Melisa sangat takut saat melihat ibu mertuanya berdiri di antara mereka,jantungnya berdebar lebih cepat dan seluruh tubuhnya gemetaran,dia seperti orang asing di rumah itu.
" Apa yang kamu lakukan disini,kamu pikir rumah ini penampungan untung orang-orang miskin seperti kamu..Cepat kamu bantu bibi,jangan bingung seperti orang bodoh." Ucap mertuanya dengan sinis dan tatapannya yang sangat tajam membuat Melisa salah tingkah.
" Ba_baik bu,aku akan membantu bibi..." Jawabnya dengan nada yang gemetaran lalu dia mulai membantu wanita paruh baya itu menyiapkan makanan untuk anggota keluarga di rumah itu.
"Ingat jangan sampai ada satu pun piring yang pecah atau hilang,semua barang-barang di rumah ini harganya mahal,dan aku yakin keluarga mu tidak mampu membelinya,dan satu lagi jangan sampai kamu membawanya pulang ke rumah orang tua mu,biasanya kalau orang miskin datang ke rumah orang kaya tangannya kurang bagus."Ucapnya dengan nada yang tinggi dan arogan membuat hati Melisa sangat sakit.
" Baik bu...Aku tidak akan mengambilnya."
" Jangan panggil aku ibu,aku tidak pernah mengakui mu sebagai menantu lagian aku tidak tau anakku menikahi mu,aku hannya menganggap mu sebagai pembantu di rumah ku ini." Jawabnya setelah itu dia pergi meninggalkan Melisa dan adiknya di dapur.
Setelah mertuanya meninggalkan mereka di dapur,Melisa tidak kuat lagi menahan air matanya dia langsung menangis,hatinya sangat terluka mendengar semua hinaan ibu mertuanya.
" Sudahlah,kamu tidak perlu menangis,kakak ku itu orangnya memang sangat sombong dari kecil dia orang sombong,aku saja adik kandungnya tidak pernah di akuinya karena aku miskin, tapi aku bertahan disini karena aku tidak punya tempat lain selain di rumah ini.Seharusnya kamu tidak usah menikah dengan Ardi aku yakin sampai kapan pun kamu tidak akan pernah bahagia kalau kamu tinggal di rumah ini." Ucap wanita itu dengan wajah santai dia sudah biasa menghadapi sikap kakaknya yang sombong.
Melisa dan Marni menyiapkan makanan di meja makan,semua keluarga besar sudah mulai berkumpul,hidangan yang cukup banyak membuat melisa menelan ludah dia lapar sekali karena belum makan sebutir nasi sejak tadi siang.
" Hei...Kamu pergi ke dapur tempat ini bukan tempat mu,kamu cocok di dapur bersama wanita itu." Ucap mertuanya melarang Melisa bergabung bersama mereka.
" Mas kenapa aku tidak bisa gabung disini?" Tanya Melisa kepada Ardi saat Ardi datang bergabung di meja makan.
" Sudah kamu turuti saja kata mama...Apa susahnya sih,apa bedanya coba makan disini sama di dapur toh di rumah kamu juga tidak ada meja makan,kalian juga makan di lantai beralaskan tikar sana pergi.." Ucap Ardi mengusir Melisa pergi dari tempat itu.
Dengan sangat kecewa Melisa meninggalkan Ardi dan semua anggota keluarganya dia menemui Marni di dapur,wanita itu makan bakpao isi kacang makanan yang biasa dia makan kalau sudah lapar.
" Dasar suami bajingan,kalau aku tau sikap mu sama saja dengan keluarga mu yang sombong itu aku tidak sudi menikah dengan kamu." Makinya dalam hati selera makannya langsung hilang yang tersisa hannya kemarahan dalam hatinya.
" Bibi...Bereskan meja makan!!!!" Teriak mertuanya dengan nada tinggi dari meja makan,Marni meletakkan makanannya lalu dia bergegas ingin pergi ke meja makan.
" Bibi...Tunggu selesaikan makannya,biarkan saja kamu makan dulu." Melisa menarik tangan Marni dia ingin menahannya tapi dia segera melepas tangan itu setelah teriakan keras kembali terdengar.
" Marni!!!!! Apa kamu tuli." Wanita itu segera berlari ke meja makan Melisa juga langsung mengikutinya dia sangat kasihan dengan Marni di usinya yang sudah lumayan tua dia harus di perlakuan tidak sopan oleh kakaknya sendiri.
" Besok kamu ke dokter THT dulu biar telinga mu di korek,sepertinya di telinga mu sudah banyak kotoran." Ucap mertuanya setelah mengucapkan kata-katanya dia menyusul semua orang ke ruang tamu dia tidak peduli melihat adiknya yang hampir menangis karena hinaannya.
Melisa hannya bsia menggeleng kepala saat melihat meja yang sangat kotor bekas makanan pemilik rumah dan....
" Astaga...Semua makanan sudah habis sama sekali tidak tersisa?" Tanya Melisa dengan nada yang tinggi dia sangat kesal dan emosi tapi dia masih berusaha menahan amarahnya dalam hati.
" Itu sudah biasa bagiku,mereka walaupun orang kaya mereka semua sangat rakus,kayak orang yang tidak pernah makan enak,mereka sering menghina orang miskin tapi sebenarnya mereka yang layak di katakan miskin." Ucap Marni sambil menyusun piring-piring dengan hati-hati dia takut kalau sampai piring ada yang pecah.
" Lakukan dengan hati-hati mertua mu itu tidak segan-segan memaki mu dan menyuruh mu membayar kalau sampai ada yang jatuh." Marni mengingatkan Melisa agar melakukannya dengan baik.
Setelah selesai menyusun semua piring,Melisa makan bakpao pemberian Marni setelah itu dia masuk ke kamar suaminya ini hari pertama dia tidur di rumah mertuanya.
Melisa mendorong pintu kamarnya,walaupun tadi suaminya sudah bilang kamar ini milik mereka entah kenapa dia masih saja takut,setelah pintu di buka ternyata suaminya sudah menunggunya di atas ranjang besar milik suaminya karena kamar itu memang kamar pribadi milik suaminya.
Melisa mengabaikan suaminya,dia mengambil handuk lalu dia masuk ke dalam kamar mandi,dia mengabaikan suaminya yang tersenyum kepadanya,dia sangat kesal dan jijik melihat pria yang tidak membelanya tadi di hadapan keluarganya bahkan suaminya terkesan lebih membela ibunya.
" Dasar lelaki bajingan,kamu pikir aku ini boneka sek yang selalu harus melayani mu setiap malam,sekarang kamu pura-pura baik karena ada mau mu." Melisa mengomel di dalam kamar mandi sambil membersihkan tubuhnya setelah selesai dia keluar dari kamar mandi.
" Sayang kamu tidak usah pakai baju aku lebih suka kamu seperti ini." Ardi turun dari ranjang menghampiri Melisa yang sedang berdiri di depan kaca.
" Aku capek mas,aku mau istrahat." Jawab Melisa ketus membuat Ardi tersinggung lalu menarik tubuh Melisa ke atas ranjang.
" Kamu menolak aku hah? berani sekali kamu menolak aku aku sudah_.
" Iya aku tau kamu sudah membayar mahar ku kepada orang tua ku,kalau kamu ingin minta lagi silahkan minta,mentang-mentang kamu membayar mahar apa aku harus tunduk dengan semua aturan mu,aku harus diam dengan sikapmu itu hah...." Teriak Melisa,dia menjauhi Ardi lalu memakai pakaiannya dia sangat kesal dengan sikap Ardi tadi di hadapan keluarganya.
Ardi langsung terdiam saat Melisa berteriak di hadapannya,dia tidak menyangka Melisa berani melawannya bahkan menyela ucapannya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Wanita Aries
Wahh makin seru nih udh mulai ngelawan si ardi gilak
2024-08-29
1