Bab 2 ~ Keluarga petani ~

Melisa memegangi ujung baju yang dia pakai,jantungnya berdebar semakin kencang,air matanya hampir saja jatuh tapi dia berusaha menahannya dia takut keluarga pacarnya semakin merendahkan dirinya.

" Bu....Dia tidak menggoda ku,aku yang jatuh hati padanya,please Bu jangan persulit Melisa aku sangat mencintainya." Jawab Ardi,membuat Melisa sedikit lebih tenang.

" Aku tanya kamu.. Orang tau mu apa pekerjaanya ? Tanya Ratna dengan nada tinggi wajahnya memerah menahan rasa kesal di hatinya.

" Ibu dan bapak hannya seorang petani Tante..." Jawab Melisa,beberapa orang di ruangan itu terlihat senyum aneh di bibir mereka membuat Melisa semakin sedih dan merasa tidak pantas menjadi bagian dari keluarga itu.

"Sudah...Ma jangan terlalu di tekan seperti itu kan tidak semua orang harus memiliki latar belakang yang hebat dan tidak semua orang juga harus punya pendidikan dan pekerjaan yang bagus seperti istriku Mona." Ucap Adrian anak paling besar dengan senyum yang aneh diwajahnya.

Sebenarnya juga Ardi lumayan malu mendengar jawaban Melisa,wajahnya memerah apalagi saat keluarga besarnya terlihat senyum merendahkan di wajah masing-masing mereka.

"Mama....Papa....Aku pulang." Tiba-tiba di saat keheningan seorang wanita cantik masuk menerobos ke dalam,Melisa sangat mengagumi kecantikan wanita itu dalam hati.

"Sayang kamu pulang? Ada apa sayang mari duduk." Kaila mendekati kedua orang tuanya lalu memeluk mereka dan menyalami semua orang yang ada di ruangan itu kecuali Melisa.

"Dia siapa ma...??" Tanya kaila dengan tatapan aneh kepada Melisa dan Melisa menyadari itu mereka semua terlihat sangat memandang status sosial seseorang.

" Itu pacar Abang mu Ardi,dia ingin menikah.Ardi suruh pacar mu pulang,putriku pulang kami mau makan bersama." Ucap Ratna dan Melisa langsung beranjak tanpa permisi dia langsung meninggalkan tempat itu.

"Dasar orang tidak berpendidikan,bagaimana bisa dia pergi begitu saja tanpa pamit." Sungut Ratna dan Melisa masih mendengar ucapan calon mertuanya dan Ardi berlari mengejar Melisa dan menarik tangannya saat mereka sampai di luar.

"Tunggu...Kamu kenapa pergi begitu saja?" Ucap Ardi dengan nada tinggi dia terlihat sangat marah karena Melisa telah mempermalukan dirinya di hadapan semua keluarganya.

"Mas lebih baik kamu cari wanita lain saja yang sepadan dengan mu,aku tidak mau hidup menderita nantinya karena aku tidak sepadan dengan mu,aku hannya anak petani." Ucap Melisa lalu dia segera meninggalkan Ardi.

" Melisa tunggu aku belum selesai bicara." Ardi mengejar Melisa yang terus pergi meninggalkan dirinya dengan langkah cepat setengah berlari,setelah itu dia menyetop ojek yang kebetulan hendak melewatinya.

" Jalan bunga kenangan nomor tujuh pak." Ucap Melisa,dia tidak peduli dengan Ardi yang terus mengejarnya hingga akhirnya mereka meninggalkan Ardi jauh di belakang.

Melisa membayar ongkosnya setelah sampai di depan rumahnya,dia menyeka air mata yang jatuh di wajahnya dia tidak ingin kedua orang tuanya melihatnya bersedih.

" Kamu baru pulang Melisa kenapa lama sekali?" Tanya ibunya yang sedang duduk di teras rumah bersama bapaknya,keduanya menikmati kopi di sore hari.

" Iya bu,aku masuk dulu bu,aku lelah sekali hari ini,di tempat kerjaan sibuk." Ucapnya lalu dia segera masuk ke dalam rumah setelah itu dia masuk kamarnya juga.

*****

Ardi masuk ke dalam rumahnya dengan langkah gontai,dia sedikit kesal dengan sikap kedua orang tuanya begitu juga dengan Abangnya yang memandang rendah Melisa saat pertama datang ke rumah itu.

" Entah wanita macam apa yang kamu bawa ke rumah ini,lihatlah caranya apa yang salah memangnya dari kata-kata kami nyatanya dia cuma hannya anak petani,ingat Ardi jangan sampai kamu di jadikan ATM oleh keluarganya,mereka hannya petani penghasilannya tidak menetap,apa kamu mau di jadikan ATM nantinya." Ucap Ratna dengan nada sinis dan penuh kesombongan.

" Tidak mungkin bu,orang tuanya pekerja keras sekalipun mereka hannya buruh tani,lagian aku akan membawa Melisa ke rumah ini kalau kami sudah menikah." Jawab Ardi.

"Sudahlah bu,berikan saja restu untuk mereka,lagian ibu juga sudah tua begitu juga bapak,kalian nantinya butuh pelayan,kalau membayar orang biayanya cukup tinggi,kadang kita butuh menantu orang biasa agar bisa di jadikan pelayan gratis." Ucap Adrian dengan nada angkuh dan tawa menyepelekan.

Ardi hannya bisa diam,dia membuang segala gengsi dari dirinya karena dia sangat mencintai Melisa begitu besar rasa cintanya kepada wanita itu sejak pandangan pertama.

" Benar kata Abang bu,biarkan saja,kalau mereka sudah jadi pelayan di rumah ini dipecat saja,biarkan wanita itu yang melayani kita semua." Ucap Kaila juga menimpali ucapan abangnya.

Ardi hannya bisa diam saja,dia masih kesal dengan sikap ibu dan juga keluarga besarnya yang tidak menyambut kedatangan Melisa hingga Melisa tersinggung.

" Mau kemana ini sudah mau malam,sebentar lagi kita makan malam adikmu baru datang jangan seperti itu.Ucap Ratna dengan nada tinggi saat Ardi masuk ke dalam kamarnya.

Ardi mengabaikan ucapan ibunya,dia menutup pintu kamarnya,dia masih kesal dengan sikap ibunya yang tidak bisa menjaga sikap sedikit pun.

Ardi mengambil ponselnya lalu dia menghubungi Melisa tapi panggilannya di silent hingga akhirnya ponselnya di luar jangkauan.

*****

Keesokan harinya Ardian menemui Melisa di tempat kerjanya,Melisa terlihat mengabaikan dirinya sepertinya dia masih marah terlihat dari wajahnya yang masam.

" Melisa aku mengantar mu pulang ya." Ucap Ardi saat jam kerja Melisa sudah habis,dia siap-siap ingin pulang ke rumahnya.

" Aku sama Andin saja,hari ini aku dan Andin ada urusan." Jawab Melisa mencari alasan.

"Maaf Melisa pacarku menjemput ku kamu pulang sama pacar mu saja ya " Jawab Andin lalu dia segera pergi meninggalkan Melisa dia tidak ingin terlibat dalam urusannya.

" Ayolah jangan buat aku benar-benar marah." Ardi menarik tangan Melisa lalu membawanya ke dalam mobilnya dia sangat kesal dengan sikap Melisa yang terlalu jual mahal.

" Mas lebih baik cari saja wanita yang sepadan dengan mu,aku tidak sanggup menjadi menantu di rumah keluarga mu,lagian ya mas memangnya apa salah petani? Kalau petani tidak ada keluarga mu juga tidak makan kalian terlalu menganggap rendah petani aku tidak suka." Gerutu Melisa dalam mobil saat Ardi mengantarnya pulang.

"Sudahlah jangan bahas itu,kamu tidak perlu memikirkan apa kata orang tua ku,yang menikah itu kita bukan mereka, jadi kamu tidak perlu memikirkan semua itu kita yang menjalin rumah tangga." Jawab Ardi dengan mantap.

"Mas menikah itu bukan hannya setahun dua tahun,selamanya pernikahan itu harus berlandaskan cinta dan_

" Jangan pikirkan lagi,setelah kita menikah kita akan meninggalkan mereka,kita menyewa rumah agar mereka tidak ikut campur dalam pernikahan kita." Ardi terus menggoda Melisa dan menjanjikan sesuatu yang belum tentu mampu dia kabulkan.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Episodes
1 Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2 Bab 2 ~ Keluarga petani ~
3 Bab 3 ~ Tidak ada restu ~
4 Bab 4 ~ Ternyata begini ~
5 bab 5 ~ Aku pulang saja ~
6 Bab 6 ~ Aku tidak pernah menganggap mu ~
7 Bab 7 ~ Lelaki pelit ~
8 Bab 8 ~ Benar kata ibu ~
9 Bab 9 ~ Namanya juga orang miskin ~
10 Bab 10~ Keluarga Toxic ~
11 Bab 11 ~ Salah pilih suami ~
12 Bab 12 ~ Biarkan dia urus sendiri ~
13 Bab 13 ~ Kejam sekali suami mu ~
14 Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~
15 Bab 15 ~ Mertua gila ~
16 Bab 16 ~ Semakin emosi ~
17 Bab 17 ~ Semakin cantik ~
18 Bab 18 ~ Semua orang harus tau ~
19 Bab 19 ~ Bajingan itu ~
20 Bab 20 ~ Kalian cerai saja ~
21 Bab 21 ~ Kehilangan perawan ~
22 Bab 22 ~ Aku hannya memanfaatkan dia ~
23 Bab 23 ~ Jatah makan ~
24 Bab 24 ~ Selalu meminta ~
25 Bab 25 ~ Berantem ~
26 Bab 26 ~ Ancaman ~
27 Bab 27 ~ Aku baru tau ~
28 Bab 28 ~ Dokter maling ~
29 Bab 29 ~ Gadis malang ~
30 Bab 30 ~ Siapa pria itu?"
31 Bab 31 ~ Aneh sekali sikap pria itu ~
32 Bab 32 ~ Jatuh cinta ~
33 Bab 33 ~ Di seret keluar ~
34 Bab 34 ~ Takut ~
35 Bab 35 ~ Kepikiran ~
36 Bab 36 ~ Ternyata penipu ~
37 Bab 37 ~ Jadi malu ~
38 Bab 38 ~ Aku jadi ragu dengan pacar mu ~
39 Bab 39 ~ Keributan ~
40 40 ~ Khawatir sekali ~
41 Bab 41 ~ Mencintai dengan diam ~
42 Bab 42 ~ Aku muak dengan keluarga mu ~
43 Bab 43 ~ Berakhir ~
44 Bab 44 ~ Sedih ~
45 Bab 45 ~ Akhirnya ~
46 Bab 46 ~ Keluar ~
47 Bab 47 ~ Lelaki bodoh ~
48 Bab 48 ~ Orang tua ikut campur ~
49 Bab 49 ~ Aku punya pilihan ~
50 Bab 50 ~ Hal yang tidak diinginkan ~
51 Bab 51 ~ Aku mencintai mu ~
52 Bab 52 ~ Sakit ~
53 Bab 53~ di hajar ~
54 Bab 54 ~ Keributan ~
55 Bab 55 ~ Biarkan aku bertanggung jawab ~
56 Bab 56 ~ Jangan salah bergaul ~
57 Bab 57 ~ Cantik dan sederhana ~
58 Bab 58 ~ Pura-pura ~
59 Bab 59 ~ Nenek pengertian ~
60 Bab 60 ~ Bertemu ~
61 Bab 61 ~ Jangan mengingatkan masa lalu ~
62 Bab 62 ~ Aku tidak peduli ~
63 Bab 63 ~ Hancur karena kesombongan ~
64 Bab 64 ~ Masuk rumah sakit ~
65 bab 65 ~ Terharu ~
66 bab 66 ~ Anak tidak tau di untung ~
67 Bab 67 ~ Ini rumah ku~
68 Bab 68 ~ Aku ingin ibuku yang merawatku. ~
69 Bab 69 ~ Bakteri penggoda ~
70 Bab 70 ~ Kamu terlalu manja ~
71 Bab 71 ~ Siapa yang membayar makanan ini ~
72 bab 72 ~ Ancaman besar ~
73 Bab 73 ~ Tidak akan menyerah ~
74 Bab 74 ~ Bertemu kembali ~
75 Bab 75 ~ kesakitan ~
76 Bab 76 ~ Melahirkan bayi yang cantik ~
77 Bab 77 ~ Imut seperti kamu ~
78 bab 78 ~ maafkan aku ~
79 Bab 79 ~ Nenek sakit keras ~
80 Bab 80 ~ Menikah siri ~
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2
Bab 2 ~ Keluarga petani ~
3
Bab 3 ~ Tidak ada restu ~
4
Bab 4 ~ Ternyata begini ~
5
bab 5 ~ Aku pulang saja ~
6
Bab 6 ~ Aku tidak pernah menganggap mu ~
7
Bab 7 ~ Lelaki pelit ~
8
Bab 8 ~ Benar kata ibu ~
9
Bab 9 ~ Namanya juga orang miskin ~
10
Bab 10~ Keluarga Toxic ~
11
Bab 11 ~ Salah pilih suami ~
12
Bab 12 ~ Biarkan dia urus sendiri ~
13
Bab 13 ~ Kejam sekali suami mu ~
14
Bab 14 ~ Untuk apa aku menikah ~
15
Bab 15 ~ Mertua gila ~
16
Bab 16 ~ Semakin emosi ~
17
Bab 17 ~ Semakin cantik ~
18
Bab 18 ~ Semua orang harus tau ~
19
Bab 19 ~ Bajingan itu ~
20
Bab 20 ~ Kalian cerai saja ~
21
Bab 21 ~ Kehilangan perawan ~
22
Bab 22 ~ Aku hannya memanfaatkan dia ~
23
Bab 23 ~ Jatah makan ~
24
Bab 24 ~ Selalu meminta ~
25
Bab 25 ~ Berantem ~
26
Bab 26 ~ Ancaman ~
27
Bab 27 ~ Aku baru tau ~
28
Bab 28 ~ Dokter maling ~
29
Bab 29 ~ Gadis malang ~
30
Bab 30 ~ Siapa pria itu?"
31
Bab 31 ~ Aneh sekali sikap pria itu ~
32
Bab 32 ~ Jatuh cinta ~
33
Bab 33 ~ Di seret keluar ~
34
Bab 34 ~ Takut ~
35
Bab 35 ~ Kepikiran ~
36
Bab 36 ~ Ternyata penipu ~
37
Bab 37 ~ Jadi malu ~
38
Bab 38 ~ Aku jadi ragu dengan pacar mu ~
39
Bab 39 ~ Keributan ~
40
40 ~ Khawatir sekali ~
41
Bab 41 ~ Mencintai dengan diam ~
42
Bab 42 ~ Aku muak dengan keluarga mu ~
43
Bab 43 ~ Berakhir ~
44
Bab 44 ~ Sedih ~
45
Bab 45 ~ Akhirnya ~
46
Bab 46 ~ Keluar ~
47
Bab 47 ~ Lelaki bodoh ~
48
Bab 48 ~ Orang tua ikut campur ~
49
Bab 49 ~ Aku punya pilihan ~
50
Bab 50 ~ Hal yang tidak diinginkan ~
51
Bab 51 ~ Aku mencintai mu ~
52
Bab 52 ~ Sakit ~
53
Bab 53~ di hajar ~
54
Bab 54 ~ Keributan ~
55
Bab 55 ~ Biarkan aku bertanggung jawab ~
56
Bab 56 ~ Jangan salah bergaul ~
57
Bab 57 ~ Cantik dan sederhana ~
58
Bab 58 ~ Pura-pura ~
59
Bab 59 ~ Nenek pengertian ~
60
Bab 60 ~ Bertemu ~
61
Bab 61 ~ Jangan mengingatkan masa lalu ~
62
Bab 62 ~ Aku tidak peduli ~
63
Bab 63 ~ Hancur karena kesombongan ~
64
Bab 64 ~ Masuk rumah sakit ~
65
bab 65 ~ Terharu ~
66
bab 66 ~ Anak tidak tau di untung ~
67
Bab 67 ~ Ini rumah ku~
68
Bab 68 ~ Aku ingin ibuku yang merawatku. ~
69
Bab 69 ~ Bakteri penggoda ~
70
Bab 70 ~ Kamu terlalu manja ~
71
Bab 71 ~ Siapa yang membayar makanan ini ~
72
bab 72 ~ Ancaman besar ~
73
Bab 73 ~ Tidak akan menyerah ~
74
Bab 74 ~ Bertemu kembali ~
75
Bab 75 ~ kesakitan ~
76
Bab 76 ~ Melahirkan bayi yang cantik ~
77
Bab 77 ~ Imut seperti kamu ~
78
bab 78 ~ maafkan aku ~
79
Bab 79 ~ Nenek sakit keras ~
80
Bab 80 ~ Menikah siri ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!