BAB 17

Satu bulan sudah mereka tinggal dirumah baru.

Alia menyiapkan sarapan untuk suaminya.

“Bawa bekal tidak mas?” Tanya Alia.

“Boleh, kamu masak apa?” Tanya Dimas.

“Ayam goreng mas.” Jawab Alia.

“Aku nanti pulang malam karena ada rapat wali murid dan rapat dengan guru-guru, jangan tunggu aku. Kamu tidur dulu saja.” Kata Dimas.

“Baik mas.” Kata Alia.

“Nanti Ferdi mau kesini.” Kata Dimas.

“Benarkah? Ada perlu apa memangnya mas? Kalau tidak ada kamu dirumah bagaimana mas? Tidak enak kalau dilihat tetangga.” Kata Alia.

“Dia punya studio di dekat sini, dia mau cari tempat tinggal di sekitar tempat kerjanya.” Kata Dimas.

“Oh gitu ya, baik mas. Nanti akum asak agak banyak kalau gitu.” Kata Alia.

“Sebenarnya aku kasihan sama dia, aku berencana menawarkan dia untuk tinggal disini tapi dia tidak enak denganmu takut merepotkanmu.” Kata Dimas.

“Kalau aku sih terserah mas saja, aku ikut apa kata mas saja.” Kata Alia.

“Kalau gitu nanti aku suruh dia tinggal disini saja sementara ya, lagipula dia juga lebih banyak menghabiskan waktu di studio, dia pasti ke rumah ini untuk tidur saja.” Kata Dimas.

“Baik mas.” Kata Alia.

“Jangan berani-berani untuk mengadu sama dia.” Kata Dimas.

“Tidak mas.” Jawab Alia.

**

Alia baru saja mandi dan sedang memakai skincare, tiba-tiba dia kaget karena melihat Ferdi. Alia sangat kaget saat melihat Ferdi datang karena Alia hanya mengenakan handuk yang di lilit ke tubuhnya.

“Sorry.” Kata Ferdi langsung mengalihkan pandangan.

“Tunggu di ruang tamu, aku mau ganti baju dulu.” Kata Alia.

“Aku tadi berkali-kali memanggilmu tapi ternyata tidak ada jawaban makanya aku langsung masuk, lain kali kalau sendirian dirumah pintu rumah dikunci ya.” Kata Ferdi.

Alia segera ganti baju dan pergi ke ruang tamu menemui Ferdi.

“Kamar kamu di sebelah sana.” Kata Alia sambil menunjuk ke arah kamar Ferdi.

“Ok, gimana kabar kamu? Pipi kamu kenapa kok sepertinya memar?” Tanya Ferdi.

“Tidak apa-apa, tadi terbentur dinding saat mandi.” Kata Alia.

“Abangku kasar ya? Mana ada bekas benturan di pipi. Harus di obati loh biar tidak semakin parah.” Kata Ferdi.

“Fer tolong, aku tidak apa-apa dan ini bukan ulah mas Dimas. Kamu mau makan apa? Aku tadi masak ayam goreng.” Kata Alia.

“Wah enak tuh, ada sambelnya nggak?” Tanya Ferdi.

“Sambel ijo kesukaanmu sudah aku buatkan.” Kata Alia.

“Makasih ya Al.” Jawab Ferdi.

Setelah meletakkan barang ke kamar dan berganti pakaian, Ferdi langsung ke meja makan untuk makan siang karena sudah kelaparan.

“Makan bareng yuk Al.” Kata Ferdi.

“Nanti saja, kamu makan duluan saja.” Kata Alia.

“Temani aku makan dong, please.” Kata Ferdi.

“Manja banget deh, aku mau keluar Fer.” Kata Alia.

“Keluar kemana memangnya?” Tanya Ferdi.

“Mau ke supermarket buat beli keperluan dapur.” Kata Alia.

“Aku anta rya, sebagai adik ipar yang baik dan rasa terima kasihku karena kalian telah menerimaku tinggal disini. Boleh ya?” Tanya Ferdi.

“Tapi sama dibayarin ya.” Kata Alia sambil tertawa.

“Siap sayang.” Kata Ferdi keceplosan.

“Kamu apaan sih.” Gerutu Alia.

“Astaga maaf Al hehe.” Kata Ferdi.

“Gimana pacar kamu? Masih ngebet buat nikah? Buruan lamaran makanya.” Kata Alia.

“Aku putus sama dia, dia lebih memilih sama laki-laki pilihan ibunya.” Kata Ferdi.

“Yah galau dong, gpp Fer daripada kamu terpaksa kan. Semoga kamu segera mendapatkan istri yang jauh lebih baik darinya ya.” Kata Alia.

“Makasih ya Al, nggak salah deh aku ngenalin kamu ke abangku dulu.” Kata Ferdi.

“Mas Dimas itu punya mantan berapa sih Fer?” Tanya Alia.

“Setauku hanya 2 Al, kenapa? Abangku masih sering hubungi mantannya?” Tanya Ferdi.

“Tidak kok, hanya penasaran saja.” Kata Alia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!