Raeviga menggeliatkan tubuhnya,masih dengan mata yang terkatup dia meraba kebingungan dengan seseorang yang sedang memeluk tubuhnya.Raeviga mencoba membuka kedua matanya yang sedikit berat karena semalaman menangis.
Raeviga menatap tak berkedip melihat Dava tidur begitu saja di sampingnya dengan telapak tangan Dava memeluk erat tubuhnya.
"Ehhmm..lepasin!"seru Raeviga mencoba melepaskan pelukan erat Dava sambil memukul pelan tangan suaminya.
Dava terbangun dari tidurnya karena pukulan dan teriakan Raeviga di sampingnya.Namun Dava dengan cepat semakin membuat tubuh Raeviga terhimpit di tubuh kekarnya.
"Ini masih pagi,ayo tidur lagi.." ucap Dava sembari memeluk erat tubuh istrinya.
"Aku benci kamu..."
"Lepasin!" jawab Raeviga dengan kedua mata yang kembali berair.
Dava membuka kedua matanya ketika mendengar istrinya yang kembali terisak.
"Rae,kamu kenapa?"tanya Dava kemudian,lelaki itu mencoba terbangun dengan kesadaran penuh walaupun sebenarnya ia masih sangat mengantuk dan masih membutuhkan istirahat.
"Aku benci kamu.."Raeviga memukul lengan Dava berkali-kali
"Aku salah apa Rae? jelasin ke aku biar aku juga tau.."tanya Dava dengan tegas,ia sedikit bingung letak kesalahannya dimana.
Raeviga masih enggan untuk menjawab pertanyaan Dava,gadis itu lebih memilih memukul bahu dan lengan Dava berkali-kali hingga lelaki di hadapannya itu beberapa kali merintih kesakitan karena pukulan keras Raeviga.
"please!" seru Dava lagi.Raeviga menatap tajam Dava dengan berurai air mata dan menyodorkan Hp-nya sedikit kasar pada Dava.
Dava mengambil smartphone yang di sodorkan padanya.Lelaki itu mengernyitkan kedua alisnya ketika melihat sebuah foto dirinya dan Sekar saat di Surabaya kemarin.
"Udah puas?" cibir Raeviga pada Dava dan akan beranjak dari tempat tidurnya.
Namun dengan cepat Dava menarik lengan Raeviga hingga terjatuh dalam dekapannya.
"lepasin!"
Dava semakin mencondongkan tubuhnya ketika Raeviga semakin meronta dalam pelukannya.
"Ehhm!!" rintih Raeviga ketika sesuatu yang lembut telah mendarat di bibirnya.
Dava mengecup lama bibir Raeviga,membuat gadis dalam dekapannya itu terdiam dengan sentuhannya.
Dava melepaskan ciumannya setelah beberapa detik bibir mereka saling melekat satu sama lain.Dava memandang wajah istrinya yang masih sendu dan mendekapnya erat.
"Rae,gue hanya nolongin sekar yang mabuk di bar.." jelas Dava sedikit berbisik pada Raeviga.
"Dengan memeluknya?"ketus Raeviga,dia masih tidak mempercayai penjelasan singkat Dava itu.
"karena dia memang mabuk berat,Rae.."Tangan Dava membelai lembut wajh Raeviga.
"lalu apa hubungannya denganmu Dav? sudahlah terserah kau saja.."
"Karena ada pertemuan bisnis di sana Rae.."ungkapnya.
Raeviga tersenyum sinis mendengar kalimat terakhir yang di lontarkan Dava.
"Pertemuan bisnis apa pertemuan jalang?" tanya Raeviga dengan sinis.
"Rae,aku bicara apa yang sebenarnya.."Dava mulai meninggikan suaranya.
"Dan aku juga bertanya untuk jawaban yang sebenarnya Dava.." ungkap Raeviga yang juga ikut meninggikan suaranya.
"Rae.."
Dava mencoba mengontrol emosi dan amarahnya.
"lepasin aku Dav,aku malas untuk berdebat denganmu.." ronta Raeviga dalam pelukan Dava.
Dava melepaskan dekapannya pada Raeviga,gadis itu berlalu meninggalkan kamar mereka ketika Dava melepaskannya.
Raeviga berada di taman halaman rumah,wajahnya masih terlihat sembab dan air mata masih berurai deras membasahi kedua pipinya.
Raeviga mengingat kembali pertemuan pertama kalinya dengan Dava,dan Rentetan kejadian tentang hubungan Sekar,Dava dan dirinya.
Raeviga memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing dan berat.Seorang pelayan laki-laki parubaya datang menghampiri Raeviga yang mengurut ringan kepalanya yang terasa berat.
"Nona,kau baik-baik saja"seru pelayan itu yang sudah berdiri di samping Raeviga.
Raeviga mengangguk namun pandangannya menjadi buram ketika mendonggak melihat ke arah pelayan itu.
Brrrukk..
Tubuh Raeviga akan terjatuh mengenai pegangan kursi stainless jika saja tubuh Dava tidak dengan cepat menumpunya dari samping.Sehingga tubuh Raeviga sedikit terbentur di badan Dava yang tiba-tiba mendekapnya dari samping.
Sedari tadi Dava memperhatikan Raeviga tak jauh dari tempat gadis itu duduk.Dia hanya memperhatikannya dari jauh hingga menatap khawatir ketika Raeviga mulai memijit kepalanya.
Dava mengangkat tubuh Raeviga dan membawanya ke dalam kamar mereka dengan sangat panik.Di sela perjalanannya menuju kamar ia terus meminta kepada pelayannya untuk segera menghubungi dokter pribadinya.
Dava menatap cemas pada Raeviga yang masih tak sadarkan diri.Dava meraih tangan Raeviga dan menciumnya sangat dalam,memeluk jemari lentik itu sangat erat.
"Rae,maaf" lelaki itu menundukkan kepalanya dan menciumi telapak tangan Raeviga beberapa kali.Setetes air mata jatuh mengenai lengan Raeviga.
"Apa yang terjadi Dava?"seru seorang lelaki dengan jas dokter yang di pakainya.
"Jerome,tolong periksa istriku! tiba-tiba ia jatuh pingsan"jelas Dava sembari menyeka air matanya yang mengenang di ujung matanya.
Lelaki bernama Jerome itu melirik sekilas ke arah Dava sebelum mulai memeriksa keadaan Raeviga.
"Apa dia sedang merasa sedih dan tertekan?" tanya Jerome di sela pemeriksaannya pada Raeviga.
Dava menghela napas merasa bersalah dengan kondisi Raeviga sekarang.
"dia salah paham akan suatu hal.."seru Dava lagi.
Jerome mengangguk mengerti.Dia beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Dava.
"Sekarang,kau harus lebih perhatian padanya,brother! "
"Ada apa dengannya? katakan padaku dengan jelas!" tanya Dava meminta penjelasan dengan ucapan Jerome.
"Kau akan menjadi Ayah,Dava" serunya singkat.
Dava menatap tak percaya dengan ucapan temannya itu,
"secepat itukah" pikirnya dalam hati.
Namun beberapa detik kemudian Dava tersenyum ketika Jerome menyakinkannya kebenaran itu.
"Biarkan dia istrihat sekarang,setelah kondisinya stabil bawa dia ke Rumah sakitku untuk mengecek kondisi kehamilannya"jelas Jerome kemudian.
Dava mengangguk mengiyakan dan membalas pelukan Jerome atas ucapan selamat untuknya.
"Terima kasih,"
Jerome tersenyum membalas ucapan terima kasih yang di lontarkan Dava padanya.
"Tugasku udah selesai,boleh aku pergi sekarang?"tanya Jerome tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Dava yang terlihat senang.
Dava mengiyakan ucapan temannya itu dan meminta pelayan pribadinya untuk mengantar Jerome.
_____________
Dava duduk di samping Raeviga yang masih tertidur.Lelaki itu mencium telapak tangan Raeviga dan mengelus perut Raeviga yang masih datar itu seolah tidak sabar menunggu buah hatinya bisa berada dalam pelukannya.
Raeviga terbangun karena tangan Dava yang membuatnya geli dengan mengelus lama perutnya.
"Kamu ngapain?" tanya Raeviga ketika dia melihat lelaki di depannya yang tengah asik menyentuh perutnya.
"Rae.." Dava tersenyum melihat Raeviga yang sudah terbangun,ia menyentuh lembut wajah Raeviga dan mengecupnya singkat.
"Yaah!!" Raeviga berdecak kesal ketika Dava tiba-tiba telah mendaratkan bibirnya padanya.
"Apa yang kau lakukan?"keluhnya lagi.
"Rae,kamu harus jaga kondisimu sekarang.."Dava mengelus rambut Raeviga yang terurai
"Maaf Rae aku udah buat kamu sedih,tapi apa yang aku katakan kepadamu itu memang kebenarannya.."
"aku tidak ingin membahasnya,pergilah!" Raeviga menampik tangan Dava yang sedang mengelus wajahnya.
"Rae.." Dava meraih kedua tangan Raeviga,lelaki itu mencoba melunakkan kemarahan Raeviga padanya.
"Pergilah kumohon" keluh Raeviga lagi dengan tetesan air mata yang sudah akan membanjiri wajahnya.
Melihat kedua mata Raeviga yang sudah berlinang air mata,Dava merasa sangat sedih dan mulai beranjak dari duduknya.
Raeviga mengalihkan pandangannya ketika Dava mencoba menatap wajah istrinya itu.
"Kamu harus jaga kondisi Rae,karena kamu sedang hamil sekarang.."ucap Dava sebelum meninggalkan kamar tidurnya.
"Haahhh??!"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Lisa aulia
rae udah hamil...apa kabar Siska ya....
2023-11-16
0
Saripati Sari
bakal dpt cucu deh kita😊
2022-04-15
0
Mohammad Zakki
wah,,,wah,,, selamat ya bang Dava ternyata manjur juga tu serbuk sarinya 😂😂😂😂😂🤭
2021-07-01
0