Kebimbangan masih menyelimuti hati Shella. Terlebih lagi banyak godaan yang datang pada Shella maupun Ikhsan.
Beberapa wanita telah diperkenalkan oleh teman maupun komandan Ikhsan, namun kesetiaan Ikhsan masih tetap tidak tergoyahkan, dia masih sangat menyayangi Shella. Tapi disisi lain rasa takut ditinggalkan oleh Shella sangat lah besar kemungkinan nya. Mengingat dulu sewaktu sekolah banyak yang mendekati nya, dan pasti nya sekarang lebih banyak lagi.
Ikhsan sangat takut jika hati Shella tergoyahkan walaupun dia yakin Shella akan setia karena dia selalu tau hubungan percintaan nya pada waktu sekolah, Shella termasuk orang yang sangat setia dengan pasangan nya. Ikhsan telah mempersiapkan hati jika Shella lelah untuk meneruskan hubungan mereka, Ikhsan belajar ikhlas melepaskan Shella bila itu benar-benar terjadi.
*seminggu kemudian*
Hari ini Shella telah wisuda, namun dia masih belum bisa menghubungi Ikhsan. Dia hanya berharap di hari wisudanya ini dia bisa mendengar suara Ikhsan dan mengetahui dia baik-baik saja di sana.
*kriing*
Ada sebuah panggilan video dengan nomor baru. Shella mengangkatnya, dan ternyata itu Ikhsan
"Selamat ya sayang sudah wisuda, semoga ilmunya bermanfaat, sukses kerjaan nya, maaf ya ngga bisa datang dan baru bisa menghubungimu sekarang, hp ku rusak dan baru beli lagi semalam"
Shella menangis tersedu-sedu ditengah keramaian. Ikhsan yang melihat Shella menangis, mencoba menenangkan hati kekasih nya tersebut.
"maaf ya sayang, udah ngga usah nangis, jelek"
"biarin" Shella memajukan bibir nya.
"senyum lah"
"ngga mau, kamu jahat, ngga ada hubungi aku beberapa hari"
"iya maaf ya" Ikhsan masih terus memandangi Shella dengan kerinduan
"aku tau aku cantik, tapi ngeliat akunya ngga usah gitu"
Ikhsan tersenyum "kangen" dengan suara lembut Ikhsan mengungkapkan kerinduan nya kepada Shella
Shella tersenyum mendengarnya, dan mencium Ikhsan lewat handphone nya. Ikhsan membalas ciuman Shella.
"ya sudah besok aku telpon lagi kalau sinyal nya ngga susah" ucap Ikhsan
Shella mengangguk "i love you"
"i love you too"
Shella menuju ketempat Shinta dan teman-teman nya berkumpul untuk berfoto-foto wisuda untuk kenang-kenangan mereka. Tanpa di sadari oleh Shella, Gilang telah berdiri dibelakangnya. Ketika kaki Shella melangkah kebelakang, dia tidak sengaja menginjak kaki Gilang dan badan nya sedikit oleng tapi Gilang menahan nya agar tidak jatuh. Shella melihat siapa yang menolongnya dan secepat kilat dia berdiri.
"Sorry" ucap Shella
Gilang tersenyum "ngga apa-apa"
Shinta dan teman-teman yang lain melihat adegan tersebut terkekeh, mereka semua tau kisah tentang Shella dan Gilang.
"ehem, ngga usah dipandangi terus lang, nanti clbk" Shinta mengisengi mereka
Teman-teman yang lain tertawa termasuk Gilang yang tersenyum. Tapi tidak dengan Shella, dia tersenyum sinis dan menggelengkan kepalanya.
"oiya aku mau ngundang kalian makan makan nanti malam ya, nanti aku share digroup lokasinya, dateng ya"
"ok siap lang" jawab teman-teman nya kecuali Shella karena dia memang tidak akan datang ke tempat itu.
Shella kembali menuju mobilnya bersama Shinta karena mama dan papa nya juga Rendy sudah pulang duluan.
"shel" tegur Gilang. Shella dan Shinta menoleh
"aku tunggu di mobil" ucap Shinta
"kamu datang ya nanti malam, ini yang terakhir kali nya" ucap Gilang
"maaf ya lang, aku ngga bisa"
Gilang menghela nafas "ok kalau gitu, aku bisa minta tanda tanganmu?" Gilang mengeluarkan novel milik Shella yang menceritakan kisahnya bersama Shella.
Shella melihat Gilang, dan menyadari bahwa Gilang telah membaca buku nya "tapi aku ngga bawa pulpen" ucap Shella
"nih" Gilang memberikan sebuah kotak, Shella membaca merk dari pulpen tersebut, pulpen yang memiliki harga yang cukup mahal buat Shella. Shella membuka kotak tersebut, dan melihat terdapat namanya di pulpen tersebut. Shella melihat Gilang. Dia pun mengambil pulpen tersebut dan menuliskan sesuatu di dalam bukunya.
Usai menuliskan sesuatu serta menandatangani buku itu, Shella menyerahkan buku serta pulpen tersebut.
"itu punya kamu" ucap Gilang
Shella menggelengkan kepala nya, tanda penolakan Shella atas pemberian Gilang.
Gilang tersenyum " Shel, itu hadiah perpisahanku, aku berharap hubungan kita tetap baik-baik aja walau kita sudah berpisah, maafin aku selama ini sudah ngecewain kamu, semoga kamu bahagia ya Shel, sekali lagi aku minta maaf"
Gilang pergi meninggalkan Shella. Dia pun membaca tulisan milik Shella di dalam mobil nya.
Dear Gilang,
Cerita ini aku tulis untuk meringankan sedikit kegelisahan ku saat kekecewaan ku menyelimuti hatiku. Maafkan aku atas kesalahan serta kekurangan ku.
Terimakasih sudah menjadi inspirasi dalam buku ini, terimakasih sudah menjadi bagian cerita dari masa lalu ku. Aku berdoa Semoga kamu menemukan kebahagianmu. Amin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments