Perlahan-lahan Mira membuka matanya, samar-samar ia bisa mendengar seseorang sedang bertengkar di depannya. Ia terhuyung ke belakang ketika cengkraman orang lepas dari badannya. Dengan sigap seseorang itu pun menarik kembali Mira ke dekapannya.
"Mira you fine?" Viola berbalik dan menatap Dilon dengan tajam.
"Pergi lah pak! tolong jangan hadang perjalanan kami!" kata nya dengan membentak.
"Saya tidak mau dan cepat serahkan gadis itu kepada ku, apakah kau tidak tahu?. Dia adalah tunangan ku," kata nya.
Viola membulatkan matanya ia sangat terkejut dengan sigap ia pun melemparkan badan Mira hingga ke dekapan Dilon. Spontan laki-laki itu pun langsung membulatkan mata sempurna seenak jidatnya Viola memberikan tubuh Mira kepadanya.
"Maaf saya tidak akan menganggu dan mencampuri urusan kalian. Permisi..." membungkuk dan berjalan mendekat ke mobilnya. Ia pun langsung menancap gas yang masih di plototi oleh Steven dan Dilon.
"Emh.." Mira Menggerakkan tubuhnya dan mencari posisi nyaman.
"Viola ayo kembali.. aku mau muntah.." kata Mira.
Dilon menatap tajam ke arah Mira, susah payah Steven menelan Saliva nya. Apakah sang kekasih tuannya ini akan muntah di bajunya? dan..
Byurr
Steven menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Wanita itu berani sekali mengeluarkan makanan yang ada di dalam perutnya di baju sang tuan muda. Ia menelan Saliva nya sembari menatap sang tuan muda yang tengah murung itu.
Sedangkan sih gadis ia terkekeh dan mengelus perutnya tanpa ada rasa berdosa sekali di wajahnya.
Nona tamat riwayat mu. Batin Steven.
Dilon melirik ke arah Mira yang terhuyung-huyung berjalan meninggalkan mereka. Sembari bergumam tak jelas dan berulang kali ia terjatuh membuat rahang Dilon mengeras.
"Mira!!!!!"
Steven menutup telinga nya dengan tenaga yang ia punya. Mendengar jeritan melengking sang tuan muda membuat nya harus buru-buru menyelamatkan Mira dari kemarahannya.
"Nona kabur!!!" teriak Steven
"Hah?" dengan wajah polosnya ia menoleh ke belakang. Mendapati seorang lelaki yang tengah lari ke arahnya membuatnya membulatkan matanya. Ia pun langsung lari sekuat tenaga menghindari kejaran harimau yang tengah kelaparan.
"Mama!!!!" Teriak Mira di tengah jalanan sepi itu.
Sementara di rumah Mira..
"Uhuk!" seketika Dinda langsung terbangun dan dengan cepat ia meminum air putih yang ada di atas nakas. Tenggorokannya kering seperti habis berjalan berkilo-kilo meter tanpa air minum. Ia menarik nafas dan menghela nafas berulang ulang ia lakukan untuk menetralkan pernafasannya.
"Huhh huhh huhh," setelah bernafas lega ia pun kembali ambruk ketika sang suami menarik tangannya. Memeluk Dinda selayaknya guling membuat Dinda masih memikirkan sang putri di otaknya. Entah mengapa ia memiliki firasat aneh mengenai putrinya itu.
Namun waktu yang tak terhentikan membuatnya kembali terlelap karena tak bisa lepas dari jeratan suaminya. Ia bersusah payah ingin keluar dari dekapan suaminya namun naas ,sang suami malah mengeratkan pelukannya dan membuat jantungnya hampir mogok dari fungsinya.
K͟e͟e͟s͟o͟k͟a͟n͟ h͟a͟r͟i͟n͟y͟a͟...
Mira membuka matanya perlahan, kepala yang serasa ingin pecah membuatnya merintih dan dengan cepat ia bangun merangkak menjauh dari sinar matahari pagi yang sempat menganggu tidurnya. Ia pun mencoba membuka mata dan memanggil ibunya. Berteriak-teriak seperti biasa supaya ibunya datang dan mengobati luka di kepalanya.
Namun beberapa waktu kemudian ibunya yang tak kunjung datang membuatnya turun dari ranjang. Memakai sendal rumahannya dan berjalan ke arah pintu namun ketika ia hendak keluar ia malah terhuyung kebelakang dan memegangi keningnya yang lebam akibat benturan keras tembok mengalahkan lembut kulitnya.
Hingga akhirnya ketika luka lebam itu lebih nyeri dari pada kantuk nya. Ia pun mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan mata menyipit. Menyadari bahwa ia tak ada di kamar yang biasa ia tempati buru buru ia segera bangkit dan memojok.
"Aku ada dimana.." lirihnya tak percaya.
Bayangan bayangan aneh muncul di otaknya. Berputar-putar memikirkan bahwa ada penculik yang akan menerkam nya, mengurung nya, membelah organ-organ nya, dan menjual beberapa aset organ miliknya yang akan di serahkan kepada orang yang menginginkannya.
Buru buru Mira menggelengkan kepalanya dan memegangi kepalanya yang amat nyeri sekali itu. Ia pun langsung mencari sesuatu untuk kabur dari rumah itu. Membuka lemari yang tersedia lalu mengobrak-abriknya mencari kain-kain yang tak berguna untuk membuat tali tambang supaya keluar dari rumah.
"Mengapa semua pakaiannya bagus-bagus sih! apa tidak ada yang jelek??" kata Mira terus mengeluarkan pakaian-pakaian pria di dalam lemari itu
ia mengacak rambutnya frustasi, membuka jendela dan menatap ke sekitar. Jarak nya yang tak jauh dari kamar itu membuatnya harus bisa leluasa memikirkan hal untuk keluar dari ruangan itu. Menatap adanya pipa menjalar ke bawah seketika seringaian senyuman bahagia mengukir di wajahnya.
Namun ketika ia berusaha meraih pipa itu tiba-tiba ia mendengar kan pibtu di buka. Ia melototkan matanya dan memberanikan diri untuk menghadap ke belakang.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Vie Agustine
Aku pun kok blm paham juga
2021-06-16
2
Nisma Ariyanti
novel terburuk yg pernah ku baca 😂😂😂😂
2021-04-02
1
Farida Wati
uda smpk sgni baca nya aku blum paham2 thor😅
2021-03-22
4