Bab 11 ~ Salah pilih suami ~

Melisa terdiam mendengar ucapan suaminya,dia mengira suaminya akan meminta maaf padanya ternyata harapannya terlalu jauh jangankan minta maaf yang ada dengan kejamnya pria itu mengusirnya tanpa perasaan.

" Ternyata apa yang di khawatirkan orang tua ku benar ya mas,aku tidak menyangka di pernikahan kita yang masih hitungan Minggu kamu tega bersikap seperti ini padaku,aku salah pilih suami!!" Ucapnya,matanya mulai berkaca-kaca dia tidak bisa bayangkan dia akan menjanda di usianya yang masih muda dan pernikahannya hannya bertahan hitungan Minggu.

"Sudahlah jangan banyak bicara,aku muak melihat mu, lagian sampai kapan pun sepertinya ibu benar-benar tidak menerima kamu,aku pikir dengan kamu bersikap baik mereka akan luluh ternyata tidak sama sekali,aku tidak mau ibu selalu menyepelekan aku,karena menikahi orang miskin dan tidak berpendidikan." Jawab Ardi tanpa perasaan sama sekali.

" Baiklah mas aku akan pergi." Jawab Melisa dia mulai mengemasi barang-barangnya,perasaannya campur aduk,dia bingung alasan apa yang harus dia katakan kepada orang tuanya saat dia pulang nanti.

" Setelah semua bajunya masuk ke dalam tasnya,dia tidak lupa juga memasukkan cream yang di belikan Ardi kepadanya dua hari yang lalu dan hannya itu yang di berikan pria itu setelah dia sampai di rumahnya.

" Jangan bawa cream itu,aku membelinya dengan mahal,tidak ada gunanya aku memberikan itu padamu,lagian kamu juga akan menjadi mantan ku,sebenarnya aku sangat menyukaimu,tapi sayang....Kamu terlalu miskin untukku,dan juga orang tua mu tidak punya latar belakang,aku takut suatu saat keluargamu memanfaatkan aku seperti yang di katakan ibuku,maklum kalian kan orang miskin selalu saja ingin memanfaatkan orang kaya." Ucap Ardi kembali.Sontak Melisa naik darah saat mendengar hinaan demi hinaan yang dilontarkan pria itu kepadanya tentang keluarganya,dia tidak terima dengan semua hinaan pria itu.

Melisa beranjak dari tempat duduknya,tadinya dia sedang jongkok sambil menyusun pakaian ke dalam tasnya,dia berdiri lalu melempar cream itu ke wajah suaminya,dia tidak menyangka Ardi seorang pria yang tidak punya perasaan sama sekali.

" Brakkk....Plak...." Setelah melempar cream itu ke wajah Ardi,dia juga melayangkan tamparan keras ke wajah pria itu,seluruh tubuhnya gemetaran menahan amarah yang sudah memuncak.

"Stopp...Ya mas,kamu bisa menghina ku sesuka mu tapi jangan sekali-kali kamu meremehkan keluargaku,mereka tidak salah dan sekaya apa pun keluargamu,orang tua ku tidak pernah mengemis makanan kepada keluarga mu yang kaya raya ini camkan itu..." Ucap Melisa,dadanya naik turun dia terlihat sangat emosi.

 "Brangggg.....' Ardi tidak terima saat Melisa menampar wajahnya,dia melempar gelas yang kebetulan ada di atas meja hingga hancur berkeping-keping,dia mengayunkan tangannya ingin memukul Melisa,dia berhenti setelah ibunya tiba-tiba mendorong pintu dari kamarnya.

" Stop Ardi? apa kamu bodoh,untuk apa kamu mengotori tangan mu memukul wanita seperti ini,dia sengaja memancing emosi mu,dia ingin kamu memukulnya setelah itu dia melaporkan kamu ke polisi,terus apa yang terjadi kamu minta damai setelah itu dia minta uang dari mu dia menguras mu dengan cara sederhana,kamu belum tau permainan orang miskin sangat licik." Ucap ibunya saat dia sampai di kamar.

" Ck....Aku tidak menyangka ada orang sekotor itu pikirannya,apa kalian pikir kami terlalu mendewakan uang,kalian semua sangat keterlaluan." Jawab Melisa tanpa rasa takut sedikit pun,sekarang dia baru sadar selain Toxic keluarga itu juga selalu berfikiran kotor tentang orang lain.

" Sudah kamu cepat pergi,aku tidak ingin melihat mu di rumah ini,kenapa....? Apa kamu sudah terlanjur nyaman di rumah ini,kamu bangga mendapatkan anakku yang punya pekerjaan mentereng,orang tua mu sudah terlanjur membangga-banggakan anakku kepada tetangga? aku bukan orang bodoh yang bisa di tipu orang miskin sepertimu,wajah mu polos tapi hatimu busuk..Cepat kamu pergi dari rumah ini,aku muak melihat mu disini." Wanita itu menarik tangan Melisa lalu mendorongnya keluar dari kamar lalu melempar tas miliknya tepat ke wajahnya.

"Pergi.... Cepat,aku tidak ingin melihat mu lebih lama lagi." Teriak wanita itu,Melisa yang masih kaget saat di dorong keluar dari kamar,entah kenapa tiba-tiba dia merakan sakit yang luar biasa di kepalanya,pandangannya kabur dan seluruh tubuhnya mengigil,kedua kakinya sudah tidak sanggup menahan tubuhnya akhirnya dia pingsan.

" Brak...." Melisa jatuh ke lantai lalu dia pingsan,Ardi sangat kaget,wajahnya sangat panik ,dia tidak menyangka Melisa sampai pingsan seperti itu.

"Melisa!!?? bangun Melisa kamu kenapa...Bu bantu aku,aku akan membawanya ke rumah sakit,dia pingsan Bu..."

"Tolol....Itu cuma pura-pura, sekalipun dia pingsan benaran,dia tidak perlu di bawa ke rumah sakit buang-buang uang saja,enak saja dia mau menikmati uang mu,setelah aku susah payah menyekolahkan kamu,dia dengan enaknya mau menikmati hasilnya,tidak akan bisa,bawa itu ke kamar mu kasih air putih saja,nanti juga sadar sendiri." Ucap ibunya,setelah itu dia keluar dari kamar menghampiri semua anggota keluarga yang ada di ruang tamu.

"Ada ma...Aku dengar kalian ribut apa yang terjadi?" Tanya Adrian dengan santai sedikit pun mereka tidak peduli saat ibunya dengan kasar mengusir Melisa dari rumah mereka.

"Biasa orang kampung itu bersandiwara, dia tidak sepolos yang aku bayangkan,setelah menuduh Kaila mencuri pakaian sampahnya,dia malah pingsan karena Ardi mengusirnya dasar kampungan." Makinya lalu dia duduk di samping Laura yang juga masih di rumah mereka.

" Hmm siapa tau dia hamil Bu...Mereka sudah menikah beberapa Minggu tentu saja dia sudah seharusnya hamil,dia kan orang kampung,pastinya dia mengutamakan anak dari pada karir,coba berikan dia alat tes kehamilan pasti dia hamil karena beberapa hari ini aku perhatian wajahnya selalu pucat." Ucap Siska istrinya Adrian.

"Apa hamil? Aku tidak bisa bayangkan kalau dia sampai hamil,aku tidak akan ijinkan Ardi mengeluarkan uangnya sepeser pun kalau dia memang hamil,ya ampun semoga dia tidak hamil benar-benar orang miskin ya...Taunya hannya hamil dan melahirkan mencari uang dan bermanfaat untuk orang lain tidak bisa sama sekali." Ibunya Ardi terus menerus mengomel hingga Siska,pergi ke kamarnya lalu mengambil alat tes kehamilan dari dalam tasnya.

Siska berdiri di depan kamar Ardi lalu mengetuk pintu dengan sopan,tidak perlu menunggu lama Ardi langsung membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?"

"Ini...Berikan kepada istrimu." Siska memberikan bungkusan putih kepada Ardi.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Konny Rianty

Konny Rianty

iya thorr" jgn sampai hamil. sedihh cerita nyaaa.

2024-12-11

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

jgn.hamil ys thor makin tak jelas nanti nasib melisa

2024-09-04

0

Wanita Aries

Wanita Aries

Duh jgn sampe gk jd pisah gegara hamil

2024-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2 Bab 2 ~ Keluarga petani ~
3 Bab 3 ~ Tidak ada restu ~
4 Bab 4 ~ Ternyata begini ~
5 bab 5 ~ Aku pulang saja ~
6 Bab 6 ~ Aku tidak pernah menganggap mu ~
7 Bab 7 ~ Lelaki pelit ~
8 Bab 8 ~ Benar kata ibu ~
9 Bab 9 ~ Namanya juga orang miskin ~
10 Bab 10~ Keluarga Toxic ~
11 Bab 11 ~ Salah pilih suami ~
12 Bab 12 ~ Biarkan dia urus sendiri ~
13 Bab 13 ~ Kejam sekali suami mu ~
14 Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~
15 Bab 15 ~ Mertua gila ~
16 Bab 16 ~ Semakin emosi ~
17 Bab 17 ~ Semakin cantik ~
18 Bab 18 ~ Semua orang harus tau ~
19 Bab 19 ~ Bajingan itu ~
20 Bab 20 ~ Kalian cerai saja ~
21 Bab 21 ~ Kehilangan perawan ~
22 Bab 22 ~ Aku hannya memanfaatkan dia ~
23 Bab 23 ~ Jatah makan ~
24 Bab 24 ~ Selalu meminta ~
25 Bab 25 ~ Berantem ~
26 Bab 26 ~ Ancaman ~
27 Bab 27 ~ Aku baru tau ~
28 Bab 28 ~ Dokter maling ~
29 Bab 29 ~ Gadis malang ~
30 Bab 30 ~ Siapa pria itu?"
31 Bab 31 ~ Aneh sekali sikap pria itu ~
32 Bab 32 ~ Jatuh cinta ~
33 Bab 33 ~ Di seret keluar ~
34 Bab 34 ~ Takut ~
35 Bab 35 ~ Kepikiran ~
36 Bab 36 ~ Ternyata penipu ~
37 Bab 37 ~ Jadi malu ~
38 Bab 38 ~ Aku jadi ragu dengan pacar mu ~
39 Bab 39 ~ Keributan ~
40 40 ~ Khawatir sekali ~
41 Bab 41 ~ Mencintai dengan diam ~
42 Bab 42 ~ Aku muak dengan keluarga mu ~
43 Bab 43 ~ Berakhir ~
44 Bab 44 ~ Sedih ~
45 Bab 45 ~ Akhirnya ~
46 Bab 46 ~ Keluar ~
47 Bab 47 ~ Lelaki bodoh ~
48 Bab 48 ~ Orang tua ikut campur ~
49 Bab 49 ~ Aku punya pilihan ~
50 Bab 50 ~ Hal yang tidak diinginkan ~
51 Bab 51 ~ Aku mencintai mu ~
52 Bab 52 ~ Sakit ~
53 Bab 53~ di hajar ~
54 Bab 54 ~ Keributan ~
55 Bab 55 ~ Biarkan aku bertanggung jawab ~
56 Bab 56 ~ Jangan salah bergaul ~
57 Bab 57 ~ Cantik dan sederhana ~
58 Bab 58 ~ Pura-pura ~
59 Bab 59 ~ Nenek pengertian ~
60 Bab 60 ~ Bertemu ~
61 Bab 61 ~ Jangan mengingatkan masa lalu ~
62 Bab 62 ~ Aku tidak peduli ~
63 Bab 63 ~ Hancur karena kesombongan ~
64 Bab 64 ~ Masuk rumah sakit ~
65 bab 65 ~ Terharu ~
66 bab 66 ~ Anak tidak tau di untung ~
67 Bab 67 ~ Ini rumah ku~
68 Bab 68 ~ Aku ingin ibuku yang merawatku. ~
69 Bab 69 ~ Bakteri penggoda ~
70 Bab 70 ~ Kamu terlalu manja ~
71 Bab 71 ~ Siapa yang membayar makanan ini ~
72 bab 72 ~ Ancaman besar ~
73 Bab 73 ~ Tidak akan menyerah ~
74 Bab 74 ~ Bertemu kembali ~
75 Bab 75 ~ kesakitan ~
76 Bab 76 ~ Melahirkan bayi yang cantik ~
77 Bab 77 ~ Imut seperti kamu ~
78 bab 78 ~ maafkan aku ~
79 Bab 79 ~ Nenek sakit keras ~
80 Bab 80 ~ Menikah siri ~
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2
Bab 2 ~ Keluarga petani ~
3
Bab 3 ~ Tidak ada restu ~
4
Bab 4 ~ Ternyata begini ~
5
bab 5 ~ Aku pulang saja ~
6
Bab 6 ~ Aku tidak pernah menganggap mu ~
7
Bab 7 ~ Lelaki pelit ~
8
Bab 8 ~ Benar kata ibu ~
9
Bab 9 ~ Namanya juga orang miskin ~
10
Bab 10~ Keluarga Toxic ~
11
Bab 11 ~ Salah pilih suami ~
12
Bab 12 ~ Biarkan dia urus sendiri ~
13
Bab 13 ~ Kejam sekali suami mu ~
14
Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~
15
Bab 15 ~ Mertua gila ~
16
Bab 16 ~ Semakin emosi ~
17
Bab 17 ~ Semakin cantik ~
18
Bab 18 ~ Semua orang harus tau ~
19
Bab 19 ~ Bajingan itu ~
20
Bab 20 ~ Kalian cerai saja ~
21
Bab 21 ~ Kehilangan perawan ~
22
Bab 22 ~ Aku hannya memanfaatkan dia ~
23
Bab 23 ~ Jatah makan ~
24
Bab 24 ~ Selalu meminta ~
25
Bab 25 ~ Berantem ~
26
Bab 26 ~ Ancaman ~
27
Bab 27 ~ Aku baru tau ~
28
Bab 28 ~ Dokter maling ~
29
Bab 29 ~ Gadis malang ~
30
Bab 30 ~ Siapa pria itu?"
31
Bab 31 ~ Aneh sekali sikap pria itu ~
32
Bab 32 ~ Jatuh cinta ~
33
Bab 33 ~ Di seret keluar ~
34
Bab 34 ~ Takut ~
35
Bab 35 ~ Kepikiran ~
36
Bab 36 ~ Ternyata penipu ~
37
Bab 37 ~ Jadi malu ~
38
Bab 38 ~ Aku jadi ragu dengan pacar mu ~
39
Bab 39 ~ Keributan ~
40
40 ~ Khawatir sekali ~
41
Bab 41 ~ Mencintai dengan diam ~
42
Bab 42 ~ Aku muak dengan keluarga mu ~
43
Bab 43 ~ Berakhir ~
44
Bab 44 ~ Sedih ~
45
Bab 45 ~ Akhirnya ~
46
Bab 46 ~ Keluar ~
47
Bab 47 ~ Lelaki bodoh ~
48
Bab 48 ~ Orang tua ikut campur ~
49
Bab 49 ~ Aku punya pilihan ~
50
Bab 50 ~ Hal yang tidak diinginkan ~
51
Bab 51 ~ Aku mencintai mu ~
52
Bab 52 ~ Sakit ~
53
Bab 53~ di hajar ~
54
Bab 54 ~ Keributan ~
55
Bab 55 ~ Biarkan aku bertanggung jawab ~
56
Bab 56 ~ Jangan salah bergaul ~
57
Bab 57 ~ Cantik dan sederhana ~
58
Bab 58 ~ Pura-pura ~
59
Bab 59 ~ Nenek pengertian ~
60
Bab 60 ~ Bertemu ~
61
Bab 61 ~ Jangan mengingatkan masa lalu ~
62
Bab 62 ~ Aku tidak peduli ~
63
Bab 63 ~ Hancur karena kesombongan ~
64
Bab 64 ~ Masuk rumah sakit ~
65
bab 65 ~ Terharu ~
66
bab 66 ~ Anak tidak tau di untung ~
67
Bab 67 ~ Ini rumah ku~
68
Bab 68 ~ Aku ingin ibuku yang merawatku. ~
69
Bab 69 ~ Bakteri penggoda ~
70
Bab 70 ~ Kamu terlalu manja ~
71
Bab 71 ~ Siapa yang membayar makanan ini ~
72
bab 72 ~ Ancaman besar ~
73
Bab 73 ~ Tidak akan menyerah ~
74
Bab 74 ~ Bertemu kembali ~
75
Bab 75 ~ kesakitan ~
76
Bab 76 ~ Melahirkan bayi yang cantik ~
77
Bab 77 ~ Imut seperti kamu ~
78
bab 78 ~ maafkan aku ~
79
Bab 79 ~ Nenek sakit keras ~
80
Bab 80 ~ Menikah siri ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!