Setelah makan malam bersama, Dinda dan Aksel memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Mereka akan membicarakannya lagi kepada Mira. Karena sejak tadi Mira terus minum sebanyak mungkin hingga sedikit mabuk. Mau tak mau Daniel hanya bisa mengangguk dan tersenyum.
"Tidak apa-apa pak, kita bisa melanjutkannya kapan saja. Jangan sungkan untuk menelpon saya," kata Daniel dengan ramah. Wajahnya mengembang tersenyum riah. Membuat Aksel bisa melihat ketulusan dari wajah Daniel dan terkekeh.
"Iya nak, jaga diri mu baik-baik." kata Aksel.
Daniel tersenyum lalu mengangguk. ia berhenti di depan pintu restoran.
"Semoga secepatnya bisa bertemu, pak Bu.." kata Daniel hormat.
"Iya nak, kami pergi dulu ya." kata Dinda.
"Iya Bu, hati-hati di jalan. Maaf saya tidak bisa mengantar lebih dekat lagi, karena saya masih ada urusan disini." kata Daniel.
Dinda dan Aksel mengangguk, mereka tersenyum dan meninggalkan restoran. Menuju mobil Avanza putih milik mereka. Mira bergumam kecil dan berdesis, untuk menjaga Mira dari mara bahaya. Akhirnya Dinda pun memutuskan untuk ikut duduk bersama putrinya di belakang. Aksel hanya bisa menuruti permintaan istrinya.
Ia mengeluarkan kunci dan menyalakan mesin mobil. Meninggalkan area restoran dan menancap gas dengan kecepatan sedang. Membelah keramaian kota dengan suara mesin yang terdengar.
"Bu, Daniel seperti cocok dengan Mira kan?" melirik kaca spion. Menatap wajah istri tercinta nya itu.
"Iya yah, Daniel cocok sama Mira. Semoga saja Mira mau," kata Dinda.
Aksel mengangguk dan tersenyum, ia tak ingin berkata lagi karena wataknya sedikit dingin. Hingga sampai di rumah, ayah nya membantu membawa Mira ke kamarnya. Membaringkan tubuh putrinya di atas tempat tidur lembut.
"Sudah yah tinggalkan saja. biar ibu yang ngurus," kata Dinda.
Aksel mengangguk, ia keluar menutup pintu. sementara Dinda ia mendekat ke arah putrinya memeriksa Apakah putrinya itu baik-baik saja atau tidak. Iya duduk di samping putrinya, menatap lekat wajah putrinya yang cantik itu. Ia tersenyum sangat bahagia menatap wajah putrinya sebentar lagi akan menikah dan meninggalkan dirinya di rumah dengan suaminya.
tanpa sadar ia meneteskan air mata terjatuh di pelupuk pipinya membuatnya tahu betapa sakitnya melihat sosok Putri kesayangannya yang akan segera menikah.
Ia berjalan melepaskan sepatu dan menyelimuti putrinya. Tanpa berkata-kata ya langsung keluar setelah mematikan lampunya. meninggalkan Mira yang pura-pura tertidur perlahan matanya terbuka ia menatap kearah pintu dan mengambil ponselnya di atas nakas.
Iya langsung menghubungi Viola dan mengajaknya untuk keluar malam ini. Setelah telah berbincang dengan Viola akhirnya ia pun bergegas pergi meninggalkan kamar dengan meloncat dari jendela. Meskipun berbahaya namun ia akan nekat dan menceritakan segala keluh kisahnya kepada sahabat satu-satunya itu.
Iya berlari meninggalkan area rumahnya dan berjalan ke klub malam. kisah lucu ketika ia hendak meninggalkan rumahnya ia memberikan beberapa lembar uang merah kepada satpam untuk tidak memberitahu orangtuanya bahwa ia keluar saat ini. katakanlah ia menyogok satpam itu dengan beberapa uang lembar.
30 menit usai perjalanan Mira pun sampai di suatu tempat yang akan membuat yang terlepas dari beban pikirannya. Baru saja ia melangkah masuk, ia langsung menutup telinganya setelah mendengar suara alunan disco musik yang terdengar cukup keras disana. menoleh ke sekitar dan berjalan ke tempat yang akan memberikannya minum. memesan satu botol wine, mengambil salah satu kelas dan menuangkannya di dalam gelas itu.
sembari menatap ke sekitar menunggu Viola datang. 10 menit kemudian Viola pun datang dan menghampirinya duduk di sebelahnya dan menatap heran ke arah sahabatnya itu yang tengah sibuk minum wine.
"kau baik-baik saja?" kata Viola
"Bagaimana aku baik orang tua ku menjodohkan aku dengan laki-laki yang sangat angkuh. caranya memegang diriku tadi sangatlah posesif, Aku tidak ingin menikah dengan dirinya aku memiliki tujuan hidup sendiri. aku bingung dan bagaimana cara menyikapi sikap orang tuaku itu." kata Mira dengan penuh tekanan membuat Viola juga langsung terkejut mendengar keluh kesah Mira itu.
"Seriously? demi apa kamu dijodohkan mir? umur kamu itu masih muda!" katanya dengan suara tegas.
Ira menggelengkan kepala dan langsung melanjutkan minumnya. melihat mira yang seraya benar-benar putus asa ia memikirkan sebuah ide mencari untuk berusaha membebaskan Mira dari perjodohan ini.
"Ah!aku tahu." seru nya langsung berbinar.
Mira menoleh malas, iya tahu ide Viola pasti akan menambah beban pikiran nya. bagaimanapun juga Viola adalah sahabat satu-satunya yang ia miliki. jadi iya akan pura-pura peduli demi kesenangan sahabatnya itu.
"apa?" tanya Mira dengan malas.
"kau pergi saja dari rumahnya itu kan udah bagus." kata Viola.
benar saja dugaannya Mira langsung menepuk jidatnya.
"Ya ampun Laa, aku itu belum menikah aku hanya dijodohkan kita saja baru bertunangan. melihat cincin perak ini ini adalah bukti bahwa aku sudah dimiliki dan dikekang oleh pria itu. ingin sekali aku melepas dan melemparkannya jauh-jauh dari kehidupanku." kata Mira dengan penuh tekanan. sejujurnya ia malas menanggapi kedua orang tuanya namun namun apalah daya ia tidak ingin mengecewakan walaupun hatinya bertolak belakang dengan keinginannya.
Viola mengerucutkan bibirnya dan mengacak rambutnya secara frustasi. mantap Mira dengan kesal bercampur marah.
"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi aku juga tidak tahu kalau kamu masih bertunangan kamu ini..." geram Viola.
Mira frustasi ia mengacak rambutnya sebal lalu melanjutkan minumnya.
"andai saja aku bisa lari dari kehidupan pasti sudah aku lakukan sebelumnya." kata Mira sebelum ia tertidur di meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
anitha
masih nyimak Thor 👍???????
2021-02-25
0
Rini Indriawan
smoga ad cinta segitiga y thorr..
2020-10-31
1
Intan Siregar
haha
2020-10-18
3