Toxic ~
11 Bab 11 ~ Salah pilih suami ~
12 Bab 12 ~ Biarkan dia urus sendiri ~
13 Bab 13 ~ Kejam sekali suami mu ~
14 Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~
15 Bab 15 ~ Mertua gila ~
16 Bab 16 ~ Semakin emosi ~
17 Bab 17 ~ Semakin cantik ~
18 Bab 18 ~ Semua orang harus tau ~
19 Bab 19 ~ Bajingan itu ~
20 Bab 20 ~ Kalian cerai saja ~
21 Bab 21 ~ Kehilangan perawan ~
22 Bab 22 ~ Aku hannya memanfaatkan dia ~
23 Bab 23 ~ Jatah makan ~
24 Bab 24 ~ Selalu meminta ~
25 Bab 25 ~ Berantem ~
26 Bab 26 ~ Ancaman ~
27 Bab 27 ~ Aku baru tau ~
28 Bab 28 ~ Dokter maling ~
29 Bab 29 ~ Gadis malang ~
30 Bab 30 ~ Siapa pria itu?"
31 Bab 31 ~ Aneh sekali sikap pria itu ~
32 Bab 32 ~ Jatuh cinta ~
33 Bab 33 ~ Di seret keluar ~
34 Bab 34 ~ Takut ~
35 Bab 35 ~ Kepikiran ~
36 Bab 36 ~ Ternyata penipu ~
37 Bab 37 ~ Jadi malu ~
38 Bab 38 ~ Aku jadi ragu dengan pacar mu ~
39 Bab 39 ~ Keributan ~
40 40 ~ Khawatir sekali ~
41 Bab 41 ~ Mencintai dengan diam ~
42 Bab 42 ~ Aku muak dengan keluarga mu ~
43 Bab 43 ~ Berakhir ~
44 Bab 44 ~ Sedih ~
45 Bab 45 ~ Akhirnya ~
46 Bab 46 ~ Keluar ~
47 Bab 47 ~ Lelaki bodoh ~
48 Bab 48 ~ Orang tua ikut campur ~
49 Bab 49 ~ Aku punya pilihan ~
50 Bab 50 ~ Hal yang tidak diinginkan ~
51 Bab 51 ~ Aku mencintai mu ~
52 Bab 52 ~ Sakit ~
53 Bab 53~ di hajar ~
54 Bab 54 ~ Keributan ~
55 Bab 55 ~ Biarkan aku bertanggung jawab ~
56 Bab 56 ~ Jangan salah bergaul ~
57 Bab 57 ~ Cantik dan sederhana ~
58 Bab 58 ~ Pura-pura ~
59 Bab 59 ~ Nenek pengertian ~
60 Bab 60 ~ Bertemu ~
61 Bab 61 ~ Jangan mengingatkan masa lalu ~
62 Bab 62 ~ Aku tidak peduli ~
63 Bab 63 ~ Hancur karena kesombongan ~
64 Bab 64 ~ Masuk rumah sakit ~
65 bab 65 ~ Terharu ~
66 bab 66 ~ Anak tidak tau di untung ~
67 Bab 67 ~ Ini rumah ku~
68 Bab 68 ~ Aku ingin ibuku yang merawatku. ~
69 Bab 69 ~ Bakteri penggoda ~
70 Bab 70 ~ Kamu terlalu manja ~
71 Bab 71 ~ Siapa yang membayar makanan ini ~
72 bab 72 ~ Ancaman besar ~
73 Bab 73 ~ Tidak akan menyerah ~
74 Bab 74 ~ Bertemu kembali ~
75 Bab 75 ~ kesakitan ~
76 Bab 76 ~ Melahirkan bayi yang cantik ~
77 Bab 77 ~ Imut seperti kamu ~
78 bab 78 ~ maafkan aku ~
79 Bab 79 ~ Nenek sakit keras ~
80 Bab 80 ~ Menikah siri ~
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2
Bab 2 ~ Keluarga petani ~
3
Bab 3 ~ Tidak ada restu ~
4
Bab 4 ~ Ternyata begini ~
5
bab 5 ~ Aku pulang saja ~
6
Bab 6 ~ Aku tidak pernah menganggap mu ~
7
Bab 7 ~ Lelaki pelit ~
8
Bab 8 ~ Benar kata ibu ~
9
Bab 9 ~ Namanya juga orang miskin ~
10
Bab 10~ Keluarga Toxic ~
11
Bab 11 ~ Salah pilih suami ~
12
Bab 12 ~ Biarkan dia urus sendiri ~
13
Bab 13 ~ Kejam sekali suami mu ~
14
Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~
15
Bab 15 ~ Mertua gila ~
16
Bab 16 ~ Semakin emosi ~
17
Bab 17 ~ Semakin cantik ~
18
Bab 18 ~ Semua orang harus tau ~
19
Bab 19 ~ Bajingan itu ~
20
Bab 20 ~ Kalian cerai saja ~
21
Bab 21 ~ Kehilangan perawan ~
22
Bab 22 ~ Aku hannya memanfaatkan dia ~
23
Bab 23 ~ Jatah makan ~
24
Bab 24 ~ Selalu meminta ~
25
Bab 25 ~ Berantem ~
26
Bab 26 ~ Ancaman ~
27
Bab 27 ~ Aku baru tau ~
28
Bab 28 ~ Dokter maling ~
29
Bab 29 ~ Gadis malang ~
30
Bab 30 ~ Siapa pria itu?"
31
Bab 31 ~ Aneh sekali sikap pria itu ~
32
Bab 32 ~ Jatuh cinta ~
33
Bab 33 ~ Di seret keluar ~
34
Bab 34 ~ Takut ~
35
Bab 35 ~ Kepikiran ~
36
Bab 36 ~ Ternyata penipu ~
37
Bab 37 ~ Jadi malu ~
38
Bab 38 ~ Aku jadi ragu dengan pacar mu ~
39
Bab 39 ~ Keributan ~
40
40 ~ Khawatir sekali ~
41
Bab 41 ~ Mencintai dengan diam ~
42
Bab 42 ~ Aku muak dengan keluarga mu ~
43
Bab 43 ~ Berakhir ~
44
Bab 44 ~ Sedih ~
45
Bab 45 ~ Akhirnya ~
46
Bab 46 ~ Keluar ~
47
Bab 47 ~ Lelaki bodoh ~
48
Bab 48 ~ Orang tua ikut campur ~
49
Bab 49 ~ Aku punya pilihan ~
50
Bab 50 ~ Hal yang tidak diinginkan ~
51
Bab 51 ~ Aku mencintai mu ~
52
Bab 52 ~ Sakit ~
53
Bab 53~ di hajar ~
54
Bab 54 ~ Keributan ~
55
Bab 55 ~ Biarkan aku bertanggung jawab ~
56
Bab 56 ~ Jangan salah bergaul ~
57
Bab 57 ~ Cantik dan sederhana ~
58
Bab 58 ~ Pura-pura ~
59
Bab 59 ~ Nenek pengertian ~
60
Bab 60 ~ Bertemu ~
61
Bab 61 ~ Jangan mengingatkan masa lalu ~
62
Bab 62 ~ Aku tidak peduli ~
63
Bab 63 ~ Hancur karena kesombongan ~
64
Bab 64 ~ Masuk rumah sakit ~
65
bab 65 ~ Terharu ~
66
bab 66 ~ Anak tidak tau di untung ~
67
Bab 67 ~ Ini rumah ku~
68
Bab 68 ~ Aku ingin ibuku yang merawatku. ~
69
Bab 69 ~ Bakteri penggoda ~
70
Bab 70 ~ Kamu terlalu manja ~
71
Bab 71 ~ Siapa yang membayar makanan ini ~
72
bab 72 ~ Ancaman besar ~
73
Bab 73 ~ Tidak akan menyerah ~
74
Bab 74 ~ Bertemu kembali ~
75
Bab 75 ~ kesakitan ~
76
Bab 76 ~ Melahirkan bayi yang cantik ~
77
Bab 77 ~ Imut seperti kamu ~
78
bab 78 ~ maafkan aku ~
79
Bab 79 ~ Nenek sakit keras ~
80
Bab 80 ~ Menikah siri ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!