Melisa kaget saat Ardi menarik tangannya dengan kasar keluar dari mobil suaminya,dia tidak menyangka ternyata selain tidak bisa menepati janji suaminya juga memiliki temperamen yang kasar membuatnya seperti orang bodoh.
" Kamu ngapain masih duduk di dalam mobil memangnya harus keluarga ku menyambut mu di depan pintu,tolong jangan permalukan aku." Ucapnya dengan wajah masam.
"Mas jangan kasar seperti ini,aku tidak suka kenapa kamu berubah seperti itu padahal kita belum lama menikah tapi kamu sudah menunjukan sikap asli mu." Hardik Melisa membuat Ardi menatapnya dengan mata yang bulat.
" Hei...Jangan coba-coba meninggikan suara di hadapan ku,kalau kamu tidak suka dengan sikap ku yang apa adanya kamu bisa pergi,tapi berhubung kamu sudah disini mari kita temui orang tua ku." Ardi mencengkram dagu Melisa dengan kasar setelah itu dia membuang wajah Melisa dengan kasar ke samping setelah itu menarik tangannya masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di rumah orang tuanya,semua orang sedang berkumpul di ruang tamu kedua abangnya dan juga istrinya mereka dan Kaila adik perempuannya yang kayaknya sedang kuliah kedokteran.
" Ma....Aku pulang..." Sapa Ardi dengan wajah tersenyum dia memeluk ibunya seakan mereka sudah lama tidak bertemu meninggalkan Melisa berdiri di ruang tamu,Melisa salah tingkah di hadapan mereka semua.
" Akhirnya kembali juga kamu anak durhaka,siapa wanita ini,dia wanita yang kemarin kamu bawa kemari kan?,berani juga dia ikut dengan mu,mau ngapain lagi dia kesini?" Tanya mamanya dengan nada sinis dan tatapan melecehkan seakan Melisa mahluk yang sangat kotor dan hina.
" Ma ..Aku sudah menikahinya,bukannya kemarin itu aku sudah katakan pada mama,tapi mama menolak untuk datang,aku sudah menikah dengannya dan sekarang dia bagian dari keluarga ini,Melisa kemari duduk disini ngapain kamu berdiri disana_
" Apa kamu sudah menikah dengan dia? dasar anak kurang ajar kamu,beraninya kamu menikah tanpa restu dari orang tua mu,kamu tidak bisa duduk disini,aku yakin di rumah mu tidak ada kursi mewah seperti ini jadi kamu berdiri di sana saja dan kamu Ardi kamu sangat keterlaluan."
" Ahhh...Lepaskan ma,mama pura-pura lupa saja,kemarin aku sudah bilang." Jawab Ardi,dia meringis kesakitan saat mamanya menarik telinganya dengan kuat,dia memang sengaja pura-pura lupa,dia sengaja tidak datang di hari pernikahan putranya karena Melisa bukan lah wanita yang dia inginkan.
Mereka mengabaikan Melisa yang sedang berdiri,Melisa memegangi pucuk bajunya,dia menggigit bibir bawahnya dia merasa orang yang paling tidak berharga keluarga suaminya tidak satu pun yang menegurnya sementara banyak orang disana,dan yang paling membuatnya sakit suaminya seakan tidak peduli dengan dirinya.
" Sudahlah terserah kamu saja,entah apa yang menarik dari orang kampung ini sampai kamu menikahinya,aku takut dia membawa virus kemiskinan ke rumah ini,segera antar dia ke dapur di dapur banyak pekerjaan." Ucap mamanya dengan sangat angkuhnya hingga Melisa hannya bsia menelan ludah pahit.
Ardi langsung beranjak dari tempat duduknya setelah itu dia membawa Melisa terlebih dahulu ke dalam kamarnya,entah apa yang membuat pria itu wajahnya masam.
" Mas aku tetap memilih bekerja mulai besok,aku tidak mau tinggal di rumah ini." Ucap Melisa setelah mereka sampai di kamar.
Ardi langsung mendorong tubuh Melisa ke atas ranjang,lalu dia menaikkan satu kakinya ke atas ranjang dan menatap Melisa dengan tatapan penuh kemarahan.
"Kerja....Kamu masih ingin bekerja di cafe itu,untuk apa kamu bekerja,apa kamu ingin menggoda pria lain hah...Kamu itu istriku,aku sudah membayar mahar mu jadi kamu harus menuruti semua perintahku,kamu tidak bisa keluar dari rumah ini kalau tanpa ijin dariku." Jawab Ardi setelah itu dia menurunkan kakinya.
"Mas aku tidak mau jadi babu di rumah ini,apa kamu menikahi ku untuk jadi babu keluarga mu,kamu tega mas," Melisa mulai sesenggukan dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia melanjutkan hidup di rumah mewah keluarga suaminya.
" Tidak ada yang ingin membuatmu jadi babu,kamu jangan banyak bicara,sekarang ganti pakaian mu dan kita ke belakang kamu hannya perlu bekerja seadanya mencari kesibukan." Ucap Ardi setelah itu dia keluar dari kamarnya.
Melisa menarik napas berat,tidak ingin kena marah suaminya akhirnya Melisa mengganti pakaiannya setelah dia menyusul suaminya yang sudah menunggu di depan pintu kamar mereka.
" Lamban sekali aku sudah bilang kamu harus pintar ambil hati orang-orang di rumah ini kalau kamu ingin betah di rumah ini." Sungut suaminya entah apa yang membuat suaminya selalu marah dan kesal dengannya.
" Mas lebih baik aku pulang saja,aku takut tinggal di rumah ini." Ucap Melisa dia tidak bisa membayangkan tinggal di rumah itu,apalagi suaminya terlihat bermuka dua yang baru dia tau.
" Terserah kamu sajalah buat emosi,sekarang kamu ke dapur lakukan apa yang bisa kamu lakukan." Ardi menarik tangan Melisa lalu mengantarnya ke dapur di sana pembantu rumah tangga sedang membersihkan dapur.
" Bibi...Ajari dia bekerja,dia istriku,suruh dia melakukan pekerjaan rumah untuk membantu mu." Ucap Ardi setelah itu dia pergi begitu saja meninggalkan dapur dan mengabaikan Melisa yang memanggilnya.
Melisa duduk di kursi dengan tubuh lemas,dia tidak ada semangat lagi menjalani hidup,dia tidak menyangka suaminya memiliki sifat yang kurang baik padahal sebelum mereka menikah mulut Ardi begitu manis dan bahkan dia pria yang sangat baik,royal dan lembut,itulah sebabnya dia menerima lamarannya dan menolak pria yang di jodohkan orang tuanya.
" Siapa nama kamu?" Tanya wanita itu,dia wanita yang sudah lumayan tua,entah apa yang membuatnya sudah tua tapi masih bekerja di rumah itu seharusnya di usinya yang sudah tidak muda lagi dia sudah istrahat menikmati hidup bukan malah menjual tenaga di rumah orang.
" Melisa bu.."
"Panggil Tante saja,sebenarnya aku ini tantenya Ardi tapi karena aku orang miskin mereka menjadikan aku sebagai pembantu,aku tidak usah bercerita tentang masa lalu suatu saat kamu pasti tau.Nanti ibunya Ardi melihat mu duduk lebih baik kamu bersihkan piring itu kerjakan dengan hati-hati." Ucap wanita itu lalu dia melakukan pekerjaan lain.Perlahan-lahan Melisa tau rahasia keluarga suaminya semakin dia banyak tau semakin dia merinding ketakutan.
" Bibi....Apa makanan sudah siap kami sudah lapar dan orang kampung itu apa yang dia kerjakan?" Tiba-tiba mertuanya menghampiri mereka ke dapur.
Wanita itu berdiri di pintu sambil menatap Melisa dengan sinis entah apa yang di pikiran wanita itu yang jelas dia menatap Melisa dari atas ke bawah.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments