Fransiska, Veve dan Amel akan pergi ke Pantai.
“Loh suamimu mana Al?” Tanya Fransiska.
“Sudah pulang barusan, dia ada urusan di kantornya.” Kata Alia.
“Kalau begitu kamu balik besok saja, kita balik Jakarta bareng-bareng.” Kata Amel.
“Setuju banget sih.” Kata Veve.
“Kayaknya sih aku balik nanti malam sama Ferdi, suamiku menyuruhku pulang bareng sama Ferdi.” Kata Alia.
“Hati-hati pulang bareng buaya.” Kata Fransiska.
“Enak saja kalau bicara.” Kata Ferdi.
“Justru kalau kalian balik berdua saja, malah bahaya apalagi si Ferdi.” Kata Veve.
“Aman, dia kan adik iparku sekarang. Tidak mungkin lah terjadi hal-hal seperti itu.” Jawab Alia.
“Justru yang tidak terlihat malah bahaya, ingat ya ada pepatah witing trisno jalaran soko kulino artinya cinta tumbuh sendiri karena kebiasaan, kebiasaan bertemu misalnya.” Kata Amel.
“Daripada kalian berisik ya, mending aku mau renang dulu.” Kata Alia.
“Ikut tidak? Kita mau ke pantai loh.” Kata Veve.
“Pantai mana emangnya?” Tanya Alia.
“Ke Pantai canggu sekalian ma uke beach club, ayo ikut.” Kata Veve.
“Masih pagi loh.” Kata Alia.
“Sebelum kesana, mau ke tempat oleh-oleh dulu.” Kata Veve.
“Ayo cepat ganti baju, Fer tolong supirin ya.” Kata Veve.
“Hmmmmm iya iya.” Jawab Ferdi.
“Emangnya Raka nggak ikut?” Tanya Fransiska.
“Dia kan tukang tidur ya males lah pagi-pagi begini pergi.” Jawab Veve.
Setibanya di Pantai
Veve langsung masuk ke beach club.
“Waduh habis berapa kalau masuk sini?” Tanya Amel.
“Paling sejutaan deh.” Kata Alia.
“Sejuta lebih, ayo masuk saja kapan lagi kita masuk tempat seperti ini gratis.” Kata Fransiska.
“Gratis? Dibayarin siapa memangnya?” Tanya Alia.
“Ya si Veve lah, di grup kita siapa lagi yang paling tajir kalau bukan si Veve.” Kata Fransiska.
“Jangan sampai mabuk, nanti malam kita harus balik ke Jakarta soalnya.” Bisik Ferdi ke Alia.
“Iya tenang saja, aku sudah berubah kok.” Jawab Alia.
“Guys, kita di meja sini ya. Tenang saja aku sudah bayar mejanya kok, ayo cepat pesan sesuatu. Kita sampai malam disini, lets party.” Kata Veve sambil melepas pakaiannya dan hanya mengenakan bra dan hot pants.
“Pasti mahal banget, habis berapa kamu?” Tanya Alia.
“Kenapa? Kamu mau bayarin?” Tanya Veve.
“Ya enggak lah hahahaha, thank you ya.” Kata Alia.
“Kemarin papaku transfer 50juta, katanya buat tambahan.” Kata Veve.
“Bukannya sebelumnya kamu pegang atm mama kamu ya?” Tanya Amel.
“Itu kan dari mamaku, kalau yang ini beda lagi.” Kata Veve.
“Orang kaya memang beda, kayaknya aku bakalan temenan sama kamu sampai mati deh haha.” Kata Amel.
“Hahahaha pokoknya persahabatan kita harus awet.” Kata Veve.
“Emang kamu nggak pengen punya pacar ya Ve?” Tanya Fransiska.
“Untuk saat ini enggak dulu, aku trauma. Semua mantanku pada manfaatin aku, mereka Cuma suka sama uangku saja, nggak pernah modal. Padahal ya aku itu mau di ajak kemanapun juga nggak masalah loh, mau makan di pinggiran juga boleh kok.” Jawab Veve.
“Laki-laki langsung minder lihat kamu Ve, dari rambut sampai ujung kaki berharga banget alias mahal.” Kata Alia.
“Hahahaha apaan sih Al.” Kata Veve.
“Gimana sugar daddy kamu?” Tanya Alia kepada Fransiska.
“Parah banget sih, aku putus sama dia. Istrinya ternyata tau dan dia hampir ngelabrak aku.” Jawab Fransiska.
“Terus kalian putus gitu saja? Minta uang yang banyak dong.” Kata Veve.
“Dia membelikanku kalung sebagai tanda perpisahan dan permintaan maaf.” Kata Fransiska sambil menunjukkan foto kalungnya di galeri ponselnya
“Wah bagus nih kalungnya, diamond loh.” Kata Amel.
“Jelas lah karena aku yang pilih haha.” Kata Fransiska.
“Sebenarnya yang kamu dapatkan apa sih dari dia? Emang kamu ada rasa cinta gitu sama dia?” Tanya Alia.
“Uang, kenyamanan, kepuasan ya gitu sih. Aku juga nggak tau kenapa aku bisa pacarana sama dia. Awalnya memang suka, dia selalu treat me like a queen. Jujur aku sama sekali tidak ada niatan untuk merebut dia dari istrinya tapi ternyata masalah dia sama istrinya agak kacau sih. Jadi dia butuh pelampiasan eh ternyata pelampiasan dia adalah aku, bodohnya aku malah aku layanin dan terima dia.” Kata Fransiska.
“Memangnya masalah apa?” Tanya Alia.
“Istrinya tidak bisa memuaskan suaminya, istrinya suka marah-marah menuntut suaminya harus ini harus itu, soalnya istrinya jauh lebih kaya sih. Semua yang diberikan ke aku adalah uang istrinya hahahaha. Akhirnya aku manfaatin saja sekalian.” Kata Fransiska.
“Gila banget emang kamu, kok mau sih jadi pelakor.” Kata Alia.
“Mana aku tau kalau dia sudah punya istri, dia masih muda justru istrinya yang lima tahun lebih tua.” Kata Fransiska.
“Lalu mereka punya anak tidak?” Tanya Alia.
“Punya, anaknya Perempuan lucu banget. Bahkan aku pernah menjemputnya di sekolah.” Kata Fransiska.
“Hah? Gila gila, lalu kamu dengan mudahnya putus begitu saja?” Tanya Amel.
“Untuk saat ini kita memang tidak bertemu tapi masih sering komunikasi kok.” Kata Fransiska.
“Sudah berbuat apa saja kalian?” Tanya Alia.
“Komunikasi lewat apa?” Tanya Veve.
“Makin penasaran deh, ya ampun punya teman kenapa gini banget sih.” Kata Amel.
“Hahahahaha makanya jangan sesekali kalian sepertiku, dulu waktu dia mendekatiku dia ngaku masih bujang, lalu bebrapa bulan menjalin hubungan barulah aku tau kalau dia pria beristri. Tapi aku sudah terlanjur berhubungan sangat jauh, ya layaknya pasangan suami istri, gimana aku tidak makin sayang coba, dia membelikanku apartemen, memberiku uang bulanan yang sangat banyak bagiku, membelikanku hp ipong, dan saat ini aku minta dibelikan mobil baru.” Kata Fransiska.
“Mobilmu kenapa memangnya?” Tanya Ferdi.
“Tidak apa-apa, ya hanya ingin ganti baru saja.” Jawab Fransiska.
“Pertanyaanku belum terjawab ya btw.” Kata Veve.
“Oh iya haha, lewat email. Kita bikin satu email buat berdua.” Kata Fransiska.
Tiba-tiba Fransiska melihat kekasihnya bersama istrinya di beach club.
“Gila gila, guys itu pacarku lagi sama istrinya. Gimana ini?” Kata Fransiska sangat panik.
“Cepat sembunyi.” Teriak Veve.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments