Setibanya dirumah.
“Ayo turun.” Kata Ferdi.
“Aku takut Fer.” Kata Alia.
“Nanti turun langsung minta maaf dan peluk dia pasti luluh.” Kata Ferdi.
Akhirnya Alia menuruti kata-kata Ferdi.
“Suamiku sayang, maaf ya terlambat. Aku kangen banget mas.” Kata Alia sambil memeluk suaminya.
“Hmmmm iya, aku juga minta maaf harusnya aku tadi WA kamu dulu. Ayo cepat buka pintunya.” Kata Dimas.
“Bang, maaf tadi aku jadi kuli angkutnya si Alia, ya ampun bang belanjaannya banyak banget loh bang. Pasti abang kecapekan banget kalau nemenin Alia belanja bulanan.” Kata Ferdi.
“Syukurlah ada Ferdi, makasih ya Fer.” Kata Alia dalam hati.
“Sini aku bantuin, datang jam berapa tadi?” Tanya Dimas.
“Jam 12 bang, langsung disuruh makan sama Alia. Masakan istri abang emang mantap, abang beruntung banget punya istri kayak Alia.” Kata Ferdi.
“Hahaha bisa aja, masuk yuk diluar dingin.” Kata Dimas.
“Gimana bang kerjaan lancar?” Tanya Ferdi.
“Lancar kok, emang akhir-akhir ini banyak lembur karena mau akreditasi sekolah. Ada rumor juga kayaknya aku bakal dipindah ini.” Kata Dimas.
“Pindah dimana mas?” Tanya Alia.
“Ke dinas Pendidikan, jadi nggak ngajar lagi deh. Sudah enak-enak jadi guru TIK eh dipindah ke dinas Pendidikan mana jauh lagi tempatnya, aku kasihan sama Alia dirumah sendirian, karena aku pasti pulangnya malam.” Kata Dimas.
“Tenang saja ada aku kok bang, aku sore sudah pulang. Studio juga punya sendiri jadi bisa pulang jam berapa aja sesuka hati hehe.” Kata Ferdi.
“Yang penting kamu nyaman mas di tempat kerja baru, mas mau kemana aja pasti aku akan ikut mas kok.” Kata Alia.
“Makasih ya, untung ada kamu Fer mau nemenin Alia, dia suka takut kalau dirumah malam-malam sendirian. Dia pernah di gangguin, katanya di dapur berisik banget ternyata itu suara tikus.” Kata Dimas.
“Hahahahaha dia emang paling takut sama tikus bang.” Kata Ferdi.
“Sudah jangan berisik, ayo kita makan malam. Aku sudah panasin lauk.” Kata Alia.
**
Dikamar
“Mas aku sekarang sedang masa subur loh.” Kata Alia sambil senyum cengar cengir.
“Aku capek banget sayang, besok pagi saja gimana?” Tanya Dimas.
“Hmmm kamu selalu begitu mas, giliran besok pagi aku tagih eh kamu malah buru-buru kerja takut terlambat.” Kata Alia kesal.
“Mas janji besok pagi ya, sekarang kita tidur biar besok pagi fresh.” Kata Dimas sambil memeluk istrinya.
Namun Alia kesulitan tidur. Akhirnya dia keluar kamar.
“Hmmm nggak bisa tidur enaknya bikin mie instan sambil nonton netpelik. Wah pasti enak banget.” Kata Alia.
Alia menuju dapur dan memasak mie instan.
“Masak apa malam-malam begini?” Tanya Ferdi.
“Lagi bikin mie instan.” Kata Alia.
“Hmmmm habis indehoi nih kayaknya haha, biasanya kalau malam-malam bikin mie instan tandanya habis main kuda haha.” Goda Ferdi.
“Hmmm bisa diam nggak? Justru aku lagi nggak bisa tidur, kalau mas Dimas sudah tidur dari tadi. Mau mie instan juga nggak?” Tanya Alia.
“Nggak, lihat deh foto kamu tadi, aku edit jadi makin bagus loh.” Kata Ferdi.
“Coba lihat.” Kata Alia.
“Kamu itu fotogenic banget, cantikmu itu natural benar-benar tidak membosankan.” Kata Ferdi yang membuat Alia jadi salah tingkah dan suasana jadi canggung.
“Sorry sorry hehe.” Kata Ferdi.
“Makasih ya tadi sudah bantuin aku, kamu sudah bantuin aku buat cairin suasana dan aku lega banget mas Dimas nggak marah ke aku.” Kata Alia.
“Kamu bahagia kan dengan pernikahanmu? Abangku nggak pernah kasar kan?” Tanya Ferdi.
“Aku Bahagia tapi terkadang aku juga frustasi dengan kelakuan mas Dimas.” Kata Alia.
“Maaf ya.” Kata Ferdi sambil memeluk Alia, yang membuat Alia jadi menangis.
“Bekas merah di pipimu itu tamparan dari abangku ya?” Tanya Ferdi.
“Iya, aku bingung harus berbuat apa lagi. Aku sangat mendambakan memiliki seorang anak tapi mas Dimas terkesan sangat nyantai. Dia itu harusnya yang periksa ke dokter tapi dia benar-benar menolak.” Kata Alia.
“Lalu kamu tidak puas dengan abangku? Abangku bisa membuatmu puas kan?” Tanya Ferdi.
“Bahkan baru masuk sebentar saja sudah pecah, bagaimana aku bisa puas coba.” Kata Alia.
“Bagaimana kalau aku membantumu?” Tanya Ferdi.
“Membantu apa maksudmu?” Tanya Alia.
“Membantu memuaskanmu.” Kata Ferdi.
“Jangan gila kamu ya, aku ini kakak iparmu.” Kata Alia sambil melepas pelukan Ferdi.
“Aku hanya membantumu, memangnya kamu tidak rindu dengan masa lalu kita dulu? Masa-masa indah kita pernah pacaran dulu, tapi kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Bahkan kamu menjodohkanku dengan abangmu. Lepaskan aku Fer, bagaimana kalau mas Dimas melihat kita?” Tanya Alia.
“Aku tidak menjodohkanmu tapi saat kamu bertemu pertama kali dengan abangku, kamu langsung terpesona padanya dan minta untuk dikenalin. Jujur aku cemburu melihatmu Bersama abangku.” Kata Ferdi.
“Sudah gila kamu ya, lepaskan aku.” Kata Alia sambil melepaskan pelukan Ferdi lalu langsung berlari menuju kamarnya.
“Huh huh huh Ferdi benar-benar gila ya. Sepertinya aku harus jaga jarak dari dia.” Kata Alia dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments