Mohon maaf ya, atas sebesar-besarnya bagi pembaca yang mau membaca cerita ini harus tunda dulu di S1 nya🙏
Maaf jika ada kesalahan atau kesamaan pada season 1 dan dua🙏. Itu ketidaksengajaan, dan merupakan cerita fiksi. Selamat membaca🙏
#Revisi
******
Beberapa hari kemudian, Pendataan yang telah di rancang Serapi mungkin oleh Steven yakni asisten Dilon pun telah selesai.
ia berdiri dari tempatnya menuju tempat Dilon, sembari membawa berkas data wanita yang ia pinta.
Tok Tok Tok
pintu itu di ketuk dengan pelan dan tidak terdengar buru-buru. Steven pun bergegas masuk setelah mendengar suara Dilon yang menyuruhnya masuk.
Dilon menatap Steven seraya mengerutkan keningnya. Tidak biasanya di tengah-tengah jam kerja Steven datang di ruangannya.
"Ada apa? Apakah ada masalah mengenai suatu hal?" Tanya Dilon.
Steven mengangguk namun tidak menjawab, "Data yang anda minta mengenai gadis beberapa hari yang lalu tuan." Ujar Steven.
Dilon mengerutkan keningnya seraya tersenyum, "Bagus jika kau sudah mendapatinya," ujar Dilon dengan happy.
Steven hanya menggelengkan kepalanya begitu Dilon semangat menyimak data milik wanita itu.
"Saya akan kembali ke ruangan, jika ada apa-apa anda bisa menelpon saya." Ujar Steven.
Dilon tidak menanggapi, membuat Steven hanya menghela nafas berusaha menghilangkan rasa kekesalannya. Ia pun pergi tanpa Dilon tau. Sangking seriusnya membuatnya lupa akan keadaan sekitar.
Ia tersenyum begitu menemukan adegan yang menurutnya menarik di data diri milik gadis itu. Yang bernama Mira.
******
Di sisi gadis itu, ia sedang bekerja di sebuah restoran. Mengelap meja yang telah di pakai oleh pelanggan membuatnya harus menjaga kerapian dan kebersihan restoran tempat ia bekerja.
Tubuhnya bergetar seraya kaget ketika merasakan sebuah tangan menempel di pundaknya.
"Viola! Mengapa kau mengagetkan aku," ujar Mira terkejut.
Viola hanya tersenyum melihat kepanikan Mira. Lalu ia menunjuk ke arah belakangnya.
"Ada yang mencari mu, pergi lah. Biar aku yang membereskan ini.." ujar Viola.
Mira hanya mengangguk, lalu menuju ruangan belakang. Sebelumnya ia bertanya kepada Viola, siapa yang datang menemuinya. Namun malah Viola menggelengkan kepalanya tidak mengenal.
Membuatnya mau tak mau harus bergegas ke belakang. Ia menatap seorang pria sedang minum membelakanginya. Membuat Mira merasa tidak enak jika menganggu. Tapi apa daya, pria itu sudah menunggunya.
Karena tidak mau membuat pria itu menunggu lebih lama lagi. Mira pun memanggil pria itu.
"Selamat pagi," ujar Mira singkat.
Ia lebih memilih menggunakan kata kalimat yang berupa sapaan dari pada harus mengatakan, "Hai/halo." Itu merupakan sebuah kalimat yang menurut nya tidak pantas di katakan ketika seseorang menunggu dirinya.
Pria itu berbalik badan, sembari memegangi minuman berwarna merah di tangannya. Ia tersenyum, memperlihatkan dua lubang di pipinya. Mira terkejut, siapa yang datang di jam kerja nya hari ini.
"Fian! Mau apa lagi kau kemari," ujar Mira.
Fian tersenyum seraya tau apa yang akan di ucapkan oleh Mira kepadanya. Ia meletakkan gelas nya di meja lalu mendekat ke Mira.
"Kau mau apa, jangan menyentuh ku." Ujar Mira menaruh kedua tangannya di depan dada sembari mundur ke belakang.
Fian terhenti di tempatnya, ia menatap Mira sembari mencincingkan matanya.
"Kenapa? Aku hanya ingin memeluk kekasih ku saja, tidak lebih." Ujar Fian.
"Aku bukan kekasih mu Fian!! Orang mana yang pantas di sebut kekasih jika kekasihnya sendiri selingkuh!" Ujar Mira dengan tajam. Ia mendongak menatap manik mata Fian yang menatapnya dengan sulit di artikan.
"Aku tidak selingkuh sayang, dia hanya sepupu ku." Ujar Fian berusaha menenangkan Mira.
"Oh ya? Jadi kau berharap aku akan memercayai mu? Sepupu mana yang mencium sepupunya sendiri di tempat yang sepi, hm?" Ujar Mira sembari mundur. Ia takut jika Fian akan melakukan kekerasan kepadanya.
"Aku mohon sayang percayalah kepada ku, aku tidak pernah selingkuh dari mu." Ujar Fian mendekat.
Seperti dugaan Mira, ia pun langsung mundur dan ingin mendorong Fian supaya jauh dari nya. Namun nihil, pergerakannya sudah di duga oleh Fian membuat nya harus terjebak di pelukan Fian.
"Berikan aku kesempatan sekali lagi, aku mohon.." ujar Fian dengan sedu. Mira tercengang dengan ucapan Fian. Ingin rasanya ia mencaci maki Fian, namun fakta bahwa Fian telah menyelamatkan ibunya dari kecelakaan harus membuatnya mengurungkan hal itu.
Mira melepaskan pelukan Fian secara perlahan.
"Aku bisa memaafkan mu Fian, tapi ada syarat." Ujar Mira.
"Apa? Asalkan hubungan kita tetap berlanjut aku akan menerima semua syarat mu." Ujar Fian.
"Itu masalahnya, aku ingin mengakhiri hubungan kita dengan baik-baik. Aku mohon, aku ingin bebas dari mu." Ujar Mira.
Fian menggepengkan kepalanya, ia tidak terima jika di putuskan oleh Mira.
"Sayang dengarkan aku, aku tidak mau putus dengan mu. Tujuan ku jauh-jauh untuk menemui mu dan membicarakan ini dengan baik-baik mengapa aku malah di putuskan? Sayang, aku tidak bisa terima jika kau memutuskan hubungan kita." Ujar Fian.
"Tidak Fian tidak, aku bisa menghargai bahwa kau datang kesini untuk membujuk ku. Tapi aku mohon, aku ingin bebas dan tidak terkekang dengan hubungan kita lagi." Ujar Mira dengan serius. Ia menatap dalam mata Fian itu.
"Jika kau mengakhiri hubungan kita ini, kau belum memaafkan ku kan?" Ujar Fian dengan tersenyum getir.
Mira menggelengkan kepalanya, "Aku sudah memaafkan mu. Aku.. aku hanya sibuk! Aku takutnya kau akan marah kepada ku jika aku tidak bisa menghubungi mu." Ujar Mira sedikit menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak Mira, jika kau sudah memaafkan ku kau tidak akan pernah memutuskan hubungan kita.." ujar Fian memelas.
"Fian aku mohon mengerti lah, terima keadaan. Aku benar-benar sudah memaafkan mu, aku—"
"Mira, kau di panggil." Tiba-tiba seseorang yang merupakan rekan kerja Mira pun datang. Membuat Mira langsung menoleh ke sumber suara seraya mengangguk.
"Aku akan datang beberapa saat lagi," ujar Mira. Membuat rekan kerjanya itu mengangguk lalu meninggalkan Fian.
"Maafkan aku Fian," ujar Mira meninggalkan Fian.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Syaqilla Zafira
dr awal crtany sangat2 membingungkn.alurnya kurang bagus dr novel2 yg sdh prnh sy bc.trz pemilihan katanya byk yg ga cocok.mohon k dpnny d bagusin lg karyany thor...
2020-12-20
3
Gia Gigin
lanjut
2020-12-18
1
Siti Syamsiah
masih nyimak jalannya
2020-11-26
3